Cerita Silat | Pesanggrahan Telaga Warna | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pesanggrahan Telaga Warna | Cersil Sakti | Pesanggrahan Telaga Warna pdf
Candika - Dewi Penyebar Maut 2 Pendekar Kelana Sakti ~ Setan Gila Dari Lereng Ungaran Pendekar Rajawali Sakti - 185. Geger Di Telaga Warna Gento Guyon ~ Tangan Rembulan Si Tolol ~ Serigala Serigala Berbulu Domba
ini adalah batas ajalmu, Bocah Sombong.... Bersiaplah kau..." desis Petet Buluk. "Yeaaa..."
Belum sempat Rangga menjawab, tongkat berkepala burung milik si Burung Mayat telah meluruk menghantam kepala. Cepat Rangga menunduk dengan tangan bergerak cepat mengambil golok yang tergeletak di tanah dan langsung menangkisnya.
Tring...
Dengan hati terkejut si Burung Mayat terjajar ke belakang beberapa langkah. Kini disadari kalau dirinya sedang berhadapan dengan lawan tangguh dan memiliki kepandaian tinggi.
Belum hilang rasa terkejut laki-laki berhidung bengkok itu, Pendekar Rajawali Sakti telah kembali meluruk menggunakan jurus 'Sayap Rajawali Membelah Mega' sambil mengebut-ngebutkan golok.
Melihat serangan dahsyat ini, Petet Buluk cepat memutar tongkatnya seperti baling-baling.
Trang Trang Trang
Bentrokan senjata terdengar berkali-kali. Tubuh Petet Buluk kembali terjajar. Tangannya bergetar dan sampai lecet-lecet saat menangkis serangan Rangga tadi.
Sementara Pendekar Rajawali Sakti telah mendarat di tanah dengan mantap. Matanya tajam menatap si Burung Mayat.
"Kudengar, kau sering menyebar petaka dalam dunia persilatan yang membuat kaum persilatan resah. Karena itu, terpaksa aku tak bisa membiarkan kaummu berkeliaran," kata Rangga penuh tekanan, sambil membuang golok di tangannya.
Sehabis berkata demikian, Pendekar Rajawali Sakti melesat cepat mengerahkan gabungan jurus dari lima rangkaian jurus 039;Rajawali Sakti'.
Menghadapi jurus ampuh ini, si Burung Mayat jadi kelabakan dan terdesak hebat. Apalagi Rangga mengajak bertarung dalam jarak pendek. Sehingga sulit bagi tongkat di tangan si Burung Mayat membendung serangan Pendekar Rajawali Sakti. Pada jarak yang memungkinkan Rangga melepaskan serangan tangan kosong dalam jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali'.
Wuuuttt...
Tangan Rangga yang telah merah membara menderu cepat menjarah ke dada. Dengan cepat si Burung Mayat melenting ke atas menghindari serangan. Namun Pendekar Rajawali Sakti terus memburunya setelah mengerahkan jurus 'Sayap Rajawali Membelah Mega'.
Kibasan tangan Rangga yang bagai kepakan sayap rajawali meluruk cepat ke perut Petet Buluk.
Desss...
"Aaakh..."
Si Burung Mayat kontan terlontar deras ke belakang. Sebelum tubuhnya menyentuh tanah, Pendekar Rajawali Sakti telah meluruk mengejar dengan mengganti jurusnya menjadi 'Rajawali Me- nukik Menyambar Mangsa'. Begitu dekat, dihan- tamnya kepala Petet Buluk dengan kedua tangan yang berisi tenaga dalam amat tinggi. Hingga....
Prakkk...
"Aaa..."
Begitu menyentuh tanah, kepala si Burung Mayat telah retak dengan darah menggenangi kepalanya. Sebentar tubuhnya meregang nyawa, lalu diam tidak berkutik lagi. Mati
***
Sementara itu si Bidadari Tongkat Hijau tengah dalam keadaan mengkhawatirkan. Dia dikeroyok sosok ramping berpakaian serba hijau dengan wajah tengkorak, dan dua orang laki-laki bertubuh kerdil yang bersenjatakan rantai berujung bola berduri. Putaran senjata itu menimbulkan angin dan suara yang menyeramkan.
