Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 254

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Sepasang Ular Naga Di Satu Sarang bag I Sepasang Ular Naga Di Satu Sarang bag II Sepasang Ular Naga Di Satu Sarang bag III Sepasang Ular Naga Di Satu Sarang bag IV Panasnya Bunga Mekar bag I

n gerak dan terutama tenaga yang luar
  biasa. Karena setiap langkah kaki mereka
  mengandung kekuatan iweekang yang tidak kecil.
  Tetapi, meski saluran pengerahan iweekang mereka
  sudah sedemikian tinggi, tetap saja Ceng Liong tidak
  merasa terganggu oleh lontaran serangan iweekang
  mereka berdua. Dan ini membuatnya semakin kagum
  karena sadar sampai dimana kehebatan orang-orang
  dalam arena tersebut. Mujijat dan hebat ………
  “Tingkat kepandaian mereka rasanya berada di
  tataran tingkatan kemampuan Suhu dahulu …..” desis
  Ceng Liong kaget dalam hatinya. Meski dia sudah
  menduga, tetapi tetap saja dia kaget setengah mati
  menemukan kenyataan betapa tingkat kemampuan
  Wong Jin Liu sedemikian hebatnya. Tetapi, pada saat
  bersamaan diapun kagum dengan kemampuan Asha
  Vahista yang juga luar biasa itu.
  “Thian Ki Hwesio dan Souw Kwi Song nampaknya
  masih sedikit berada dibawah kemampuan tokoh ini
  ……… ach, mudah-mudahan dia tidak menerbitkan
  keributan besar kelak di Siauw Lim Sie karena akan
  teramat sulit menaklukannya nanti ……” desis Ceng
  Liong khawatir dengan ramalan Kian Ti Hosiang.
  Sementara Asha Vahista sendiri, memang memiliki
  kemujijatan yang mengagetkan. Ceng Liong sendiri
  menjadi kagum bukan main melihat tok oh ini
  bertarung, sangat percaya diri, kokoh dan memiliki
  khasanah ilmu mujijat yang tidak terbatas. Bahkan
  jurus sederhana bisa menjadi sangat mematikan jika
  dimainkannya. Dan meski sampai sejauh itu tetap
  setanding, tetapi Ceng Liong punya keyakinan jika
  Asha Vahista akan memenangkan pertarungan meski
  dengan satu jurus belaka jika pertarungan dilanjutkan
  terus. Karena meskipun keduanya memang terlihat
  sama hebat dan setanding, tetap ada satu
  keistimewaan Asha Vahista yang membuat
  perbedaan yang sangat menentukan. Hanya saja,
  perlawanan Wong Jin Liu dengan Ban Hud Ciang
  memang sangat hebat dan luar biasa, mutu ilmunya
  memang mujijat dan sanggup menahan sehebat
  apapun serangan pukulan lawan.
  Tetapi, sayangnya, ilmu pukulan Asha Vahistapun
  memiliki kemujijatan yang sama. Meski
  kemujijatannya dapat ditawarkan Ban Hud Ciang,
  tetapi kemujijatan dan juga kehebatan Ban Hud
  Ciang dapat dilawan dan ditawarkannya. Karena itu,
  keduanya terus bertarung dalam posisi seimbang
  sampai akhirnya Wong Jin Liu yang memang
  mengejar kemenangan lebih dahulu membuka jurus
  atau ilmu mujijatnya yang lain ketika memasuki jurus
  ke 251. Jelas terlihat dia memang menunggu tahapan
  itu untuk menentukan kalah atapun menang dengan
  memulai Ilmu Coan Kang Cok Tek" (Dengan
  gelombang Khikang Merobohkan Musuh). Sebuah ilmu
  mujijat yang diciptakan tokoh ini dengan
  menggabungkan saripati ilmu Siauw Lim Sie serta
  temuannya selama berkelana. Ilmu inipun sudah
  disempurnakannya bersama Kian Ti Hosiang (Toa
  Suheng yang sebenarnya adalah Suhunya dalam
  praktek), dan lebih disempurnakannya selama 25
  tahun dalam samadhi.
