Cerita Misteri | Alice in Wonderland | by Lewis Carroll | Alice in Wonderland | Cersil Sakti | Alice in Wonderland pdf
Fear Street - One Evil Summer - Musim Panas Berdarah Bintang Dini Hari - Maria A Sardjono Cinta di Dalam Gelas - Andrea Hirata Fear Street - Switched - Tukar Tubuh Burung Kertas - Billy Koesoemadinata
akhir program, kita mendapat pelajaran ekstra bahasa Perancis, musik dan mencuci -"
"Bukankah seharusnya kau tak bisa menuntut terlalu banyak," kata Alice; "dengan hidup di dasar laut."
"Aku tak mampu mempelajarinya," kata kura-kura dengan melenguh. "Aku hanya mengambil kelas reguler."
"Apa itu?" Tanya Alice.
"Menggulung dan menggeliat, tentu saja sebagai awalan," jawab si kura-kura; "lalu dilanjutkan dengan cabang-cabang lain aritmatika - ambisi, gangguan, membodohi dan mengejek."
"Aku tak pernah dengar ada kata membodohi itu," Alice memberanikan diri bertanya, "apa artinya itu?"
Si Gryphon terkejut dan mengangkat kedua cakarnya, "apa! tidak pernah tahu pembodohan!" Serunya, "kupikir kau tahu apa arti
113
kata memperindah?"
"Ya," sahut Alice ragu ragu: "Itu artinya membuat sesuatu menjadi lebih indah."
"Kalau begitu," lanjut si Gryphon, "bila kau tak tahu apa itu membodohi, berarti kau totol."
Alice tidak berani menanyakannya lagi, lalu ia menoleh pada si kura-kura dan berkata: "Apa lagi yang telah kau pelajari?"
"Baiklah, soal misteri," jawab si kura-kura seraya menghitung pelajaran dengan buku-bukunya. "Aku punya misteri kuno dan modern, dengan geografi: kemudian mengeja berpanjang-panjang - guru pelajaran mengeja panjang itu adalah belut laut raksasa yang sudah tua, biasanya datang seminggu sekali; dia mengajari kami mengeja panjang, meregang dan pingsan dengan bergulingan.
"Seperti apa itu?" Tanya Alice.
"Tapi aku tidak bisa menunjukkannya padamu sendirian," kata si kura-kura; "aku terlalu kaku. Dan Gryphon tak pernah mempelajarinya."
"Aku tak punya waktu," kata si Gryphon; "tapi aku belajar pada guru yang mengajar pelajaran klasik. Dia adalah seekor udang tua, ya begitulah dia."
"Aku tak pernah pergi menemuinya," kata si kura-kura dengan mendesah: "Dia mengajar pelajaran tertawa dan bersedih, begitulah mereka biasanya menyebutnya."
"Dia juga mempraktekannya, ya dia mempraktekkannya," kata si Gryphon, ganti mengeluh; dan kedua mahluk itu menyembunyikan wajah mereka di cakarnya.
"Dan berapa jam sehari kau mempelajarinya?" Tanya Alice,
114
bergegas mengubah bahan pembicaraan.
"Sepuluh jam di hari pertama," kata si kura-kura: "Sembilan jam di hari berikutnya, begitu seterusnya."
"Sungguh metode yang aneh!" seru Alice.
"Itulah alasan kenapa mereka menyebutnya dengan pelajaran," ucap si Gryphon: "Karena jam pelajarannya berkurang dari hari ke hari."
Itu adalah hal baru bagi Alice, dan ia memikirkan ulang sejenak sebelum ia berucap. "Dan hari kesebelas pastilah hari liburnya?"
"Tentu saja," kata si kura-kura.
"Dan bagaimana dengan hari keduabelasnya?" kata Alice
ingin tahu.
"Ah, cukup bicara soal pelajaran," sela si Gryphon: "Katakan saja pada gadis kecil ini soal pertandingan itu sekarang."
115
Tarian Udang Laut
KURA-kura palsu itu mendesah panjang, dan mengucek matanya. Dia lalu menatap Alice, dan mencoba berbicara, tapi suaranya tersendat di sela-sela isakkann ya. "Sepertinya kerongkongannya tersedak tulang," kat a si Gryphon dan ia mulai menggoncang dan menekan- nekan punggung kura-kura itu. Akhirnya suara kura-kur a itu pun pulih seperti sedia kala dan dengan airmata m emenuhi pipinya, dia melanjutkan: -
"Pasti kamu belum pernah hidup di dasar laut." ("Belum," gumam Alice malas.) -"Dan kamupun belum pernah berkenalan dengan si Udang Laut."- (Alice mulai ngomong sendiri dalam hati: "Aku pernah sekali makan udang," tapi buru-buru Alice muntah, "oh tidak, aku tidak pernah tahu" - "Jadi, kamu pasti belum tahu betapa mengasyikannya tarian udang itu," lanjut si kura-kura.
"Belum. Aku memang belum pernah merasakannya," lanjut Alice, "seperti apa tarian itu?"
"Jadi," sela si Griphon, "saat itu awalnya kamu buat garis sepanjang pantai itu. Iya 'kan, kura-kura..?"
"Dua buah garis," jerit si kura-kura, "aku buat bersama si anjing laut, teman-teman sesama kura-kura, si Ikan Salmon dan teman-
temanku yang lain. Kemudian ketika kau telah menghalau si ubur-ubur-"
"Biasanya itu butuh waktu beberapa saat lamanya." "Kau lalu melangkah, maju ke depan dua kali". Tiap kali dengan berpasangan dengan si udang lauti" teriak si Gryphon.
"Ya," kata si kura-kura: "Maju dua kali, berpasangan -" "Ganti si udang, dan kemudian melangkah mundur lagi dengan aba-aba bersamaan -"
"Lalu, kamu tahu 'kan," lanjut si kura-kura, "kau lempar si -" "Si udang!" teriak si Gryphon, dengan melompat. "Sejauh-jauhnya ke laut"
"Sejauh yang bisa kau kejar dengan merenanginya!" jerit si Gryphon.
"Lalu jungkir balik di laut itu!" teriak si kura-kura sembari melonjak-lonjak liar kesana-kemari.
"Ganti si udang lagi!" seru si Gryphon.
"Lalu kembali ke pantai lagi, dan begitulah gerakan pertamanya," kata si kura-kura, suaranya tiba-tiba merendah dan kedua mahluk itu, yang tadi jungkir balik berjumpalitan, kembali duduk dengan sedih dan keduanya sama-sama terdiam, menatap Alice.
"Pasti tarian itu sangat bagus," kata Alice dengan lirih.
"Kamu ingin melihat tarian itu sebentar saja?" tanya si kura-kura.
"Wah, mau sekali."
"Kalau begitu, mari kita coba gerakan pertama!" ajak si kura-kura pada si Griphon, "kita tetap bisa melakukannya meskipun tanpa
117
si udang. Bagaimana bila sambil menyanyi saja?"
"Baiklah. Kalau begitu, kamu saja yang nyanyi," usul si Griphon, "sebab aku sudah lupa syairnya."
Lalu mereka mulai menari dengan sepenuh hati berputar dan berputar, Alice kadang-kadang mengetukkan kakinya ketika mereka melintas terlalu dekat, dan si Griphon melambaikan ujung cakarnya untuk menandai hitungan, sementara si kura-kura menyanyikan lagu di bawah ini dengan pelan dan sedih:
118
Bisakah kau berjalan lebih cepat?
Tanya si ikan laut kecil pada siput.
Lumba-lumba mengikut di belakang kita, dan ia sedang menyusul aku punya buntut
Lihat betapa bergairah si udang dan kura-kura maju ke depan.
Mereka pun sudah menunggu di batu karang itu- maukah kau datang kesana dan ikut menari bersama meliukkan badan?
Maukah kau, tak maukah kau, maukah kau, tak maukah kau, maukah kau ikut menari bersama meliukkan badan.
Maukah kau, tak maukah kau, maukah kau, tak maukah kau ikut meliukkan badan menari bersama.
Kau tak bisa bayangkan betapa menyenangkan
Ketika mereka mengangkat tubuh kami dan melemparkannya,
jauh ke tengah laut dengan si udang!
Tapi siput menjawab-terlalu jauh, terlalu jauh! dengan tatapan
mata curiga -
ia berterima kasih atas kebaikan hati si ikan laut kecil itu, tapi ia tak akan ikut bergabung menari,
tak akan, tidak bisa, tak akan, tak bisa, ia tak akan ikut menari tak akan, tak bisa, tak akan, tak bisa, ia tak bisa ikut menari
"Apa masalahnya dengan jarak yang jauh itu?" Tanya temannya yang bersisik itu.
Masih ada pantai lain, kau tahu, di sisi lain laut itu. Makin jauh dari Inggris makin dekat ke Perancis sana-Kalau begitu jangan sedih, siput sayangku, ayolah dan ikut
119
menari saja.
Maukah kau, tak bersediakah kau, maukah kau, tak bersediakah kau ikut menari saja ?
Maukah kau, tak bersediakah kau, maukah kau, tak bersediakah kau ikut menari saja?
"Terima kasih. Sungguh tarian yang memikat," kata Alice, merasa senang pada akhirnya tarian itu selesai; dan aku sangat suka dengan lagu soal ikan laut kecil yang aneh itu!
"Oh - soal ikan laut kecil itu, kata si kura-kura, "mereka -ah, pasti kau sudah pernah melihat mereka?"
"Ya," kata Alice, "aku sering melihatnya di rumah makan," ia meralat dirinya sendiri dengan tergesa gesa.
"Aku tak tahu rumah makan itu dimana," kata si kura-kura, "tapi bila kau sudah sering melihatnya, tentunya kau sudah tahu seperti apa mereka."
"Aku yakin juga begitu," jawab Alice hati-hati. "Ekornya ada di mulut - dan mereka hanya remah kecil-kecil dan jumlahmya sedikit"
"Kau salah menyebut mereka remah kecil dan sedikit," kata si kura-kura: "Kalau kecil dan sedikit tentu mereka semua sudah hilang di laut. Tapi benar, mereka memang memiliki ekor di bagian mulutnya dan penyebabnya adalah -" pada bagian ini si kura-kura menguap dan menutup matanya -"katakan penyebabnya pada gadis ini dan semuanya," katanya pada si Gryphon.
"Penyebabnya adalah," kata si Gryphon, "karena mereka mau pergi menari bersama si udang. Mereka pun dilempar ke laut
120
Jarak lemparan itu sangat jauh. Jadi mereka bergegas menempelkan ekor itu ke mulut. Tapi kemudian mereka tak bisa melepaskannya lagi. Begitulah alasannya."
Terima kasih, kata Alice, "sangat menarik. Aku tidak tahu banyak soal ikan laut kecil itu sebelumnya."
"Bila kau mau, aku bisa memberitahumu lebih banyak," kata Gryphon. Tahukah kamu kenapa mereka disebut ikan laut kecil?"
"Aku tak pernah memikirkannya," kata Alice, "kenapa?"
"Karena mereka memakai boot dan sepatu," jawab si Gryphon sungguh sungguh.
Alice benar benar bingung. "Boot dan sepatu!" ulangnya tak percaya.
"Kenapa memangnya, terbuat dari apa sepatumu?" Tanya Gryphon. "Maksudku, apa yang membuatnya berkilat?"
Alice melihat sepatu yang dipakainya, dan berpikir sejenak sebelum menjawab, "dilapisi dengan semir."
"Boot dan sepatu untuk dipakai di dasar laut," lanjut Gryphon dengan suara berat, "dilapisi dengan ikan kecil itu. Apakah sekarang kau paham."
"Sepatu itu terbuat dari apa?" Tanya Alice penasaran.
"Tentu saja dari ikan lidah dan hiu," jawab Gryphon dengan agak tidak sabar. "Belut mana saja yang bisa memberitahumu soal itu."
"Kalau aku jadi si ikan kecil itu," kata Alke, pikirannya masih melayang di lagu itu, "pasti aku akan berkata pada si hiu, menjauhlah: kami tak ingin kau dekat dengan kami!"
"Hiu itu memang diminta untuk menyertai ikan kecil itu,"
121
kata si kura-kura: "Tak ada ikan yang cukup bijaksana bila pergi tanpa dikawal seekor hiu."
"Benar begitukah?" kata Alice sangat terkejut.
"Tentu saja tidak," kata si kura-kura: "Karena, bila ada ikan datang padaku dan mengatakan dia akan mel akukan perjalanan, aku akan bertanya, apa dengan hiu ?"
"Maksudmu?" kata Alice.
"Maksudku adalah persis dengan apa yang kukatakan tadi," jawab si kura-kura dengan nada tersinggung. Dan si Gryphon menambahkan, "sekarang, mari kita dengarkan saja kisah petualanganmu."
122
"Aku bisa menceritakan petualanganku - mulai pagi ini, kata Alice sedikit malu-malu; tapi tak ada gunanya dengan kemarin, karena aku adalah orang yang berbeda dengan kemarin."
"Jelaskan maksudnya," kata si kura-kura.
"Oh tidak, tidak! petualangannya..," kata si Gryphon tak sabar: "Penjelasan hanya akan menghabiskan waktu saja."
Lalu Alice menceritakan kisah petualangannya sejak pertama kali ia melihat si kelinci putih. Pada awalnya ia merasa agak kikuk, dua mahluk itu mendekatinya, memepetnya dari dua sisi, dan membuka mulut dan mata mereka lebar-lebar, tapi ia kemudian bisa mengatasi kekikukannya itu. Kedua mahluk pendengar kisah Alice itu awalnya diam hingga Alice sampai pada bagian mengulang-ulang kata "kau sudah tua Pak William," serta bagian ia bertemu dengan si ulat, tapi kini ia mengucapkannya berbeda, lalu si kura-kura mengambil nafas panjang, dan berkata, "itu sangat aneh."
"Semuanya hanyalah masalah bagaimana membuatnya seaneh mungkin," kata Gryphon.
"Semuanya beda!" ulang si kura-kura. "Aku senang untuk mendengarnya kembali dan mengulang sesuatu sekarang. Katakan padanya untuk mulai." Dia menatap si Gryphon saat ia anggap si Gryphon itu punya kekuasaan untuk menyuruh Alice.
"Berdiri dan ulangi kata-kata ini: "Ini adalah suara pemalas," kata si Gryphon.
"Cara mahluk ini menyuruh seseorang dan memintanya untuk mengulangi pelajaran!" cerna Alice; "mengingatkanku seperti saat aku di sekolah dulu." Meski begitu, Alice kemudian berdiri, dan mulai mengulanginya, tapi kepalanya penuh dengan bayangan tarian
123
lobster, yang membuatnya susah mengerti apa yang sedang Ia ucapkan, dan kata-kata itu terucap dengan sangat aneh:
Ini suara lobster; begitu aku mendengarnya menyeru, kau telah membakarku terlalu matang, dan aku mesti menggulai rambutku,
seperti bebek dengan alisnya, begitu juga dia dengan hidungnya memotong ikat pinggang dan kancing bajunya, dan melepaskan keluar jari kakinya.
"Berbeda dengan yang biasanya aku ucapkan di masa kecil," kata si Gryphon
"Aku malah belum pernah mendengarnya," kata si kura-kura, "tapi terdengar tak masuk akal."
Alice tidak berkata apa-apa. ia duduk dengan kepala ditutupi tangannya, ingin semuanya kembali berjalan seperti biasa.
"Aku minta semua hal itu dijelaskan," kata si kura-kura.
"Dia tidak bisa menjelaskannya," kata Gryphon, "lanjutkan saja dengan bait berikutnya."
"Tapi bagaimana dengan k
↧
Alice in Wonderland - 11
↧