Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Seribu Diri - Mulai Mengembara

$
0
0
mulai-mengembara.jpgCerita Silat | Mulai Mengembara | Pendekar Seribu Diri | Mulai Mengembara | Pendekar Seribu Diri | Mulai Mengembara pdf

pendekar-seribu-diri-mu.jpg Pedang Kunang Kunang - Barisan Pedang Siau-lim-si Pedang Kunang Kunang - Malaekat rambut merah Pedang Kunang Kunang - Malaekat rambut merah Pendekar Seribu Diri - Kilas Balik Terlunta Lunta Pendekar Seribu Diri - Cambuk Bumi vs Pengabar Langit Pendekar Yang Berbudi 52 Bayangan Maut Di Berlin - Nick Carter Roro Centil - 28. Ular Betina Selat Madura Pedang Kunang Kunang - Topeng Besi Pedang Kunang Kunang - Topeng Besi

Kcipak kcipak.....tiba tiba terdengar suara ikan meloncat......mengiringi suara siulan merdu yang tak beraturan nadanya tampaklah seorang pemuda tampan berkulit seputih salju dengan rambut riap riapan tak terikat sedang asyik mandi sambil main main air.......tiba tiba pemuda itu menghentikan siulannya, ia memekik terkejut “Akh ikan apa itu?” cepat cepat ia menyelam mengikuti ikan yang tadi ia lihat sepintas, ia terkejut melihat ikan itu berwarna hijau ke emasan. Tapi ternyata ikan itu telah hilang di balik batu hitam yang cukup besar. Disebabkan penasaran akhirnya ia mengangkat batu hitam itu, tapi naas ikan tersebut telah raib entah kemana. Tapi, ia tak sia sia melakukan itu, dilihatnya ada sebuah peti dengan lebar 5 cm dan panjang 10 cm, pikirnya“peti apa ini? Sebaiknya aku lihat diatas saja” dengan gesit ia ambil peti itu kemudian ia kembali kepermukaan dan berenang ketepian, segera ia berpakaian setelah selesai ia segera membuat api ungun “malam telah tiba, sebainya aku menginap saja disini “ucapnya kepada diri sendiri, segera ia beranjak kebawah pohon pinus dan mengambil ranting tak lupa juga ikannya yang tadi ia tangkap setelah mencuci pakaian. Lalu membakarnya diatas api ungun yang ia buat. “waw mantapppp..... sudah lama aku tidak makan ikan, oh aku lupa peti tadi isinya apa ya?”segera saja ia mengambil peti tadi dan membukanya, ternyata isinya dua buah senjata yang unik dan dua utas tali berwarna biru, senjata yang pertama adalah sebilah keris berkeluk enam sepanjang 8 cm disarungnya ia membaca sebuah tulisan “perasaan”, yang kedua sebuah kujang kecil sepanjang 9 cm. Gagang dan sarungnyanya berukiran harimau. sama halnya dengan keris tadi disarungnya juga terdapat tulisan bedanya dalam kujang tersebut terdapat tulisan“Kekuatan Sejati”. “senjata yang bagus......punya siapa ya? karena tak ada penjelasan mengenai dua senjata ini lebih baik buatku saja dan aku akan memberi nama...hemmmmm...... kujang kecil keris keluk sembilan....akh kurang pas, hemm....kujang harimau keris mungil.....hihi norak...akh lebih baik aku ambil dari tulisan ini saja hehehe ... Kujang Kekuatan Sejati dan Keris Perasaan... kurasa ini lebih baik meski terlalu muluk haha...emch tali ini tali apa sih?”Aram pun mengambil dua utas tali berwarna biru dari peti, namun tiba tiba ia terkejut, mengapa? Ternyata ketika ia mengangkat tali dari peti, tiba tiba petinya hancur menjadi abu. “Ada apalagi ini? Kenapa petinya jadi abu? Akh peduli amat...lebih baik tali ini aku jadikan ikat rambut saja, lumayan daripada riap riapan kaya gini. ” Arampun menyisirkan rambutnya dengan menyisakan poni depannya dan sedikit rambut di samping telinganya, sementara rambut belakangnya ia kuncir seperti ekor kuda. “huaaaahhhhhhh ngantuk tidur akhhh”.... Langit telah menjadi gelap, sepertinya sang maharaja telah tidur dan menyelimuti tubuhnya............. Sang Putri malam pun malu malu untuk menamakan wujudnya bintang bintangpun tampaknya enggan tuk menampakan diri jeritan malam menjadikan malam ini begitu mengerikan mengntar lelap seorang pemuda yang tergeletak di bawah pohon pinus

