Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Siluman Pemburu Perawan - 27

$
0
0
Cerita Silat | Siluman Pemburu Perawan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Siluman Pemburu Perawan | Cersil Sakti | Siluman Pemburu Perawan pdf

Cersil Shugyosa ~ Samurai Pengembara 1 Mahesa Kelud ~ Menggebrak Kotaraja Pendekar Rajawali Sakti - 176. Bidadari Penakluk Joko Sableng ~ Tumbal Pusar Merah kindo - Pedang Darah Biru

tu terasa canggung, namun masing- masing seperti tidak ingin menyudahinya begitu saja.
  "Lalu..., kenapa kini kau menutupi wajahmu dengan topeng? Apa maksudnya?" lanjut Rangga, ingin memancing wanita itu.
  "Aku ingin mengubur masa itu dalam-da-1am...," desah Suti Raswati.
  "Apa maksudmu?" desah Rangga.
  "Perjalanan hidupku di masa lampau terasa kotor dan menyesatkan. Untunglah Eyang Jayadwipa masih memaafkan dan membimbingku ke jalan benar...."
  "Eyang Jayadwipa...?!"
  "Ya, Eyang Jayadwipa. Dia adalah kakekku," jelas wanita itu.
  Kemudian tanpa diminta, Suti Raswati mulai menceritakan perjalanan hidupnya, sampai masalah terakhir yang diceritakan kakeknya.
  Rangga terkesiap, memandang wanita itu. Entah apa yang dirasanya saat ini. Perasaan sedih, terharu, kasihan, atau juga jijik bercampur jadi satu. Dan dia tak tahu harus mulai bicara dari mana, setelah wanita itu menyelesaikan ceritanya.
  "Aku jadi prihatin atas derita yang kau alami selama ini...," ucap pemuda itu pada akhirnya.
  'Terima kasih...," desah Suti Raswati.
  "Ng..., jadi Siluman Pemburu Perawan itu pamanmu?" tanya Rangga lagi.
  "Begitulah. Kalau dulu orang-orang menyalah-kan karena kelakuanku yang tidak senonoh, maka setelah kematian Paman Bernawa, kuharap bisa mengikis semua pengaruh ilmu 'Serat Biru' yang pernah kuperdalami...."
  "Kalau punya kemauan, segalanya akan mu-dah," tegas Rangga, memberi semangat.
  "Ya."
  "Eh! Aku belum mengucapkan terima kasih atas pertolonganmu. Terima kasih," ucap Rangga.
  "Tak apa. Tidak usah dipikirkan soal itu," elak Suti Raswati, kaku.
  "Suatu saat kalau umur panjang, aku akan berusaha membalas budimu itu," kata Rangga.
  "Jangan bebani pikiranmu tentang itu. Karena aku menolong tanpa pamrih apa-apa."
  Mereka kembali terdiam. Dari kejauhan terde-ngar ayam jantan mulai berkokok satu persatu.
  "Lalu setelah ini kau hendak ke mana?" lanjut Rangga.
  "Entahlah. Kurasa aku akan ke pondok saja bersama Eyang. Keadaanku belum pulih betul. Terkadang pengaruh ilmu 'Serat Biru' untuk melakukan perbuatan terkutuk itu masih ada. Dan aku berusaha menindasnya sekuat tenaga. Bila dekat dengan kakekku, beliau bisa membimbingku lebih baik," jelas Bidadari Penakluk.
  "Ya, Itu merriang jalan yang terbaik...," sambut Rangga.
  "Kau sendiri hendak ke mana?" tanya Suti Raswati.
  "Entahlah. Kurasa aku akan terus mengembara mengikuti ke mana saja kakiku melangkah...."
  "Apakah kau tak punya tempat tinggal tetap?"
  "Ada."
  "Di mana? "
  "Sebuah negeri yang cukup jauh dari sini. Namanya Karang Setra."
  "Kalau kau lama mengembara, istrimu tentu akan terus kesepian?" usik Suti Raswati.
  Mendengar kata-kata itu, Rangga teringat Pandan Wangi. Ya! Pandan Wangi pasti kesepian. Gumam Rangga di hati. Pemuda itu tersenyum hambar, lalu bangkit berdiri.
  "Aku harus pergi sekarang…" kata PendekarRajawali Sakti seraya berjalan mendekati kudanya dan langsung melompat ke punggung Dewa Bayu.
  Suti Raswati mengikuti dari belakang.
  "Kau yakin tidak ingin melihat wajah di balik topeng ini?" tanya Bidadari Penakluk.
  Rangga terdiam sebentar, lalu menggeleng pelan.
  "Tidak perlu. Aku khawatir hal itu masih menimbulkan perasaan tidak enak. Mungkin kapan-kapan kalau kita bertemu lagi. Nah, aku pergi dulu!" pamit Rangga.
  "Heaaa...!"
  Suti Raswati mengangguk pelan memandangi kepergian Pendekar Rajawali Sakti sambil membuka topengnya perlahan- lahan!
 
  SELESAI
 
  Serial Pendekar Rajawali Sakti selanjutnya :
  SATRIA PONDOK UNGU
 
  Scan by Clickers

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>