Cerita Cinta | Anugerah Bidadari | by Astrella | Anugerah Bidadari | Cersil Sakti | Anugerah Bidadari pdf
Hex Hall - Rachel Hawkins Cinta Sepanjang Amazon - Mira W Topeng Hitam Kelam - Ambhita Dyaningrum Cinta Dalam Diam - ucu supriadi Fear Street : Ciuman Maut
elihat kehadirannya.
"Ijinkan saya untuk membantu Anda, Paduka," seorang dari mereka berkata.
"Terima kasih."
Prajurit itu mengambil alih tumpukan kertas yang hampir menutupi wajah Altamyra.
Kepada prajurit yang lain, Altamyra berkata lembut tapi tegas, " Tolong kau panggilkan Briat, Kepala
Rumah Tangga Istana untukku. Aku menunggu di Ruang Kerja."
"Baik, Paduka."
Setelah prajurit itu beranjak pergi, Altamyra pun pergi ke Ruang Kerja.
Tengah ia sibuk memeriksa lembaran-lembaran tu gasnya, Briat datang.
"Hamba datang menghadap, Paduka."
"Duduklah, Briat."
Setelah Briat duduk di hadapannya, Altamyra baru berkata, "Mulai hari ini, Istana akan dipenuhi orang.
Semua ahli keuangan di negeri ini kukumpulkan di sini. Aku ingin engkau mengatur tempat untuk mereka.
Tempatkan mereka hanya di lantai dua. Bila perlu satu kamar untuk dua orang. Aku yakin kama r-kamar
yang luas ini cukup untuk lebih dari satu orang."
"Anda benar, Paduka. Kamar-kamar di Istana sangat luas. Demikian pula tempat tidurnya. Takkan ada
masalah bila dua orang tinggal di satu kamar."
"Mengenai teman sekamar itu, aku ingin orang yang berasal dari tempat sama ditempatkan dalam satu
kamar. Aku tidak mau tamu-tamuku merasa tidak nyaman di sini," Altamyra menegaskan.
"Baik, Paduka," kata Briat sambil mengangguk.
"Kalau memang sudah tidak cukup, tempatkan mereka di lantai empat."
"Di lantai empat, Paduka?" tanya Briat heran, "Bukankah itu berarti mereka akan terpencar?"
"Aku ingin lantai satu dan lantai tiga dibiarkan seperti itu. Lantai dua dengan kamarnya yang mencapai
dua ratus kamar akan cukup untuk mereka."
Briat berpikir keras.
"Untuk sementara waktu ini biarkan mereka makan di Ruang Makan. Selanjutnya, bila jumlah mereka
telah banyak, siapkan di Hall lantai dua."
Briat hanya memandang wajah cantik Ratunya itu. "Apakah mungkin jumlah mereka mencapai empat
ratus orang?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Altamyra mengerti apa yang ada di pikiran pria tua itu. Ayahnya adalah seorang Raja yang curang. Ia
selalu melebih-lebihkan jumlah pajak yang harus dibayar seseorang. Karena ia tidak ingin ada yang tahu
kecurangannya, ia menghancurkan masa depan ahli keuangan di negeri ini dan membuat tak seorang pun
ingin menjadi ahli keuangan.
Tapi Altamyra juga tahu masih banyak ahli keuangan di kerajaan ini.
"Bila telah ada yang datang, jangan lupa untuk mendatanya," Altamyra melanjutkan, "Satu tambahan
tugas lagi. Tempatkan Mardick di salah satu kamar di lantai tiga dan aku ingin penjagaannya diperketat."
"Hamba akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, Paduka."
Altamyra tersenyum puas.
8
Seperti yang telah diramalkan Altamyra sendiri, hari-hari berikutnya menjadi hari yang panjang dan
melelahkan baginya.
Sepanjang hari ia duduk di meja kerjanya untuk mempelajari laporan ke dua puluh menterinya. Laporan
dari awal mereka menjabat sampai saat ini lebih tebal dari bayangan Altamyra. Tetapi ia tidak mengeluh.
