Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Pedang Bayangan - 17

$
0
0
Cerita Silat | Pendekar Pedang Bayangan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pendekar Pedang Bayangan | Cersil Sakti | Pendekar Pedang Bayangan pdf

Cersil mwb Kelelawar Hijau Pendekar Seratus Hari - S.D Liong Cersil indo Raja Iblis Tanpa Tanding Pendekar Gila - Istana Berdarah Pengemis Binal - Tabir Air Sakti

gan Pendekar Rajawali Sakti berkelebat menyambar. Seketika dua lawannya terjungkal roboh sambil memekik kesakitan. Perut mereka robek, mengucurkan darah segar.
  Suiiit!
  Pendekar Rajawali Sakti langsung bersuit nya- ring. Dan pada saat itu juga, kudanya berlari kencang mendekati.
  "Hup!"
  Rangga segera melompat ke punggung Dewa Bayu dan menggebahnya mendekati Ki Arga Wampu.
  "Ki Arga Wampu! Cepat naik! Tinggalkan tempat ini...!"
  "Heup…!"
  Orang tua itu memunahkan ajiannya. Dan bentuknya yang nyata kembali terlihat. Setelah itu, dia melompat ke belakang Pendekar Rajawali Sakti.
  Seketika kuda berbulu hitam itu berlari kencang meninggalkan tempat ini. Namun, para pengeroyok agaknya tidak sudi membiarkan begitu saja dua orang yang berada paling depan langsung melompat sambil menghunus senjata.
  "Yeaaa..!"
  "Huh! "
  Rangga mendengus geram, langsung menoleh sekilas. Seketika itu pula, pedang di tangannya melesat menyambar salah seorang.
  Bres!
  "Aaa !"
  Orang itu terjungkal roboh disertai pekikan nyaring. Pedang yang dilempar Pendekar Rajawali Sakti tepat menembus jantungnya. Hal yang sama juga dilakukan Ki Arga Wampu. Orang tua itu melepaskan pukulan jarak jauh ke arah lawan yang seorang lagi.
  Kini Rangga tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dan langsung ditinggalkannya tempat itu dengan menggebah kudanya sekencang mungkin, sehingga lawan-lawannya tidak mampu menyusul.
  Dalam waktu singkat, mereka berhasil menyusul Ki Sukma Agung dan Lesmana. Kini ketiga kuda itu terus berlari kencang, ketika penunggangnya menggebah tak henti-hentinya.
 
