Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Seratus Hari - 21

$
0
0
Cerita Silat | Pendekar Seratus Hari | by S.D Liong | Pendekar Seratus Hari | Cersil Sakti | Pendekar Seratus Hari pdf

Cersil mwb Kasih Diantara Remaja Pendekar Rajawali Sakti - 142. Istana Ratu Sihir Pendekar Rajawali Sakti - 147. Tongkat Sihir Dewa Api Cersil indo Tawanan Datuk Sesat Cersil mwb Kelelawar Hijau

dari bahaya, tak mungkin dalam waktu yang begitu cepatnya bujang-bujang dan seluruh penghuni gedung itu sudah pergi dan satu pun tak ada yang masih tinggal di situ.
  Walaupun sudah mencari ke seluruh ruangan, tetap Cu-ing tak bertemu seorang pun juga. Segera ia tinggalkan rumahnya lalu mencari ke seluruh penjuru kota Lok-yang. Pikirnya, kalau benar ayahnya pindah, tentu belum mencapai jarak jauh.
  Tetapi ah...... walaupun ia sudah mencari ke seluruh tempat dalam kota bahkan sudah menyelidiki sampai seluas satu lie di luar kota, tetap ia tak bertemu dengan ayahnya.
  Siau Mo menghela napas: “Nona Ing, apakah engkau sudah pulang ke rumahmu?” tanyanya.
  “Siau Mo, bagaimanakah peristiwa ini? “ Cu-ing menjerit.
  Siau Mo gelengkan kepala: “Aku sendiri juga tak tahu.”
  “Tetapi mengapa engkau tahu bakal terjadi peristiwa dalam rumahku?”
  Tiba-tiba Ong Han-thian bertanya: “Nona Nyo apakah yang telah terjadi dalam rumah kediaman ayah nona?”
  Kuatir kalau Cu-ing tak kenal siapa orang tua rambut putih itu, buru-buru Tong Ki memperkenalkannya: “Adik Ing, inilah Ong Ciang-bun ketua dari Go-bi-pai.”
  Mendengar itu Cu-ing segera memberi hormat kepada orang tua berambut putih itu.
  “Dari ribuan lie jauhnya Ong tayhiap memerlukan berkunjung ke Lok-yang, aku mewakili ayah menghaturkan terima kasih.”
  Bintang meluncur lengan terbang Bwe Hui-ji cepat berseru: “Sudahlah, harap jangan banyak peradatan.
  Apakah yang sebenarnya telah terjadi dalam rumah nona? Lekaslah bawa kami ke sana. Dan bukankah Giok-hou sudah datang ke sini?”
  Cu-ing tahu bahwa ketiga tokoh dari Go-bi-pay itu termasyhur dan kaya pengalaman dalam dunia persilatan. Mungkin mereka dapat menyelidiki peristiwa yang aneh itu.
  Ia hendak menyahut tetapi tiba-tiba matanya tertumbuk pada Siau Mo.
  “Siau Mo sebelum peristiwa ini jelas persoalannya engkau tak dapat menghindar dari tanggung jawab.”
  Habis berkata ia terus berkata kepada Ong Han-thian: “Ong tayhiap, dalam beberapa hari ini rumahku telah mengalami peristiwa yang aneh. Mohon tayhiap bertiga suka membikin terang peristiwa itu.”
  Kemudian nona itu terus hendak ayunkan langkah.
  Tetapi tiba-tiba Siau Mo berseru dengan nada serius: “Nona Ing, sekarang ini lebih baik kalian jangan sembarangan bertindak, kemungkinan akan terjadi peristiwa yang ngeri pula. Dengan begitu keselamatan jiwa ayahmu dan lain-lain akan lebih berbahaya lagi.”
  Cu-ing terkesiap: “Bagaimanakah ayah sekarang ini?”
  Merenung sejenak, Siau Mo menjawab: “Saat ini aku juga tak tahu. Tetapi aku mengetahui ayahmu dan rombongannya telah ditawan orang dan jiwanya pun terancam.”
  “Bagaimana engkau tahu kalau ayahku dan lain-lain telah ditangkap orang?” tanya Cu-ing.
  “Pada saat engkau pulang ke rumah, engkau tentu melihat sebatang tongkat bambu dan sebuah lentera kematian. Apakah engkau ingat tulisan yang terdapat pada lentera kematian?” tanya Siau Mo.
  Cu-ing tertegun: “Ah, benar. Memang lentera kematian itu seperti terdapat tulisannya. Tapi karena gelap dan aku gelisah, akupun tak memperhatikannya…….”
  “Apakah bunyi tulisan itu?” akhirnya ia bertanya.
  Siau Mo menghela napas, “Jangan bertanya kepadaku, cukup engkau mendengar omonganku sajalah. Tentang mati hidupnya ayahmu dan lain-lain orang itu, selewat siang ini tentu akan ketahuan.”
  Tiba-tiba Cu-ing menghela napas: ”Siau sianseng, apakah engkau mau bersumpah bahwa engkau takkan mencelakai keluargaku?”
  Tiba-tiba Bok-yong Kang yang rebah di tanah tadi melenting bangun dan menyeletuk, “Nona Nyo sebenarnya Siau toako berusaha hendak mencegah terjadinya peristiwa dalam rumahmu itu. Tapi kalian menganggap toakoku sebagai musuh. Karena marah, toako pun tidak mau campur tangan 1agi.”
