Cerita Misteri | Hantu Kesepian | Serial Dewi Ular | Hantu Kesepian | Cersil Sakti | Hantu Kesepian pdf
Iblis Dunia Persilatan - Bung Aone Penunggu Jenazah - Abdullah Harahap Seducing Cinderella - Gina L. Maxwell Tangan Tangan Setan - Abdullah Harahap Sepasang Mata Iblis - Abdullah Harahap
berderak-derak seperti mau roboh.
Anehnya, pembungkus mayat Bima tetap tak mengalami perubahan. Selain tetap
utuh. juga tak mengalami kehangusan 'sedikit pun. Padahal 'sinar sinar hijau yang
digunakan Dewi Ular tadi adalah sinar-sinar
maut yang mampu menghancurleburkan
sebuah gunung _ ' _ '
Melihat tenaga Kumala dikerahkan
tinggi.. keringatnya mulai bercucuran .Buron segera ikut ambil bagian.Dengan tetap
duduk bersila di tempatnya ia mengulurkan
kedua tangannya. Masing-masing tangan
mempunyai dua jari yang terjulur kaku dan
lurus. Dan' masing-masing kedua jari dari
Buron mengeluarkan hawa saktinya berupa
sinar kuning melingkar-lingkar seperti spiral.
Sinar itu menghantam pembungkus mayat
Bima Cralaap...! ..
Sekitar dua puluh detik kedua sinar
tersebut menghantam pembungkus mayat
Bima. Detik berikutnya, terjadi letupan kecil
yang memancarkan sinar putih k`e atas.
Taaarr...! Byaaak...! '
Dewi' Ular dan Jin Layon memadamkan
106
http://cerita-silat.mywapblog.com
sinarnya masing-masing. Cahaya putih
yang menyebar ke “atas itu juga padam seketika. dan padamnya cahaya putih itu
membuat mata Sandhi seperti mengalami
kebutaan dalam beberapa detik, demikian
pada mata Delvina. Mungkin karena cahaya
'putih tadi sangat menyilaukan, maka ketika
gelap membuat mata menjadi ge|ap,tak bisa melihat apa-apa -Termasuk mata Mak
bariah yang ada di depan dapur.
Klik...! Kumala Dewi menjentikkan: jarinya ke atas, lampu neon yang ada di pendopo itu menyela terang. Byaar...! Api lilin -
padam seluruhnya, Maka mulai teranglah
pandangan Sandhi dan Delvina. Mereka mulai
dapat memandang dengan jelas, bahwa
pembungkus mayat Bima itu ternyata telah lenyap tanpa bekas abu sedikit pun. Kini
hanya tersisa hanyalah keadaan mayat Bima
yang masih membujur kaku tanpa selembar
benang pun. Delvina buru buru buang muka.. karena malu. °
Dewi Ular dan Buron tampak mengah-mengah dan bermandi keringat. mereka saling pandang menampakkan rasa puas atas
* 107
http://cerita-silat.mywapblog.com
kerja samanya yang-berhasil menyingkirkan
pembungkus misterius itu.
Kedua tangan Kumala segera berkelebat, bagaikan manan cepat. ,dan tiba-tiba
gerakan tangan itu mengeluarkan cahaya
hijau tipis. wusss...! Tahu~tahu tubuh mayat Bima sudah berseltmut kain tipis semacam sutera tak tembus pandang. Kain
itu menutupi bagian vital mayat. tapi bagian
kaki dan perut ke atas masih tampak terbuka. ~
"Apakah mayat itu masih bisa hidup lagi?" bisik Delvina kepada Sandhi. -
"Menurut Kumala sih... masih bisa. Tapi
lihat saja nanti, hasilnya, benar masih bisa
dihidupkan lagi atau nggak"
Kini gadis cantik berbibir ranum itu
bangkit menghampiri mayat Bima yang
tetap seperti kayu lapuk tanpa darah itu.
Buron juga menghampiri mayat tersebut,
namun posisinya tidak lebih dekat dari
Dewi Ular. Buron hanya berdiri dalam jarak '
dua meter dan kedua tangannya bersidakap di dada.
"Energi kehidupannya masih ada. Se-
108
http://cerita-silat.mywapblog.com
perti pendapatku semula, dia masih hidup!"
"Kalau begitu, sebaiknya bangkitkan saja secepatnya, supaya kita bisa mengetahui
apa yang terjadi atas dirinya."
Dewi Ular hanya menggumam pendek,
kemudian telapak tangan kanannya mengembang. Telapak tangan itu kemball mengeluarkan cahaya hijau bening dan berbintlk-bintik putih seperti serpihan permata
Cahaya itu menyiram wajah Bima. Perlahan lahan mayat Bima mengalami perubahan, te rutama pada bagian kaki
Kaki yang putih seperti kayu lapuk itu
mulai berwarna keruh, lama-lama menjadi
coklat seperti kulit manusia pada umumnya. Perubahan warna itu menjalar naik
sampai ke. dada. dan akhirnya sekujur tubuh Bima menjadi seperti tubuh manusia
normal. .
Cahaya hijau berbintik-bintik putih itu
padam. Kumala memandang ke atas. Entah
apa maksudnya. Hanya sekejap ia memandang ke atas, seperti menengok genteng
bocor Tapi ketika wajahnya kembali memandang Bima, suasana malam mulai ter-
109
http://cerita-silat.mywapblog.com
dengar kembali; suara motor, suara klakson
mobil. suara musik di rumah tetangga dan
sebagainya. Alam bagaikan hidup kembali.
Sandhi dan Dehvina mulai berani mendekat. Bahkan Mak Bariah pun ikut mendekat karena disuruh mengambil handuk oleh
Kumala. Handuk itu diselimutkan di atas
kain hijau penutup bagian vital. Begitu
handuk menyentuh tubuh Bima, kain hijau
itu lenyap dengan sendirinya.
Kumala Dewi memeriksa denyut nadi
bima melalui pergelangan tangan.
"Berhasil" ucapnya datar sambil memandang Buron. Buron ikut-ikutan memeriksa denyut nadi, Sandhi pun ikut pula.
Denyut nadi itu dapat dirasakan dengan
jelas. Sandhi terperangah kagum.
"Dia benar-benar masih hidup?" ujarnya kepada Delvina. ' "
Sebelum' Delvina ikut-ikutan memeriksa
denyut nadi, kedua kelopak mata Bima pun
terbuka secara serentak Byaak...!
"Oooh, dia hidup kembali?!" sentak
Delvina dengan mata membelalak.
110
http://cerita-silat.mywapblog.com
Bima segera bangkit, tapi tampak Sudah
payah. Badannya lemas bagaikan tak bertenaga Mungkin karena 'beberapa hari
tidak makan sehingga tak memiliki tenaga
lagi. Buron dan Sandhi membantu Bima`
untuk bangkit. Pemuda itu clingak-clinguk
kebingungan seperti orang pikun.
"Ad... ad... ada di mana aku ini?" tanyanya dengan suara parau yang cukup lemah. Menghiba hati. '
**
Roti tawar disiram susu hangat Itulah
makanan pertama yang diberikan kepada
Bima- la dalam perawatan keluarga Kumala
Dewi. Sikapnya masih serba bingung dan
terlongong-longong. Walaupun ia sudah sadar
berada di rumah Kumala, namun hanya
masih shock dan belum bisa diajak bicara
secara normal
Dua Jam kemudian, kondisi Bima mulai
membaik Sedikit demi sedikit ia dapat
memberikan penjelasan walau tampaknya
ll!
http://cerita-silat.mywapblog.com
Iblis Dunia Persilatan - Bung Aone Penunggu Jenazah - Abdullah Harahap Seducing Cinderella - Gina L. Maxwell Tangan Tangan Setan - Abdullah Harahap Sepasang Mata Iblis - Abdullah Harahap
berderak-derak seperti mau roboh.
Anehnya, pembungkus mayat Bima tetap tak mengalami perubahan. Selain tetap
utuh. juga tak mengalami kehangusan 'sedikit pun. Padahal 'sinar sinar hijau yang
digunakan Dewi Ular tadi adalah sinar-sinar
maut yang mampu menghancurleburkan
sebuah gunung _ ' _ '
Melihat tenaga Kumala dikerahkan
tinggi.. keringatnya mulai bercucuran .Buron segera ikut ambil bagian.Dengan tetap
duduk bersila di tempatnya ia mengulurkan
kedua tangannya. Masing-masing tangan
mempunyai dua jari yang terjulur kaku dan
lurus. Dan' masing-masing kedua jari dari
Buron mengeluarkan hawa saktinya berupa
sinar kuning melingkar-lingkar seperti spiral.
Sinar itu menghantam pembungkus mayat
Bima Cralaap...! ..
Sekitar dua puluh detik kedua sinar
tersebut menghantam pembungkus mayat
Bima. Detik berikutnya, terjadi letupan kecil
yang memancarkan sinar putih k`e atas.
Taaarr...! Byaaak...! '
Dewi' Ular dan Jin Layon memadamkan
106
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - Hantu Kesepian
sinarnya masing-masing. Cahaya putih
yang menyebar ke “atas itu juga padam seketika. dan padamnya cahaya putih itu
membuat mata Sandhi seperti mengalami
kebutaan dalam beberapa detik, demikian
pada mata Delvina. Mungkin karena cahaya
'putih tadi sangat menyilaukan, maka ketika
gelap membuat mata menjadi ge|ap,tak bisa melihat apa-apa -Termasuk mata Mak
bariah yang ada di depan dapur.
Klik...! Kumala Dewi menjentikkan: jarinya ke atas, lampu neon yang ada di pendopo itu menyela terang. Byaar...! Api lilin -
padam seluruhnya, Maka mulai teranglah
pandangan Sandhi dan Delvina. Mereka mulai
dapat memandang dengan jelas, bahwa
pembungkus mayat Bima itu ternyata telah lenyap tanpa bekas abu sedikit pun. Kini
hanya tersisa hanyalah keadaan mayat Bima
yang masih membujur kaku tanpa selembar
benang pun. Delvina buru buru buang muka.. karena malu. °
Dewi Ular dan Buron tampak mengah-mengah dan bermandi keringat. mereka saling pandang menampakkan rasa puas atas
* 107
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - Hantu Kesepian
kerja samanya yang-berhasil menyingkirkan
pembungkus misterius itu.
Kedua tangan Kumala segera berkelebat, bagaikan manan cepat. ,dan tiba-tiba
gerakan tangan itu mengeluarkan cahaya
hijau tipis. wusss...! Tahu~tahu tubuh mayat Bima sudah berseltmut kain tipis semacam sutera tak tembus pandang. Kain
itu menutupi bagian vital mayat. tapi bagian
kaki dan perut ke atas masih tampak terbuka. ~
"Apakah mayat itu masih bisa hidup lagi?" bisik Delvina kepada Sandhi. -
"Menurut Kumala sih... masih bisa. Tapi
lihat saja nanti, hasilnya, benar masih bisa
dihidupkan lagi atau nggak"
Kini gadis cantik berbibir ranum itu
bangkit menghampiri mayat Bima yang
tetap seperti kayu lapuk tanpa darah itu.
Buron juga menghampiri mayat tersebut,
namun posisinya tidak lebih dekat dari
Dewi Ular. Buron hanya berdiri dalam jarak '
dua meter dan kedua tangannya bersidakap di dada.
"Energi kehidupannya masih ada. Se-
108
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - Hantu Kesepian
perti pendapatku semula, dia masih hidup!"
"Kalau begitu, sebaiknya bangkitkan saja secepatnya, supaya kita bisa mengetahui
apa yang terjadi atas dirinya."
Dewi Ular hanya menggumam pendek,
kemudian telapak tangan kanannya mengembang. Telapak tangan itu kemball mengeluarkan cahaya hijau bening dan berbintlk-bintik putih seperti serpihan permata
Cahaya itu menyiram wajah Bima. Perlahan lahan mayat Bima mengalami perubahan, te rutama pada bagian kaki
Kaki yang putih seperti kayu lapuk itu
mulai berwarna keruh, lama-lama menjadi
coklat seperti kulit manusia pada umumnya. Perubahan warna itu menjalar naik
sampai ke. dada. dan akhirnya sekujur tubuh Bima menjadi seperti tubuh manusia
normal. .
Cahaya hijau berbintik-bintik putih itu
padam. Kumala memandang ke atas. Entah
apa maksudnya. Hanya sekejap ia memandang ke atas, seperti menengok genteng
bocor Tapi ketika wajahnya kembali memandang Bima, suasana malam mulai ter-
109
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - Hantu Kesepian
dengar kembali; suara motor, suara klakson
mobil. suara musik di rumah tetangga dan
sebagainya. Alam bagaikan hidup kembali.
Sandhi dan Dehvina mulai berani mendekat. Bahkan Mak Bariah pun ikut mendekat karena disuruh mengambil handuk oleh
Kumala. Handuk itu diselimutkan di atas
kain hijau penutup bagian vital. Begitu
handuk menyentuh tubuh Bima, kain hijau
itu lenyap dengan sendirinya.
Kumala Dewi memeriksa denyut nadi
bima melalui pergelangan tangan.
"Berhasil" ucapnya datar sambil memandang Buron. Buron ikut-ikutan memeriksa denyut nadi, Sandhi pun ikut pula.
Denyut nadi itu dapat dirasakan dengan
jelas. Sandhi terperangah kagum.
"Dia benar-benar masih hidup?" ujarnya kepada Delvina. ' "
Sebelum' Delvina ikut-ikutan memeriksa
denyut nadi, kedua kelopak mata Bima pun
terbuka secara serentak Byaak...!
"Oooh, dia hidup kembali?!" sentak
Delvina dengan mata membelalak.
110
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - Hantu Kesepian
Bima segera bangkit, tapi tampak Sudah
payah. Badannya lemas bagaikan tak bertenaga Mungkin karena 'beberapa hari
tidak makan sehingga tak memiliki tenaga
lagi. Buron dan Sandhi membantu Bima`
untuk bangkit. Pemuda itu clingak-clinguk
kebingungan seperti orang pikun.
"Ad... ad... ada di mana aku ini?" tanyanya dengan suara parau yang cukup lemah. Menghiba hati. '
**
Roti tawar disiram susu hangat Itulah
makanan pertama yang diberikan kepada
Bima- la dalam perawatan keluarga Kumala
Dewi. Sikapnya masih serba bingung dan
terlongong-longong. Walaupun ia sudah sadar
berada di rumah Kumala, namun hanya
masih shock dan belum bisa diajak bicara
secara normal
Dua Jam kemudian, kondisi Bima mulai
membaik Sedikit demi sedikit ia dapat
memberikan penjelasan walau tampaknya
ll!
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - Hantu Kesepian