Disebuah desa yang cukup ramai terlihatlah seorang pemuda berbaju kain belacu dengan rambut di kuncir kuda dengan sebuah kain berwarna biru, diatas ikatannya menyembul sebuah gagang berukiran harimau dan ular membentuk hurup X, ternyata ia menyimpan keris dan kujangnya di sanggulan dimana ia mengikat rambutnya. Ia berjalan sambil tengak kanan tengok kiri melihat deretan deretan rumah, kemudian ia mendekati seorang pak tua yang sedang asyik menghisap tembakau, “Pak, maaf boleh saya bertanya kedainya dimana ya?” ujar pemuda itu yang ternyata adalah Aram Widiawan yang baru saja sampai di desa pagi tadi. Mata pak tua itu menyipit memperhatikan Aram yang ia pikir berdandan cukup aneh” Aden siapa? Apakah aden baru kali pertama datang ke desa ini? Jawabnya. “Ia Pak, baru tadi pagi saya tiba didaerah ini, oh ya ini daerah apa pak?” Aram mencoba berbasa basi karena Pak tua itu belum juga menjawab pertanyaan yang ia ajukan tadi. “ini desa bernama Padanghaur den,oh ia maaf den saya lupa, maklum sudah tua, kedainya berada kira kira seratus meter dimuka didekat pasar sana,””terimakasih pak, kapan kapan saya akan kembali kesini lagi untuk sekedar bercakap cakap dengan bapak... saya pamit pak..mari” Aram melanjutkan perjalanannya dengan santai, karena di desa tersebut cukup ramai mana mungkin ia menggunakan ilmu peringan tubuh, bisa bisa ia dianggap hantu disiang bolong hehe  Kedai itu cukup besar dan terbilang ramai didatangi pengunjung. beberapa kelompok telah duduk tersebar di dalam kedai.. beberapa orang-orang yang terlihat kasar…tampaknya mereka a dalah orang-orang dari rimba hijau… Aram tidak mengindahkan keberadaan mereka. Ia menarik tempat duduk tanpa sandaran karena ia sudah lapar. Bisik-bisik terdengar dari orang- orang itu… Aram tahu mereka sedang membicarakan dirinya karena ia memiliki pendengaran tajam, tapi ia berlagak acuh saja pura pura tak mendengar, bagaimana mereka tidak membicarakannya ia memiliki wajah yang dapat menaklukan setiap gadis, bermata merah bagai darah, berkain belacu dengan bolong di dada dan punggung, rambut dikuncir seperti kuda diikat oleh seutas tali ber warna biru warna biru, “Mau pesan apa den?” sapa pelayan kepada dirinya, “ayam hutan rebus, sayur bayam, sebakul nasi dan teh hangat”… tak lama kemudian pelayan datang membawa pesanan makanannya, Aram menyantap hidangan dengan gembira… hanya sesaat sajian itu telah ludes, tidak bersisa… “Ceuceu, Apakah perguruan kita akan datang dan menyatakan diri takluk kepada panji telapak perak pada limm purnama depan.” Empat orang memasuki kedai. Semuanya ternyata gadis gadis jelita yang masih muda berusia antara sembilan belas sampai dua puluh tahunan, penampilan mereka memiliki ciri yang sama yaitu memakai baju berwarna hijau dengan ikat kepala berwarna sama dengan pakaiannya, mereka berasal dari perguruan Teratai putih, satu dari Lima perguruan utama. Mereka mengambil tempat duduk tidak jauh dari pemuda berkain belacu itu. “Sejak kematian ketua perguruan bintang kemukus dan rajawali emas, Lima perguruan tanah jawadwipa mengalami guncangan yang cukup hebat, apalagi jago jago dari kaum kelana juga banyak yang ditemukan tewas tebantai dengan seluruh keluarganya”” Kata seorang di antara empat orang muda, yang tadi dipanggil ceuceu oleh seorang gadis yang memiliki lesung pipit dipipinya. “Kekuatan Panji telapak perak melebihi kekuatan perguruan utama di tanah jawadwipa,apalagi menurut kabar terbaru banyak jago jago kosen yang telah lama mengasingkan diri turut bergabung dengan mereka ditambah dengan jago jago dari negri sebrang, sekalipun lima perguruan itu bersatu. Menurut penilaianku, tidak ada pilihan bagi lima perguruan untuk tidak menghadiri pertemuan itu, mengenai bergabung atau tidaknya tergantung situasi nanti, Demi mengulur kehancuran lima perguruan utama” Ia menambahkan penilaian dengan dua mata dipenuhi kekecewaan dan keputusasaan. Sekalipun, kata-kata itu diucapkan pelan dan dikedai itu sangat bising namun cukup terdengar jelas oleh Aram yang memiliki ilmu pendengaran yang awas apalagi dulunya ia menjadi anggota telik sandi di kotapraja padjampangan.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles