Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Son of Neptune (Putra Neptunus) - 93

$
0
0
Cerita Misteri | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Serial The Heroes of Olympus | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Cersil Sakti | The Son of Neptune (Putra Neptunus) pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I

.
  Hazel mengatakan dia bahkan sudah mendengar pembicaraan tentang triumphus resmi untuk mereka bertiga parade keliling
  kota, disusul oleh pesta olahraga dan perayaan seminggu penuh tapi Percy tahu mereka takkan memperoleh kesempatan itu. Mereka tidak punya waktu.
  Percy memberitahukan mimpinya tentang Juno. Hazel mengerutkan kening. "Dewa-dewi rupanya sibuk semalam. Tunjukkan kepadanya, Frank."
  Frank merogoh saku jaketnya. Percy kira Frank hendak mengeluarkan kayu bakar, tapi dia justru mengambil buku tipis dan kertas merah yang memuat sebuah pesan.
  "Ini ada di bantalku pagi ini." Frank menyerahkan kedua benda tersebut kepada Percy. "Seperti kenang-kenangan dari Peri Gigi." Buku tersebut adalah Seni Perang karya Sun Tzu. Percy tidak pernah dengar buku itu, tapi dia bisa menebak siapa yang mengirimnya. Surat untuk Frank berbunyi sebagai berikut: Kerja bagus, Nak. Senjata prig sejati yangpaling ampuh adalah pikirannya. Ini buku kesukaan ibumu. Coba dibaca. NB: Kuharap temanmu Percy sudah belajar menghormatiku.
  "Wow." Percy mengembalikan buku itu. "Mungkin Mars memangbeda dengan Ares. Menurutku Ares tidak bisa membaca."
  Frank membolak-balik halaman. "Di sini pengorbanan dan ongkos perang banyak disinggung-singgung. Waktu di Vancouver, Mars memberitahuku aku harus mendahulukan kewajiban alihalih nyawaku sendiri. Jika tidak, akan terjadi pergeseran kekuatan dalam perang nanti. Kukira maksudnya pembebasan Thanatos, tapi sekarang aku tidak tahu. Aku masih hidup. Jadi, mungkin yang terburuk belum lagi tiba."
  Dia melirik Percy dengan gugup. Percy punya firasat Frank tidak menceritakan semuanya. Dia bertanya-tanya apakah Mars telah mengatakan sesuatu tentang dirinya, tapi Percy tidak yakin dia ingin tahu.
  Lagi pula, Frank sudah cukup banyak berkorban. Dia telah menyaksikan rumah keluarganya terbakar habis. Dia telah kehilangan ibu dan neneknya.
  "Kau sudah mempertaruhkan nyawa," kata Percy, "kau bersedia terbakar demi menyelamatkan misi kita. Mars tidak mungkin mengharapkan lebih."
  "Mungkin," kata Frank ragu. Hazel meremas tangan Frank. Pagi ini tampaknya Frank dan Hazel lebih nyaman berdekatan, tidak gugup dan canggung seperti sebelumnya. Percy bertanyatanya apakah mereka sudah jadian. Semoga saja, tapi Percy memutuskan sebaiknya dia tak bertanya.
  "Hazel, bagaimana denganmu?" tanya Frank. "Ada kabar dari Pluto?"
  Hazel menunduk. Beberapa butir berlian mencuat dari tanah di kakinya. "Tidak." Hazel mengakui. "Kurasa Pluto sebenarnya telah mengirimkan pesan, lewat Thanatos. Namaku tidak berada dalam daftar jiwa yang kabur. Seharusnya ada."
  "Menurutmu, ayahmu memberimu izin tinggal?" tanya Percy. Hazel mengangkat bahu. "Andaikan Pluto mengunjungiku atau bahkan sekadar bicara kepadaku, sama artinya dia mengakui aku ini masih hidup. Jika demikian, dia harus menegakkan hukum kematian dan menyuruh Thanatos membawaku kembali ke Dunia Bawah. Kurasa ayahku pura-pura tidak tahu. Kurasa kurasa dia ingin aku menemukan Nico."
  Percy melirik matahari terbit, berharap bisa melihat kapal perang yang turun dari langit. Sejauh ini, tidak ada apa-apa.
  "Akan kita temukan adikmu." Percy berjanji. "Begitu kapal itu sampai di sini, kita akan berlayar ke Roma."
  Hazel dan Frank bertukar pandang gelisah, seolah mereka sudah membahas topik tersebut.
  "Percy ...," ujar Frank, "kalau kau ingin kami ikut, kami bersedia. Tapi apa kau yakin? Maksudku kami tahu kau punya banyak teman di perkemahan yang satu lagi. Dan sekarang kau bisa memilih siapa saja di Perkemahan Jupiter. Kalau kami bukan bagian dari ketujuh pahlawan itu, kami paham "
  "Apa kau bercanda?" kata Percy. "Kahan kira aku bakal meninggalkan timku? Setelah selamat dari benih gandum Fleecy, kabur dari kanibal, dan bersembunyi di bawah pantat Raksasa biru di Alaska? Yang benar saja!"
  Ketegangan terpatahkan. Mereka bertiga mulai terpingkalpingkal, mungkin agak berlebihan, tapi lega rasanya, masih hidup, dihangatkan sinar mentari, dan tidak perlu khawatir setidaknya untuk sementara tentang wajah-wajah bengis yang muncul di bayang-bayang pada bukit.
  Hazel menarik napas
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)

