Cerita Silat | Siluman Pemburu Perawan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Siluman Pemburu Perawan | Cersil Sakti | Siluman Pemburu Perawan pdf
Cersil Shugyosa ~ Samurai Pengembara 1 Mahesa Kelud ~ Menggebrak Kotaraja Pendekar Rajawali Sakti - 176. Bidadari Penakluk Joko Sableng ~ Tumbal Pusar Merah kindo - Pedang Darah Biru
Setelah menangkis, kaki kanan Bernama langsung menyodok ke perut wanita bertopeng itu.
Wuttt...!
Untungnya, Suti Raswati bertindak cepat, telapak tangan kirinya langsung menangkis.
Plak!
Dan mendadak tubuh wanita ini berputar. Dia bermaksud mengirim tendangan ke batok kepala Bernawa. Tapi sebelum dilakukan, Siluman Pemburu Perawan telah lebih dulu memutar tubuhnya.
Langsung dilepaskannya satu tendangan dahsyat ke dada.
Des!
"Aaakh...!"
Wanita bertopeng itu menjerit kesakitan. Tubuhnya langsung terlempar agak jauh dengan mulut menyemburkan darah segar.
'Yeaaa...!"
Baru saja tubuh Suti Raswati mencium tanah, Bernawa melenting ke atas. Lalu tiba-tiba tubuhnya meluruk dengan kedua kaki siap menghabisi riwayat wanita bertopeng ini.
Namun saat yang gawat bagi wanita itu, mendadak berkelebat satu bayangan putih yang langsung memapaki serangan Siluman Pemburu Perawan.
Plak!
"Uhhh...!"
***
Bernawa kontan terlempar ke belakang. Namun demikian, dia cepat membuat putaran, untuk mematahkan daya dorong yang teramat kuat. Lalu, manis sekali kakinya menjejak tanah. Demikian pula halnya sosok yang baru muncul. Kini, sosok yang ternyata seorang pemuda tampan berbaju rompi putih telah tegak berdiri dengan mantap.
"Hem, kau rupanya! " desis Bernawa, menyembunyikan perasaan kecutnya melihat siapa yang telah menghalangi serangannya.
"Ya, aku. Kau tentu kaget, bukan?!" sahut pemuda berbaju rompi putih yang tak lain Pendekar Rajawali Sakti.
"Huh! Untuk apa kaget? Aku telah menduga kemunculanmu di tempat ini!" tukas Siluman Pemburu Perawan.
"Syukurlah kalau begitu. Dan kita bisa melanjutkan pertarungan kita yang tertunda," sahut Rangga tenang.
"Kali ini akan kupastikan kematianmu, Bocah!" bentak Bemawa.
"Boleh juga gertakanmu. Mungkin saja kau berani melihat lengan kirimu yang palsu. Kalau saja lengan itu dibiarkan buntung, kau tentu akan terbayang-bayang terus padaku dengan membawa dendam," sahut Rangga, memanasi.
"Setan! "
Siluman Pemburu Perawan langsung mener-jang. Sementara Rangga yang sudah tahu bagaimana hebatnya tokoh sesat ini tidak mau bertindak sembarangan. Maka cepat tangannya bergerak ke punggung. Lalu....
Sring!
Begitu Pedang Pusaka Rajawali Sakti tercabut, terpendarlah cahaya biru berkilau. Dan ketika serangan Bernawa hampir dekat, cepat pedangnya dikebutkan disertai tenaga dalam tinggi, dengan jurus 'Pedang Pemecah Sukma'.
Bet! Wuttt!
"Uhh...!"
Bernawa cepat membatalkan serangannya. Tubuhnya langsung melenting tinggi ke atas, melewati kepala Pendekar Rajawali Sakti. Setelah berputaran beberapa kali, dia mendarat mantap di tanah, dan langsung berbalik. Siluman Pemburu Perawan memang tak bisa gegabah. Melihat pedang itu, lengan kirinya masih terasa nyeri dan berdenyut- denyut sampai ke jantung. Kini pedang itu kembali mengancam keselamatannya."
"Hiaaa...!"
Kali ini Rangga yang membuka serangan. Tubuhnya berkelebat sambil mengebut-ngebutkan pedangnya, tetap dalam jurus 'Pedang Pemecah Sukma'.
"Ohhh...!"
