Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Kelelawar tanpa Sayap - 25

$
0
0

Cerita Silat | Kelelawar tanpa Sayap | by Huang Ying | Kelelawar tanpa Sayap | Cersil Sakti | Kelelawar tanpa Sayap pdf

Matahari Di Batas Cakrawala - Mira W Fear Street - Bayangan Maut Merpati Tak Pernah Ingkar Janji - Mira W Monk Sang Detektif Genius - Lee Goldberg Misteri Putri Peneluh - Abdullah Harahap

Pukulan itu datang secepat petir, bagaimana mungkin piausu itu sanggup menghindarkan diri? “Kraaakl” terdengar suara tulang retak bergema di udara, dada piausu itu sudah terhajar oleh sebuah pukulan dahsyat hingga amblas ke dalam, tubuhnya langsung mencelat ke udara dan terlempar sejauh berapa kaki
  Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya tenaga pukulan itu
  Lui Sin amat terperanjat, tidak terkecuali si pedang perak Han Seng yang berada disisinya, bagaimana pun mereka berdua adalah jago kawakan dalam dunia persilatan, pengetahuan serta pengalaman mereka cukup luas
  Dari pukulan yang dilontarkan, mereka segera tahu kalau Ong Bu-shia adalah seorang jagoan kejam yang berhati telengas, menganggap nyawa manusia bagai rumput ilalang
  Namun mereka berdua tidak mengenali Ong Bu-shia
  Gerak serangan yang dilancarkan Siau Jit meski cepat, dia tetap terlambat satu langkah
  Tampaknya anak muda ini sadar kalau ia sudah tak sempat lagi untuk selamatkan nyawa piausu itu, bukannya menyerang kepalan kanan Ong Bu-shia, babatan pedang itu justru menyambar pinggang lawan
  Dengan cekatan Ong Bu-shia mengigos ke samping untuk menghindar, lalu melompat mundur dari posisi semula, kali ini dia menghampiri piausu ke dua
  Siau Jit sama sekali tak menyangka kalau seorang jagoan yang berilmu begitu tinggi ternyata memiliki jalan pemikiran yang begitu sempit, tak sempat menghalangi perbuatannya, jago muda ini merasa hatinya makin bergidik
  Ketika melihat Ong Bu-shia datang menghampiri, buru buru piausu itu mengayunkan goloknya melancarkan tujuh buah bacokan, semua serangan bukan ditujukan ke tubuh lawan melainkan hanya berusaha melindungi diri
  Sayang dia berhadapan dengan jagoan tangguh semacam Ong Bu-shia, ingin melindungi diri pun bukan satu hal yang mudah
  Ketika bacokan ke tujuh baru saja dilancarkan, tinju Ong Bu-shia sudah bersarang tiga kali diatas dadanya
  Biar terdiri dari tiga pukulan, namun pada hakekatnya seolah dilancarkan bersamaan waktu
  Seketika itu juga tulang dada piausu itu terpukul hancur hingga amblas ke dalam, sekujur badannya mencelat ke udara hingga menembus diatas dinding pagar
  Siapa pun tahu kalau orang itu sudah tak punya harapan lagi untuk melanjutkan hidup
  Sambil menuding Ong Bu-shia dengan pedangnya, bentak Siau Jit penuh kegusaran: “Apa-apaan kamu?" Perlahan Ong Bu-shia berpaling, sahutnya tertawa: “Lohu hanya tak ingin pertarungan kita berdua diganggu oleh kehadiran orang lain
  Belum sempat Siau Jit mengucapkan sesuatu, dengan suara keras Lui Sin telah menghardik: “Siapa kau si tua bangka celaka? Kenapa kau bunuh piausu anak buahku?
  “Kau sebut lohu sebagai apa?” Ong Bu-shia segera berpaling dan menatap Lui Sin gusar
  “Tua bangka celaka!
  “Bagus sekali!" “Apanya yang bagus?
  “Losu sudah mendapat satu alasan yang kuat untuk membunuhmu, memang kurang bagus?
  Saking gusarnya Lui Sin tertawa keras
  “Sebenarnya aku hendak mencari Siau Jit untuk membuat perhitungan, tapi tak ada salahnya kalau kubunuh dulu dirimu
  Siau Jit tertegun, baru saja dia akan bertanya, Lui Sin telah meloloskan golok emasnya, kemudian sambil menuding wajah Ong Bu-shia, tegurnya: “Sebutkan namamu!
  Sambil bergendong tangan Ong Bu-shia memperhatikan Lui Sin sekejap, lalu katanya: “Lebih baik kau tak usah tahu siapa diriku!" “Hahaha, ternyata kau tak lebih hanya seekor kura kura yang takut menyebut nama sendiri" “Hmm!" Ong Bu-shia mendengus dingin, “aku hanya kuatir anggota badanmu jadi lemas setelah mendengar namaku, apa enaknya kalau bertarung dengan orang yang sedang menggigil ketakutan?
  “Memang kau anggap namamu sangat menakutkan?” ejek Lui Sin, setelah berhenti sejenak, hardiknya, “siapa namamu!
  “Ong Bu-shia!” kata kakek itu kemudian sepatah demi sepatah kata
  Berubah paras muka Lui Sin, begitu pula dengan si pedang perak Han Seng, apalagi kawanan piausu yang berada di belakang mereka berdua
  “Bu-shia beracun pembetot sukma menggaet nyawa?" lanjut Lui Sin ragu
  “Tepat sekali!" Perlahan-lahan Lui Sin menarik napas panjang, katanya: “Ternyata kau si tua bangka celaka!
  Berubah seram paras muka Ong Bu-shia
  “Kalau kubiarkan kau mampus kelewat cepat, rasanya keenakan bagimu” serunya
  Perkataan itu diucapkan dengan nada dingin dan berat, sepatah demi sepatah kata bagaikan gada raksasa yang menumbuk lubuk hati Lui Sin
  Tiba tiba si golok emas Lui Sin tertawa nyaring
  “Hahaha, walaupun kau tersohor, sayang tak sampai menakutkan diriku!" “Oya?" Ong Bu-shia tertegun
  Sambil mengebaskan ujung bajunya tiba tiba Lui Sin berseru: “Teman-teman, mundur semua, masalah ini merupakan urusan pribadi aku orang she-Lui, sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan kalian semua
  Kawanan piausu itu baru saja tertegun, Han Seng yang berada disisinya telah berseru sambil tertawa hambar: “Toako, dengan perkataanmu itu, sama artinya kau sudah tidak menghendaki aku sebagai saudaramu?
  Cepat Lui Sin menggeleng
  “Saudaraku . . . . . ..
  “Kita dua bersaudara selalu menghadapi tantangan secara bersama, pertarungan yang kita hadapi pun tidak dibawah puluan kali, kapan kita pernah berpisah? Jika kau menghadap raja akhirat seorang diri, aku yakin Giam-ong pasti akan mengusirmu balik
  Mendengar perkataan itu Lui Sin hanya bisa tertawa getir
  Seorang piausu segera berteriak pula dengan lantang: “Congpiautau, jangan kau anggap kami adalah kawanan tikus yang takut mati
  “Rekan rekan semua . . . . . . . ..” bisik Lui Sin dengan perasaan amat terharu
  Sambil tertawa Han Seng menambahkan: “Apalagi Ong Bu-shia hanya seorang diri
  “Orang-orang itu pun hanya ada sedikit perbedaan dibandingkan kalian berdua” ejek Ong Bu-shia
  “Dimana perbedaannya?” tanya Lui Sin
  “Kepandaian silat!" “Ilmu silat yang kau miliki memang jauh lebih bagus daripada kepandaian yang kami miliki, namun bukan berarti kami bukan tandinganmu
  “Benarkah begitu?
  “Satu orang mungkin gampang kau taklukkan, belum tentu seribu orang bisa kau lawan
  “Omong kosong!
  Lui Sin tidak menanggapi lagi, sorot matanya segera dialihkan ke wajah Siau Jit, ujarnya: “Orang she-Siau, aku orang she-Lui akan bikin perhitungan denganmu atas hilangnya berapa lembar nyawa
  Kembali Siau Jit tertegun
  Tanpa banyak bicara Lui Sin mencabut keluar golok emasnya dari sisi pelana, bentaknya: “Terima serangan!
  Tubuh berikut golok langsung ditebaskan keatas kepala Ong Bu-shia
  Pada saat yang bersamaan Han Seng ikut bergerak, pedang peraknya diloloskan dari sarung, diantara kilatan cahaya tajam, tubuh berikut senjata bagai anak panah yang lepas dari busur langsung melesat ke arah Ong Bu-shia
  Ditengah bentakan nyaring, kawanan piausu itu sama sama melompat turun dari kuda lalu meloloskan senjata dan serentak meluruk ke arah Ong Bu-shia
  “Hahaha, orang yang menghantar kematian telah berdatangan!” ejek Ong Bu-shia sambil tertawa nyaring
  Baru selesai gelak tertawanya, golok emas pedang perak telah menyerang tiba, Ong Bu-shia sama sekali tidak berkelit atau menghindar, dia menerobos masuk ke balik lapisan cahaya golok dan bayangan pedang itu, sepasang ujung bajunya dikebaskan berulang kali, “plaak, plaaak" dia pukul mundur gabungan golok emas dan pedang perak itu hingga tersingkir sejauh satu meter
  Tiba tiba tubuhnya melambung ke tengah udara, melewati atas ujung golok dan mata pedang, dia meluncur langsung ke tengah kerumunan para piausu
  “Celaka!" pekik Lui Sin dan Han Seng hampir berbareng, senjata mereka buru buru ditarik kembali lalu memburu musuhnya
  Begitu meluncur turun ke tanah, ke lima jari tangan kanan Ong Bu-shia dipentang bagai kaitan tajam, “sreeetl” dia cengkeram tenggorokan salah satu piausu yang berada paling dekat dengannya
  Tak ampun piausu itu tewas seketika, tubuhnya langsung diangkat ke udara dan diputar bagai gangsingan
  Dengan menggunakan mayat piausu itu, Ong Bu-shia merangsek maju lebih ke depan, dia sambut datangnya bacokan senjata kawanan piausu itu dengan mayat tersebut
  Tentu saja para piausu tak tega untuk membacok mayat rekan sendiri, siapa sangka baru saja senjata mereka ditarik balik, Ong Bu-shia telah melemparkan mayat tadi langsung menumbuk dada seorang piausu lainnya
  Timpukan mayat itu disertai tenaga dalam yang sangat kuat, ibarat tumbukan batu cadas yang keras, “blaaam!” piausu yang dadanya tertumpuk itu langsung mencelat ke belakang sambil muntah darah segar
  Tubuhnya meluncur sejauh satu tombak lebih dan menumbuk diatas dinding rumah, tampaknya nasib orang itu lebih banyak celakanya daripada beruntung
  Merah membara sepasang mata Lui Sin, bentaknya: “Orang she-Ong, jelek jelek kaupun seorang kangou kenamaan, terhitung jagoan macam apa perbuatan brutalmu itu?
  Ong Bu-shia tertawa seram
  “Hahaha, biar kalian tahu rasa, kalau pengin hidup, ayoh cepat mundur dari sini!
  Kawanan jago itu bukannya mundur, sebaliknya sambil mengayun kan senjata, diiringi bentakan keras serentak menerjang maju ke arah lawan
 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles