Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Panah Kekasih - 178

$
0
0
Cerita Silat | Panah Kekasih | Karya Gu Long | Panah Kekasih | Cersil Sakti | Panah Kekasih pdf

Pendekar Naga Putih - 80. Iblis Angkara Murka Panah Kekasih II - Gu Long Tom Swift - Misi Penolong Pendekar Pedang Siluman Darah - 27. Takanata Iblis Nippon Siluman Ular Putih - 25. Rahasia Kalung Permata Hijau

“Apa benar hujin adalah pemilik panah kekasih?” sepatah demi sepatah kata tanya Siau Ong-sun. “Betul.” Jawab So Kin-soat tertawa. Biarpun para pendekar sudah mengetahui akan hal ini, tak urung hati mereka bergetar juga setelah mendengar jawabannya yang langsung dan tegas. Terlebih Tian Mong-pek, dia merasa darah panas menggelora dalam dadanya, kalau bisa dia ingin segera cabut pedangnya dan menyerang. Tapi tangannya segera digenggam Siau Hui-uh erat erat, bisiknya: “Mau menyerang pun tunggu sampai pembicaraan selesai.” Terdengar Siau Ong—sun berkata lagi: “Ternyata hujin memang tegas, tapi masih ada satu permintaan lagi, mohon petunjuk dari hujin. Sebetulnya panah kekasih memiliki daya pikat seperti apa? Kenapa dapat membuat orang diseluruh kolong langit tergoncang?” So Kin—soat tersenyum, sahutnya: “Memang menarik sekali untuk membicarakan persoalan ini, aku harus memecahnya menjadi berapa bagian sebelum diterangkan.” Sebetulnya para pendekar sudah berulang kali membicarakan persoalan ini, mereka pun sudah membicarakannya berulang-ulang, namun tak pernah mendapat jawaban, begitu dia berjanji akan menjelaskan, semua orang pun pasang telinga baik-baik. setelah menarik napas panjang, cerita So Kin—soat: “Sewaktu masih kecil, aku sudah sering mendengar orang cerita tentang kisah para jago persilatan yang merajai kangouw dimasa lalu, tapi belum pernah mendengar ada perempuan yang jadi jagoan. Maka akupun mulai bercita-cita ingin menjadi raja wanita dalam dunia persilatan. “Hingga aku menginjak dewasa kemudian dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Tong Ti, cita cita itu baru mulai memudar dari ingatanku. “Andaikata perkawinanku dengan Tong Ti terwujud waktu itu, mungkin urusan hanya sampai disitu. Siapa tahu disaat aku berpacaran dengan Tong Ti, ternyata Tong Bu-im telah menentukan perkawinan bagi Tong Ti, dalam hal ini tentu saja Tong Ti tak berani melawan perintah ay ahnya. “Dalam keadaan gusar, akupun bertekad akan mewujudkan cita citaku dimasa kecil dulu, dengan gunakan pelbagai cara dan akal, kubikin banyak jago lihay kelas satu dari dunia persilatan tunduk dibawah gaunku, agar membuat mereka tak berani melawanku dikemudian hari, setiap kali berpisah dengan satu orang, aku selalu membuat perjanjian dengannya untuk membuat satu kode rahasia sebagai tanda penghubung, sehingga dikemdian hari bila mereka melihat tanda rahasia itu, sama seperti bertemu aku. “setelah lewat puluhan tahun, jago lihay yang punya hubungan denganku sudah tak terhitung banyaknya, akupun berhasil mendapatkan satu resep obat racun yang amat jahat, maka akupun mulai membuat panah kekasih. “Panah kekasih selain sangat beracun, sebetulnya tak ada rahasia lain, maka akupun berusaha dengan segala akal untuk menambah kemisteriusannya, sengaja kubuat panah itu berwarna merah dan hitam dan sengaja baru muncul disaat bulan purnama. “Mengenai alat pegas dan tehnik pembidikan dari panah kekasih, semuanya merupakan hasil karya Tong Ti, senjata rahasia keluarga Tong sudah tersohor di seantero jagad, menjadi jaminan mutu membiarkan dia yang mengurus semua peralatan itu. Yang lebih hebat lagi