Cerita Silat | Cheng Hoa Kiam | By Kho Ping Hoo | Cheng Hoa Kiam | Cersil Sakti | Cheng Hoa Kiam pdf
Pendekar Rajawali Sakti - 177. Siluman Pemburu Perawan Pendekar Rajawali Sakti - 178. Satria pondok ungu Pendekar Rajawali Sakti - 179. Patung Dewi Ratih Boma Gendeng ~ Bonek Candi Sewu Dewi Ular ~ Gadis Penyelamat Bumi
bermalam di dalam sebuah kelenteng dan setelah anak itu tidur. Thio Houw menitipkan anaknya kepada
hwesio penjaga kelenteng. Setelah itu mereka bertiga berangkat ke istana.
Kepandaian mereka sudah mencapai tingkat tinggi. Tembok yang melingkungi istana dengan mudah saja
mereka lompati dan bagaikan tiga bayangan setan mereka melompat-lompat di atas wuwungan bangunan-
bangunan istana itu mencari tempat tinggal Beng Kun Cinjin.
Akan tetapi, seperti telah diketahui istana juga mempunyai banyak pengawal yang lihai. Kalau para penjaga
dan peronda yang terdiri dari tentara biasa tidak dapat melihat masuknya tiga orang pendekar ini, adalah para
pengawal istana sudah mengetahui- Maka begitu tiga orang ini melompat turun ke ruangan tengah, mereka
segera terkurung. Oleh lima orang pengawal yang dikepalai oleh Hek mo Sai-ong yang sudah memegang
sepasang gembolan di kedua tangannya,
"Kalian ini orang-orang berani mati, siapakah kalian dan apa maksud kedatangan kalian di sini?” bentak Hek-mo
Sai-ong. tidak berani berlaku terlalu kasar karena ia tadi melihat gerak-gerik tiga orang yang gesit, tanda
bahwa yang datang adalah orang orang berilmu. Apa lagi ia belum tahu apa maksud kedatangan mereka.
Thio Houw bertiga tertegun juga melihat bahwa para pengawal itu ternyata sudah bersiap-siap dan tahu akan
kedatangan mereka. Mereka datang bukan untuk membikin ribut di Istana, melainkan untuk membujuk suhu
mereka keluar dari situ. maka Thio Houw Lalu menjawab singkat.
"Kami datang untuk bertemu dengan suhu Beng Kun Cinjin."
Hek-mo Sai-ong menjadi curiga. Hendak bertemu dengan orang pada waktu tengah malam dan melalui jalan
seperti maling, benar-benar tak boleh dipercaya. Tentu mengandung maksud buruk.
"Koksu sedang beristirahat, tak boleh diganggu. Kalau ada keperluan, boleh datang menghad ap besok. Mengapa
mencari koksu pada tengah malam buta?” tegur Hek-mo Sai-ong.
"Mereka ini tentu bukan orang baik-baik" menyambung seorang pengawal yang sudah gatal-gatal tangannya
untuk segera menyerang, ia memandang ringan kepada tiga orang ini. Thio Houw berpengawakan tinggi tegap
dan gagah, isterinya cantik dan keren, sedangkan Kwee Sun Tek tampan dan agak kurus. Tidak ada yang aneh
pada tiga orang yang masih muda ini, maka para pengawal memandang rendah.
Thio Houw tersenyum tenang. ''Harap kalian jangan menghalangi kami yang tidak mempunyai maksud buruk
terhadap istana ataupun kalian Kami adalah murid-murid Beng Kun Cinjin dan ingin bertemu dan bicara urusan
penting dengan suhu."
Mendengar ini, Hek-mo Sai-ong dan kawan-kawannya menjadi kaget sekali. Kalau mereka ini murid-murid
koksu. tentu saja tidak boleh diperlakukan kasar, akan tetapi tetap saja kedatangan mereka pada tengah
malam buta menimbulkan kecurigaan. Semua orang tahu belaka bahwa sebelum menjadi koksu negara. Beng
Kun Cinjin adalah seorang tokoh yang memusuhi bala tentara Mongol. Tentu murid-muridnya juga terhitung
musuh mereka. Laginya, Beng Kun Cinjin baru saja menjadi koksu. belum memperlihatkan jasa sedikitpun.