  Melihat Bok-yong Kang dapat berdiri lagi, terkejutlah Bwe Hui-ji, pikirnya, “Mengapa tenaga dalamnya begitu tinggi? Dia mampu membuka jalan darah yang tertutuk.”
  Memang tokoh wanita dari Go-bi-pay tak menduga bahwa Bok-yong Kang itu memang memiliki tenaga dalam yang tinggi.
  Pada saat pemuda itu ditutuk jalan darahnya oleh Bwe Hui-ji, berkat tenaga dalamnya yang tinggi, dia hanya lemas tetapi tak sampai pingsan. Apa yang berlangsung dalam pembicaraan tadi, ia dapat menangkap semua. Maka ketika Leng Bu-sia hendak melepaskan tubuhnya, diam-diam pemuda itu sudah mengerahkan tenaga dalam untuk membuka jalan darahnya yang tertutuk.
  Berkatalah Cu-ing menegas: “Apakah kedatanganmu ke Lok-yang ini sungguh tak bertujuan membalas dendam?”
  Dari wajah Siau Mo yang dingin, meluncurlah penyahutan tawar: “Soal itu tanyakan sendiri kepada ayahmu. Hm, hm, nona Ing, jangan mengira kalau aku ini bukan musuh dari keluarga Nyo. Tetapi harap jangan kuatir, sebelum persoalan di antara ayah nona dengan aku dapat kuketahui sejelas-jelasnya aku tidak akan mengijinkan orang lain hendak mencelakai ayah nona.”
  Kemudian Siau Mo berpaling ke arah rombongan Go- bi-pay dan mempersilahkan mereka melanjutkan perjalanan ke gedung kediaman keluarga Nyo. Dan dia sendiri pun lalu memberi isyarat tangan kepada Bok-yong Kang untuk mengajaknya pergi.
  Tetapi Bintang meluncur lengan terbang Bwe Hui-ji menggeliatkan tubuh menghadang jalan, lalu tertawa melengking: “Hendak kemana engkau? Mengapa tak bersama- sama kami menunggu sampai lewat siang hari?”
  Sahut Siau Mo: “Saat ini kita sudah di bawah pengawasan musuh. Kalau aku berada di sini bersama kalian, musuh tentu dapat memusatkan pengawasannya. Maka lebih baik kita berpencar diri masuk ke dalam Lok-yang dengan mengambil dua jalan. Nanti kita bertemu lagi di hotel Hun-liong-lo.
  Kumohon nona Ing suka memesankan sebuah kamar.
  Kalau tengah hari aku belum tiba, harap kalian segera menuju ke tempat kediaman keluarga Nyo.”
  Penghadangan tokoh wanita dari Go-bi-pay itu dimaksud agar Siau Mo jangan ngacir pergi.
  Mendengar ucapan Siau Mo, tokoh wanita berpaling ke arah toa-suhengnya. Ong Han-thian pun memberi isyarat dengan anggukkan kepala.
  Walaupun rombongan tokoh-tokoh itu tak percaya kepada omongan Siau Mo, tetapi pada saat-saat keadaan masih begitu keruh, begitu pula munculnya peristiwa-peristiwa aneh secara berturut-turut, terpaksa rombongan tokoh-tokoh itu menuruti permintaan Siau Mo.
  Demikian rombongan tokoh-tokoh Go-bi-pay segera berbondong-bondong masuk ke dalam kota dan mencari rumah penginapan Hun-liong-lo.
  Setelah mereka pergi barulah Bok-yong Kang bertanya: “Siau toako, apakah dalam keluarganya Nyo benar- benar terjadi peristiwa yang mengerikan?”
  Siau Mo menghela napas panjang.
  “Apabila dugaanku tak salah, Wanita Suara Iblis itu baru musuhku yang sesungguhnya. Menilik dalam setahun ini dia selalu membayangi jejak kita dan selalu membunuh lebih dulu orang-orang yang kuduga menjadi musuh keluargaku. Kemungkinan tentu ada suatu rahasia dalam tindakan wanita itu.”
  Bok-yong Kang kerutkan alis.
  “Walaupun kita belum tahu wajah sebenarnya dari Wanita Suara Iblis itu, tetapi nada suaranya menandakan dia belum banyak usianya. Mengapa bermusuhan dengan toako?”
  Siau Mo tertawa.
  “Bokyong-te, yang kumaksudkan ialah orang di belakang layar yang memberi perintah kepada Wanita Suara Iblis itu. Aku mempunyai dua dugaan.
  Satu, mereka mempunyai rencana untuk mengaduk dunia persilatan supaya kacau. Dan kedua, tentu mempunyai dendam dengan ayahku.”
  Bok-yong Kang bertanya: “Lalu hendak ke mana kita sekarang ini?”
  Siau Mo menghela napas.
  “Bokyong-te, marilah kita cari sebuah tempat yang sepi. Aku hendak mengajarkan ilmu pukulan kepadamu.”   “Siau toako, engkau sedang sakit. Janganlah membuang-buang tenaga!”
  “Justeru karena aku sakit, engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh. Ingat, apabila aku mati, engkaulah yang akan meneruskan perjuanganku.
  Maka kuputuskan dalam waktu seratus hari yang singkat itu hendak kuturunkan ilmu sakti kepadamu,”
  kata Siau Mo.
  Habis berkata ia terus ayunkan langkah.........
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>