Cerita Silat | Pangeran Dari Kegelapan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pangeran Dari Kegelapan | Cersil Sakti | Pangeran Dari Kegelapan pdf
Pendekar Rajawali Sakti - 152. Istana Goa Darah Wiro Sableng 6 - Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Wiro Sableng 21 - Neraka Puncak Lawu Pendekar Rajawali Sakti - 153. Pemuas Nafsu Iblis Wiro Sableng 36 - Dewi Dalam Pasungan
8
"Hm... Kukira anjing kerajaan lagi yang muncul. Rupanya bocah manis yang ingin mampus! " gumam Pangeran dari Kegelapan, enteng.
"Bajingan busuk! Tidak ingatkah kau padaku? Beberapa hari lalu kau telah merusak harga diriku. Dan hari ini, aku akan menuntut balas atas perbuatanmu!" dengus seorang gadis manis sambil menghunus pedang.
Pangeran dari Kegelapan tertawa kecil sambil mengamati gadis itu seksama. Lalu pandangannya beralih pada seorang pemuda yang tahu-tahu sudah berdiri tak jauh dari gadis itu.
Wajah pemuda itu tampan. Rambutnya pan-jang, memakai rompi putih. Di belakangnya tersandang sebilah pedang berhulu kepala burung. Sinar mata pemuda itu tajam menusuk, seperti menembus celah-celah topinya yang lebar dan terus menghujam ke jantung. Tidak terasa, Pangeran dari Kegelapan terkesiap barang sekejap.
"Hm.... Banyak sudah gadis yang menjadi korbanku. Dan semuanya tiada yang istimewa. Lalu, siapakah kau sebenarnya?" tanya Pangeran dari Kegelapan, langsung mengalihkan perhabannya pada sosok gadis itu.
Mendengar jawaban Pangeran dari Kegelapan yang bernada mengejek dan menganggap sepele, bukan main geramnya gadis itu.
"Bajingan keparat! Aku murid Padepokan Mawar Merah yang kau nodai di dekat Lembah Seribu Dara!"
"Entahlah... Aku tak pernah mengingat-ingat-nya secara khusus. Tapi bila kedatanganmu ke sini karena kurang puas atas layananku, maka hari ini aku bisa memuaskanmu...." sahut Pangeran dari Kegelapan, makin membuat panas gadis yang tak lain dari Nirmala.
"Iblis busuk! Tutup mulut kotormu itu! Keda-tanganku ke sini untuk memancung kepalamu!" bentak Nirmala.
Nirmala agaknya tidak dapat menahan diri lagi. Langsung dia melompat menyerang.
"Yeaaa...!"
Namun Pangeran dari Kegelapan telah melompat lincah, menghindari serangan Nirmala. Bahkan sesekali tertawa mengejek.
"He he he...! Dengan kepandaian seperti ini, kau hendak membunuhku? Kau hanya bermimpi, Cah Ayu! Lebih baik tinggal bersamaku dan mengurusi segala keperluanku! "
"Cis! Bajingan bermulut kotor! Kau kira aku tidak mampu membunuhmu, he? Aku telah bersumpah atas nyawa guru dan kawan- kawanku, serta atas nama kehormatan diriku, bahwa kau harus mati di tanganku!" dengus Nirmala.
"Ha ha ha...! Kau bermimpi kalau hendak membunuhku. Dan sumpahmu tidak akan pernah terlaksana!"
"Tutup mulutmu...!"
Nirmala berusaha mendesak Pangeran dari Kegelapan lewat permainan ilmu pedang tertinggi yang dimilikinya. Namun, laki- laki bercaping itu menghadapi dengan angina- anginan. Bahkan dia lebih mudah lagi meladeni setiap serangan gadis itu, karena Ki Samparan serta para prajurit kerajaan tidak ikut menyerang pula.
Beberapa kali Nirmala mengeluh tertahan. Wajahnya berkerut saat kedua senjata mereka beradu. Namun gadis yang keras hati itu sama sekali tidak peduli lagi. Dia memang telah bertekat untuk bertarung mati-matian
Sementara pemuda yang tadi berdiri tidak jauh di dekatnya, memandang pertarungan itu sambil sesekali mendecah dan menggeleng lemah. Disadari kalau gadis itu tidak akan mampu membuktikan kata-katanya. Kepandaian Pangeran dari Kegelapan beberapa kali lipat di atasnya. Dan meski Nirmala berusaha mendesak mati-matian, tetap saja tidak mampu. Bahkan Pangeran dari Kegelapan terlihat main-main menghadapinya.
Pemuda yang tidak lain dari Pendekar Rajawali Sakti itu, sebelumnya telah menawarkan diri untuk menggantikannya dalam melawan Pangeran dari Kegelapan. Namun, Nirmala menolak mentah-mentah. Dia tidak peduli, meski Rangga telah memperingatkan kalau lawan yang dihadapi bukanlah tandingannya. Sejak tadi, Pendekar Rajawali Sakti telah mengamati, bagaimana Pangeran dari Kegelapan menghabisi musuh-musuhnya. Dan tingkat kepandaian seperti itu sama sekali tidak dimiliki Nirmala.
"Yeaaa...!"
Bet! Trang!
Kali ini terlihat kalau Pangeran dari Kegelapan mulai mendesak Nirmala. Sabetan pedang gadis itu yang ditujukan ke leher dan pinggang, dengan mudah ditangkisnya. Malah ujung tongkatnya terus menyambar ke arah dada gadis itu.
Nirmala melompat ke belakang. Namun pada saat itu pula Pangeran dari Kegelapan terus mengejar dengan sebelah kaki menuju ke perut. Begitu cepat gerakannya, sehingga Nirmala tak mampu menghindar. Dan…
Des!
"Aaakh! "
Gadis itu menjerit keras, langsung terjungkal ke belakang.
"Sekarang kau boleh menyusul guru dan kawan-kawanmu di akherat sana!" bentak Pangeran dari Kegelapan, langsung melompat menerjang.
Tendangan yang tadi dilakukan Pangeran dari Kegelapan sangat keras. Sehingga, gadis itu sampai terguling-guling. Dari mulutnya tampak keluar cairan merah segar. Jangankan untuk menghindar dari serangan. Untuk bangkit pun, gadis itu merasa sulit. Sehingga, hanya keberuntungan saja yang bisa menyelamatkan dirinya.
***
Pada saat yang gawat bagi Nirmala, mendadak berkelebat sesosok tubuh yang langsung menangkis serangan. Seketika terjadi pertarungan singkat dalam tempo cepat. Mereka saling menyerang dan menangkis. Bahkan orang-orang yang berada di situ pun tidak mampu mengetahui, apa yang terjadi. Barulah ketika kedua orang yang bertarung melompat ke belakang untuk mengambil jarak mereka bisa mengenali siapa orang yang telah menahan serangan si Pangeran dari Kegelapan.
"Hm... Aku telah menduga, kau akan meno-longnya. Tapi kau hanya mencari mati, bila men-campuri urusanku, Bocah!" dengus Pangeran dari Kegelapan, memandang sinis pada pemuda yang berdiri di depannya.
"Akan kita lihat, siapa yang mencari mati dalam urusan ini," sahut pemuda yang tidak lain Pendekar Rajawali Sakti.
"Selama ini, belum pernah ada korbanku yang kubiarkan hidup. Mereka mati dan tidak sempat menyesali perbuatannya."
"Tidak perlu menakut-nakutiku seperti itu, Ki-sanak. Telah banyak yang kudengar tentang dirimu. Dan, semakin bersemangat hatiku ingin melenyapkan orang sepertimu," sahut Rangga, disertai senyum kecil.
Pendekar Rajawali Sakti - 152. Istana Goa Darah Wiro Sableng 6 - Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Wiro Sableng 21 - Neraka Puncak Lawu Pendekar Rajawali Sakti - 153. Pemuas Nafsu Iblis Wiro Sableng 36 - Dewi Dalam Pasungan
8
"Hm... Kukira anjing kerajaan lagi yang muncul. Rupanya bocah manis yang ingin mampus! " gumam Pangeran dari Kegelapan, enteng.
"Bajingan busuk! Tidak ingatkah kau padaku? Beberapa hari lalu kau telah merusak harga diriku. Dan hari ini, aku akan menuntut balas atas perbuatanmu!" dengus seorang gadis manis sambil menghunus pedang.
Pangeran dari Kegelapan tertawa kecil sambil mengamati gadis itu seksama. Lalu pandangannya beralih pada seorang pemuda yang tahu-tahu sudah berdiri tak jauh dari gadis itu.
Wajah pemuda itu tampan. Rambutnya pan-jang, memakai rompi putih. Di belakangnya tersandang sebilah pedang berhulu kepala burung. Sinar mata pemuda itu tajam menusuk, seperti menembus celah-celah topinya yang lebar dan terus menghujam ke jantung. Tidak terasa, Pangeran dari Kegelapan terkesiap barang sekejap.
"Hm.... Banyak sudah gadis yang menjadi korbanku. Dan semuanya tiada yang istimewa. Lalu, siapakah kau sebenarnya?" tanya Pangeran dari Kegelapan, langsung mengalihkan perhabannya pada sosok gadis itu.
Mendengar jawaban Pangeran dari Kegelapan yang bernada mengejek dan menganggap sepele, bukan main geramnya gadis itu.
"Bajingan keparat! Aku murid Padepokan Mawar Merah yang kau nodai di dekat Lembah Seribu Dara!"
"Entahlah... Aku tak pernah mengingat-ingat-nya secara khusus. Tapi bila kedatanganmu ke sini karena kurang puas atas layananku, maka hari ini aku bisa memuaskanmu...." sahut Pangeran dari Kegelapan, makin membuat panas gadis yang tak lain dari Nirmala.
"Iblis busuk! Tutup mulut kotormu itu! Keda-tanganku ke sini untuk memancung kepalamu!" bentak Nirmala.
Nirmala agaknya tidak dapat menahan diri lagi. Langsung dia melompat menyerang.
"Yeaaa...!"