  Sebetulnya Asha Vahista sudah pernah melawan ilmu
  ini 25 tahun lalu, tetapi dia menjadi terkejut karena
  keampuhannya sudah meningkat berkali-kali ganda
  jika dibandingkan ketika mereka melakukan pibu 25
  tahun silam. Apa boleh buat, diapun mau tidak mau
  harus menerima dan melawannya dengan ilmunya
  Co-yang-kiu-tiong-hui (Menantang matahari sembilan
  lapis). Sebuah ilmu gubahan berdasarkan Iweekang
  atau Tenaga Mujijat TENAGA SAKTI 3 DEWA API.
  Diapun melawan dan menaklukkan Wong Jin Liu 25
  tahun lalu dengan Ilmu Mujijatnya ini, sebuah ilmu
  puncak yang penuh perbawa sihir dan mistik namun
  sangat ampuh dan mujijat sebagai ilmu pukulan.
  Tanpa dorongan hawa sihir dan mistikpun, ilmu itu
  sudah sangat hebat, apalagi jika didorong oleh daya
  sihir nan magis tersebut.
  Dan ketika memulai jurus ke 251, tubuh keduanya
  sudah berpijar-pijar oleh letikan kekuatan mujijat
  yang kini dikerahkan pada tingkat tertingginya.
  Dengan gaya terlihat ringan, Wong jin Liu
  menggerakkan kedua lengannya sambil terpentang
  dan kemudian seperti memeluk dalam jurus Ji lay
  ciang tiau (Ji lay menaklukkan rajawali); Gerakan itu
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  mengakibatkan hembusan kekuatan khikang yang
  luar biasa dan mengurung Asha Vahista didalam
  arena tersebut sampai tiada lagi jalan keluar. Tetapi, si
  tokoh Persia tidak tinggal diam, diapun dengan cepat
  menyambut dengan gerakan Po hong pat ta (angin
  puyuh menyapu delapan penjuru); Gerakan yang
  melontarkan kekuatan hawa iweekang mujijatnya
  hingga menghambur ke segenap penjuru dan secara
  otomatis membentur serangan Wong Jin Liu; Tetapi
  nama terakhir kembali menggerakkan kedua
  lengannya dalam jurus Im hong huang sau (angin
  dingin menyapu hebat) yang dengan cepat dipapaki
  oleh Asha Vahista dengan jurus pau lui ki ciau (guntur
  dahsyat menyerang ular); Jangan dikata bagaimana
  akibatnya bagi keduanya, benturan tersebut mulai
  terasa menembus ilmu khikang keduanya, meski
  sebetulnya Wong Jin Liu menerima akibat yang lebih
  hebat. Dan Ceng Liong melihat hal tersebut dengan
  jelas.
  Tetapi Wong Jin Liu tidak mau berhenti atau tepatnya
  bukan TIDAK MAU, tetapi TIDAK MUNGKIN MUNDUR
  LAGI. Keduanya sudah saling libas dengan kekuatan
  iweekang dan khikang tingkat tertinggi sehingga
  harus menyelesaikan gerakan-gerakan dari ilmu yang
  mereka lontarkan itu. Dan itu pula sebabnya mengapa
  Wong Jin Liu harus terus menghamburkan pukulan
  hawa khikang mujijatnya dan disambut oleh Asha
  Vahista dengan tidak kurang kuat dan hebatnya.
  Sekilas mata biasa bisa menangkap gerakan mereka,
  tetapi yang tidak bisa mereka tangkap dan pahami
  adalah arus kekuatan yang melambari semua gerak
  tangan kedua tokoh mujijat ini. Kekuatan yang
  mampu mengempur gunung dan membakar hutan ini
  hebatnya luar biasa, meskipun tetap tidak menembus
  hingga ke luar dari garis batas arena yang ditetapkan
  Ceng Liong. Karena itu, secara serentak mereka
  berdua yang berada dalam arena pertempuran, juga
  tetap harus berhati-hati dengan tenaga liar mereka
  berdua yang berseliweran dan menghambur liar
  dalam arena pertarungan.