  ***
 
  Rangga dan tiga orang kawannya tiba di tempat kediaman Ki Sukma Agung dalam waktu tidak terlalu lama. Kedua kuda yang ditunggangi Lesmana dan Ki Sukma Agung terlihat letih. Dua orang murid Ki Sukma Agung langsung menyambut dan menggiring kuda-kuda itu ke kandang untuk diberi makan.
  "Maaf, Ki. Ada seseorang yang tengah menunggu...," ujar salah seorang muridnya memberitahu.
  "Siapa?" tanya Ki Sukma Agung.
  "Dia tidak menyebutkan namanya. Orang itu pendiam. Dan katanya, datang ke sini untuk menanyakan sesuatu. Itu dia orangnya!" tunjuk murid Ki Sukma Agung.
  Orang tua itu menoleh, langsung melihat seorang pemuda berbaju serba hitam dengan rambut agak panjang dikuncir ke atas. Kedua tangannya bersedekap di dada. Dan tangan sebelah kanan, menggenggam sebilah pedang panjang.
  Bersama dengan yang lain, Ki Sukma Agung menghampiri pemuda itu yang berdiri tidak jauh di beranda depan.
  "Kisanak.... Aku Ki Sukma Agung. Adakah sesuatu yang bisa kubantu untukmu?"
  Pemuda itu menoleh Sehingga, kini wajahnya terlihat jelas. Kedua alisnya tebal dan sepasang matanya sipit. Kulitnya agak kekuning-kuningan.
  "Namaku Akira Yamamoto. Aku mencari Ki Arga Wampu. Menurut keterangan murid-murid- nya, beliau berada di sini."
  "Kisanak... Akulah orang yang kau cari! " sahut Ki Arga Wampu seraya melangkah maju mendekati pemuda itu.
  "Hm... Jadi kaukah Ki Arga Wampu?" gumam pemuda yang temyata Akira Yamamoto.
  'Tidak salah. Adakah sesuatu yang bisa kubantu untukmu? "
  "Ki Arga Wampu! Aku menantangmu berta-rung!" ujar Akira Yamamoto tanpa tedeng aling-aling,
  "Hm, jadi kaukah pendekar dari negeri Mata-hari Terbit itu?"
  "Benar! "
  "Kisanak! Kudengar tentang kehebatanmu. Namun, hal itu sama sekali tidak membuatku senang. Seorang kawanku tewas di tanganmu. Dan jika menuruti kata hati, mestinya kuterima tantanganmu tanpa berpikir jauh lagi...."
  "Apakah kau hendak menolak tantanganku?"
  "Bukan begitu. Kurasa, kau bukan orang jahat. Dan kepandaianmu pun hebat. Sungguh sayang bila jalan yang kau tempuh tidak berguna."
  "Kisanak! Aku tidak peduli apa yang kau katakan. Sebab orang punya jalan hidup masing- masing untuk mengabdikan diri. Dan jalan hidup yang kuabdikan, adalah menurut cara padepok-anku! " sahut pemuda bermata sipit itu tegas.
  "Apakah tidak pernah terlintas dalam benakmu untuk berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain? Seperti melenyapkan kejahatan yang mengganggu banyak orang?" sindir Ki Arga Wampu. Pemuda itu terdiam.
  "Apa yang dikatakan Ki Arga Wampu memang benar, Kisanak. Masih banyak yang harus kita kerjakan. Dan lebih berguna ketimbang persoalan yang sifatnya pribadi. ," timpal Rangga
  "Siapa kau? " tanya pemuda itu seraya menoleh ke arah Rangga.
  "Namaku Rangga....
  "Kukenal orang bernama Rangga yang berjuluk Pendekar Rajawali Sakti. Kaukah orangnya? "
  "Betul..."
  "Sungguh kebetulan! Kisanak! Kau salah seorang dari daftar tokoh-tokoh yang akan menerima tantangan bertarung denganku," sambut Akira Yamamoto tanpa sungkan-sungkan.
  Kisanak! Aku tidak suka bertarung tanpa alasan."
  "Tidak perlu! Sebab, yang kuinginkan adalah, bahwa kau harus menerima tantanganku. Kalau tidak..., barangkali kau memang pengecut!"
  Rangga menarik napas agak panjang. Kata-ka-ta pemuda bermata sipit itu tidak enak didengar. Dan nadanya membuat hati sesak. Pendekar Rajawali Sakti berusaha menahan sabar.
  "Bagaimana? Apakah kau terima tantanganku? Pendekar Rajawali Sakti kudengar tokoh hebat di negeri ini. Dan dari sekian banyak daftar tokoh silat di negeri ini, maka namamu kumasukkan dalam urutan terakhir. Yaitu, orang yang kuanggap tinggi. Aku akan penasaran bila kau menolak tantanganku!"
  Rangga terdiam seraya mendesah pelan. Pendekar Rajawali Sakti sama sekali tidak ingin bertarung dengan pemuda ini, karena tidak ada alasan kuat. Lagi pula, sudah jelas kalau pemuda inilah yang telah menewaskan tokoh- tokoh lain meski dalam pertarungan jujur. Berarti pula, hanya ada dua pilihan bila menyambut tantangannya. Menerima sampai salah seorang tewas, atau mendapat malu karena dianggap pengecut. Dua-duanya memang bukan pilihan enak.
  "Kisanak! Orang orang ini akan menjadi saksi, apakah kau akan menjadi pengecut atau tidak!' ujar Akira Yamamoto menegaskan.
  Rangga baru saja akan menjawab, ketika terdengar derap langkah kuda menuju ke sini. Mereka semua berpaling, melihat di sekeliling tempat ini telah dikepung orang-orang berseragam merah.
  "Celaka! Anak buah lblis Rambut Merah, desis Lesmana.
  "Mereka telah mengurung tempat ini! " ujar Ki Sukma Agung, seraya menghitung jumlah para pengepung.
  Apa yang diduga memang tidak salah. Tempat ini telah dikepung anak buah lblis Rambut Merah. Jumlah mereka cukup banyak. Dan, tidak kurang dari lima puluh orang.
  "Kisanak! Kalau kau hendak berbuat sesuatu bagi orang banyak, inilah saatnya! Mereka seka-wanan boneka yang patuh pada majikannya. Seorang yang sesat berjuluk Iblis Rambut Merah. Meski di antara merek

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>