Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Gerhana Darah Biru - 13

$
0
0
Cerita Silat | Gerhana Darah Biru | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Gerhana Darah Biru | Cersil Sakti | Gerhana Darah Biru pdf

Cersil jepang - Shogun 1 Pendekar Rajawali Sakti - 111. Teror Si Raja Api Pendekar Rajawali Sakti - 108. Harga Sebuah Kepala Pendekar Rajawali Sakti - 112. Dendam Datuk Geni Pendekar Rajawali Sakti - 113. Pembalasan Iblis Sesat

7
   
  Pandan Wangi jadi terkejut setengah mati mendengar kata-kata Ratih yang bernada ragu-ragu itu. Sungguh tidak disangka kalau salah seorang dari mereka yang menculik putri Raja Jalaraja ini adalah seorang wanita yang pakaiannya mirip dengan yang dikenakannya sekarang. Sedangkan Rangga hanya diam saja memandangi kedua gadis itu yang sama-sama duduk di batang pohon tumbang.
  Dan untuk beberapa saat lamanya, mereka hanya diam saja membisu. Entah apa yang ada dalam kepala masing-masing. Sementara, Pandan Wangi memandangi Rangga dan Ratih bergantian, seakan meminta penjelasan mengenai dirinya. Dan memang selama ingatannya hilang, Pandan Wangi sama sekali tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Sedangkan Rangga sepertinya sudah bisa memahami, apa yang tengah terjadi. Dan Pendekar Rajawali Sakti maklum kalau persoalannya bisa menjadi besar, karena sudah menyangkut urusan orang-orang berdarah biru di Kerajaan Jalaraja ini. Hanya saja dia belum tahu pasti, apa sebenarnya yang sedang terjadi di Jalaraja ini.
  Rangga yang jadi teringat seorang laki-laki yang pernah bertemu dengannya. Laki-laki itu telah diselamatkan nyawanya. Namun, dia tidak mau bertindak gegabah dengan mengantarkan Rara Ayu Ratih Kumala Dewi Kambali ke Istana Jalaraja. Dan gadis itu diminta agar sementara tetap berada dalam hutan ini bersama Pandan Wangi. Sedangkan dia sendiri pergi ke Kotaraja Kerajaan Jalaraja. Rangga yang sudah menyadari akan keadaan yang tengah terjadi di kerajaan ini, tidak mau terang-terangan lagi datang ke sana, tapi langsung menuju istana yang letaknya berada tepat di tengah-tengah kota. Dan kedatangannya sengaja saat matahari sudah tenggelam di balik peraduannya.
  "Hm. Aku harus menyelinap ke dalam istana ini. Dan kuharap, Paman Patungga masih menge-naliku," gumam Rangga.
   
  ***
   
  Malam telah menyelimuti Kotaraja Kerajaan Jalaraja. Dan di bawah siraman cahaya bulan yang hanya sepotong, sesosok bayangan putih tampak berkelebat cepat, menyelinap dari balik rumah penduduk ke rumah lainnya. Tak lama kemudian, bayangan putih itu telah tiba di dekat Istana Jalaraja.
  Setelah mengamati keadaan sekitar bangunan istana yang dikelilingi pagar tembok berbentuk benteng ini, bayangan putih yang tak lain dari Pendekar Rajawali Sakti kemudian melompat naik dengan pengerahan ilmu meringankan tubuh yang sudah sempurna. Begitu sempurnanya, hingga sedikit pun tidak menimbulkan suara saat kakinya menjejak atas tembok batu yang cukup tinggi dan tebal ini. Sebentar diamatinya keadaan di dalam istana. Tampaknya, tidak terlalu ketat penjagaannya.
  "Hup!"
  Begitu ringan Rangga melompat turun dari atas tembok ini. Sedikit pun tidak menimbulkan suara, saat kakinya menjejak tanah. Pendekar Rajawali Sakti tetap membungkukkan tubuh, melindungi dirinya ke dalam semak yang banyak tumbuh di sekitar tembok bagian dalam ini. Kedua matanya dipentang lebar, mengamati keadaan sekelilingnya. Tidak terlihat seorang prajurit pun yang menjaga bagian belakang halaman istana ini.
  "Hup!"
  Sekali lesatan saja, Pendekar Rajawali Sakti sudah berpindah tempat. Dan kini, tubuhnya dirapatkan ke dinding bangunan istana yang tebal dan kokoh. Kembali diamatinya keadaan sekelilingnya. Lalu, perlahan-lahan Pendekar Rajawali Sakti melangkah dengan tubuh masih merapat di dinding. Dan dia baru berhenti begitu berada dekat dengan sebuah jendela yang sedikit terbuka, menerobos sampai ke luar. Pendekar Rajawali Sakti langsung memindahkan jalan pernapasannya melalui perut, begitu mendengar percakapan dari balik jendela ini. Hatinya jadi tertarik untuk mendengarkan, begitu nama Ratih disebut-sebut orang yang berbicara di dalam.
  "Kau terlalu gegabah, Kelabang Geni. Belum saatnya membuat kekacauan secara langsung di sini. Untuk apa kau culik Ratih Kumala Dewi...?"
  Terdengar suara seorang wanita bernada ma-rah, yang jelas sekali tertangkap telinga Rangga. Pendekar Rajawali Sakti semakin tertarik untuk lebih mengetahui lagi, seraya memasang pendengarannya tajam-tajam.
  'Tapi, Nini. Itu perintah Putri Cadar Hijau sendiri. Malah Gusti Putri sendiri ikut menculik Putri Diah Kumala Dewi," sahut suara seorang laki-laki yang ternyata Kelabang Geni.
  "Goblok! Kau tahu siapa itu Putri Cadar Hijau, heh...?!"
  Tidak terdengar sahutan sedikit pun juga.
  "Akulah yang menciptakan Putri Cadar Hijau, agar semua perhatian orang-orang di istana ini terpusat padanya. Sementara, aku sendiri terus merapuhkan keadaan di dalam. Dan kalau gadis itu sudah tidak terpakai lagi, buat apa dibiarkan hidup...? Perintahkan saja dia terjun dalam jurang. Aku yang berkuasa di sini, Kelabang Geni. Dan semua yang ada di dalam istana ini, akan menjadi milikku. Kau tahu itu, Kelabang Geni...?!"
   'Tahu, Nini."
  "Nah! Kalau sudah tahu, kenapa masih saja ikuti kata-kata perempuan goblok itu...?!"
  Tidak ada sahutan lagi terdengar.
  "Lalu, ke mana perempuan itu sekarang?" tanya wanita itu.
  "Siang tadi, dia bersama tiga puluh orang, menghadang Pendekar Rajawali Sakti. Namun, penghadangan itu tidak berhasil. Malah, Putri Cadar Hijau dilarikan pendekar itu, Nini."
  "Apa...?!"
  'Pendekar Rajawali Sakti ternyata tidak mem-bunuh seorang pun anak buahku. Dia hanya membawa lari Putri Cadar Hijau. Semua sudah kuperintahkan untuk mencari, tapi sampai sekarang belum juga bertemu."
  "Edan...! Kau tahu, siapa perempuan yang kujadikan Putri Cadar Hijau itu...?""
  Kembali sunyi sesaat.
  "Dia itu Pandan Wangi, kekasihnya Pendekar Rajawali Sakti. Huh! Dasar goblok...! Kalau sampai Pendekar Rajawali Sakti bisa menghilangkan pengaruh mutiara yang kutanam di leher Pandan Wangi, semua ingatannya akan kembali seperti semula, Kelabang Geni. Hhh...! Bisa berantakan semua usahaku."
  'Tapi aku yakin, Pendekar Rajawali Sakti tidak akan mungkin bisa mengembalikannya seperti semula, Nini."
  "Dari mana kau tahu, Kelabang Geni?"
  "Bukankah Nini sendiri murid si Iblis Racun Hitam satu-satunya...? Dan keahlian si Iblis Racun Hitam tentu sudah menurun padamu. Jadi, tidak mungkin ilmu yang sangat langka itu bisa ditandingi, Nini."
  "Ngawur! Apa kau tidak tahu kalau Pendekar Rajawali Sakti baru saja membunuh guruku...."
  "Heh?! Apa...?! Kapan dia membunuh Iblis Racun Hitam...?!"
  "Siang tadi."
  "Oh...."
  "Aku memang menyuruh tiga puluh orang untuk menghabisi Pendekar Rajawali Sakti keparat itu. Tapi, aku tidak memerintahkan Putri Cadar Hijau untuk ikut serta. Jadi, siapa yang memberi tahu dan menyuruhnya, Kelabang Geni?"
  "Aku.... Aku tidak tahu, Nini. Aku sendiri baru menerima laporannya sore tadi. Mereka yang me-ngatakannya padaku, Nini."
  "Huh!"
  Kembali kesunyian menyelimuti ruangan di balik jendela itu. Sementara, Rangga tetap berada di samping jendela yang sedikit terbuka itu dengan punggung merapat ke dinding. Hanya tarikan napas saja yang terdengar dari balik jendela.
  "Kelabang Geni! Malam ini juga, pindahkan Prabu Garajaga ke kamar tahanan di bawah tanah. Aku merasa, semua ini tidak akan berjalan mulus lagi."
  "Baik, Nini."
  "Kalau sudah, langsung pergi. Cari dan bawa ke sini Pandan Wangi. Katakan, aku yang menyu-ruhnya ke sini."
  "Sekarang, Nini...?"
  "lya sekarang. Cepat...!"
  "Baik... Baik, Nini."
  Saat itu, Pendekar Rajawali Sakti cepat-cepat menyembunyikan tubuhnya di balik tembok, begitu terlihat sepasang tangan yang putih berjari lentik menyembul keluar dari balik jendela yang kemudian terbuka lebar. Dan dari dalam terdengar suara pintu terbuka. Lalu tidak lama kemudian, terdengar kalau pintu itu tertutup lagi. Dan sepasang tangan itu juga tidak terlihat lagi.
  Perlahan Rangga menjulurkan kepalanya, mencoba melihat ke dalam. Kosong.... Tidak ada seorang pun terlihat di dalam kamar yang sangat luas dan indah ini. Sebentar Pendekar Rajawali Sakti mengamati keadaan di dalam kamar ini, kemudian melompat masuk ke dalam melalui jendela yang kini terbuka lebar. Tapi baru saja kakinya memijak lantai kamar yang licin dan berkilat ini, mendadak saja berkelebat secercah cahaya merah dari arah samping kiri.
  "Ups...!"
   
  ***
   
  Cepat-cepat Rangga menarik tubuhnya ke kanan. Maka kilatan cahaya merah bagai api itu lewat sedikit saja di ujung bahunya. Kemudian bergegas Pendekar Rajawali Sakti melompat ke kanan, dan langsung memutar tubuhnya berbalik. Agak berkerut juga keningnya, begitu melihat seorang wanita berwajah cantik berbaju ketat warna hijau muda sudah berdiri tegak di depannya. Sebilah pedang yang memancarkan cahaya merah bagai api tampak tergenggam di tangan kanan. Rangga langsung mengetahui kalau itu Pedang Naga Geni yang sebenarnya milik Pandan Wangi.
  "Sudah kuduga, kau pasti datang ke sini, Pendekar Rajawali Sakti," terdengar begitu dingin nada suaranya.
  "Hm...," Rangga hanya menggumam sedikit saja.
  Begitu dalam Rangga memandangi wanita ini. Dia memang pernah melihat wanita ini, di dalam taman belakang istana. Tepatnya, ketika Rajawali Putih membawanya ke Kerajaan Jalaraja ini. Meskipun tidak jelas, tapi Rangga bisa menduga kalau itu wanita berwajah cantik berbaju hijau muda ini.
  Dan ingatannya langsung tertuju pada cerita Patungga. Wanita ini pasti Wiranti! Pikir Rangga dalam hati, langsung bisa menebak dengan tepat.
  "Sebaiknya menyerah saja, Pendekar Rajawali Sakti. Tidak ada gunanya melawan. Hampir semua prajurit di sini sudah berpihak padaku. Bahkan hampir semua pembesar, sudah tidak ada lagi yang setia pada Prabu Garajaga. Kau tidak punya peluang lagi di sini, Pendekar Rajawali Sakti," masih terasa dingin nada suara Wiranti.
  Rangga masih tetap terdiam membisu. Hanya pandangan matanya saja yang terlihat begitu tajam, menyorot langsung ke bola mata wanita berwaj ah cantik ini.
  "Untuk apa kau lakukan semua ini, Wiranti?" tanya Rangga datar.
  "Hanya ingin menuntut hakku!" sahut Wiranti, agak tinggi nada suaranya.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>