Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Cheng Hoa Kiam - 105

$
0
0
Cerita Silat | Cheng Hoa Kiam | By Kho Ping Hoo | Cheng Hoa Kiam | Cersil Sakti | Cheng Hoa Kiam pdf

Pendekar Slebor - Pembunuh Dari Jepang
Dewi Sri Tanjung ~ Si Tangan Iblis Pendekar Rajawali Sakti - 182. Dendam Sepasang Gembel Joko Sableng ~ Rahasia Kampung Setan Joko Sableng ~ Misteri Tengkorak Berdarah

nya, maiah
  pemuda itu cepat melompat turun lalu berlari cepat di samping kuda putih itu. Diam-diam Siok Lan kagum
  melihat pemuda ini yang begitu sopan, begitu lihai, begitu tampan dan begitu..... begitu menyakitkan hatinya!
  Setelah tiba kembali di tempat pertempuran tadi, mereka melihat hal yang hebat. Pasukan-pasukan Mongol
  sudah pergi, juga Pak-thian Koai-jin dan yang lain-lain tidak nampak lagi. Yang kelihatan hanya di seberang
  jurang. Kelenteng Siauw-lim-si yang megah dan kuat itu. kini menjadi makanan api! Ternyata kelenteng itu
  telah dibakar oleh Kun Hong dan kawan-kawannya untuk melampiaskan kemarahan mereka dan di antara
  para hwesio di situ. hanya Souw Lo Hosiang ketuanya saja yang berhasil menyelamatkan diri dengan jalan
  menuruni jurang melalui jalan rahasia. Sedangkan hwesio-hwesio lain yang kurang tinggi kepandaiannya,
  terbunuh semua!
  Dengan hati penuh kekhawatiran. Siok Lan mencari ke sana ke mari kalau- kalau melihat jejak kawan-
  kawannya. Ia baru bernapas lega ketika tidak melihat mayat kawan-kawannya.
  Akan tetapi biarpun tahu bahwa di antara rombongannya tidak ada yang tewas, ia masih gelisah juga. Siapa
  tahu kalau mereka itu tertawan oleh musuh seperti dia tadi?
  "Jangan khawatir, nona. Orang-orang seperti para locianpwe itu tidak sembarangan dapat ditawan. Aku
  percaya mereka itu sudah dapat menyelamatkan diri."
  "Mudah-mudahan begitu......." kata gadis itu perlahan.
  Wi Liong melirik, melihat betapa wajah yang jelita itu nampak sedih. Ia tidak tahu bahwa gadis itu teringat
  akan ibunya dan ia masih terharu sekali. Pertemuan dengan ibunya, orang yang semenjak ia kecil sudah
  dirindukannya, juga amat dibencinya karena ibunya itu meninggalkan ayahnya yang ia tahu amat merindukan
  ibunya pula, pertemuan tadi benar-benar telah mengguncangkan hati dan perasaannya. Ia sendiri tidak tahu
  apakah dia cinta atau benci kepada ibunya. Ia memang merindukannya dan melihat ibunya begitu cantik,
  begitu gagah, ia menjadi bangga dan ingin sekali ia menangis dalam pelukan ibunya. Akan tetapi kalau ia
  teringat akan ayahnya, yang hidup menyepi dan menderita kesengsaraan batin akibat perginya ibunya, ia
  menjadi benci kepada Tung-hai Sian-li. Ia tidak tahu mengapa ibunya pergi meninggalkan dia dan ayahnya.
  Ayahnya hanya memberi tahu bahwa ibunya pergi, pergi semenjak ia masih amat kecil dan ayahnya selalu
  menggeleng kepala dan nampak sedih kalau ia bertanya sebab kepergian ibunya.
  Melihat sinar mata sedih di wajah gadis itu, Wi Liong merasa terharu dan kasihan.
  "Kau suka memaafkan aku atas kelancangan mulutku tadi. nona?” tanyanya, merasa menyesal bahwa tadi.
  karena dorongan nafsunya, ia telah menyatakan perasaan hatinya yang mencinta, membuat gadis ini menjadi
  marah.
  Merah wajah gadis itu. ia menoleh dan menatap muka Wi Liong. Tidak cemberut lagi akan tetapi nampak
  sedih. Sedih karena ucapan Wi Liong tadi. yang menganggap ayah bundanya suami isteri tidak setia dan
  karenanya anaknyapun tentu tidak mempunyai hati setia!
  "Kau tidak marah lagi kepadaku, nona?”
  Siok Lan sadar kembali dari lamunannya. "Hemmm? Ah, mengapa aku harus marah? Asal kau tidak bicara yang
  bukan-bukan........"
  "Aku akan berlaku hati-hati. Bolehkah aku mengetahui siapa nama nona? Seperti kau ketahui aku Thio Wi
  Liong, anak keponakan paman Kwee Sun Tek. Aku seorang sebatangkara. tiada ayah bunda lagi....... dan
  aku......aku......"
  "Kau tunangan puteri Siang-jiu Lo-thian Kwa Cun Ek, calon mantu seorang tokoh kang-ouw!"
  Wi Liong menarik napas panjang. Ia menyesal sekali mengapa nona ini lagi-lagi mengemukan persoalan ini.
  Untuk menyimpangkan pembicaraan dari persoalan yang tak disukainya itu. Wi Liong pura-pura tidak
  mendengar dan melanjutkan kata-katanya,
  "Nona sudah tahu aku siapa, akan tetapi tentang dirimu sama sekali aku tidak tahu. Yang kuketahui hanya
  bahwa kau adalah murid keponakan kakek gagah perkasa yang mukanya seperti Kwan Kong itu. Kau
  siapakah, nona?"
  Bagaimana Siok Lan mampu menjawab? Tak mungkin ia bisa memperkenalkan dirinya sebagai Kwa Siok Lan,
  tunangan pemuda itu sendiri!
  "Apa sih gunanya kuperkenalkan nama? Tidak perlu sama sekali. Yang lebih perlu pada saat ini adalah mencari
  tahu di mana adanya susiok dan yang lain-lain. Nah. aku pergi!" kata Siok Lan sambil mengeprak kudanya
  supaya lari cepat.
  Di tikungan jalan ia menengok dan masih melihat Wi Liong berdiri seperti patung memandang kepadanya. Siok
  Lan tersenyum geli dan membalapkan kudanya lebih cepat lagi keluar dari hutan itu menuju ke selatan. Akan
  tetapi, baru saja ia keluar dari hutan itu, ia telah dihadang oleh pasukan orang-orang Mongol yang dikepalai
  oleh tiga orang Perwira Mongol. Melihat nona yang tadi tertawan telah terlepas lagi dan menunggang kuda
  seorang diri saja. pasukan itu menjadi girang dan cepat para komandannya memerintahkan untuk menawan
  nona manis itu.
  Siok Lan tidak menjadi gentar. Dicabutnya pedang rampasannya tadi dan sambil mengajukan kudanya ia
  mengamuk. Sebentar saja beberapa orang serdadu Mongol roboh binasa. Yang lain-lain menjadi gentar juga.
  Perintah para komandan adalah untuk menawan si nona. dan hal ini jauh lebih mudah diperintahkan dari pada
  dilaksanakan.
  "Robohkan kudanya!" bentak seorang perwira. Golok dan pedang berkelebatan dan kuda putih yang
  ditunggangi Siok Lan roboh. Kaki belakangnya luka-luka. Siok Lan terpaksa melompat agar jangan terbawa
  jatuh, akan tetapi ia disambut oleh keroyokan. Betul ia dapat menusukkan pedangnya yang amblas ke dalam
  perut seorang musuh, akan tetapi sebelum ia sempat mencabut pedangnya, ia telah disergap dan diikat.
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>