Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 316

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Cersil Zuber Usman - Damar Wulan Bag III Hijaunya Lembah Hijaunya Lereng Pegunungan Pendekar Rajawali Sakti 105.- Istana Gerbang Neraka Pendekar Rajawali Sakti 106.- Dewa Racun Hitam Pendekar Rajawali Sakti 110.- Sekutu Iblis

“Kakek ……..”
  “Li Hwa …….. tidak perlu banyak bertanya dan
  memprotes. Ini adalah keputusanku karena telah
  salah mendidik Li Cu anakku, bibi kalian itu. Tetapi, di
  saat terakhir, aku tidak ingin kesalahan itu berlarut
  dan mencoba sebisaku membantu keturunan tunggal
  bibi kalian itu. Jika gagal, tetap tugasku sudah coba
  kulakukan dengan baik. Nach, baiklah kita bersiap,
  karena waktu sudah terlampau pendek ……”
  “Baik kek …….., tetapi ada yang harus kukatakan
  kepada Kakek …..” terdengar suara Li Hwa penasaran
  dan Nenggala juga terlihat sama penasarannya.
  “Duta Agung ……. Mari …. “ bisik Lamkiong Bouw
  setelah selesai meninggalkan pesan tanpa ingin
  mendengar penolakan ataupun bahkan penjelasan
  lain dari Li Hwa dan Neggala. Tanpa bicara banyak dia
  kemudian menengok kepada Kiang Ceng Liong untuk
  memulai prosesnya. Dan dengan cepat karena
  memang diapun sudah siap, dimulailah pekerjaan itu.
  Apa yang sebenarnya mereka kerjakan? Ceng Liong
  melihat hanya ada satu cara lagi untuk
  mengupayakan kesembuhan bagi Hauw Lam. Yakni
  dengan menghubunginya melalui “kekuatan batin”,
  memaksa untuk berbicara dan memancing daya
  hidupnya agar membantu proses penyembuhan Ceng
  Liong.
  Cara ini memang membutuhkan kekuatan batin yang
  tidak sedikit. Ceng Liong paham, bahwa Lamkiong
  Bouw sudah mampu dalam tahap itu, Nenggala juga,
  tetapi pengaruh Lamkiong Bouw terhadap Hauw Lam
  lebih tebal dan diharapkan mampu meminta Hauw
  Lam untuk ikut dalam proses penyembuhannya.
  Maka, dimulailah kerja besar yang akan sangat
  meletihkan Ceng Liong dan Lamkiong Bouw itu
  …………… sementara Nenggala yang paham apa yang
  akan dilakukan kedua tokoh sakti itu, sudah
  mengambil jarak dan menjaga ketat di luar ruangan.
  Karena gangguan terhadap proses itu akan berakibat
  fatal.
  Cukup panjang dan cukup lama proses tersebyt
  berlangsung, dibutuhkan waktu hampir 1 jam bagi
  Ceng Liong dan Lamkiong Bouw untuk akhirnya
  mampu “menjumpai” Hauw Lam dan melakukan
  “pembicaraan” untuk menggugah daya hidup dan
  daya juang hauw Lam agar proses penyembuhan bisa
  berlangsung.
  “Cucuku ……. cucuku ….. bangunlah ………” beberapa kali
  Lamkiong Bouw mencoba untuk membangunkan
  Hauw Lam. Dan setelah beberapa menit, lebih kurang
  15 menit, akhirnya diapun mampu melakukannya:
  “Kakek …… untuk apa menggangguku lagi ……”?
  “Cucuku, kurasa engkau sadar jika Duta Agung Kiang
  Ceng Liong sedang mencoba keras untuk
  menyembuhkanmu saat ini. Tetapi, tanpa kemauan
  dan tanpa usahamu untuk menyambutnya dari dalam,
  maka upaya tersebut akan sia-sia belaka. Karena itu,
  kakekmu ini ingin mengingatkanmu dan memintamu
  dengan sangat untuk melakukan dan menyambut
  upaya tersebut ……”
  “Kakek …….. sudah tepat keadaan begini buatku dan
  buat ibuku. Jika Duta Agung berhasil
  menyembuhkanku, maka kerja beratnya tetap akan
  gagal, karena dia dan aku masih harus berhadapan
  dengan ratusan tuntutan atas dosaku di Tionggoan.
  Dan akibatnya, bukan cuma diriku, tetapi Lam Hay
  Bun dan Lembah Pualam Hijau akan ikut disibukkan
  dan terseret lembah kenistaan. Aku tidak
  menginginkannya sama sekali. Dan aku tidak ingin
  keluarga besar ayah dan keluarga besar ibu ikut
  merana karena dosa besar yang kulakukan meski di
  luar kesadaranku ……”
  “Cucuku, kakekmu dan Duta Agung akan berada
  disisimu untuk membelamu. Lam Hay Bun tidak cukup
  kecil untuk menghadapi mereka semua ……..”
  “Ach, kakek, aku tahu engkau dan juga Duta Agung
  pasti akan melakukannya. Tetapi, aku sendiri akan
  terus dikejar bayangan dosa karena melakukan
  pekerjaan yang sadis dan buas, meskipun pukulan
  hebat itu terlontar tanpa kekuasaanku untuk sekedar
  mengendalikannya. Tidak kakek, kekuatan itu bagai
  iblis dalam tubuhku, sewaktu-waktu dia akan
  memakanku, dan aku tidak cukup tenang
  melanjutkan hidupku dengan dosa besar yang
  kulakukan meski tanpa sengaja dan dengan
  kekuasaan tenaga liar dalam tubuhku yang beberapa
  kali memerosokkan aku ke liang kenistaan. Tugasku
  terhadap dan kepada ibuku sudah kuselesaika
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  n,
  meski dia memang sering licik dan berbahay, tetapi
  dia tetaplah ibuku yang membesarkanku dengan
  penuh kasih sayangnya. Tetapi ada sesuatu yang
  belum pernah kuselesaikan, yaitu bakti kepada
  ayahku yang masih belum sekalipun kulakukan,
  melainkan justru membuatnya mendapat malu besar
  di Tionggoan dan di Lembah Pualam Hijau. Karena itu
  kakek, aku tidak memiliki lagi keinginan untuk
  melanjutkan hidupku dengan keadaan yang serba
  buruk ini …….”
  “Accccchhhhh, engkau keliru cucuku. Jika engkau
  merasa demikian, maka engkau tidak boleh mati
  sebelum menyelesaikan semua tugasmu, tugasmu
  terhadap ayahmu dan juga terhadap Lembah Pualam
  Hijau dan membersihkan semua dosa dan kesalahan
  yang tidak engkau lakukan secara sengaja …… jika
  engkau seorang yang jantan dan bertanggungjawab,
  maka engkau harus melakukannya dan bukannya
  meninggalkannya dengan penuh rasa penasaran …..”
  “Kakek, aku mengerti perasaanmu. Akupun ingin
  sekali melakukannya, tetapi kusadari untuk mencuci
  dan menjelaskannya kepada semua orang bukanlah
  perkara mudah. Bahkan jaminan seorang Duta Agung
  tetap tidak mampu membersihkanku, karena semua
  yang kulakukan sejak di Thian Liong Pang hingga
  membunuhi banyak orang, serta bahkan menyerbu
  Lembah Pualam Hijau, adalah tindakan-tindakan
  kedosaan yang terlampu besar dan aku sendiri tidak
  bisa menerimanya …..”
  “Paman Hauw Lam …….. soal serbuanmu ke Lembah
  Pualam Hijau sudah dalam perkiraan dan pengertian
  yang luas dari ayahmu. Justru karena itu, beliau
  memintaku dengan sangat dan dengan berjanji agar
  aku berusaha keras menemukanmu dan
  menyembuhkanmu. Keadaanmu saat ini s udah dalam
  perkiraan ayahmu dan beliau sangat mengerti dengan
  kondisimu sekarang ini. Itu juga sebabnya bersama
  kakekmu aku berusaha yang terbaik ……..”
  “Duta Agung, itulah penyesalanku. Aku memiliki ayah
  dan ibu yang berbeda dan bertolak belakang, tetapi
  keduanya tetaplah orang tuaku yang mengasihiku
  dengan tidak kurang besarnya. Sayang memang, aku
  mendahulukan berbakti kepada ibuku dan belum
  melakukan bakti buat ayahku. Aku tahu betapa sabar
  dan betapa menderitanya ayah selama beberapa
  puluh tahun dan akupun ingin menceritakannya
  kepadamu Duta Agung. Rahasia cinta segi tiga ayahku
  yang dikisahkan sendiri oleh ibuku sehari sebelum
  bentrokan besar di Lam Hay Bun. Kisah yang
  kemudian menyadarkan betapa banyak kekeliruan
  yang kulakukan dan karena itu, bersama ibuku, kami
  berdua berjanji untuk menyelesaikan banyak
  kekisruhan yang mendatangkan noda di wajah
  ayahku yang hebat dan mengagumkan itu ,,,,,,,”
  “Paman, engkau boleh mengisahkannya kelak ……”
  Ceng Liong memotong karena khawatir dengan
  waktu yang semakin mendesak, waktu untuk
  menyelamatkan Hauw Lam semakin menipis dan
  menipis.
  “Tidak Duta Agung, aku ingin selaku Duta Agung
  engkau mengerti mengapa ayahku menjadi Pangcu
  Thian Liong Pang dan betapa kesalahan-kesalahan
  besar yang dilakukan ibuku yang pada saat-saat
  terakhir dapat disadarinya dan kemudian menyuruhku
  untuk bersumpah menjernihkannya bagi ayahku. Itu
  juga sebabnya ibu tidak mau kusembuhkan meski
  kekuatan tenaga liar dalam tubuhku akan mampu
  mengembalikan kekuatannya, tetapi dia tidak ingin
  lagi disembuhkan. Karena itu, aku ingin mengisahkan
  kepadamu dan kepada kakek …….”
  “Tetapi, waktu semakin sempit Paman …….”
  “Tenanglah Duta Agung, waktunya akan cukup.
  Engkau dengarkan dulu kisah ibuku yang
  dikisahkannya pada sehari sebelum dia dijatuhkan di
  tanah lapangan leluhurnya dari Lam Hay Bun. Dan,
  Kakek, tahukah engkau jika Ibuku itu bukannya
  memiliki adik angkat tetapi memiliki kembar?
  Kenyataan yang tidak banyak diketahui orang kecuali
  oleh ibuku dan adik kembarnya itu, dan baru
  belakangan dikisahkan kepadaku. Bibi Li Hong
  ternyata bukan adik angkat ibu, tetapi adalah adik
  kembarnya, dan adik Li Hwa adalah benar keturunan
  Lam Hay Bun, adalah benar cucu luar kakek
  sebagaimana aku sendiri yang dilahirkan Bibi Li
  Hong…..”
  “Apa? …. masih ada anakku yan

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>