  dalam-dalam. "Ramalan yang Ella sampaikan kepada kita tentang anak bijak bestari, dan tanda Athena yang membakar Roma ... tahukah kau apa maksudnya?"
  Percy mengingat-ingat mimpinya. Juno telah memperingatkan bahwa ada tugas berat yang sudah menanti Annabeth, dan bahwa dia akan menjerumuskan mereka dalam kesusahan. Percy tidak percaya, tapi tetap saja dia terus mengkhawatirkannya.
  "Entahlah." Percy mengakui. "Kurasa ramalan itu belum lengkap. Mungkin Ella bisa mengingat lanjutannya."
  Frank menyelipkan buku ke dalam sakunya. "Kita harus mengajaknya maksudku, demi keselamatan Ella sendiri. Kalau Octavian tahu Ella hafal Kitab-kitab Sibylline ...."
  Percy bergidik. Octavian menggunakan ramalan untuk mempertahankan kekuasaannya di perkemahan. Kini setelah Percy merenggut peluangnya untuk menjadi Praetor, Octavian pasti bakal mencari-cari cara lain untuk menyebarkan pengaruhnya. Kalau dia sampai menangkap Ella ....
  "Kau benar," kata Percy, "kita harus melindungi Ella. Aku semata-mata berharap, semoga saja kita bisa meyakinkannya "
  "Percy!" Tyson berlari-lari menyeberangi forum, diikuti Ella yang terbang sambil membawa gulungan perkamen di cekernya. Ketika mereka tiba di air mancur, Ella menjatuhkan gulungan perkamen di pangkuan Percy.
  "Kiriman khusus," kata si harpy, "dari aura. Roh angin. Ya, Ella dapat kiriman khusus."
  "Selamat pagi, Saudara-Saudaraku!" Ada jerami di rambut Tyson dan selai kacang di giginya. "Perkamen itu dari Leo. Dia lucu dan icecil."
  Gulungan perkamen itu kelihatannya biasa-biasa saja, tapi ketika Percy membentangkannya di pangkuan, sebuah rekaman video langsung menyala di perkamen. Seorang anak yang memakai baju tempur Yunani menyeringai kepada mereka. Dia memiliki wajah jail, rambut hitam keriting, dan mata jelalatan, seperti baru saja minum bercangkir-cangkir kopi. Dia duduk di ruangan gelap berdinding kayu mirip kabin kapal. Lentera minyak berayun-ayun di langit-langit.
  Hazel menahan jeritan. "Apa?" tanya Frank. "Ada apa?" Pelan-pelan, Percy menyadari bahwa anak berambut keriting itu tampak tak asing dan bukan cuma karena dia pernah melihatnya dalam mimpi. Dia pernah melihat wajah itu di foto lama.
  "Heir kata anak lelaki di video. "Salam dari teman-teman kalian di Perkemahan Blasteran, dan sebagainya. Aku Leo. Aku ini ...." Dia mengalihkan pandangan dari layar dan berteriak: "Apa gelarku? Aku ini laksamana, atau kapten, atau "
  Suara seorang perempuan balas berteriak, "tukang reparasi."
  "Sangat lucu, Piper," gerutu Leo. Dia menoleh lagi ke layar perkamen, "jadi, iya, aku ini ah panglima tertinggi Argo II. Betul, aku suka itu! Omong-omong, kami akan berlayar ke tempat kalian kira-kira, berapa ya, sejam lagi, naik kapal induk besar ini. Kalau bisa, tolong jangan ledakkan kami hingga jatuh dari langit atau semacamnya. Oke! Tolong sampaikan itu pada orang-orang Romawi. Sampai bertemu sebentar lagi. S alam Demigod. Salam damai."
  Perkamen itu menjadi gelap. "Tidak mungkin," ujar Hazel. "Apa?" tanya Frank. "Kau kenal anak lelaki itu?" Muka Hazel pucat, seperti baru melihat hantu. Percy memahami sebabnya. Dia ingat foto di rumah kosong Hazel di Seward. Anak dari kapal perang tadi mirip sekali dengan pacar Hazel yang dulu.
  "Itu Sammy Valdez," kata Hazel, "tapi bagaimana mana mungkin "
  "Bukan dia," kata Percy, "dia Leo. Lagi pula, sudah tujuh puluh tahun lebih. Ini pasti cuma ...."
  Percy ingin mengatakan kebetulan, tapi dia sendiri tak percaya. Selama beberapa tahun terakhir, Percy sudah menyaksikan banyak hal: takdir, ramalan, sihir, monster, suratan nasib. Namun, dia belum pernah menemukan yang namanya kebetulan belaka.
  Perhatian mereka teralih berkat tiupan trompet di kejauhan. Para senator berbaris memasuki forum, dipimpin oleh Reyna.
  "Waktunya rapat," kata Percy, "Ayo, kita harus memperingatkan mereka tentang kapal perang itu."
  "Kenapa kita harus memercayai orang-orang Yunani?" Octavian berkata.
  Sudah lima menit dia mondar-mandir di ruang senat, mengoceh tanpa henti, berusaha menyanggah perkataan Percy mengenai rencana Juno dan Ramalan Tujuh.
  Senat dipenuhi kegelis
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>