Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Kelelawar tanpa Sayap - 20

$
0
0

Cerita Silat | Kelelawar tanpa Sayap | by Huang Ying | Kelelawar tanpa Sayap | Cersil Sakti | Kelelawar tanpa Sayap pdf

The Spiderwick Chronicles 5 Amarah Mulgarath Berkeliling Dunia Di Bawah Laut - Jules Verne Sisi Merah Jambu - Mira W Kelelawar tanpa Sayap - Huang Ying Misteri Empat Jam Yang Hilang - L. Ron Hubbard

Suara itu seakan ada, namun seakan pula tidak ada, nyaris tidak mirip dengan suara manusia dari bumi ini
  Si Kelelawar tampak tertegun, lalu jawabnya sambil tertawa bodoh: “Eek Bo-tan dari Shoatang, Pek Hu-yong dari Hopak, siapa yang tidak kenal? Siapa yang tidak tahu?
  Tapi setelah berhenti sejenak dan lagi lagi tertegun, serunya: “Siapa kau? Buat apa kau mencari tahu tentang mereka?
  Tiada orang yang menjawab
  Sambil tertawa sendiri si Kelelawar berkata lagi: “Botan maupun Huyong sama sama kecil dan mungil, namun dalam kenyataan mereka berbeda
  Setelah garuk garuk kepala, lanjutnya: “Mereka adalah dua orang yang berbeda, namun merekalah yang tercantik dari dua perbedaan itu
  Tangannya kembali meraba payudara Lui Hong, setelah meremasnya berulang kali, kini tangan itu mulai bergerak turun ke bawah, ganti meraba pinggang si nona yang ramping
  Setelah meraba dan menggerayanginya berulang kali, diapun berkata sambil menghela napas: “Serius, mendingan anak perempuan jangan berlatih silat, coba lihat, pinggang jadi kasar dan berotot, tampaknya orang yang bisa menjaga postur pinggangnya namun tetap bisa berlatih silat hanya Lau Ci-he seorang!
  “Lau Ci-he dari Say-hoa-kiam-pay?” suara sendu itu kembali bertanya
  “Betul, memang gadis dari Say-hoa-kiam-pay itu” sahut si Kelelawar sambil tertawa dungu, “ilmu pedang Say-hoa-kiam-sut terhitung bagus, hanya sayang kelewat banyak kembangan" “Ehmm!
  “Ilmu pedang darimana pun” kembali si Kelelawar berkata sambil tertawa, “asal kembangannya kelewat banyak, sudah pasti kehebatannya berkurang, semakin banyak kembangan sama artinya semakin banyak titik kelemahannya
  Crang itu tidak bersuara, suasana jadi hening
  Dalam saat seperti itu, si Kelelawar seolah sudah melupakan segala sesuatunya, kembali sepasang tangannya mulai meraba dan menggerayangi seluruh bagian tubuh gadis itu
  Tiba tiba dia menghela napas panjang, gumamnya: “Tegasnya potongan badanmu masih belum bisa dianggap terlalu baik, tapi masih bisa diperhitungkan
  Selesai berkata dia pun mulai mengambil alat pemukul dan alat pahat, lalu mulai mengetuk diatas batang kayu yang berada disisinya
  Gerakan tangan orang ini cepat dan cekatan, tak lama kemudian potongan kayu itu telah dipahat hingga berbentuk kepala manusia
  Air mata yang mengembang di kelopak mata Lui Hong membuat pandangan matanya kabur, tapi gadis ini jadi keheranan ketika mendengar suara ketukan aneh, tak tahan ia membuka matanya sambil menengok
  Sepasang tangan si Kelelawar masih bekerja tiada hentinya, diantara suara dentingan, dalam waktu singkat balok kayu itu sudah terukir menjadi sesosok manusia dengan pancaindra, ke empat anggota badan bahkan termasuk payudara, semuanya tampak indah dan mirip sekali
  Saat itulah si Kelelawar baru meletakkan peralatannya, dengan kedua belah tangan dia mulai meraba wajah Lui Hong
  Sekali ini dia meraba dengan amat cermat, amat teliti dan seksama
  Setelah meraba dan meraba berulang kali, kembali dia mengambil alat pahatnya dan mulai bekerja pada batok kayu itu
  Kali ini setiap gerakan dilakukan sangat lambat dan hati hati
  Menyusul diletakkannya alat pemukul dan pemahat, kali ini dia mengukir dengan menggunakan sebilah pisau kecil
  Pisau itu betul betul sangat kecil, panjangnya hanya tujuh inci tapi tajamnya bukan kepalang, sayatan yang perlahan ternyata menghasilkan pahatan yang dalam
  Dengan tangan yang mantap dia jepit mata pisau dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya, “Sreet, sreeet” diantara suara sayatan, lembar demi lembar kulit kayu tersayat rontok ke tanah
  Lambat laun muncullah bentuk pancaindera yang jelas pada balok kayu itu
  Dipandang sepintas, ternyata raut muka yang terpahat itu mirip sekali dengan wajah Lui Hong
  Kontan saja kejadian ini membuat si nona terbelalak dengan mulut melongo, dia betul-betul terperangah
  Kini sayatan pisau si Kelelawar tambah lambat, beberapa kali dia raba wajah Lui Hong dengan tangan kirinya, meraba dengan seksama, mengamati setiap lekukan yang ada
  Sementara pisau ditangan kanannya mengikuti gerak raba tadi, membuat sayatan dan pahatan yang akurat
  Kini pancaindera yang terbentuk pada balok kayu itu semakin nyata, bentuk muka pun semakin mirip Lui Hong
  Tak bisa disangkal lagi ilmu pahatan yang dikuasahi kakek ini benar-benar telah mencapai puncak kesempurnaan
  Dalam situasi seperti ini, sepasang mata Lui Hong terbelalak lebar, dia tak ingin pejamkan matanya, gadis itu ingin mengikuti terus gerakan tangan yang dilakukan orang tua itu
  Sayatan pisau si Kelelawar masih berlanjut terus, hanya sekarang dia memahat lebih hati hati, lebih teliti dan seksama
  Entah berapa lama sudah lewat
  Berada dalam ruang rahasia semacam ini, pada hakekatnya mustahil untuk menduga jam berapa saat itu
  Kini tangan kiri si Kelelawar sudah tinggalkan wajah Lui Hong, sementara bongkahan kayu itu pun telah berubah menjadi bentuk kepala dan wajah gadis itu
  Bukan saja besar kecilnya sama, guratan pancaindera nya begitu jelas dan nyata, semuanya sangat mirip dan tak ada bedanya dengan bentuk aslinya
  Bentuk hidung yang sama, bentuk bibir yang sama, bentuk mata yang sama
  Yang berbeda hanya bentuk warna, bagaimana pun sepasang tangan si Kelelawar bukanlah sepasang tangan iblis, meskipun dia dapat mengukir bentuk wajah yang sama, namun tak mungkin bisa membentuk warna kulit yang sama
  Apapun kehebatannya, sampai dimana pun kepandaiannya, dia tetap manusia, bukan setan, bukan dewa
  Kalau tidak, dia tak perlu lagi bersusah payah memahat dan mengukir, kenapa bukan sekali tiup mengubah balok kayu itu jadi Lui Hong
  Tapi memang harus diakui, ilmu pahat yang dimiliki memang luar biasa, sudah mencapai tingkat sempurna
  Yang lebih penting lagi, dia bukan manusia normal, dia tak lebih hanya seorang buta
  Dia tak punya mata, namun dalam bidang memahat, kemampuannya justru beratus kali lipat lebih hebat daripada mereka yang punya mata
  Lui Hong tahu, si Kelelawar adalah orang buta, dia pun tahu orang itu hanya mengandalkan perasaan pada sentuhan tangannya untuk memahat bentuk wajahnya
  Kini air matanya nyaris sudah mengering, sepasang matanya terbelalak begitu lebar, hampir sama sekali tak berkedip
  Setiap gerakan, setiap perbuatan yang dilakukan si Kelelawar dapat ia saksikan dengan jelas sekali
  Tapi hingga kini, dia masih mempunyai satu perasaan, dia tak percaya kalau si Kelelawar adalah orang buta
  Pada hakekatnya apa yang telah dia lakukan mustahil bisa diperbuat seorang manusia buta
  Tapi dalam peristiwa ini, mau tak mau dia harus percaya
  Detik itu, dia seolah sudah lupa kalau dirinya berbaring dalam keadaan bugil, sama sekali lupa dengan rasa malu
  Tapi dalam waktu singkat rasa malu itu muncul kembali, menyelimuti perasaan hatinya, karena sepasang tangan si Kelelawar kembali meraba payudaranya, bukan hanya meraba bahkan mulai meremas remas
  Sepasang tangan yang kurus kering bagai ranting dahan, kurus kering bagai cakar burung
  Dalam keadaan begini Lui Hong hanya bisa melelehkan air mata
  Air matanya meleleh bagai butiran embun, meleleh membasahi pipinya
  Sepasang tangan si Kelelawar sudah mulai bergeser, meraba dengan lembut, meremas dengan perlahan, setiap gerakan yang dia lakukan, menimbulkan tekanan perasaan yang sangat kuat bagi gadis itu
  Kini sepasang tangannya telah berada dibagian tubuhnya yang paling sensitip, puting susunya segera mengencang keras
  Dia tak kuasa menahan diri, rangsangan secara otomatis membuat puting susunya mengeras
  Dari sepasang tangan, kini si Kelelawar meraba dengan tangan sebelah, lalu sekali lagi dia mengambil peralatannya dan mulai membuat pahatan pada balok kayu
  Suara ketukan palu, suara sayatan kulit bergema tiada hentinya didalam ruang rahasia yang sepi, setiap suara yang bergema menimbulkan gaung yang nyaring
  Kemudian si Kelelawar menggunakan lagi pisau kecilnya yang tajam
  Dibawah permainan tangannya yang mahir, pisau kecil itu menyayat dengan lincah dan hidupnya
  Lambat laun balok kayu itu berubah bentuk menjadi bentuk tubuh Lui Hong yang bugil
  Puting susu yang mengeras, pinggul yang bulat montok, semuanya tampak begitu mirip dengan aslinya
  Sesosok patung kayu wanita cantik pun terwujud ditangan si Kelelawar
  Lui Hong menyaksikan kesemuanya itu dengan sangat jelas, sejujurnya dia tak ingin melihatnya, namun mau tak mau dia harus memandangnya
  Terlebih dalam keadaan seperti ini, hati kecil gadis ini betul betul sudah terkendali oleh perasaan ingin tahunya yang meluap
  Sekalipun sepasang tangan si Kelelawar masih saja menggerayangi sekujur tubuhnya, namun gadis itu seakan sama sekali tidak merasakannya, mungkin saja dia merasa, mungkin juga dia sudah kaku, sudah mati rasa sehingga tidak merasakan semua gerayangan itu
  Atau mungkin juga dia sudah tertegun, kehilangan kesadaran lantaran terkejut bercampur heran
  Permainan pisau ditangan si Kelelawar memang sangat mahir dan luar biasa, kepandaiannya memahat sungguh diluar dugaan siapa pun, Lui Hong tidak menyangka kemahirannya sudah mencapai tingkatan sehebat itu
  Ia betul-betul tak percaya kalau seorang manusia buta ternyata memiliki kemampuan sedemikian hebatnya, namun diapun mau tak mau harus mempercayainya
  Bukankah si Kelelawar pernah mengorek keluar biji matanya dan diperlihatkan kehadapannya? Jangan jangan si Kelelawar memang bukan manusia? Lui Hong mulai ragu, mulai curiga, tapi.......
  Kalau bukan manusia lantas apa? Lui Hong tidak habis mengerti, betul betul kebingungan!


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>