Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pedang Sakti Tunggul Wulung - 2

$
0
0

Cerita Silat | Pedang Sakti Tunggul Wulung | karya Herman Pratikto | Pedang Sakti Tunggul Wulung | Cersil Sakti | Pedang Sakti Tunggul Wulung pdf

Satu Kata Maaf - Ruddy Raharjo Simulakrum Cinta - Dessy Yasmita Hitam Putih Emiliano - Sanita Permata Putri Akhirnya Senja - Sulaiman Tripa Si Badut, Orang Gila Dan Bapak Presiden - Fajar Nugros

Suranggana dan Sawung Indera jang membawa Andika Bhayangkara.™
   Mereka adalah pasukan pengawal Daha jang dahulu ditugaskan oleh Sora untuk mengawal dan melindungi Andika Bhayangkara. Oleh peperangan jang meletus dengan tiba2, mereka segera mengambil keputusan untuk menjelamatkan djiwa sianak. Mereka berangkat mengarah ke Selatan.™
   Melalui Kediri dan langsung ke Daha. ™
   Djanganlah paduka memasuki ibu-kota, Sondong Madjeruk menasehati Arj a Dikara. Hamba kira, perdjalanan paduka membahajakan djiwa Gusti Aju Kembang Sore. ™
  Dimana-mana terdjadi pentjegatan-pentjegatan. Karena itu, sejogyanja paduka singgah ke Daha. Dari sanalah paduka bertolak ke Madjapahit dengan perlindungan sang Mapatih Sora. ™
  Saran itu didengar oleh Arja Dikara. Dan demikianlah maka rombongannja melalui djalan berputar. ™
  Menjusup-njusup hutan belantara. Mendaki pegunungan dan menjeberangi rawa-rawa.. Tetapi ditengah perdjalanan, pasukan Madjapahit dapat mengetjarnja djuga. Inilah jang menjedihkan hati Arja Dikara. - Mati buatku adalah soal enteng. dengus Arja Dikara. Tetapi aku tak rela melihat tjutjuku mati dalam perdjalanan ini. Dia harus mentjapai dewasa. Dia harus menuntut bela atas kematian ajahnja. Moga-moga dewa mengabulkan permintaanku ini. ™
  Sondong Makerti jang mendjadjari menghiburnja: -Tak usahlah paduka berketjil hati. Adinda Sondong Madjeruk akan sanggup menghalau musuh. Dia adalah adik seperguruan hamba. Ada lagi seorang perempuan. Rara Sindura, namanja. Apabila pada saat ini dia datang dan mendampingi adinda Sondang Madjeruk, pastilah tak dapat dikalahkan oleh siapapun djuga, Selain mereka saling menjintai, Sesungguhnja permainan parang mereka serupa dengan keahlian bermain parang guru hamba sendiri.™
   Ada lagi seorang kakak dalam perguruan. Itulah pengawal peribadi Gusti Adipati Ranggalawe. Kakanda Gagak Mundarang jang melindungi gusti Kuda Anjampiani. ™
  Dia adalah seorang murid jang hampir mewarisi semua kepandaian guru hamba Warok Suramenggala.™
   Djika berkelahi, langkahnja berbunji seperti guntur. Nafasnja tak ubah badai. Tinjunja berat. Sanggup membelah batu.™
   Tendangannja kuasa menggempur tanggul besi. Ia sakti, kebal dan cekatan. Sajang, dia tiada diantara kita. Kita masing-masing seakan2 memperoleh tugas-tugas tertentu.™
   Dia mengabdi kepada Gusti Adipati Ranggalawe. Hamba mengabdi kepada paduka. Adinda Sondong Madjeruk2 mengabdi kepada Gusti Mangkubumi Sora. Sedang adinda Rara Sindura, hanja hamba sendirilah jang tahu dimana dia berada.™
   Aih, api asmara Ia tertawa melalui hidung. Kepalanja didongakkan keudara. Angannja mentjapai tjerita jang telah djauh lampau. Tiba-tiba ia mendengar derap kuda bergemuruh. Tersirap ia menoleh.™