  Dan posisi tersebut terus bertahan dan masih tetap
  Wong Jin Liu terlihat tidak mampu memetik
  keunggulan barag sedikitpun. Padahal tahapan 10
  jurus terakhir menuju batas 300 jurus akan segera
  terlampaui:
  “Haiyyaaaaaaaa ……”
  Kembali Wong Jin Liu yang berinisiatif, karena
  memang dia mengejar kemenangan untuk membayar
  kepenasarannya 25 tahun silam. Tiba-tiba kedua
  tangannya berubah menjadi cahaya keputihan dan
  tidak lagi terlihat dalam bentuk lengan manusia. Inilah
  Ilmu Pusaka dan Mujijat dari Siauw Lim Sie bernama
  Liong sin-kong-ciang" (Ilmu Tangan Sinar Naga Sakti),
  sebuah ilmu yang belum lagi pernah dikuasai dan
  diwarisi orang sejak 200 tahun terakhir. Dan Wong Jin
  Liu adalah manusia terakhir yang ternyata mampu
  memahamkan ilmu mujijat tersebut. Lengannya atau
  tepatnya siku lengannya hingga telapak tangannya
  sudah lenyap dan seketika berubah menjadi sinar
  keemasan yang menyilaukan mata. Keadaan tersebut
  sontak membuat Asha Vahista kaget setengah mati.
  “Ilmu baru …….” Demikian desisnya ………. “ach, baiklah
  jika memang demikian…….”, dan tokoh inipun
  memejamkan matanya dan mau tidak mau
  mengerahkan ilmu mujijatnya yang tak kalah aneh
  dan hebat Ban-hwat-kui-cong (selaksa ilmu kembali
  ke asal). Inilah pemahaman puncak Asha Vahista
  yang belum pernah ditampilkannya, tetapi karena
  melihat betapa mujijat ilmu baru lawan, dengan
  perasaan apa boleh buat, diapun berkeputusan untuk
  mengerahkan ilmu mistik yang sangat sakti ini untuk
  padanan dan tandingan ilmu lawan. Sekali lagi dia
  mengeraskan hati bahwa memang dia harus
  melakukannya.
  Ilmu Liong Sin Kong Ciang adalah ilmu dongeng, tak
  ada satupun benda yang tak akan lumer jika bertemu
  angin pukulannya saja. Saking mujijatnya ilmu ini
  tidak ada yang sanggup melatihnya hingga sempurna,
  karena dibutuhkan bakat istimewa dan keuletan tiada
  taranya serta kemauan baja. Keinginan balas dendam
  dalam pibu, bakat istimewa dan keras kepalanya
  Wong Jin Liu berhasil membawanya ke puncak
  penguasaan ilmu hebat ini. Racun, api, es, besi atau
  apapun tidak akan tahan menghadapi lengan naga
  bersinar ini. Racun akan tawar, es akan mencair, api
  akan padam, besi akan luruh jika disentuh oleh
  tangan mujijat ini.
  Tetapi, jika Wong Jin Liu mampu melatih ilmu
  istimewa ini, masakan Asha Vahista yang juga
  manusia mujijat ini tidak membekal keampuhan yang
  sama? Tunggu dulu, tokoh inipun sebetulnya melatih
  sebuah ilmu sejenis Ban Hwat Kui Cong, sebuah
  puncak ciptaan seniman silat Persia ini setelah
  mendalami sejumlah besar ilmu mujijat nan sakti.
  Sebuah ilmu mujijat yang berdasarkan system yang
  sama dengan Koai Todjin dan Ceng Liong, yakni
  memahami dasar dan landasan utama semua gerak
  dan semua ilmu dan menemukan intisarinya. Dan
  dengan cara itu Asha Vahista mampu melihat dan
  menganalisis hingga ke kedalaman ilmu seseorang,
  persis dengan yang dipahami oleh Kiang Ceng Liong.
  Dan melihat mujijatnya Liong Sin Kong Ciang, Asha
  Vahista merasa tidak ada gunanya melawan keras
  lawan keras dan memilih menjinakkannya dengan
  mengetahui landasan dan fundasinya.
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>