Bagaimana murid-muridnya bisa dipercaya?
"Ah, jadi samwi ini murid-murid koksu yang terhormat? Maaf kalau kami tidak menyambut se cara hormat Akan
tetapi, karena kedatangan sam-wi bukan pada waktu yang tepat, tentu saja tadi kami menjadi curiga. Untuk
melenyapkan kecurigaan ini, harap samwi suka datang lagi besok pagi dan kami akan menyambut
sebagaimana mestinya dan akan kami sampaikan kunjungan sam wi itu kepada koksu." kata Hek-mo Sai-ong
dengan ramah, akan tetapi matanya memandang tajam penuh selidik.
Thio Houw menjadi tidak senang. "Kami berurusan dengan guru sendiri, ada sangkut-paut apakah dengan
kalian? Harap kalian menyingkir dan biar kami mencari sendiri dan bicara dengan suhu!"
Hek mo Sai ong juga mulai marah. Ia menganggap Thio Houw sombong sekali.
"Biarpun sam wi murid-murid koksu. akan tetapi aku dan kawan kawanku ini bertugas menjaga keamanan di
sini dan tanpa perkenan kami, tidak boleh siapapun juga berkeliaran di lingkungan istana. Sam-wi keluar
dengan baik-baik dari tempat ini atau terpaksa kami menggunakan kekerasan." Sepasang gembolannya sudah
digerak-gerakkan penuh ancaman.
Kwee Sun Tek tak dapat menahan kemarahannya lagi. Sungguh tidak dapat ia mengerti bagaimana suhunya
bisa bekerja sama dengan orang orang macam ini.
"Cihu, babi macam ini sikat saja sudah!" katanya marah sambil mencabut pedangnya.
Dua orang pengawal mendengar makian pemuda ini, serentak maju dan menggerakkan tombak mereka untuk
menyerang. Akan tetapi Kwee Sun Tek yang sudah marah sekali, memutar pedangnya dengan gerak tipu Giok-
tai-wi yauw (Sa buk Kemala Melilit Pinggang) pedangnya dengan cepat sekali berkelebat memutar Terdengar
suara keras dan dua batang tombak itu terbabat parah, bahkan seorang di antara dua pengawal yang
menyerangnya tadi karena kurang cepat mengelak terbabat pula pundaknya, terluka parah dan
menggelundung pergi. Yang seorang melompat ke belakang dengan muka pucat.
"Ada penjahat! Kepung..... tangkap.......bunuh!" teriak Hek-mo Sai-ong dengan keras dan marah. Sepasang
gembolannya menyambar ke depan, ke arah kepala Kwee Sun Tek.
"Plak!" Gembolan kiri yang meluncur maju itu tertahan oleh benda keras, membalik dan hampir memukul
kepalanya sendiri. Hek mo Sai ong kaget bukan main ketika melihat bahwa gembolannya itu tertangkis oleh
tongkat pendek di tangan Thio Houw. Tahulah ia bahwa lawannya ini bertenaga besar dan memiliki
kepandaian tinggi.
Atas teriakan Hek-mo Sai-ong, banyak pengawal lari mendatangi. Memang Hek-mo Sai ong berlaku cerdik dan
hati hati. Ia tidak mau mengambil resiko dimarahi oleh koksu. maka ia sengaja berteriak ada penjahat agar
kalau dia dan kawan kawannya berhasil menewaskan tiga orang ini, ia dapat mengambil alasan bahwa, tiga.
orang ita adalah penjahat-penjahat yang hendak mengacau istana!
Pertempuran hebat terjadi di ruangan yang luas itu. Para pengawal datang makin banyak dan sebentar saja
tiga orang pendekar itu terkepung. Thio Houw dan Kwee Goat yang bersenjata pedang dikeroyok oleh Hek-mo
Sai-ong. Sin-chio Lo Thung Khak. dan Ta Gu Thai yang kosen, masih dibantu oleh tiga orang pengawal lain yang
berkepandaian tinggi seda
Pendekar Rajawali Sakti - 177. Siluman Pemburu Perawan Pendekar Rajawali Sakti - 178. Satria pondok ungu Pendekar Rajawali Sakti - 179. Patung Dewi Ratih Boma Gendeng ~ Bonek Candi Sewu Dewi Ular ~ Gadis Penyelamat Bumi
bermalam di dalam sebuah kelenteng dan setelah anak itu tidur. Thio Houw menitipkan anaknya kepada
hwesio penjaga kelenteng. Setelah itu mereka bertiga berangkat ke istana.
Kepandaian mereka sudah mencapai tingkat tinggi. Tembok yang melingkungi istana dengan mudah saja
mereka lompati dan bagaikan tiga bayangan setan mereka melompat-lompat di atas wuwungan bangunan-
bangunan istana itu mencari tempat tinggal Beng Kun Cinjin.
Akan tetapi, seperti telah diketahui istana juga mempunyai banyak pengawal yang lihai. Kalau para penjaga
dan peronda yang terdiri dari tentara biasa tidak dapat melihat masuknya tiga orang pendekar ini, adalah para
pengawal istana sudah mengetahui- Maka begitu tiga orang ini melompat turun ke ruangan tengah, mereka
segera terkurung. Oleh lima orang pengawal yang dikepalai oleh Hek mo Sai-ong yang sudah memegang
sepasang gembolan di kedua tangannya,
"Kalian ini orang-orang berani mati, siapakah kalian dan apa maksud kedatangan kalian di sini?” bentak Hek-mo
Sai-ong. tidak berani berlaku terlalu kasar karena ia tadi melihat gerak-gerik tiga orang yang gesit, tanda
bahwa yang datang adalah orang orang berilmu. Apa lagi ia belum tahu apa maksud kedatangan mereka.
Thio Houw bertiga tertegun juga melihat bahwa para pengawal itu ternyata sudah bersiap-siap dan tahu akan
kedatangan mereka. Mereka datang bukan untuk membikin ribut di Istana, melainkan untuk membujuk suhu
mereka keluar dari situ. maka Thio Houw Lalu menjawab singkat.
"Kami datang untuk bertemu dengan suhu Beng Kun Cinjin."
Hek-mo Sai-ong menjadi curiga. Hendak bertemu dengan orang pada waktu tengah malam dan melalui jalan
seperti maling, benar-benar tak boleh dipercaya. Tentu mengandung maksud buruk.
"Koksu sedang beristirahat, tak boleh diganggu. Kalau ada keperluan, boleh datang menghad ap besok. Mengapa
mencari koksu pada tengah malam buta?” tegur Hek-mo Sai-ong.
"Mereka ini tentu bukan orang baik-baik" menyambung seorang pengawal yang sudah gatal-gatal tangannya
untuk segera menyerang, ia memandang ringan kepada tiga orang ini. Thio Houw berpengawakan tinggi tegap
dan gagah, isterinya cantik dan keren, sedangkan Kwee Sun Tek tampan dan agak kurus. Tidak ada yang aneh
pada tiga orang yang masih muda ini, maka para pengawal memandang rendah.
Thio Houw tersenyum tenang. ''Harap kalian jangan menghalangi kami yang tidak mempunyai maksud buruk
terhadap istana ataupun kalian Kami adalah murid-murid Beng Kun Cinjin dan ingin bertemu dan bicara urusan
penting dengan suhu."
Mendengar ini, Hek-mo Sai-ong dan kawan-kawannya menjadi kaget sekali. Kalau mereka ini murid-murid
koksu. tentu saja tidak boleh diperlakukan kasar, akan tetapi tetap saja kedatangan mereka pada tengah
malam buta menimbulkan kecurigaan. Semua orang tahu belaka bahwa sebelum menjadi koksu negara. Beng
Kun Cinjin adalah seorang tokoh yang memusuhi bala tentara Mongol. Tentu murid-muridnya juga terhitung
musuh mereka. Laginya, Beng Kun Cinjin baru saja menjadi koksu. belum memperlihatkan jasa sedikitpun.
Bagaimana murid-muridnya bisa dipercaya?
"Ah, jadi samwi ini murid-murid koksu yang terhormat? Maaf kalau kami tidak menyambut se cara hormat Akan
tetapi, karena kedatangan sam-wi bukan pada waktu yang tepat, tentu saja tadi kami menjadi curiga. Untuk
melenyapkan kecurigaan ini, harap samwi suka datang lagi besok pagi dan kami akan menyambut
sebagaimana mestinya dan akan kami sampaikan kunjungan sam wi itu kepada koksu." kata Hek-mo Sai-ong
dengan ramah, akan tetapi matanya memandang tajam penuh selidik.
Thio Houw menjadi tidak senang. "Kami berurusan dengan guru sendiri, ada sangkut-paut apakah dengan
kalian? Harap kalian menyingkir dan biar kami mencari sendiri dan bicara dengan suhu!"
Hek mo Sai ong juga mulai marah. Ia menganggap Thio Houw sombong sekali.
"Biarpun sam wi murid-murid koksu. akan tetapi aku dan kawan kawanku ini bertugas menjaga keamanan di
sini dan tanpa perkenan kami, tidak boleh siapapun juga berkeliaran di lingkungan istana. Sam-wi keluar
dengan baik-baik dari tempat ini atau terpaksa kami menggunakan kekerasan." Sepasang gembolannya sudah
digerak-gerakkan penuh ancaman.
Kwee Sun Tek tak dapat menahan kemarahannya lagi. Sungguh tidak dapat ia mengerti bagaimana suhunya
bisa bekerja sama dengan orang orang macam ini.
"Cihu, babi macam ini sikat saja sudah!" katanya marah sambil mencabut pedangnya.
Dua orang pengawal mendengar makian pemuda ini, serentak maju dan menggerakkan tombak mereka untuk
menyerang. Akan tetapi Kwee Sun Tek yang sudah marah sekali, memutar pedangnya dengan gerak tipu Giok-
tai-wi yauw (Sa buk Kemala Melilit Pinggang) pedangnya dengan cepat sekali berkelebat memutar Terdengar
suara keras dan dua batang tombak itu terbabat parah, bahkan seorang di antara dua pengawal yang
menyerangnya tadi karena kurang cepat mengelak terbabat pula pundaknya, terluka parah dan
menggelundung pergi. Yang seorang melompat ke belakang dengan muka pucat.
"Ada penjahat! Kepung..... tangkap.......bunuh!" teriak Hek-mo Sai-ong dengan keras dan marah. Sepasang
gembolannya menyambar ke depan, ke arah kepala Kwee Sun Tek.
"Plak!" Gembolan kiri yang meluncur maju itu tertahan oleh benda keras, membalik dan hampir memukul
kepalanya sendiri. Hek mo Sai ong kaget bukan main ketika melihat bahwa gembolannya itu tertangkis oleh
tongkat pendek di tangan Thio Houw. Tahulah ia bahwa lawannya ini bertenaga besar dan memiliki
kepandaian tinggi.
Atas teriakan Hek-mo Sai-ong, banyak pengawal lari mendatangi. Memang Hek-mo Sai ong berlaku cerdik dan
hati hati. Ia tidak mau mengambil resiko dimarahi oleh koksu. maka ia sengaja berteriak ada penjahat agar
kalau dia dan kawan kawannya berhasil menewaskan tiga orang ini, ia dapat mengambil alasan bahwa, tiga.
orang ita adalah penjahat-penjahat yang hendak mengacau istana!
Pertempuran hebat terjadi di ruangan yang luas itu. Para pengawal datang makin banyak dan sebentar saja
tiga orang pendekar itu terkepung. Thio Houw dan Kwee Goat yang bersenjata pedang dikeroyok oleh Hek-mo
Sai-ong. Sin-chio Lo Thung Khak. dan Ta Gu Thai yang kosen, masih dibantu oleh tiga orang pengawal lain yang
berkepandaian tinggi seda