   Tangannja meraba penggadanja. Uratnja tegang. Segera ia menitipkan Andika Bhayangkara kepada Arja Dikara jang segera menidurkannja didalam tandu. Kemudian in memutar kudanja_ Ia menunggu. ™
   Ah Sondang . Madjeruk. la berlegahati. Lihatlah Adinda Madjeruk takkan terkalahkan oleh lawan. Biar dia dikerojok lima-puluh orang sekaligus. Sondong Madjeruk mengekang kendali kudanja. Nafasnja masih tersengal-sengal. Parangnja disarungkan, setelah diusap-usapkan pada paha kudanja. Agaknja ia telah menikam mati beberapa orang lawannja, Kemudian ia berkata dengan solih: ™
   Sawung Indera tewas dalam perkelahian. Sekarang tinggal Kumbi dan Suranggana. Sondang Makerti menegakkan lehernja. Dengan suara tinggi ia menjahut tjepat: - Sawung Indera tewas? Hyang Pramesti. sondang Madjeruk menundukkan muka. Ia menarik napas panjang sambil berkata memberi keterangan: ™
   'tapi aku berbangga djuga kepadanja. Dia seorang peradjurit benar-benar. Aku melihat dia dikerojok duapuluh orang. Dengan limpungnja dia menangkis dan menjerang. ™
  Kulihat dengan mataku sendiri, betapa dia dengan gagah menumbangkan lawannja. Sajang, setelah dia berhasil membunuh sembilan orang lawan sebatang panah mengenai punggungnja. Dan terdjadilah pengerojokan tjepat. Ia dikojak-kojakkan musuhnja ™
  Aku tak dapat menolongnja, karena akupun menghadapi lawan begitu banjak. Kesunjian terdjadi. Sondong Makerti menunduk dalam. Katanja mengeluh: ™
   Djika demikian halnja, perdjalanan ini tidaklah gampang, Pastilah mereka akan kembali untuk melandjutkan penjerangannja. Seorang demi seorang akan dirumahkan. Kemudian Gusti Aju Kembang Sore __, ah tidak Aku mau mati bersama dengan djundjunganku ini. Arja Dikara tatkala mendengar pertjakapan mereka menghentakkan kaki pada dasar tandu jang jadi bergojang. Alisnja jang putih bergemetaran. Bibirnja bergerak-gerak menggeridikkan kumisnja jang puthh pula oleh njala api jang membakar dadanja. Serunja penuh dendam: ™
   Ini semua adalah hasil perbuatan Nambi O, terkutuklah anak Adipati Madura itu. Dia dahulu sahabat Ranggalawe. Mengapa sampai begini kedjam? Hai, kalian tahu apa sebabnja? Bedebah Karena berebut pangkat dan djabatan semata. O, terkutuklah ia berhenti sebentar, karena nafasnja memburu. Lalu katanja: ™
   Aku tak dapat manjalahkan anakku Ranggalawe. Dia dahulu mendapat djandji almarhum radja Widjaya hendak dilantik mendjadi mapatih keradjaan Madjapahit apabila keadaan negara memungkinkan. Tetapi apa jang terdjadi? Setelah radja wafat dan radja Djajanegara naik tahta, cemaslah si Nambi bahwa radja baru itu akan menepati djanji almarhum ajahnja. ™
  Dia takut memperoleh saingan. Maka dengan kelicikannja, ia membuat fitnah Ia menuduh anakku hendak berchianat. ™
  Menuduh anakku hendak memusuhi negara. menuduh anakku hendak berontak melawan kekuasaan radja. Betapa mungkin.. Laku begitu adalah melanggar sumpah setianja dahulu.™
   Tapi bedebah itu pandai mempengaruhi radja. Maka dirusaklah kadipaten 'Tuban. Hancur berderailah keluarga anakku. Kedua isterinja membunuh diri.™
   Dan sekarang tjucuku, masih akan dilénjapkannja djuga. O, tjutjuku Kembang sore. Engkau harus menuntut bela atas kematian ajahmu. ™
  Arja Dikara menangis sambil mengusap-usap rambut cubunja. Dan Andika Bhayangkara jang berada disamping Kembang Sore, terbangun dari tidurnja. la duduk terpaku dengan pandang menebak - nebak. ™
   Ejang mengapa ejang menangisi', tiba- tiba terdengar Suara Kembang Sore. Gugup Arja Dikara meraih dan menciumnja. Kemudian menepuk- nepuk pundak Andika Bhayangkara sambil. berkata: ™
   Andika Ajahmu adalah sahabat ajah Kembang Sore. Dia penuntut balas atas kematian ajah Kembang sore. Karena itu ku-doakan selalu, semoga kalian berdua kelak mendjadi sahabat sedjati. Meneruskan persahabatan orang tuamu masing-masing. Sahabat sedjati, kataku. Sahabat sedjati. ™
  Bukan persahabatan atas dasar saling menguntungkan. Lihatlah si Nambi itu. dahulu berdjuang bahu membahu dengan ayah Kembang Sore. ™
  Akhirnja setelah kenikmatan mulai berbitjara, apa jg.terdjadi ? ™
  Tentu sadja Andika Bhayangkara jang berumur 12 tahun tak sanggup mengikuti utjapannja. la masih terlalu kanak-kanak untuk mengetahui keadaan negara. Masih terlalu hidjau untuk mengetahui persoalan hidup. Karena itu, ™
  dia berdiam diri dengan kepala kosong. Sondong Madjeruk menghampiri dan digendongnja diatas kuda. Katanja : ™
   Putera Gusti Mangkubumi Sora, masih terlalu muda untuk sanggup menerima pesan paduka. Tetapi hamba akan melaksanakkan pesan paduka ini kepadanja mulai saat ini hingga kemudian hari. Untuk ini hamba berdjandji dan ber sumpah. ™
  Arja Dikara menggigil menahan dendamnja. Hatinja gitu menggigit. Pandangnja menjala. Tangannja mengepal ngepal seolah -olah hendak meremas bola bumi. Alangkah bentji dan muaknja dia kepada Nambi anak Adipati Madura. Orang tua itu tidak mengerti, bahwa biang- keladi sesungguhnja adalah Mahapati penasehat radja jang ampuh. ™
   Sondong Makerti , ia berkata dengan suara gelak. ™
   Tjeritakan betapa anakku Ranggalawe menghadapi lawannja. Sondong Makerti mendeham gugup, sahutnja: ™
   Gusti adipati adalah seorang Panglima jang akan, hamba pudja sepandjang zaman. Beliau seorang jang berani tegas tjekatan, tangkas, Sakti dan Pandai. Dengan seorang diri beliau menghadapi delapan ratus penjerbu. Beliau melarang pasukannja membuat pertahanan. Karena beliau hendak membuktikan kepada keradjaan, bahwa beliau tidak berniat hendak berontak melawan kekuasaan. Dengan kesigapan beliau, ratusan lawan dapat ditewaskan. Tetapi betapa sakti dan kebal seseorang, betapa akan tahan menghadapi lawan jang menjerangnja tak henti-henti dari segenap pendjuru. Achirnja beliau dapat didjebak lawan. Beliau menyebur kesungai dan seperti paduka ketahui, beliau tewas berdiri ditengah arus sungai. Djenazahnja beliau dihudjani sendjata. Sungguhpun demikian, tiada selembar bulu romanja jang dapat dirontokkan. Alangkah hebat. ™
  Rembulan kini mulai muntjul djelas bersih dilangit, malam djadi berseri. Angin pegunungan turun pelahan, menebarkan kesedjukannja. Menggeridikkan tunas2 Pohon. Mengusik rerumputan dan belukar. Membangunkan kantuk mata jang hinggap tiba2. Didjauh sana, lembah keradjaan Daha mulai nampak remang2. Untuk perdjalanan selambat itu akan membutuhkan waktu dua tiga hari lagi. Tiba2 dari balik bukit mereka mendengar suara burung' hantu ter-sekat2 tudjuh kali. Mula2 mereka tidak menghiraukan. Tapi tatkala suara burung hantu itu kian lama kian mendekat, Sondong Makerti menadjamkan pendengarannja. Dahinja mengerinjit, seakan2 meng-ingat2 sesuatu jang telah lama lampau. Udjarnja: ™
  Madjeruk ! Tak kenalkah engkau tanda? ini? ™
  Selama hidupku, aku mengenalnja sebagai suara burung hantu, djawab Sondong Madjeruk. Sondong Makerti. terdiam. Ia melondjakkan ingatannja menguap benar2-ja. Tiba2 menerkam bahu Sondong Madjeruk sambil berkata: ™
  Tak ingatkah engkau pesan guru kita? Tanda burung hantu. Dengarkan baik2. Tudjuh kali ter-sekat2. ™
  Bukankah itu tanda jang dimiliki paman Warok Surabangsat? Sondong Madjeruk menggeridik bulunja. Teringatlah dia dalam tutur-kata gurunja mempunjai saudara seperguruan. Warok Surabangsat, namanja. ™
  Dia mempunjai seorang murid bernama Gento jang dahulu pernah dihadjar habis2an oleh gurunja. Kawan2 seperguruannja banjak djuga. ™
  Tetapi menurut kabar, jang dapat mewarisi kesaktian gurunja hanya tiga orang. Yakni: Djobin, Gento, Umyang. Ada lagi seorang perempuan jang kelak terkenal dengan nama Njai bedes. Tukang tenung jang sanggup melumpuhkan lawan dari djauh. ™
  Tidaklah mungkin salah seorang murid paman Sura bangsat berada disini. Bagaimana mungkin?, udjar Sondong Majeruk. . Gento menurut kabar tetap berada samping gurunya . Umyang berada didekat laut selatan. Bedes- entah minggat kemana. Barangkali mendaki gunung mendjadi tukang tenug ajaib. Dan Djobin, bukankah dia .. o iblis..... benar. ™
  ia mendjadi salah seorang pengawal setia Mangkubumi Nambi. ™
  Sondong Makarti djadi terke siap. Pandangnja resah. Tahulah dia apa akibatnja sebentar lagi. Pastilah Dj0bin_bukanlah lawan jang enteng. Djika ia benar2 telah mewarisi semua kesaktian Warok Surabangsat, pastilah mereka takkan sanggup mengalahkan. Karena Warok Surabangsat adalah saudara seperguruan gurunja sendiri, .yang Sakti kebal ahli senjata dan memiliki kepandaian ilmu mantra tiada banding. ™
  dia. Dahulu pernah terbintik kabar, bahwa gurunja pernah bertanding dengan dahsjatnja. Sekalipun Surabangsat dapat dikalahkan, bukanlah berarti bahwa ia kalah perkasa dari pada gurunja.™
   Karena kalahnja adalah mengalah, setelah menjaksikan betapa Gento muridnja berbuat salah terhadap gurunja.™
   Gento menggoda dan akan memperkosa anak gurunja bernama Warsiah jang dikemudian hari mendjadi isteri Subrata anak bupati Trenggalek.™
   Dan pekerti demikian sangatlah tabu buat ikrar warok2 pada zaman itu. Sekalipun Gento adalah muridnja, sebagai seorang warok, Surabangsat enggan membelanja benar2. ™
   Waspadalah Madjeruk Kali ini kita menemui tanding, dia memberi nasehat. Sondong Madjeruk sadar akan bahaja. ™
  Tjepat ia menjerahkan Andika Bhayangkara kepada Aria Dikara jang masih duduk terpekur. Kemudian ia mendjadjari Sondong Makerti seraja berkata: ™
   Kita songsong dia agak djauh. Djangan biarkan dia mendekati tandu. Pastilah dia mempunjai kelitjinan jang tak terduga. Sondong Makarti mentjabut penggada. Dilenjangkannya penggadanja keudara dan ia bersumpah. ™
   Aku akan mati bersamamu _ menjaksikan laku Sondong Makerti jang sungguh sungguh itu, Kumbi dan Suranggana jang selama itu berdiam diri djadi terkesiap. Keringat dingin meraba tubuhnja. ™
  Ingin mereka minta penerangan laku apakah jang akan dilakukan, 'Tetapi Sondong Madjeruk telah memerintahnja: ™
   Usahakanlah, agar kalian berdua mendjauhkan begundal- begundalnja jang hendak mengerojok kami berdua. Kami berdua akan menumbangkan pemimpinnja dahulu. ™
  Lantas kita bersama - sama menghalau jang lain. Mereka menahan kudanja masing -masing. Pemikul tandu diperintahkan menjekat perdjalanan. Mendaki bukit gamping jang berada diseberang. Kemudian mereka. berpentjaran menunggui lawan.™
   Diluar dugaan mereka, lawan jang ditunggunja tidaklah berdjumlah banjak. Hanja lima orang dengan Djobin. ™
  Orang jang bernama Djobin, berperawakan kekar. Kepalanja gundul. Matanja mendjorok kedalam. Mulutnja lebar. Giginja gingsul. Tetapi ia nampak tjekatan. Kulitnja jang hitam berkilat oleh pantulan sinar bulan. Kesannja tebal, Setebal kulit gadjah. Ia bersendjata rantai sepandjang satu meter, jang disangkutkan pada pinggangnja.™
   Dengan langkahnja jang gesit, tiba - tiba sadja ia telah berada didepan Sondong Makerti.™
   Langsung Sondong Makerti menjerangnja. Ia berteriak kaget. Selangkah ia mundur sambil menghantamkan sendjata rantainja kepada kuda Sondong Makerti. Untung penggada Sondong Makerti tjepat- tjepat menangkis.™
   Sekiranja terlambat sedetik, pastilah kudanja akan lumpuh di buatnja. Tjepat ia meloncat turun, .Dan sebentar sadja perkelahian seru terdjadi dari tempat ketempat. ™
  Madjerukk ! seru Sondong Makarti. ™
  Djangan pedulikan aku Binasakan jang lain. Begundal ini, biar kuselesaikan sendiri. ™
  Djobin tertawa berkakakan. Ia menangkis serangan penggada Sondong Makerti dengan mudah. Lantas membalas menjerang dengan ketjepatan jang mengagumkan. Sondong Makerti heran bukan main. Gugup ia mundur sambil mendepak batu. ™
  Djobin melepaskan ajunan pendek. Dan batu jang hendak menggulungnja ditetak hantjur berderai. Peristiwa itu mengedjutkan Sondong Makerti juga Sondong Madjeruk jang menjaksikan kehebatan Djobin, tjepat” memberi peringatan kepada kakaknja. ™
  Lawanmu bukan lawan enteng. Bertekunlah ! Sondong Makerti memutar penggadanja. Ia menjerang dari udara.. Berbareng dengan ajunan penggada, kakinja di lepaskan kedada lawan. Serangan demikian, tidak mudah dielakkan.™
   Musuh jang kurang waspada akan mati berdiri di atas tanah. Tetapi tidak demikian hal Djobin gundul itu. ™
  dengan tertawa riang, ia menangkis penggada Sondong makerti dengan sendjata rantainja. Kemudian melemaskan pertahanan kakinja pula. Kedua kaki masing' beradu dan mereka bergojang berputar-an. ™
  bagus !, pudji Djobin. la tertawa girang lagi seolah


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>