Cerita Silat | Pangeran Dari Kegelapan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pangeran Dari Kegelapan | Cersil Sakti | Pangeran Dari Kegelapan pdf
Pengemis Binal - Tabir Air Sakti Pendekar Rajawali Sakti - 151. Pendekar Pedang Bayangan Kisah Para Naga di Pusaran Badai 2 - Pertempuran di Gunung Siong San Pendekar Mabuk - Titisan Ilmu Setan Pendekar Mabuk - Gundik Sakti
"Bedebah! Bocah pentil! Rupanya kau belum kenal denganku, he?!" dengus Pangeran dari Ke-gelapan dengan wajah geram.
"Kenapa tidak? Kau hanyalah segelintir iblis durjana yang mengotori mayapada! Dosamu kele-wat takaran. Dan, tidak ada lagi yang bisa kau perbuat untuk menebusnya selain kematianmu."
"Setan...!" maki Pangeran dari Kegelapan.
Pangeran dari Kegelapan segera melompat bagaikan kilat, bermaksud menggebrak Pendekar Rajawali Sakti dengan sekali serangan.
"Hiyaaat..! "
Bet! Wuk!
Ujung tongkat Pendekar Rajawali Sakti menyambar ke leher. Lalu tubuhnya yang berputar coba mengecoh, sambil melepaskan tendangan keras.
Rangga yang langsung mengerahkan jurus 'Sembilan Langkah Ajaib' mencelat ke samping. Langsung ditangkisnya tendangan Pangeran dari Kegelapan dengan mantap. Bahkan ketika Pangeran dari Kegelapan mengayunkan senjata untuk merobek perut, pemuda itu cepat melompat ke belakang.
"Hup!"
Pangeran dari Kegelapan tidak berhenti sampai di situ. Tongkatnya beberapa kali mengincar bagian tubuh Pendekar Rajawali Sakti yang mematikan. Namun, sejauh itu Rangga mampu mengimbanginya dengan mantap. Permainan tongkat Pangeran dari Kegelapan dapat diimbangi dengan pedang yang baru saja dipungutnya di tanah ketika habis melompat ke belakang tadi.
Trang!
"Hiiih! "
Pangeran dari Kegelapan mendengus geram. Serangannya diperhebat. Sehingga dalam waktu singkat terlihat Rangga agak keteter. Namun, pemuda itu segera menyadari kalau tidak boleh se- terusnya begitu. Maka segera dikerahkan jurus-jurus dari lima rangkaian jurus 'Rajawali Sakti 039;.
Seketika tubuhnya berkelebat cepat. Gerakan-nya cepat bukan main dalam mengerahkan jurus jurusnya. Dan apabila dengan pedang di tangan, jurus ini bukan saja mampu membingungkan. Tapi, juga mampu mendesak. Dan yang terlihat dalam pertarungan memang begitu adanya.
"Hiyaaat…!"
Trang! Tring!
"Hiiih!"
Pelan-pelan keadaan kini kembali terbalik. Pendekar Rajawali Sakti yang semula mulai terdesak, gerakannya cepat dan sulit diduga, membuat Pangeran dari Kegelapan kalang kabut. Laki-laki bercaping itu berusaha bertahan sekuat daya untuk melindungi diri dari hujaman serangan Pendekar Rajawali Sakti.
"Heaaat!"
Rangga menerjang. Ujung pedang di tangannya menyambar- nyambar ke seluruh tubuh Pangeran dari Kegelapan.
Pangeran dari Kegelapan mendengus geram. Namun dia tidak mampu berbuat apa-apa. Meski berusaha menangkis, tetap saja pemuda itu mampu lolos dan mengancam keselamatan jiwanya. Lagi pula, percuma saja bila berusaha memapaki pedang pemuda itu. Setiap kali terjadi benturan senjata, maka tangannya bergetar. Dan ini menandakan kalau tenaga dalam Pendekar Rajawali Sakti sangat tinggi.
Sekali lagi, terjadi benturan senjata. Bahkan pedang di tangan Pendekar Rajawali Sakti me-nyambar ke perut Pangeran dari Kegelapan cepat melompat ke belakang. Namun secara tidak terduga, Rangga menyambar tudung lebar yang dikenakannya.
Pras! Bret!
"Heh?!"
Pangeran dari Kegelapan terkejut. Dalam se- kejapan mata, caping lebarnya hancur menjadi kepingan-kepingan kecil, dibabat pedang di tangan Pendekar Rajawali Sakti. Dan kini, wajah yang asli terlihat jelas.
Mereka yang berada di tempat itu terkejut. Dan Pendekar Rajawali Sakti sendiri tertegun, sehingga hanya berdiam diri barang sesaat. Sedang, Nirmala memalingkan muka melihat pemandangan yang menakutkan.
Apa yang terlihat memang menakutkan, sekaligus membuat rasa kasihan. Kulit wajah Pangeran dari Kegelapan rusak berat, seperti bekas disayat-sayat benda tajam. Kelopak matanya hilang, sehingga terlihat hanya kedua biji matanya yang dikelilinggi warna merah yang selalu berair. Hidungnya pun tidak ada. Dan yang tersisa hanya dua lobang hidung yang rata dengan permukaan kulit. Demikian pula kedua bibirnya. Yang terlihat hanya gusi-gusi yang menghitam dan gigi-gigi yang ompong.
"Kurang ajar! Kau akan mampus...!" desis Pangeran dari Kegelapan geram, seraya melompat menerjang Pendekar Rajawali Sakti.
"Kisanak! Aku menyayangkan kejadian ini. Meski jalan tobat masih ada, namun banyak orang yang tidak akan rela membiarkan kau hidup berkeliaran membuat bencana! Dan, masih ada kesempatan untuk itu, dengan menyerah dan membiarkan para prajurit kerajaan membawamu ke istana untuk menerima hukuman… ujar Rangga enteng.
Pemuda itu menyadari kalau Pangeran dari Kegelapan tidak mungkin bisa dinasihati. Dan itu sama artinya dengan menghina. Dan ternyata, dugaannya memang benar.
"Bocah keparat! Kubunuh kau...! Yeaaa...! "
Pangeran dari Kegelapan langsung meluruk dengan tongkat menyambar-nyambar.
Wuk!
Tapi Pendekar Rajawali Sakti tak kalah sigap. Cepat Rangga menangkis. Namun, mendadak ta-ngan kanan Pangeran dari Kegelapan mencabut gagang tongkat. Maka, dari situ melesat sebilah pedang tipis menyambar ke dada, membuat Pendekar Rajawali Sakti terkesiap, dan cepat melompat ke belakang. Tapi....
Bret!
"Akh...!"
Meski sempat menghindar, namun tidak urung kulit dada Pendekar Rajawali Sakti terserempet juga. Rangga mengeluh tertahan.
"Sial!" rutuk Rangga, geram.
Pendekar Rajawali Sakti langsung melompat menerjang. Dan kali ini, langsung digunakannya jurus 'Pedang Pemecah Sukma' yang mampu me-mecah belah jiwa orang yang dihadapi.
Demikian pula yang dialami Pangeran dari Kegelapan saat ini. Meski sesekali berhasil menangkis, namun lebih banyak pedang di tangan Pendekar Rajawali Sakti seperti mempengaruhi jiwanya. Bahkan, sepertinya dia kehilangan semangat bertarung. Dan dia tak tahu harus berbuat apa.
"Yeaaa...!"
Bahkan ketika Pendekar Rajawali Sakti meng- gunakan kesempatan itu, Pangeran dari Kegelapan hanya terkesiap. Tubuh Rangga berkelebat cepat sambil membabatkan pedang di tangannya.
Pangeran dari Kegelapan berusaha mencelat ke atas, saat Pendekar Rajawali Sakti menyambar kedua kakinya. Dan dia terus bergerak ke atas. Namun Rangg
Pengemis Binal - Tabir Air Sakti Pendekar Rajawali Sakti - 151. Pendekar Pedang Bayangan Kisah Para Naga di Pusaran Badai 2 - Pertempuran di Gunung Siong San Pendekar Mabuk - Titisan Ilmu Setan Pendekar Mabuk - Gundik Sakti
"Bedebah! Bocah pentil! Rupanya kau belum kenal denganku, he?!" dengus Pangeran dari Ke-gelapan dengan wajah geram.
"Kenapa tidak? Kau hanyalah segelintir iblis durjana yang mengotori mayapada! Dosamu kele-wat takaran. Dan, tidak ada lagi yang bisa kau perbuat untuk menebusnya selain kematianmu."
"Setan...!" maki Pangeran dari Kegelapan.
Pangeran dari Kegelapan segera melompat bagaikan kilat, bermaksud menggebrak Pendekar Rajawali Sakti dengan sekali serangan.
"Hiyaaat..! "
Bet! Wuk!
Ujung tongkat Pendekar Rajawali Sakti menyambar ke leher. Lalu tubuhnya yang berputar coba mengecoh, sambil melepaskan tendangan keras.
Rangga yang langsung mengerahkan jurus 'Sembilan Langkah Ajaib' mencelat ke samping. Langsung ditangkisnya tendangan Pangeran dari Kegelapan dengan mantap. Bahkan ketika Pangeran dari Kegelapan mengayunkan senjata untuk merobek perut, pemuda itu cepat melompat ke belakang.
"Hup!"
Pangeran dari Kegelapan tidak berhenti sampai di situ. Tongkatnya beberapa kali mengincar bagian tubuh Pendekar Rajawali Sakti yang mematikan. Namun, sejauh itu Rangga mampu mengimbanginya dengan mantap. Permainan tongkat Pangeran dari Kegelapan dapat diimbangi dengan pedang yang baru saja dipungutnya di tanah ketika habis melompat ke belakang tadi.
Trang!
"Hiiih! "
Pangeran dari Kegelapan mendengus geram. Serangannya diperhebat. Sehingga dalam waktu singkat terlihat Rangga agak keteter. Namun, pemuda itu segera menyadari kalau tidak boleh se- terusnya begitu. Maka segera dikerahkan jurus-jurus dari lima rangkaian jurus 'Rajawali Sakti 039;.
Seketika tubuhnya berkelebat cepat. Gerakan-nya cepat bukan main dalam mengerahkan jurus jurusnya. Dan apabila dengan pedang di tangan, jurus ini bukan saja mampu membingungkan. Tapi, juga mampu mendesak. Dan yang terlihat dalam pertarungan memang begitu adanya.
"Hiyaaat…!"
Trang! Tring!
"Hiiih!"
Pelan-pelan keadaan kini kembali terbalik. Pendekar Rajawali Sakti yang semula mulai terdesak, gerakannya cepat dan sulit diduga, membuat Pangeran dari Kegelapan kalang kabut. Laki-laki bercaping itu berusaha bertahan sekuat daya untuk melindungi diri dari hujaman serangan Pendekar Rajawali Sakti.
"Heaaat!"
Rangga menerjang. Ujung pedang di tangannya menyambar- nyambar ke seluruh tubuh Pangeran dari Kegelapan.
Pangeran dari Kegelapan mendengus geram. Namun dia tidak mampu berbuat apa-apa. Meski berusaha menangkis, tetap saja pemuda itu mampu lolos dan mengancam keselamatan jiwanya. Lagi pula, percuma saja bila berusaha memapaki pedang pemuda itu. Setiap kali terjadi benturan senjata, maka tangannya bergetar. Dan ini menandakan kalau tenaga dalam Pendekar Rajawali Sakti sangat tinggi.
Sekali lagi, terjadi benturan senjata. Bahkan pedang di tangan Pendekar Rajawali Sakti me-nyambar ke perut Pangeran dari Kegelapan cepat melompat ke belakang. Namun secara tidak terduga, Rangga menyambar tudung lebar yang dikenakannya.
Pras! Bret!
"Heh?!"
Pangeran dari Kegelapan terkejut. Dalam se- kejapan mata, caping lebarnya hancur menjadi kepingan-kepingan kecil, dibabat pedang di tangan Pendekar Rajawali Sakti. Dan kini, wajah yang asli terlihat jelas.
Mereka yang berada di tempat itu terkejut. Dan Pendekar Rajawali Sakti sendiri tertegun, sehingga hanya berdiam diri barang sesaat. Sedang, Nirmala memalingkan muka melihat pemandangan yang menakutkan.
Apa yang terlihat memang menakutkan, sekaligus membuat rasa kasihan. Kulit wajah Pangeran dari Kegelapan rusak berat, seperti bekas disayat-sayat benda tajam. Kelopak matanya hilang, sehingga terlihat hanya kedua biji matanya yang dikelilinggi warna merah yang selalu berair. Hidungnya pun tidak ada. Dan yang tersisa hanya dua lobang hidung yang rata dengan permukaan kulit. Demikian pula kedua bibirnya. Yang terlihat hanya gusi-gusi yang menghitam dan gigi-gigi yang ompong.
"Kurang ajar! Kau akan mampus...!" desis Pangeran dari Kegelapan geram, seraya melompat menerjang Pendekar Rajawali Sakti.
"Kisanak! Aku menyayangkan kejadian ini. Meski jalan tobat masih ada, namun banyak orang yang tidak akan rela membiarkan kau hidup berkeliaran membuat bencana! Dan, masih ada kesempatan untuk itu, dengan menyerah dan membiarkan para prajurit kerajaan membawamu ke istana untuk menerima hukuman… ujar Rangga enteng.
Pemuda itu menyadari kalau Pangeran dari Kegelapan tidak mungkin bisa dinasihati. Dan itu sama artinya dengan menghina. Dan ternyata, dugaannya memang benar.
"Bocah keparat! Kubunuh kau...! Yeaaa...! "
Pangeran dari Kegelapan langsung meluruk dengan tongkat menyambar-nyambar.
Wuk!
Tapi Pendekar Rajawali Sakti tak kalah sigap. Cepat Rangga menangkis. Namun, mendadak ta-ngan kanan Pangeran dari Kegelapan mencabut gagang tongkat. Maka, dari situ melesat sebilah pedang tipis menyambar ke dada, membuat Pendekar Rajawali Sakti terkesiap, dan cepat melompat ke belakang. Tapi....
Bret!
"Akh...!"
Meski sempat menghindar, namun tidak urung kulit dada Pendekar Rajawali Sakti terserempet juga. Rangga mengeluh tertahan.
"Sial!" rutuk Rangga, geram.
Pendekar Rajawali Sakti langsung melompat menerjang. Dan kali ini, langsung digunakannya jurus 'Pedang Pemecah Sukma' yang mampu me-mecah belah jiwa orang yang dihadapi.
Demikian pula yang dialami Pangeran dari Kegelapan saat ini. Meski sesekali berhasil menangkis, namun lebih banyak pedang di tangan Pendekar Rajawali Sakti seperti mempengaruhi jiwanya. Bahkan, sepertinya dia kehilangan semangat bertarung. Dan dia tak tahu harus berbuat apa.
"Yeaaa...!"
Bahkan ketika Pendekar Rajawali Sakti meng- gunakan kesempatan itu, Pangeran dari Kegelapan hanya terkesiap. Tubuh Rangga berkelebat cepat sambil membabatkan pedang di tangannya.
Pangeran dari Kegelapan berusaha mencelat ke atas, saat Pendekar Rajawali Sakti menyambar kedua kakinya. Dan dia terus bergerak ke atas. Namun Rangg