Altamyra mensyukuri kesibukannya itu. Dengan kesibukannya, ia dapat melupakan Erland dan malam
hari ia sudah terlalu lelah untuk mengenang Erland.
Seperti Altamyra, semua Menteri juga sibuk, kesibukan para Menteri yang luar biasa ini menarik
perhatian para kuli koran.
Siapa yang tidak tertarik oleh para Menteri yang tiba-tiba mengacak-acak kantor mereka untuk
membuka undang-undang lama?
Siapa yang tidak ingin tahu melihat ke dua puluh kantor itu beserta karyawan-karyawannya bersidang
terus tanpa henti?
Tindakan Altamyra membuat warga Vandella bertanya-tanya khususnya warga Perenolde. Seperti
belum puas membangkitkan keheranan rakyatnya, Altamyra membuat kejutan lagi dengan
pengumumannya.
Semua koran memuat titah Altamyra dengan huruf besar-besar dan diletakkan di halaman depan. Bunyi
titahnya:
Yang Mulia Paduka Ratu Altamyra mengundang semua ahli keuangan Kerajaan Vandella untuk datang
ke Istana Azzereath. Paduka Ratu akan mengadakan pemilihan untuk mengambil seorang ahli keuangan
terbaik yang akan menjadi penasehatnya. Para ahli keuangan yang berminat harap segera menuju Istana
Azzereath untuk segera mendaftarkan diri. Paduka Ratu hanya memberi waktu kurang dari satu minggu
untuk mereka yang tinggal di sekitar Perenolde dan satu setengah minggu untuk mereka yang tinggal di
luar radius 400 mil dari Perenolde.
Semua orang sibuk membicarakan kedua titah Altamyra di rapat pertamanya. Koran-koran menyoroti
kedua titah itu.
Tanpa mereka sadari, keingintahuan mereka yang besar membuat mereka menulis lebih banyak dan
lebih berani daripada sebelumnya. Koran-koran mulai dapat menjawab keingintahuan rak yat.
Sebagai orang yang pertama menyadarinya, Altamyra gembira. Ia tersenyum senang melihat koran telah
berani berpendapat. Mereka berani menulis: Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Ratu?
Altamyra yakin mereka tidak menyadari keberadaan kalimat itu. Kalimat yang pada masa pemerintahan
ayahnya dianggap tidak mempercayai Raja. Tetapi setelah koran dicetak dan mereka membacanya,
mereka pasti menyadari kalimat yang dulu bisa menyebabkan hukuman pancung itu.
Sebelum ada yang menemuinya untuk minta maaf, Altamyra segera menyebar ucapan selamat pada
koran-koran.
"Koran Anda bagus sekali isinya. Saya senang atas kemajuan ini. Teruslah berkembang dengan bebas!
Jadilah koran yang benar-benar dapat memberi informasi pada rakyat."
Demikian kata-kata yang Altamyra tulis pada surat-suratnya.
Menjelang siang hari, kata-kata yang penuh dukungan itu telah tersebar di semua penerbitan koran.
Kedatangan surat itu mula-mula menakutkan para pemilik penerbitan koran, tetapi mereka bersorak
sorai setelah membaca isinya yang penuh dukungan dan kepuasan. Mereka merasa seperti mendapat
sinar kehidupan baru dalam kerja mereka memberi informasi pada rakyat.
Di hari-hari selanjutnya, Altamyra yakin ia bisa tersenyum puas ketika membaca koran. Ia tidak perlu
lagi merasa muak membaca koran yang isinya tidak berguna.
Baru dua hal hasil rapat pertama Altamyra dengan Menteri-menterinya, yang diketahui rakyat. Bila
mereka tahu Altamyra mengurung Menteri Keuangan di Istananya, rakyat pasti akan menjadi semakin
ramai.
Hingga hari ketiga keberadaan Mardick di Istana, tak seorang pun yang tahu. Keluarga Mardick sendiri
tidak tahu apa-apa.
Untuk menenangkan keluarga Mardick, Altamyra mengirim Briat ke rumah Mardick. Melalui Briat,
Altamyra mengatakan saat ini Mardick diperlukan di Istana dan untuk beberapa waktu ia tidak dapat
menghubungi keluarganya.
Keluarga Mardick mempercayainya dan tidak ambil pusing walau sudah lama tidak ada kabar dari
Mardick. Semua percaya Altamyra membutuhkan bantuan Mardick untuk menghitung kas negara.
Tak seorang pun di luar Istana yang tahu Altamyra menghitung sendiri uang yang dimiliki Vandella.
Untuk melakukan pekerjaan itu, Altamyra meminta seluruh penghuni Istana menulis macam-macam pajak
yang dibebankan ayahnya berikut jumlahnya.
Untuk menghilangkan kecurigaan rakyat akibat hilangnya Mardick, Altamyra memerintahkan Orwell,
wakil Menteri Keuangan, menggantikan tugas-tugas Mardick. Kepadanya Altamyra tidak menjelaskan
apa-apa tentang keberadaan Mardick di Azzereath. Ia hanya meminta Orwell melakukan pekerjaan yang
sama seperti menter-menteri lainnya.
Begitu sibuknya Altamyra hingga ia sering melalaikan dirinya sendiri. Tidak ada lagi waktu istirahat
untuknya.
Langkah besar yang diambil Altamyra di awal pemerintahannya ini mengguncang warga Vandella. Mulai
dari Perenolde hingga ke daerah perbatasan. Mereka yang dulu tidak tertarik untuk mengetahui apa yang
dilakukan rajanya menjadi terbangkitkan untuk mengikuti perkembangan suasana ibukota.
Guncangan ini sampai pula di tempat Erland dan menjadi yang paling besar.
Suatu pagi yang serah terdengar suara kuda mendekat beserta teriakan, "Pangeran! Pangeran!"
"Ada apa, Giorgio?" tanya Erland, "Apakah engkau sudah mengetahui bagaimana keadaannya?"
"Gawat, Pangeran. Benar-benar gawat."
Erland segera menarik Giorgio ke kamarnya.
Fred yang mendengar pembicaraan singkat itu mengikuti Erland.
Erland menutup pintu kamarnya rapat-rapat lalu berkata, "Ceritakan apa yang kaudapatkan di sana?"
"Gadis itu, Pangeran," Giorgio berkata antara takjub dan takut, "Gadis itu &"
"Cepat katakan, kenapa dia," Erland tidak sabar lagi.
"Ia adalah Ratu Vandella."
Baik Erland maupun Fred terhenyak kaget. Mereka menatap Giorgio dengan tak percaya.
"Kau yakin?" tanya Erland.
"Ia adalah Yang Mulia Paduka Ratu Kerajaan Vandella, Pangeran," Giorgio meyakinkan, "Hamba
sendiri yang mendengar ia berkata seperti itu di Gedung Parlemen."
Giorgio segera menceritakan apa yang terjadi selama ia berada di Perenolde. Ia menceritakan
bagaimana ia menyamar menjadi wartawan demi mendapatkan informasi untuk Erland.
"Saat itu saya berpikir Anda pasti senang kalau saya memberi Anda informasi apa yang dilakukan Raja
Wolve di Gedung Parlemen setelah sekian lama menghilang. Saya tidak menduga akan bertemu Rara di
sana. Mulanya saya tidak percaya ia adalah Rara tapi ia sangat mirip dengan Rara. Akhirnya saya
bertanya padanya siapa dia. Dengan tegas ia menjawab, Saya Altamyra, Ratu Kerajaan Vandella ."
"Kurang ajar," geram Erland, "Setan cilik itu telah menipuku."
"Altamyra &" gumam Fred, "Aku merasa pernah mendengar nama itu."
"Ia adalah putri Raja Wolve yang dibawa pergi Ratu Reinny bertahun-tahun lalu," Giorgio memberitahu.
"Benar!" seru Fred, "Aku ingat dulu Ratu Reinny membawa pergi putrinya yang baru lahir dan membuat
Vandella gempar kecuali Raja Wolve. Rupanya ia telah mencari putrinya sebelum ia mati dan
berjaga-jaga agar tidak terjadi perebutan tahta. Cukup beralasan mengapa ia tidak pernah
mengumumkan Prischa sebagai pewaris tahta."
"Saya rasa tidak. Menurut isu yang beredar di Perenolde, hingga Raja Wolve meninggal, ia tidak pernah
memerintahkan pencarian terhadap putrinya. Para menterilah yang mencari mereka."
"Menteri yang setia," ejek Erland, "Aku heran mengapa mereka baru mengumumkan hal ini setelah
sepuluh bulan serigala itu mati."
"Karena mereka mengalami kesulitan dalam menemukan tempat tinggal Ratu, Pangeran. Ratu
menghilang tanpa jejak."
"Benar-benar budak yang setia," ejek Erland, "Aku heran mengapa mereka mau menahan berita
kematian serigala itu sampai sang Putri kembali?"
"Saya tidak tahu tentang itu, Pangeran."
"Kejadian itu terjadi enam belas tahun yang lalu, berarti &" Tiba-tiba Fred berseru takjub, "Gadis itu
masih sangat muda!"
"Setan cilik itu masih anak-anak," Erland membetulkan.
"Aku tak percaya sekarang kita mempunyai Ratu semuda itu."
"Ratu muda yang bodoh. Apa yang bisa dilakukan oleh anak-anak sepertinya?"
"Banyak, Pangeran," jawab Giorgio, "Ketika saya hendak kembali ke sini, terdengar kabar Ratu
memanggil semua menterinya. Saya pikir Anda akan tertarik untuk mengetahui apa rencana Ratu. Karena
itu saya menunda kepulangan saya."
"Ratu memanggil semua menterinya untuk memerintahkan mereka membongkar semua peraturan lama.
Ratu ingin membuat peraturan baru. Ratu juga menyebarkan pengumuman panggilan terhadap semua ahli
keuangan Vandella. Ratu meminta mereka datang ke Azzereath karena ia akan memilih ahli keuangan
terbaik."
"Gebrakan yang mengejutkan," ejek Erland.
"Benar, Paduka," sahut Giorgio, "Ratu membuat seluruh Perenolde gempar. Koran-koranpun menjadi
berani untuk mengupasnya. Lihatlah ini."
Erland membaca kalimat yang ditunjuk Giorgio dan berkomentar, "Berani juga mereka meragukan
kemampuan keturunan serigala itu."
"Itu belum apa-apa dibandingkan dengan koran-koran ini, Pangeran. Saya dengar Ratu memberi
dukungan pada tiap koran untuk terus berkembang."
"Rencana licik apalagi yang dibuatnya? Ia memang licik. Harus kuakui ia cukup cerdik dalam
mendapatkan simpati rakyat," kata Erland sinis.
"Beristirahatlah dulu, Giorgio. Lalu kembalilah ke Perenolde dan terus kabari aku apa yang terjadi.
Jangan katakan hal ini pada yang lain. Aku tak ingin mereka khawatir Ratu sial itu menyerbu kita
sewaktu-waktu."
"Saya kita dalam waktu dekat ini, hal itu tidak akan terjadi. Saat ini Ratu sibuk dengan kas negara.
Bahkan, ia meminta Mardick tinggal di Istana."
"Aku tetap ingin engkau tutup mulut, Giorgio," kata Erland tegas.
"Baik, Pangeran."
"Beristirahatlah lalu segera kembali ke Perenolde."
Giorgio segera meninggalkan kamar Erland.
"Biacaramu terlalu sinis, Erland. Mengapa engkau mencurigai dia? Belum tentu ia selicik dugaanmu.
Mungkin saja setelah melihat apa yang terjadi di sini, ia ingin mem
↧
Anugerah Bidadari - 14
↧