Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Son of Neptune (Putra Neptunus) - 94

$
0
0
Cerita Misteri | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Serial The Heroes of Olympus | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Cersil Sakti | The Son of Neptune (Putra Neptunus) pdf

Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III

ahan, tapi kebanyakan hadirin takut menginterupsi Octavian selagi dia sedang berpidato panjang-lebar. Sementara itu, matahari makin tinggi di langit, bersinar lewat atap senat yang terbelah dan menganugerahkan sorotan alami bagi Octavian. Gedung Senat penuh sesak. Ratu Hylla, Frank, dan Hazel duduk di baris depan bersama para senator. Veteran dan hantu memenuhi deret-deret belakang. Bahkan Tyson dan Hazel diizinkan duduk di bagian belakang. Tyson terus melambai dan nyengir kepada Percy.
  Percy dan Reyna menempati kursi Praetor yang serasi di podium. Posisi ini justru membuat Percy radar diri. Tidak mudah berpenampilan penuh martabat selagi dia mengenakan seprai dan jubah ungu.
  "Perkemahan ini aman," lanjut Octavian, "kuucapkan selamat kepada para pahlawan karena berhasil membawa pulang elang legiun dan banyak sekali emas imperial! Sungguh kita telah diberkahi nasib baik. Tapi untuk apa berbuat lebih? Apa gunanya mempermainkan takdir?"
  "Aku senang kau bertanya." Percy berdiri, menyambar peluang yang dibukakan oleh pertanyaan itu.
  Octavian terbata, "Aku bukan " " bagian dari misi," kata Percy, "ya, aku tahu. Kau bijak sekali, memperkenankanku menjelaskan, karena aku ikut serta dalam misi tersebut."
  Sebagian senator cengar-cengir. Octavian tak punya pilihan selain duduk dan berusaha tidak tampak malu.
  "Gaea tengah terbangun," kata Percy, "kita sudah mengalahkan dua raksasanya, tapi itu baru permulaan. Perang sesungguhnya akan berlangsung di negeri dewa-dewi yang lama. Misi ini akan membawa kita ke Roma, dan akhirnya ke Yunani."
  Kasak-kusuk resah menyebar di senat. "Aku tahu, aku tahu," kata Percy, "dari dulu kalian beranggapan bahwa bangsa Yunani adalah musuh kalian. Dan bukannya tanpa alasan. Menurutku dewa-dewi sengaja menjauhkan kedua perkemahan karena kapan pun kita bertemu, kita bertarung. Tapi kondisi itu bisa diubah. Harus diubah, kalau kita ingin mengalahkan Gaea. Itulah arti Ramalan Tujuh. Tujuh demigod, Yunani dan Romawi, harus menutup Pintu Ajal bersama-sama."
  "Ha!" teriak seorang Lar dari deret belakang. "Kali terakhir Preator mencoba menginterpretasikan Ramalan Tujuh, orangnya adalah Michael Varus, yang menghilangkan elang kita di Alaska! Kenapa sekarang kami harus memercayaimu?"
  Octavian tersenyum pongah. Sebagian sekutunya di senat mulai menggangguk-angguk dan menggerutu. Bahkan sejumlah veteran tampak tidak yakin.
  "Aku menggendong Juno menyeberangi Sungai Tiberis." Percy mengingatkan mereka, berbicara setegas yang dia bisa. "Juno memberitahuku bahwa Ramalan Tujuh akan segera terwujud. Mars juga muncul secara langsung di hadapan kalian. Apa menurut kalian dua Dewa Romawi terpenting bakal datang ke perkemahan kalau situasinya tidak serius?"
  "Dia benar," kata Gwen dari baris kedua, "kalau aku, aku memercayai perkataan Percy. Yunani atau bukan, dia sudah memulihkan kehormatan legiun kita. Kalian sudah melihatnya di medan tempur semalam. Adakah di sini yang hendak mengatakan bahwa dia bukan pahlawan Romawi sejati?"
  Tidak ada yang membantah. Segelintir mengangguk-angguk setuju.
  Reyna berdiri. Percy memperhatikannya dengan waswas. Opini Reyna bisa mengubah segalanya secara positif atau negatif.
  "Kau mengklaim akan diadakan misi gabungan," kata Reyna, "kau mengklaim Juno ingin kita bekerja sama dengan mereka kelompok yang satu lagi, Perkemahan Blasteran. Walau demikian, bangsa Yunani sudah berabad-abad menjadi musuh kita. Mereka dikenal suka mengelabui."
  "Mungkin memang begitu," kata Percy, "tapi musuh bisa menjadi teman. Seminggu lalu, akankah kau mengira bangsa Romawi dan kaum Amazon bakal bertarung berdampingan?"
  Ratu Hylla tertawa. "Dia benar juga." "Demigod dari Perkemahan Blasteran sudah bekerja sama dengan Perkemahan Jupiter," kata Percy, "kita semata-mata tidak menyadarinya. Saat Perang Titan musim panas lalu, selagi kalian menyerang Gunung Othrys, kami mempertahankan Gunung Olympus di Manhattan. Aku sendiri bertarung melawan Kronos."
  Reyna mundur, hampir tersandung toganya. "Kau ... apa?' "Aku tahu yang kukatakan memang susah dipercaya," kata Percy, "tapi kurasa aku layak m
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)