adalah alat bidik yang terpasang dibuat dari baja lembek, itulah sebabnya ketika dibidikkan, sama sekali tidak menimbulkan suara. “Inti rahasia dari kesemuanya ini terletak pada Si-sin-tiap (surat undangan dewa kematian), walaupun setiap lembar surat undangan sama, padahal pada sisi matanya sama sekali berbeda, seperti yang kukatakan diatas, aku mempunyai tanda rahasia penghubung yang berbeda dengan setiap jago lihay, sedang mata yang ada pada lukisan tengkorak itu terbuat dari phospor, maka begitu panah kekasih terbentuk, akupun mulai melakukan pembunuhan terhadap para jago lihay yang pernah punya hubungan intim denganku. “Begitu mereka menerima surat undangan dewa kematian yang aneh, mereka pasti akan tertegun, kemudian ketika menemukan tanda rahasia yang kusembunyikan dibalik sepasang mata tengkorak, merekapun kembali tertegun, menggunakan kesempatan disaat mereka tertegun inilah, senjata rahasia membidik keluar tanpa menimbulkan suara, dan rupanya caraku ini berhasil. “Berhubung dimasa lampau mereka pernah berhubungan denganku, jelas hal ini merupakan ganjalan dihati mereka, wajar bila mereka kehilangan kesadaran dan kewaspadaan begitu menjumpai kode rahasia itu. “Berapa bulan kemudian, sudah ada puluhan orang jago persilatan yang mati oleh panah kekasih, dengan cepat nama panah kekasih pun tersebar ke empat arah delapan penjuru, ditambah lagi semua perbuatan yang sengaja kulakukan, membuat benda itu tambah menakutkan dan menambah daya teror yang luar biasa. “Pada saat inilah kuperintahkan Chin Siu—ang secara diam diam menjual panah kekasih kepada umum, orang orang yang ingin menuntut balas secara rahasia semuanya merupakan langgananku. “Tentu saja sin-si-tiap yang mereka gunakan sudah tanpa tanda rahasia, tapi dalam anggapan orang persilatan waktu itu, mereka menganggap panah kekasih serta Sin-si-tiap memiliki daya iblis yang luar biasa. “oleh karena itu orang yang menerima sin-si-tiap pasti akan jadi gugup, begitu mereka gugup, dengan sendirinya tubuh mereka gampang terbidik senjata rahasia. “Tentu, diantara sekian banyak korban, ada berapa orang yang luput dari maut, namun semua orang sudah tertanam pandangan mengerikan tentang benda ini, begitu satu tersiar ke sepuluh, sepuluh ke seratus, kemisteriusan panah kekasih makin lama makin hebat, orang yang berusaha keras membeli panah kekasih pun makin lama semakin banyak! “Karena orang yang membeli panah semakin banyak, korban yang tewas akibat panah kekasih pun semakin banyak, hal inipun berlangsung terus menerus. “Maka setiap orang mulai berubah muka bila menyinggung soal panah, sedang mereka yang membeli panah kekasih ku pun sedikit banyak akan menambah bumbu disana sini hingga kemisteriusan senjata itu makin menakutkan . . . . . .. dari sinilah daya pengaruh iblis panah kekasih tumbuh dan tersebar. “Aaai, ada sementara hal meski menjadi tak berharga sama sekali setelah terbongkar, namun bila rahasia ini tak dibongkar, siapa yang bisa yakin kalau dirinya telah berhasil menebak rahasia itu!” Ternyata secara gamblang dan terus terang dia bongkar semua rahasia yang ada, hal ini membuat para jago hanya bisa berdiri melongo dan tak mampu bersuara. “Dimana Tong Hong, nona Tong?” tiba tiba Siau Hui-uh bertanya. “sudah mati, dibunuh Tong Ti, bukan saja dia telah membunuh putri sendiri, diapun membunuh ayahnya, kesemuanya ini dia lakukan demi aku.” Berubah hebat paras muka para pendekar, siapa pun tidak menyangka Tong Ti begitu kejam dan buas. Tong Ti sendiri hanya berdiri tanpa ekspresi, dia seolah sudah kaku, mati rasa. “Bagaimana dengan mendiang ayahku . . . . . ..” bentak Tian Mong-pek. Tidak menunggu pemuda itu menyelesaikan perkataannya, So Kin-soat telah menukas: “Aku pula yang telah membunuh Tian Hua-uh.” Tian Mong-pek membentak gusar, dia siapkan pedang dan maju menyerang. “Anak muda, duduklah dulu,” ucap So Kin-soat perlahan, “karena aku sudah tak mampu membendung kalian, sejak awal akupun sudah tak berniat hidup terus, tak usah kau bersusah payah untuk turun tangan sendiri.” Dia melirik sekejap kearah Tong Ti, lalu melanjutkan: “Aku dan Tong Ti merupakan otak dari semua kejahatan ini, memang sudah sepantasnya kami mati, apalagi disaat kematian, ada begitu banyak tokoh terkenal yang akan mengiringi kematian kami, hal ini benar benar merupakan satu kehormatan bagiku.” “Apa kau bilang?” tanya Tian Mong-pek dengan wajah berubah. So Kin-soat tertawa terkekeh. “Dalam radius satu li disekeliling perkampungan, telah kutanam bahan peledak yang hebat, sumbu peledak berada diluar perkampungan dan khusus dijaga orang kepercayaanku, asal kuturunkan perintah, kita semua bakal hancur berkeping keping. Inilah pengaturanku yang terakhir dalam tiga puluh tahun ini, sebetulnya tak berniat untuk digunakan, tapi karena urusan sudah jadi begini, terpaksa aku harus menggunakannya juga. Hahaha, setelah kalian berada disini, biar punya sayap pun jangan harap bisa keluar lagi.” Suara tertawanya begitu menyeramkan, tak ubahnya seperti tangisan setan. Biarpun para pendekar bernyali baja, tak urung berubah juga paras muka mereka. Ujar Siau Ong—sun kemudian: “Masa orang yang menyulut sumbu peledak pun tak ingin hidup?” So Kin-soat tertawa menyeringai, ejeknya: “Ke empat orang ini mengajukan diri secara sukarela untuk melaksanakan tugas ini, sebab bila kalian tak mati, pada akhirnya mereka berempat bakal mampus ditangan kalian, daripada begitu, mereka memilih lebih baik mati bersama. “Dengan memakai nyawa Hong Sin, Hong It, Liu Tan-yan dan Sun giok-hud, bisa ditukar dengan nyawa Siau Ong-sun, Tu Hun-thian, bungkuk baja dan Mo Mong-ngo, tentu saja hitungan sangat menguntungkan. Aku dan Tong Ti sudah menikmati semua kenikmatan yang ada, sedang Tian Mong-pek dan Siau Hui-uh seperti matahari yang baru terbit, nyawa kami bisa ditukar dengan nyawa mereka pun hitungannya amat menguntungkan. Terlebih disini masih ketambahan Thian-ma Hwesio yang tersohor, hahahah . . . . . . ..” seluruh ruang gedung bergema suara tertawanya yang menyeramkan, sementara para jago hanya bisa terbungkam. Tiba tiba So Kin-soat bangkit berdiri, setelah tertawa menyeramkan, jeritnya: “Panah kekasih telah habis, kamipun sudah habis, lepas.... lepas..... II lepassss . . . . . .. Dalam waktu singkat para pendengar merasa kepala mereka jadi pening, setiap orang menantikan datangnya suara ledakan yang membelah bumi . . . . . .. Siapa sangka walaupun So Kin-soat sudah berteriak tiga kali, suasana di empat penjuru tetap tenang tanpa terjadinya sesuatu. Para pendekar merasa terkejut bercampur girang, sebaliknya paras muka So Kin-soat dan Tong Ti berubah hebat, tiba tiba mereka melompat mundur lalu kabur menuju ke pintu sebelah belakang gedung. “Jangan biarkan dia menyulut sumbu.” Bentak Siau Ong-sun. Belum selesai suara bentakan itu, para pendekar sudah bergerak melakukan pengejaran. Dengan ilmu meringankan tubuh berapa orang itu, meski berangkat belakangan, namun hampir pada saat yang bersamaan sudah melesat lewat dulu dari pintu belakang, mendahului So Kin-soat serta Tong Ti. Ternyata diluar pintu adalah sebuah ruang rahasia kecil, ditengah ruangan terdapat gambar pat-kwa, berapa puluh sumbu peledak terakit rapi disana, tapi semuanya sudah basah kuyup karena diguyur air. Bayangan tubuh Hong Sin sekalian sudah lenyap tak nampak batang hidungnya, tapi diatas dinding tertulis berapa huruf dengan tinda hitam: “Maaf So hujin, kami masih belum ingin mati, dikemudian hari kami pasti akan baik-baik bersembunyi sambil menanti datangnya kesempatan, kamilah yang telah membasahi sumbu peledak itu, karena kami kuatir masih belum keluar dari radius ledakanmu disaat So hujin telah menyulutnya. Tian Mong-pek, Siau Ong-sun, hari ini kami telah selamatkan nyawa kalian, jangan melupakan budi kebaikan ini. So hujin, Tong Ti, sampai jumpa lain waktu, selamat tinggal! Tertanda: Sun Giok—hud, Liu Tan-yan, Hong Sin dan Hong It.” selesai membaca tulisan itu, para pendekar bersorak sorai karena gembira, sementara So Kin-soat dan Tong Ti mati kutu, tak mampu berkutik lagi. “So Kin—soat,” hardik Tian Mong-pek, “kau . . . . . . ..” Tiba tiba tampak So Kin-soat mengayunkan sepasang tangannya, satu tangan menepuk dada Tong Ti sementara tangan yang lain menghantam ulu hati sendiri, teriaknya sambil tertawa terkekeh: “Tak seorangpun mampu membunuhku . . . . . . ..” Belum selesai dia tertawa, tubuh mereka berdua sudah terkapar diatas tanah. Tampak sebatang anak panah berwarna merah menghujam di ulu hati So Kin—soat, sedang sebatang panah pendek berwarna hitam menghujam di hati Tong Ti. Sepasang kekasih yang aneh itupun akhirnya tewas diujung panah kekasih yang penuh misterius. Penutup. Masalah besar telah tuntas, banyak pendekar kenamaan hidup mengasingkan diri, badai dahsyat yang sempat menggetarkan sungai telaga pun mulai tenang kembali, meski masih ada satu dua yang masih lolos. Tapi, dari dulu hingga kini, kapan dunia persilatan bisa betul betul tenang penuh kedamaian? Kim Hui maupun Lam Yan suami istri tak pernah muncul di bukit Kun—san, tapi datang kabar, ternyata Hoa Hui dan Siau Man-hong suami istri secara tiba tiba lenyap tak berbekas, disaat matahari terbenam masih ada orang melihat mereka berdua, tapi dalam semalaman mereka telah lenyap entah ke mana, seakan sudah tertelan bulat bulat oleh iblis jahat. Kim Hui suami istri bersumpah akan mencari mereka biar sampai ke ujung dunia pun, karena harus menemukan jejak kedua orang ini, maka mereka tak bisa menyusul datang. Lau-san-sam-gan dan Ui Hau muncul dengan mengawal layon Mi-lim lojin. orang tua hutan sesat, Tian Mong-pek dengan pakaian berkabung menjaga layon orang tua itu berapa waktu. Akhirnya dengan dukungan Siau Ong-sun, Tu Hun-thian, kakek bungkuk, Coat-hong, Hui-hong dan Toan-hong tiga orang taysu serta dihadiri para jago dari bendera kain, para jago dari telaga Tay-ou serta para orang gagah dari seluruh dunia persilatan, Tian Mong-pek menikah dengan Siau Hui-uh. Disaat hari pernikahan, mereka menerima tiga buah kado perkawinan yang unik dan hebat. Kado pertama adalah sebuah busur yang telah kehilangan empat senar. Kado kedua adalah segumpal rambut berwarna hitam pekat. Kado ke tiga berupa sebuah martil raksasa terbuat dari emas murni, menurut penilaian mereka yang pakar dan berpengalaman seperti Lok Tiau—yang dan Tu Hun-thian, martil raksasa yang terbuat dari emas murni ini bukan hasil produksi daratan Tionggoan, melainkan dibuat di sebuah wilayah diluar samudra. TAMAT

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images

Trending Articles

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>