Menghadapi serangan dahsyat yang mematikan, Bidadari Tongkat Hijau menggunakan jurus andalannya. Tongkatnya diputar bergulung-gulung menyerang dan membentuk pertahanan diri. Tapi serangan istri Ki Samba itu selalu berhenti di tengah jalan, karena sosok berwajah tengkorak itu terus mengganggunya. Lemparan binatang beracun sangat mengganggunya.
"Yeaaa..."
Mendadak kedua orang cebol mengayunkan rantainya, membuat bola berduri itu meluruk deras. Namun dengan tangkas, Bidadari Tongkat Hijau memapak serangan tongkatnya.
Trak Trak
Pada saat itu pula, sosok berwajah tengkorak yang memang si Manusia Tengkorak meluruk dari belakang dengan satu hantaman kuat. Dan....
Desss...
"Aaakh..."
Satu pukuan tangan si Manusia Tengkorak menghantam pundak Rukmini hingga terhuyung-huyung ke depan beberapa langkah. Pundaknya yang terkena pukulan langsung hangus mengeluarkan bau sangit.
Baru saja Bidadari Tongkat Hijau berbalik, si Manusia Tengkorak melemparkan beberapa bina-tang berbisa.
Set Set
Bersamaan dengan itu, sepasang orang cebol kembali mengayunkan rantai bola berdurinya.
Bidadari Tongkat Hijau memang bisa menghindari binatang-binatang beracun itu dengan melompat mundur. Tapi bola berduri dua orang cebol itu terus mengejamya. Sehingga....
Cras Crass...
"Aaakh..,"
Ujung rantai yang merupakan bola berduri itu menghantam kaki dan pinggang Rukmini dengan tepat. Tak ampun lagi, Bidadari Tongkat Hijau terlempar dengan mendapat luka lumayan parah. Darah pun mulai membasahi pakaiannya.
Saat itu pula tiga tokoh hitam itu menerjang dengan serangan-serangan maut. Bidadari Tongkat Hijau jadi nekat, Dengan sekuat tenaga disambutinya serangan itu.
Candika - Dewi Penyebar Maut 2 Pendekar Kelana Sakti ~ Setan Gila Dari Lereng Ungaran Pendekar Rajawali Sakti - 185. Geger Di Telaga Warna Gento Guyon ~ Tangan Rembulan Si Tolol ~ Serigala Serigala Berbulu Domba
ini adalah batas ajalmu, Bocah Sombong.... Bersiaplah kau..." desis Petet Buluk. "Yeaaa..."
Belum sempat Rangga menjawab, tongkat berkepala burung milik si Burung Mayat telah meluruk menghantam kepala. Cepat Rangga menunduk dengan tangan bergerak cepat mengambil golok yang tergeletak di tanah dan langsung menangkisnya.
Tring...
Dengan hati terkejut si Burung Mayat terjajar ke belakang beberapa langkah. Kini disadari kalau dirinya sedang berhadapan dengan lawan tangguh dan memiliki kepandaian tinggi.
Belum hilang rasa terkejut laki-laki berhidung bengkok itu, Pendekar Rajawali Sakti telah kembali meluruk menggunakan jurus 'Sayap Rajawali Membelah Mega' sambil mengebut-ngebutkan golok.
Melihat serangan dahsyat ini, Petet Buluk cepat memutar tongkatnya seperti baling-baling.
Trang Trang Trang
Bentrokan senjata terdengar berkali-kali. Tubuh Petet Buluk kembali terjajar. Tangannya bergetar dan sampai lecet-lecet saat menangkis serangan Rangga tadi.
Sementara Pendekar Rajawali Sakti telah mendarat di tanah dengan mantap. Matanya tajam menatap si Burung Mayat.
"Kudengar, kau sering menyebar petaka dalam dunia persilatan yang membuat kaum persilatan resah. Karena itu, terpaksa aku tak bisa membiarkan kaummu berkeliaran," kata Rangga penuh tekanan, sambil membuang golok di tangannya.
Sehabis berkata demikian, Pendekar Rajawali Sakti melesat cepat mengerahkan gabungan jurus dari lima rangkaian jurus 039;Rajawali Sakti'.
Menghadapi jurus ampuh ini, si Burung Mayat jadi kelabakan dan terdesak hebat. Apalagi Rangga mengajak bertarung dalam jarak pendek. Sehingga sulit bagi tongkat di tangan si Burung Mayat membendung serangan Pendekar Rajawali Sakti. Pada jarak yang memungkinkan Rangga melepaskan serangan tangan kosong dalam jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali'.
Wuuuttt...
Tangan Rangga yang telah merah membara menderu cepat menjarah ke dada. Dengan cepat si Burung Mayat melenting ke atas menghindari serangan. Namun Pendekar Rajawali Sakti terus memburunya setelah mengerahkan jurus 'Sayap Rajawali Membelah Mega'.
Kibasan tangan Rangga yang bagai kepakan sayap rajawali meluruk cepat ke perut Petet Buluk.
Desss...
"Aaakh..."
Si Burung Mayat kontan terlontar deras ke belakang. Sebelum tubuhnya menyentuh tanah, Pendekar Rajawali Sakti telah meluruk mengejar dengan mengganti jurusnya menjadi 'Rajawali Me- nukik Menyambar Mangsa'. Begitu dekat, dihan- tamnya kepala Petet Buluk dengan kedua tangan yang berisi tenaga dalam amat tinggi. Hingga....
Prakkk...
"Aaa..."
Begitu menyentuh tanah, kepala si Burung Mayat telah retak dengan darah menggenangi kepalanya. Sebentar tubuhnya meregang nyawa, lalu diam tidak berkutik lagi. Mati
***
Sementara itu si Bidadari Tongkat Hijau tengah dalam keadaan mengkhawatirkan. Dia dikeroyok sosok ramping berpakaian serba hijau dengan wajah tengkorak, dan dua orang laki-laki bertubuh kerdil yang bersenjatakan rantai berujung bola berduri. Putaran senjata itu menimbulkan angin dan suara yang menyeramkan.
Menghadapi serangan dahsyat yang mematikan, Bidadari Tongkat Hijau menggunakan jurus andalannya. Tongkatnya diputar bergulung-gulung menyerang dan membentuk pertahanan diri. Tapi serangan istri Ki Samba itu selalu berhenti di tengah jalan, karena sosok berwajah tengkorak itu terus mengganggunya. Lemparan binatang beracun sangat mengganggunya.
"Yeaaa..."
Mendadak kedua orang cebol mengayunkan rantainya, membuat bola berduri itu meluruk deras. Namun dengan tangkas, Bidadari Tongkat Hijau memapak serangan tongkatnya.
Trak Trak
Pada saat itu pula, sosok berwajah tengkorak yang memang si Manusia Tengkorak meluruk dari belakang dengan satu hantaman kuat. Dan....
Desss...
"Aaakh..."
Satu pukuan tangan si Manusia Tengkorak menghantam pundak Rukmini hingga terhuyung-huyung ke depan beberapa langkah. Pundaknya yang terkena pukulan langsung hangus mengeluarkan bau sangit.
Baru saja Bidadari Tongkat Hijau berbalik, si Manusia Tengkorak melemparkan beberapa bina-tang berbisa.
Set Set
Bersamaan dengan itu, sepasang orang cebol kembali mengayunkan rantai bola berdurinya.
Bidadari Tongkat Hijau memang bisa menghindari binatang-binatang beracun itu dengan melompat mundur. Tapi bola berduri dua orang cebol itu terus mengejamya. Sehingga....
Cras Crass...
"Aaakh..,"
Ujung rantai yang merupakan bola berduri itu menghantam kaki dan pinggang Rukmini dengan tepat. Tak ampun lagi, Bidadari Tongkat Hijau terlempar dengan mendapat luka lumayan parah. Darah pun mulai membasahi pakaiannya.
Saat itu pula tiga tokoh hitam itu menerjang dengan serangan-serangan maut. Bidadari Tongkat Hijau jadi nekat, Dengan sekuat tenaga disambutinya serangan itu.