Namun Pangeran dari Kegelapan telah melompat lincah, menghindari serangan Nirmala. Bahkan sesekali tertawa mengejek.
"He he he...! Dengan kepandaian seperti ini, kau hendak membunuhku? Kau hanya bermimpi, Cah Ayu! Lebih baik tinggal bersamaku dan mengurusi segala keperluanku! "
"Cis! Bajingan bermulut kotor! Kau kira aku tidak mampu membunuhmu, he? Aku telah bersumpah atas nyawa guru dan kawan- kawanku, serta atas nama kehormatan diriku, bahwa kau harus mati di tanganku!" dengus Nirmala.
"Ha ha ha...! Kau bermimpi kalau hendak membunuhku. Dan sumpahmu tidak akan pernah terlaksana!"
"Tutup mulutmu...!"
Nirmala berusaha mendesak Pangeran dari Kegelapan lewat permainan ilmu pedang tertinggi yang dimilikinya. Namun, laki- laki bercaping itu menghadapi dengan angina- anginan. Bahkan dia lebih mudah lagi meladeni setiap serangan gadis itu, karena Ki Samparan serta para prajurit kerajaan tidak ikut menyerang pula.
Beberapa kali Nirmala mengeluh tertahan. Wajahnya berkerut saat kedua senjata mereka beradu. Namun gadis yang keras hati itu sama sekali tidak peduli lagi. Dia memang telah bertekat untuk bertarung mati-matian
Sementara pemuda yang tadi berdiri tidak jauh di dekatnya, memandang pertarungan itu sambil sesekali mendecah dan menggeleng lemah. Disadari kalau gadis itu tidak akan mampu membuktikan kata-katanya. Kepandaian Pangeran dari Kegelapan beberapa kali lipat di atasnya. Dan meski Nirmala berusaha mendesak mati-matian, tetap saja tidak mampu. Bahkan Pangeran dari Kegelapan terlihat main-main menghadapinya.
Pemuda yang tidak lain dari Pendekar Rajawali Sakti itu, sebelumnya telah menawarkan diri untuk menggantikannya dalam melawan Pangeran dari Kegelapan. Namun, Nirmala menolak mentah-mentah. Dia tidak peduli, meski Rangga telah memperingatkan kalau lawan yang dihadapi bukanlah tandingannya. Sejak tadi, Pendekar Rajawali Sakti telah mengamati, bagaimana Pangeran dari Kegelapan menghabisi musuh-musuhnya. Dan tingkat kepandaian seperti itu sama sekali tidak dimiliki Nirmala.
"Yeaaa...!"
Bet! Trang!
Kali ini terlihat kalau Pangeran dari Kegelapan mulai mendesak Nirmala. Sabetan pedang gadis itu yang ditujukan ke leher dan pinggang, dengan mudah ditangkisnya. Malah ujung tongkatnya terus menyambar ke arah dada gadis itu.
Nirmala melompat ke belakang. Namun pada saat itu pula Pangeran dari Kegelapan terus mengejar dengan sebelah kaki menuju ke perut. Begitu cepat gerakannya, sehingga Nirmala tak mampu menghindar. Dan…
Des!
"Aaakh! "
Gadis itu menjerit keras, langsung terjungkal ke belakang.
"Sekarang kau boleh menyusul guru dan kawan-kawanmu di akherat sana!" bentak Pangeran dari Kegelapan, langsung melompat menerjang.
Tendangan yang tadi dilakukan Pangeran dari Kegelapan sangat keras. Sehingga, gadis itu sampai terguling-guling. Dari mulutnya tampak keluar cairan merah segar. Jangankan untuk menghindar dari serangan. Untuk bangkit pun, gadis itu merasa sulit. Sehingga, hanya keberuntungan saja yang bisa menyelamatkan dirinya.
***
Pada saat yang gawat bagi Nirmala, mendadak berkelebat sesosok tubuh yang langsung menangkis serangan. Seketika terjadi pertarungan singkat dalam tempo cepat. Mereka saling menyerang dan menangkis. Bahkan orang-orang yang berada di situ pun tidak mampu mengetahui, apa yang terjadi. Barulah ketika kedua orang yang bertarung melompat ke belakang untuk mengambil jarak mereka bisa mengenali siapa orang yang telah menahan serangan si Pangeran dari Kegelapan.
"Hm... Aku telah menduga, kau akan meno-longnya. Tapi kau hanya mencari mati, bila men-campuri urusanku, Bocah!" dengus Pangeran dari Kegelapan, memandang sinis pada pemuda yang berdiri di depannya.
"Akan kita lihat, siapa yang mencari mati dalam urusan ini," sahut pemuda yang tidak lain Pendekar Rajawali Sakti.
"Selama ini, belum pernah ada korbanku yang kubiarkan hidup. Mereka mati dan tidak sempat menyesali perbuatannya."
"Tidak perlu menakut-nakutiku seperti itu, Ki-sanak. Telah banyak yang kudengar tentang dirimu. Dan, semakin bersemangat hatiku ingin melenyapkan orang sepertimu," sahut Rangga, disertai senyum kecil.