Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tombak Kecantikan - 32

$
0
0

Cerita Silat | Tombak Kecantikan | oleh Can ID | Tombak Kecantikan | Cersil Sakti | Tombak Kecantikan pdf

Naga Bhumi Mataram - El Pramono Arief Sujana - Sang Fajar Bersinar Di Bumi Singasari Arief Sudjana - Kabut di Bumi Singosari Arief Sudjana - Tapak Tapak Jejak Gajah Mada Arief Sudjana - Kisah Dua Naga Di Pasundan

Pesanggrahan cing-cian-siau-kit masih berada dalam ling-kungan paviliun Pek-si-wan, tempat itu memang secara khusus disediakan Thian-ie Kisu untuk tempat tinggal Perempuan tenun serta Siau-cing. ™
   Atau dengan perkataan lain, pesanggrahan itu terhitung “rumah” Siau-cing. ™
   Goan Capsah-heng sendiripun merupakan anggota perguruan Ci-cay-bun, sudah pasti barisan tersebut tak dapat menghalangi pula dirinya. ™
   Orang ini selalu banyak curiga, begitu melihat kehadiran seorang gadis yang belum jelas musuh atau teman, mula mula dia menguntit dulu kemudian baru mengambil keputusan. ™
   Begitu mengintil, timbullah kesan baiknya terhadap bayangan tubuh yang kecil mungil itu. Bahkan dia menjumpai kalau gadis itu pun bisa tersesat, walau berada dirumah sendiri. ™
   Gadis itu berjalan kesana kemari, namun tidak berhasil keluar dari lingkaran setan. ™
   Padahal, walaupun Siau-cing lincah dan cerdas, namun dihari biasa seringkali kebingungan sendiri, sewaktu konsentrasinya agak buyar, dia sering tersesat dirumah sendiri, bahkan bertemu orang yang dikenal pun seolah tak kenal. Didalam kenyataan, orang pintar yang mampu menyelesaikan masalah besar, belum tentu bisa menghadapi persoalan kecil atau detil kecil, sama seperti orang yang biasa melakukan pekerjaan kecil secara teratur dan rapi, belum tentu dia bisa mengatasi masalah besar secara tepat.™
   Yang menggelikan lagi adalah Goan Capsah-heng segera mun-culkan diri dan menjadi petunjuk jalan bagi Siau-cing. Atas kemunculannya yang tiba tiba, ternyata Siau-cing tidak merasa tercengang atau kaget.™
   Dia tidak terlalu memahami keadaan di paviliun Pek-si-wan, waktu itu diapun belum mengerti akan hubungan saudara sepergu-ruan antara Thian-ie Kisu, Cukat Sianseng serta Goan Capsah-heng.™
   Seandainya waktu itu dia sudah mengerti, dengan kecerdasan Siau-cing yang luar biasa, mungkin dia bisa menghindarkan diri dari pergaulan itu sehingga menghindarkan mereka dari kondisi kaku. ™
   Malam itu, dia tersesat setelah bertemu Cukat Sianseng. Orang yang membawa dia kembali ke ruang utama paviliun Pek-si-wan ternyata Goan Capsah-heng. Maka Goan Capsah-heng pun bertemu lagi dengan Cukat Sian seng, inilah yang disebut “jalan sempit untuk orang yang bermu- suhan." Goan Capsah-heng salah mengira Cukat Sianseng secara sengaja meninggalkan jago “pedang” yang paling menakutkan agar dia hadapi, yang berakibat dia menderita luka serius. Dia sudah berencana akan mengajak geger Cukat Sianseng begitu bertemu dengannya. Bahkan mungkin akan menantangnya untuk berduel. Akan tetapi, berada dihadapan Siau-cing ternyata mereka tidak ribut, apalagi bertarung. ™
   Bahkan dengan tenang mereka mengambilkan obat obatan milik Thian-ie Kisu dan membantu mengobati lukanya. ™
   Malahan mereka sangat menuruti perkataan Siau-cing, saling membubuhkan obat pada luka ditubuh mereka. ™
   Menyusul kemudian, Siau-cing pun menceritakan kalau Thian-ie Kisu telah berangkat menuju ke kuil Ban-giok-koan. Begitu mendapat laporan, tentu saja kedua orang itu segera berangkat menuju kuil Ban-giok-koan. ™
   Ternyata kedatangan mereka tepat waktu. oleh karena Perempuan tenun tersandera, Thian-ie Kisu tak mampu menyerang Haho Si-cap-it, bahkan dia harus menderita luka parah, dalam keadaan kritis, kedua orang saudara seperguruannya tiba tepat waktu.™
   Haho Si-cap-it adalah manusia busuk, melihat gelagat tidak menguntungkan, dia segera melepaskan niatnya untuk bertempur dan mengajukan permohonan: ™
   Dia bersedia membebaskan Perempuan tenun, tapi syaratnya mereka pun harus melepaskan dia dan Sam-pian toojin, kalau tidak, dia akan membunuh Perempuan tenun dan bertempur hingga titik darah penghabisan. Thian-ie Kisu mohon kepada Cukat Sianseng dan Goan Capsah-heng untuk menerima tawaran itu. Namun Perempuan tenun yang masih tertotok jalan darahnya, belum kehilangan kesadaran, segera teriaknya: “Tidak boleh diterima, bunuh bangsat itu!” Thian-ie Kisu tak dapat berbuat begitu. ™
   “Kalian harus bunuh bangsat itu! Dia adakah binatang!” Karena sudah dilecehkan, dihina dan harga dirinya terinjak, perempuan tenun teramat benci terhadap Haho Si-cap-it, benci hingga merasuk ke tulang sumsum. ™
   Namun Thian-ie Kisu tetap memohon kepada kedua orang sute nya agar mengabulkan persyaratan lawan. ™
   Didalam sekilas pandang, Cukat Sianseng segera tahu bahwa Perempuan tenun merupakan sosok manusia yang teramat penting bagi ji-suhengnya, oleh karena itu dia segera menyanggupi permin-taan lawan. ™
   Sementara Goan Capsah-heng menyetujui karena tatapan mata dari Siau-cing. Dia merasa tatapan mata gadis itu merupakan permohonan. ™
   Namun bagi Goan Capsah-heng, itulah satu satunya perintah yang harus dituruti. ™
   “Kau dapat kabur hari ini, ujar Goan Capsah-heng kepada Haho Si-cap-it, “tapi pada akhirnya pasti akan mampus ditanganku. oleh karena itu Haho Si-cap-it melepaskan perempuan tenun. ™
   Itulah sebabnya, Haho Si-cap-it dan Sam-pian tojin berhasil kabur dari tempat itu dalam keadaan selamat. Thian-ie Kisu pun dikarenakan kejadian ini harus menderita luka yang cukup parah, terluka pada urat nadi dan ototnya. Pada dasarnya dia memang memiliki kondisi tubuh yang lemah, setelah peristiwa tersebut, dia tak bisa lagi mempelajari ilmu silat tingkat tinggi. Kesalah pahaman antara Perempuan tenun dengan Thian-ie Kisu meski sudah terurai, akan tetapi perempuan itu merasa sedih dan malu karena dia telah dilecehkan dan dipermalukan oleh perbu-atan Haho Si-cap-it, bayangan hitam yang menyelimuti benaknya, ditambah perasaan tak tenang selama masa hamil, membuat perangainya berubah makin banyak curiga dan mudah marah, aki-batnya dia seringkali ribut dan cekcok dengan Thian-ie Kisu ken-datipun amarahnya tak pernah ditanggapi.™
   Disaat mereka berlima berkumpul jadi satu, itulah saat perguruan Ci-cay-bun paling berkekuatan, masa jaya, masa cemerlang. ™
   Mereka bersumpah akan berbakti pada negara, membunuh musuh, menegakkan keadilan bagi rakyat kerajaan. ™
   Mereka akan menegakkan keadilan dan kebenaran dalam dunia persilatan, menjunjung tinggi tali persaudaraan dan setia kawan.™
   Andaikata mereka dapat selalu bersatu padu, bekerja demi negara, rakyat dan dunia persilatan, itulah keberuntungan bagi dunia kehidupan. ™
   Tapi sayangnya, bersamaan itu lambat tapi pasti, suasana disi-tu pun berubah menjadi kondisi kaku. ™
   Hubungan yang riskan diantara Siau-cing, Cukat Sianseng dan Goan Capsah-heng membuat suasana jadi kaku, serba salah. Goan Capsah-heng amat menyukai Siau-cing. Semenjak belum melihat raut wajahnya, dia sudah terpikat oleh gerak gerik serta gaya gadis itu. Cukat Sianseng pun sangat mencintai nona Siau-cing. Semenjak dia membuka kantung kain, perempuan yang seteng-ah sadar itu seolah sudah berapa ratus tahun bersandar dalam peluk-an mesranya. Hal yang paling menakutkan dari jatuh cinta adalah: mudah tersulut, susah dipadamkan. ™
   Jatuh cinta pun tak akan pedulikan asal mula dan bakal pergi ke mana. ™
   Cukat Sianseng menyukai gadis ini karena gadis itu bukan saja merupakan tambatan hatinya, bahkan diapun merupakan gadis yang sangat memahami pemikiran serta perasaan hatinya.™
   Baik bermain catur, main khiem, kaligrafi, melukis, ilmu golok, ilmu pedang, air teh, arak, tarian, nyarian, ajaran kuno, hampir semua bidang, Cukat Sianseng dapat membahas dan menikmati ber-sama Siau-cing, kehadiran gadis ini merupakan malam yang lembut bagi kehidupannya bak siang hari, kehadirannya ibarat cahaya yang menerangi kehidupan malamnya yang panjang dan sepi. ™
   Kehidupannya telah menyinari kegelapan malam gadis itu. Kelembutan cinta si nona telah menerangi kehidupannya. ™
   Tapi perasaan hati itu dia sembunyikan dalam dalam, jauh lebih tertutup daripada luasnya hutan belantara. ™
   Ini semua dikarenakan kehadiran Goan Capsah-heng. Dia tahu, Goan Capsah-heng sangat mencintai Siau-cing . Sejak bertemu Siau-cing, dia tidak lagi liar susah diatur, dia tidak bengis, tidak kasar, bahkan menjadi lebih damai, lebih lembut, lebih bisa bergaul, biarpun terkadang sedang marah, namun dia bisa menghadapinya dengan riang gembira. ™
   Karena kehadiran Siau-cing merupakan sisi kelembutan dari kehidupannya yang keras. ™
   Kelembutan itu tumbuh karena kehadirannya, menjernihkan pikirannya yang kacau selama ini. ™
   Dia bisa menjadi seorang yang baik, sekalipun kehidupan yang dialami lebih keras, tapi ia tak dapat kehilangan Siau-cing.™
   Mungkin inilah kesempatan terakhir baiknya untuk berubah jadi baik, lebih bersemangat menuju ke arah kebaikan.™
   Maka, situasi pun berubah jadi kondisi kaku. ™
  


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles