Cerita Silat | Pendekar Pedang Bayangan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pendekar Pedang Bayangan | Cersil Sakti | Pendekar Pedang Bayangan pdf
Pendekar Rajawali Sakti - 148. Putri Randu Walang Cersil indo Lorong batas dunia Pendekar Rajawali Sakti - 149. Teror Manusia Bangkai Pendekar Romantis - Skandal Hantu Putih Pendekar Rajawali Sakti - 150. Orang-Orang Atas Angin
a semua orang-orang baik, namun kini apa bedanya? Dalam keadaan seperti ini, jiwa mereka terisi iblis. Mereka hanya patuh pada perintah majikannya yang sesat. Bahkan tidak segan-segan melenyapkan nyawa manusia demi mencapai tujuannya!" ujar Ki Sukma Agung, kepada Akira Yamamoto.
Akira Yamamoto tetap diam membisu. Namun sepasang matanya mengawasi orang-orang berseragam merah itu dengan tajam.
"Sukma Agung keparat! Apakah kau masih tidak mau menyerah juga?! Masih ada kesempatan bagimu untuk ikut dengan kami! " teriak seorang laki-laki bertubuh besar bercambang bauk tebal.
Orang ini bernama Ki Sampurno. Dengan sen-jatanya berupa kapak besar dan agak lebar, dia dikenal di seantero rimba persilatan sebagai Kapak Gila Pembawa Maut. Julukan itu amat disegani kalangan persilatan. Baik dari golongan lurus, maupun dari golongan sesat. Padahal, Ki Sampurno selama ini dikenal sebagai pendekar yang selalu membela kebenaran. Namun, Iblis Rambut Merah telah memperalatnya. Sehingga, kini dia menjadi abdi penguasa Lembah Darah itu. Bahkan dianggap sebagai salah satu abdi yang bisa diandalkan.
"Ki Sampurno! Bila saja otakmu masih waras, kau tidak akan berkata begitu padaku. Kita bersahabat sejak kecil. Dan sekalipun, tidak pernah kau mengeluarkan kata-kata seperti itu padaku. Tidakkah hati kecilmu menyadari bahwa iblis telah merasukimu?" sahut Ki Sukma Agung, coba menyadarkan sahabatnya dengan kata-kata lembut penuh bujukan.
"Setan alas! Phuih! Siapa yang mengatakan kau sahabatku? Kau adalah musuhku. Musuh besarku! Jangan memancing kesabaranku. Ayo, ikut denganku sekarang juga. Dan, bawa kawan-kawanmu ikut serta!" bentak Ki Sampurno, garang.
"Hm... Sungguh sayang, Sobat. Agaknya sia-sia saja menyadarkanmu. Iblis keparat itu telah menghujamkan pengaruhnya begitu dalam. Sehingga, kau sama sekali tidak mengenalku..."
"Keparat! Masih juga kau bayak mulut..!" desis Ki Sampurno geram dengan mata melotot lebar.
Kapak Gila Pembawa Maut memberi isyarat. Maka bersamaan dengan itu, seluruh anak buahnya langsung berlompatan menerjang.
"Heaaa...! "
Melihat itu, Ki Sukma Agung tidak tinggal diam. Segera diperintahkannya pada murid- muridnya yang berjumlah sekitar dua puluh orang, untuk membalas serangan. Sementara, dia sendiri dan yang lain ikut membantu Termasuk, Akira Yamamoto!
"Yeaaa...!"
Bres! Bret!
"Aaa...!
Pendekar dari negeri Matahari Terbit itu mem-bentak keras seraya bergerak cepat menyambut serangan anak buah lblis Rambut Merah. Gerakannya cepat sekali, dan sulit diikuti pandangan mata biasa. Begitu pedangnya tercabut, maka tiga orang langsung melolong kesakitan dengan perut robek. Kemudian ketika kembali bergerak, dua lawan berikutnya memekik tertahan. Mereka ambruk, dan tewas seketika dengan leher nyaris putus.
Tindakan Akira Yamamoto yang keras dan ke-jam, terlihat menyolok. Dan ini membuat lawan-lawan yang lain lebih banyak mengerubutinya. Namun semakin banyak yang mendekat, maka makin banyak pula korban yang ditimbulkannya.
Sampai, ketika pedang pemuda bermata sipit itu membentur sesuatu.
Tring!
"Yeaaa...!"
***
Pendekar Rajawali Sakti - 148. Putri Randu Walang Cersil indo Lorong batas dunia Pendekar Rajawali Sakti - 149. Teror Manusia Bangkai Pendekar Romantis - Skandal Hantu Putih Pendekar Rajawali Sakti - 150. Orang-Orang Atas Angin
a semua orang-orang baik, namun kini apa bedanya? Dalam keadaan seperti ini, jiwa mereka terisi iblis. Mereka hanya patuh pada perintah majikannya yang sesat. Bahkan tidak segan-segan melenyapkan nyawa manusia demi mencapai tujuannya!" ujar Ki Sukma Agung, kepada Akira Yamamoto.
Akira Yamamoto tetap diam membisu. Namun sepasang matanya mengawasi orang-orang berseragam merah itu dengan tajam.
"Sukma Agung keparat! Apakah kau masih tidak mau menyerah juga?! Masih ada kesempatan bagimu untuk ikut dengan kami! " teriak seorang laki-laki bertubuh besar bercambang bauk tebal.
Orang ini bernama Ki Sampurno. Dengan sen-jatanya berupa kapak besar dan agak lebar, dia dikenal di seantero rimba persilatan sebagai Kapak Gila Pembawa Maut. Julukan itu amat disegani kalangan persilatan. Baik dari golongan lurus, maupun dari golongan sesat. Padahal, Ki Sampurno selama ini dikenal sebagai pendekar yang selalu membela kebenaran. Namun, Iblis Rambut Merah telah memperalatnya. Sehingga, kini dia menjadi abdi penguasa Lembah Darah itu. Bahkan dianggap sebagai salah satu abdi yang bisa diandalkan.
"Ki Sampurno! Bila saja otakmu masih waras, kau tidak akan berkata begitu padaku. Kita bersahabat sejak kecil. Dan sekalipun, tidak pernah kau mengeluarkan kata-kata seperti itu padaku. Tidakkah hati kecilmu menyadari bahwa iblis telah merasukimu?" sahut Ki Sukma Agung, coba menyadarkan sahabatnya dengan kata-kata lembut penuh bujukan.
"Setan alas! Phuih! Siapa yang mengatakan kau sahabatku? Kau adalah musuhku. Musuh besarku! Jangan memancing kesabaranku. Ayo, ikut denganku sekarang juga. Dan, bawa kawan-kawanmu ikut serta!" bentak Ki Sampurno, garang.
"Hm... Sungguh sayang, Sobat. Agaknya sia-sia saja menyadarkanmu. Iblis keparat itu telah menghujamkan pengaruhnya begitu dalam. Sehingga, kau sama sekali tidak mengenalku..."
"Keparat! Masih juga kau bayak mulut..!" desis Ki Sampurno geram dengan mata melotot lebar.
Kapak Gila Pembawa Maut memberi isyarat. Maka bersamaan dengan itu, seluruh anak buahnya langsung berlompatan menerjang.
"Heaaa...! "
Melihat itu, Ki Sukma Agung tidak tinggal diam. Segera diperintahkannya pada murid- muridnya yang berjumlah sekitar dua puluh orang, untuk membalas serangan. Sementara, dia sendiri dan yang lain ikut membantu Termasuk, Akira Yamamoto!
"Yeaaa...!"
Bres! Bret!
"Aaa...!
Pendekar dari negeri Matahari Terbit itu mem-bentak keras seraya bergerak cepat menyambut serangan anak buah lblis Rambut Merah. Gerakannya cepat sekali, dan sulit diikuti pandangan mata biasa. Begitu pedangnya tercabut, maka tiga orang langsung melolong kesakitan dengan perut robek. Kemudian ketika kembali bergerak, dua lawan berikutnya memekik tertahan. Mereka ambruk, dan tewas seketika dengan leher nyaris putus.
Tindakan Akira Yamamoto yang keras dan ke-jam, terlihat menyolok. Dan ini membuat lawan-lawan yang lain lebih banyak mengerubutinya. Namun semakin banyak yang mendekat, maka makin banyak pula korban yang ditimbulkannya.
Sampai, ketika pedang pemuda bermata sipit itu membentur sesuatu.
Tring!
"Yeaaa...!"
***