  endapatkan kepercayaan dari kalian. Aku berdiri di pihak kalian. Hazel dan Frank aku yakin mereka bermaksud ikut serta denganku dalam misi ini. Empat orang lainnya sedang menempuh perjalanan dari Perkemahan Blasteran. Salah satunya adalah Jason Grace, Praetor lama kalian."
  "Yang benar saja!" teriak Octavian. "Sekarang dia mengarangngarang.
  Reyna mengerutkan kening. "Perkataanmu sulit dipercaya. Jason kembali ke sini beserta gerombolan Demigod Yunani? Kau mengatakan mereka akan muncul dari langit di kapal perang bersenjata lengkap, tapi kita tidak perlu khawatir."
  "Ya." Percy memandangi hadirin berwajah gugup dan ragu yang duduk di deretan bangku. "Biarkan saja mereka mendarat. Dengarkan penjelasan mereka. Jason akan membenarkan semua yang kusampaikan pada kalian. Aku bersumpah demi nyawaku."
  "Demi nyawamu?" Octavian memandang senat penuh arti. "Kami akan mengingatnya, jika ini ternyata jebakan."
  Tepat saat itu, seorang kurir bergegas masuk ke Gedung Senat sambil terengah-engah, seolah dia telah berlari sejak dari perkemahan. "Praetor! Maaf mengganggu, tapi pengintai kita melaporkan "
  "Kapal!" kata Tyson gembira sambil menunjuk lubang di langit-langit. "Hore!"
  Memang benar, sebuah kapal perang Yunani yang muncul dari balik awan, jaraknya kurang dari satu kilometer, turun ke arah Gedung Senat. Semakin kapal itu mendekat, Percy bisa melihat perisai perunggu yang berkilauan di sisinya, layar yang terkembang, dan hiasan di haluan yang berbentuk kepala naga logam. Pada tiang layar tertinggi, terdapat bendera perdamaian putih yang berkibar-kibar ditiup angin.
  Argo II. Kapal paling menakjubkan yang pernah Percy lihat. "Praetor!" seru kurir. "Apa perintah Anda?" Octavian kontan berdiri. "Apa kau masih perlu bertanya?" Wajahnya merah karena gusar. Dia mencekik boneka beruangnya. "Ini pertanda yang buruk sekali! Ini jebakan, tipuan. Berhati-hatilah terhadap orang-orang Yunani yang datang membawa hadiah!"
  Dia menunjuk Percy. "Teman-temannya di kapal perang itu hendak menyerang kita. Dialah yang telah membimbing mereka ke sini. Kita harus menyerang!"
  "Tidak," kata Percy tegas, "kalian semua sudah mengangkatku sebagai Praetor. Sebagai Praetor, aku akan berjuang demi perkemahan ini sampai titik darah penghabisan.Tapi mereka
  pernah Percy lihat.
  ini bukan musuh. Menurutku kita harus bersiaga, tapi tidak menyerang. Biarkan mereka mendarat. Biarkan m ereka bicara. Kalau ini jebakan, maka aku akan berjuan g bersama kalian, sama seperti semalam. Tapi ini bukan jebakan."
  Semua mata dipalingkan ke arah Reyna. Reyna mengamat-amati kapal perang yang mendekat. Ekspresinya bertambah galak. Jika Reyna memveto perintah Percy ..., ya, dia tidak tahu apa yang bakal terjadi. Huru-hara dan kericuhan, paling tidak.
  Kemungkinan besar, bangsa Romawi bakal mengikuti teladan Reyna. Dia sudah menjadi pemimpin mereka lebih lama daripada Percy.
  "Tahan tembakan kalian," kata Reyna, "tapi suruh legiun bersiaga. Percy Jackson adalah Praetor yang telah kalian pilih secara sah. Akan kita percayai janjinya kecuali ada alasan jelas untuk tak memercayainya. Sidang ditutup. Senator, mari kita ke forum dan temui teman baru kita."
  Para senator berduyun-duyun ke luar auditorium entah karena antusias atau panik, Percy tidak tahu pasti. Tyson lari menyusul mereka sambil berteriak, "Hore! Hore!" diiringi oleh Ella yang terbang mengelilingi kepalanya.
  Octavian melemparkan ekspresi jijik kepada Percy, kemudian melempar boneka beruangnya dan mengikuti khayalak ramai.
  Reyna berdiri di samping Percy. "Aku mendukungmu, Percy," katanya, "aku memercayai penilaianmu. Tapi demi kita semua, kuharap kau bisa melanggengkan perdamaian antara pekemah kita dan temanteman Yunanimu."
  "Pasti bisa." Percy berjanji. "Kau lihat saja nanti."
  Reyna mendongak untuk memandang kapal perang itu. Raut wajahnya kini dipenuhi nostalgia. "Kau bilang Jason ada di atas kapal kuharap kata-katamu benar. Aku merindukannya."
  Reyna melenggang keluar, meninggalkan Percy bertiga saja dengan Hazel dan Frank.
  "Mereka langsung turun ke forum," kata Frank cemas, "Terminus bakala
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>