Mendadak Bernawa mendesah pelan sambil terus berkelit menghindari tebasan pedang Pendekar Rajawali Sakti. Lebih gawat lagi, tiba-tiba semangat bertarungnya jadi kendor. Pikirannya mendadak kacau, tak tahu harus berbuat apa. Jiwanya seperti terpecah-pecah, tanpa dapat dikendalikan lagi.
Memang, jurus 'Pedang Pemecah Sukma’ yang dimiliki Pendekar Rajawali Sakti telah membawa pengaruh bagi Bernawa. Jurus ini memang ditujukan untuk memilah-milah jiwa musuh. Dan Bernawa kini merasakan pengaruhnya.
Wuttt...!
Sekali lagi Pendekar Rajawali Sakti mengebutkan pedangnya. Masih sempat Siluman Pemburu Perawan berkelit, dengan menggeser tubuhnya. Namun di luar dugaan, Rangga cepat memutar tubuhnya sambil melepaskan tendangan menggeledek. Begitu cepat gerakannya, sehingga....
Des!
"Aaakh...! "
Bernawa terlempar ke belakang sambil terhu-yung-huyung kesakitan, begitu tendangan Pendekar Rajawali Sakti mendarat telak di dadanya. Kebetulan sekali dia berada dekat dengan wanita bertopeng itu.
Suti Raswati tidak menyia-nyiakan kesempatan. Tubuhnya bergeser sedikit, lalu sebelah kakinya menghantam ke bagian pinggang.
Des!
"Aaakh...!"
Kembali Siluman Pemburu Perawan terpekik, ketika tulang pinggangnya terasa patah menerima tendangan yang berisi tenaga dalam tinggi.
"Hiyaaa!"
Begitu tubuh Bernawa terhuyung-huyung ke depan, Rangga langsung menyongsong dengan sa-betan pedang.
"Hiiih!"
Wuttt...!
"Uts!"
Namun Siluman Pembum Perawan agaknya masih sempat menyelamatkan diri. Tubuhnya cepat mencelat ke atas, lalu berputaran di udara melewati kepala Pendekar Rajawali Sakti.
Rangga cepat merunduk. Lalu begitu melihat Siluman Pemburu Perawan hendak mendarat, Pendekar Ra
Cersil Shugyosa ~ Samurai Pengembara 1 Mahesa Kelud ~ Menggebrak Kotaraja Pendekar Rajawali Sakti - 176. Bidadari Penakluk Joko Sableng ~ Tumbal Pusar Merah kindo - Pedang Darah Biru
Setelah menangkis, kaki kanan Bernama langsung menyodok ke perut wanita bertopeng itu.
Wuttt...!
Untungnya, Suti Raswati bertindak cepat, telapak tangan kirinya langsung menangkis.
Plak!
Dan mendadak tubuh wanita ini berputar. Dia bermaksud mengirim tendangan ke batok kepala Bernawa. Tapi sebelum dilakukan, Siluman Pemburu Perawan telah lebih dulu memutar tubuhnya.
Langsung dilepaskannya satu tendangan dahsyat ke dada.
Des!
"Aaakh...!"
Wanita bertopeng itu menjerit kesakitan. Tubuhnya langsung terlempar agak jauh dengan mulut menyemburkan darah segar.
'Yeaaa...!"
Baru saja tubuh Suti Raswati mencium tanah, Bernawa melenting ke atas. Lalu tiba-tiba tubuhnya meluruk dengan kedua kaki siap menghabisi riwayat wanita bertopeng ini.
Namun saat yang gawat bagi wanita itu, mendadak berkelebat satu bayangan putih yang langsung memapaki serangan Siluman Pemburu Perawan.
Plak!
"Uhhh...!"
***
Bernawa kontan terlempar ke belakang. Namun demikian, dia cepat membuat putaran, untuk mematahkan daya dorong yang teramat kuat. Lalu, manis sekali kakinya menjejak tanah. Demikian pula halnya sosok yang baru muncul. Kini, sosok yang ternyata seorang pemuda tampan berbaju rompi putih telah tegak berdiri dengan mantap.
"Hem, kau rupanya! " desis Bernawa, menyembunyikan perasaan kecutnya melihat siapa yang telah menghalangi serangannya.
"Ya, aku. Kau tentu kaget, bukan?!" sahut pemuda berbaju rompi putih yang tak lain Pendekar Rajawali Sakti.
"Huh! Untuk apa kaget? Aku telah menduga kemunculanmu di tempat ini!" tukas Siluman Pemburu Perawan.
"Syukurlah kalau begitu. Dan kita bisa melanjutkan pertarungan kita yang tertunda," sahut Rangga tenang.
"Kali ini akan kupastikan kematianmu, Bocah!" bentak Bemawa.
"Boleh juga gertakanmu. Mungkin saja kau berani melihat lengan kirimu yang palsu. Kalau saja lengan itu dibiarkan buntung, kau tentu akan terbayang-bayang terus padaku dengan membawa dendam," sahut Rangga, memanasi.
"Setan! "
Siluman Pemburu Perawan langsung mener-jang. Sementara Rangga yang sudah tahu bagaimana hebatnya tokoh sesat ini tidak mau bertindak sembarangan. Maka cepat tangannya bergerak ke punggung. Lalu....
Sring!
Begitu Pedang Pusaka Rajawali Sakti tercabut, terpendarlah cahaya biru berkilau. Dan ketika serangan Bernawa hampir dekat, cepat pedangnya dikebutkan disertai tenaga dalam tinggi, dengan jurus 'Pedang Pemecah Sukma'.
Bet! Wuttt!
"Uhh...!"
Bernawa cepat membatalkan serangannya. Tubuhnya langsung melenting tinggi ke atas, melewati kepala Pendekar Rajawali Sakti. Setelah berputaran beberapa kali, dia mendarat mantap di tanah, dan langsung berbalik. Siluman Pemburu Perawan memang tak bisa gegabah. Melihat pedang itu, lengan kirinya masih terasa nyeri dan berdenyut- denyut sampai ke jantung. Kini pedang itu kembali mengancam keselamatannya."
"Hiaaa...!"
Kali ini Rangga yang membuka serangan. Tubuhnya berkelebat sambil mengebut-ngebutkan pedangnya, tetap dalam jurus 'Pedang Pemecah Sukma'.
"Ohhh...!"
Mendadak Bernawa mendesah pelan sambil terus berkelit menghindari tebasan pedang Pendekar Rajawali Sakti. Lebih gawat lagi, tiba-tiba semangat bertarungnya jadi kendor. Pikirannya mendadak kacau, tak tahu harus berbuat apa. Jiwanya seperti terpecah-pecah, tanpa dapat dikendalikan lagi.
Memang, jurus 'Pedang Pemecah Sukma’ yang dimiliki Pendekar Rajawali Sakti telah membawa pengaruh bagi Bernawa. Jurus ini memang ditujukan untuk memilah-milah jiwa musuh. Dan Bernawa kini merasakan pengaruhnya.
Wuttt...!
Sekali lagi Pendekar Rajawali Sakti mengebutkan pedangnya. Masih sempat Siluman Pemburu Perawan berkelit, dengan menggeser tubuhnya. Namun di luar dugaan, Rangga cepat memutar tubuhnya sambil melepaskan tendangan menggeledek. Begitu cepat gerakannya, sehingga....
Des!
"Aaakh...! "
Bernawa terlempar ke belakang sambil terhu-yung-huyung kesakitan, begitu tendangan Pendekar Rajawali Sakti mendarat telak di dadanya. Kebetulan sekali dia berada dekat dengan wanita bertopeng itu.
Suti Raswati tidak menyia-nyiakan kesempatan. Tubuhnya bergeser sedikit, lalu sebelah kakinya menghantam ke bagian pinggang.
Des!
"Aaakh...!"
Kembali Siluman Pemburu Perawan terpekik, ketika tulang pinggangnya terasa patah menerima tendangan yang berisi tenaga dalam tinggi.
"Hiyaaa!"
Begitu tubuh Bernawa terhuyung-huyung ke depan, Rangga langsung menyongsong dengan sa-betan pedang.
"Hiiih!"
Wuttt...!
"Uts!"
Namun Siluman Pembum Perawan agaknya masih sempat menyelamatkan diri. Tubuhnya cepat mencelat ke atas, lalu berputaran di udara melewati kepala Pendekar Rajawali Sakti.
Rangga cepat merunduk. Lalu begitu melihat Siluman Pemburu Perawan hendak mendarat, Pendekar Ra