Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Bayi Pinjaman - 2

$
0
0

Baby on Loan | Bayi Pinjaman | by Liz Fielding | Bayi Pinjaman | Cersil Sakti | Bayi Pinjaman pdf

Vampire Academy 2 : Frostbite - Richelle Mead Lupus Kecil - Hilman Hariwijaya Anak Kos Dodol - Dewi Rieka Aku Sudah Dewasa! - And Baby Makes Two - Dyan Sheldon Anugerah Bidadari - Astrella

uhannya, ia berkata, "Maaf, permisi, kurasa tadi aku meninggalkan shower menyala." Ia tersenyum minta maaf.
  Lady Ashton tidak tergugah oleh seulas senyum. "Anda tahu kami tidak akan menoleransi kebisingan, Miss Hayes. Anda masih dalam masa percobaan untuk diizinkan tinggal di sini. Tamu-tamu Anda hari Minggu kemarin sangat berisik-"
  "Aku tahu dan aku minta maaf, tapi gigi Bertie mulai tumbuh. Aku sempat membawanya keluar sebentar kok." Waktu itu Jessie menyediakan diri untuk mengajak Bertie berjalan-jalan dan memberi kesempatan kepada para tetangganya untuk istirahat sebentar. Sambil memeluk tubuh Bertie yang hangat, ia berjalan-jalan di sekitar taman kecil di tengah lapangan. Saat ia kembali. Kevin dan Faye yang malang tertidur di sofa. "Itu tidak akan terjadi lagi," tambah Jessie cepat. "Aku janji." Tidak ada... tidak ada yang akan merusak kesempatannya untuk bisa tinggal di Taplow Towers.
  Tempat ini damai. Tenang. Sepenuhnya mudah ditebak. Taplow Towers bukan jenis tempat di mana pria-pria tampan akan mengetuk pintu seorang wanita waktu mereka kehabisan kopi. Jessie seharusnya sadar bahwa seorang perayu ulung seperti Graeme pasti sudah banyak berlatih. Dan, cepat atau lambat, bakal kehabisan kopi lagi.
  Di Taplow Towers ia bisa bekerja di depan komputernya sepanjang siang, dan malam kalau ia mau, tanpa risiko adanya gangguan sedikit pun. Ia
  sudah pernah mengalami semua gangguan yang sanggup ditanggungnya...
  Tapi untuk bisa tinggal di situ bukanlah hal yang mudah. Residents Association merasa lebih aman menerima wanita-wanita "usia tertentu", tapi pernyataan Jessie yang agak tidak jujur bahwa dia baru saja "kehilangan" tunangannya bisa diterima. Dengan bijaksana mereka mengubah pokok pembicaraan, dan kelihatannya mereka yakin bahwa hati Jessie sudah patah tanpa dapat diperbaiki lagi, sehingga ia diberi masa percobaan. Yang masih harus dijalaninya selama satu bulan lagi. Sekali salah langkah, ia hanya punya waktu 24 jam untuk meninggalkan apartemennya. Syarat itu ada dalam peraturan dan ia sudah menandatanganinya tanpa keberatan.
  Sedikit menjilat mungkin lebih bijaksana, putusnya. "Aku benar-benar minta maaf karena sudah mengganggu Anda, Lady Ashton."
  "Baiklah. Miss Hayes. Kita tidak akan ber-panjang-lebar lagi. Saat ini." Dan dia akhirnya tersenyum. "Semua orang diperbolehkan membuat satu kesalahan." Di belakang Jessie isakan Bertie semakin keras dan gadis itu pun terbatuk-batuk makin keras dan kembali menaiki tangga. "Sebaiknya kau minum madu dan lemon untuk batukmu, Sayang."
  "Ya." Batuk-batuk. "Aku akan meminumnya." Batuk. "Terima kasih."
  Begitu Dorothy Ashton masuk kembali ke apartemennya, Jessie berbalik, mencengkeram pegangan
  kereta Bertie, dan mendorongnya ke dalam, lalu menutup pintu di belakangnya tanpa suara.
  Kemudian ia berputar dan bersandar di pintu, serta menarik handuk dari rambutnya. Hatinya diliputi kejengkelan sekaligus kerinduan ketika menund uk menatap keponakannya yang masih bayi.
  Wajah Bertie yang mungil berkerut seperti pria dewasa waktu mencoba memusatkan pandangan pada Jessie. Berusaha menenangkannya, Jessie menunduk lebih dekat. "Nah, Bertie," gumamnya sambil mengusap pipi Bertie yang lembut dengan punggung jarinya. "Kau sudah membuatku berada dalam kesulitan besar."
  Ternyata melakukan hal itu adalah suatu kesalahan. Tinggi dan rupa Jessie memang hampir sama dengan Faye, tapi Bertie mengenal suara ibunya. Wanita ini bukan ibunya. Bertie membuka mulutnya, bertekad membuat bukan hanya Jessie tapi juga seluruh dunia tahu persis apa yang dirasakannya tentang hal itu.
  "Shh!" kata Jessie. "Shh! Ayolah, Bertie!" Meskipun pengetahuannya tentang bayi hanya sedikit, Jessie mengerti bahwa kalau ia tidak bisa membuat Bertie bahagia dan tenang, hari-harinya di Taplow Towers akan segera berakhir. Ia mengangkat Bertie, dan memeluknya di bahu. "Aku akan menemukan Mummy dan Daddy... segera. Semuanya akan baik-baik saja. Aku janji." Bertie, untuk beberapa alasan, tidak bisa diyakinkan.
  Secara insting Jessie mulai berjalan mondar-mandir di atas karpet tebal, seperti yang dilakukan Faye hari Minggu kemarin. Ia kembali mengingat wajah kakak iparnya yang pucat dan kelelahan. Kevin sendiri tidak kelihatan lebih baik dan dia masih harus bekerja...
  Dan sekarang mimpi buruk lainnya pasti sudah menimpa mereka. Ketika melewati meja, Jessie meraih telepon. Ia ragu Kevin dan Faye ada di rumah untuk menerima telepon, tapi ia bisa meninggalkan pesan. Mereka pasti memeriksa pesan-pesan, iya kan? Tak peduli keadaan darurat seperti apa pun yang membuat mereka pergi.
  Tapi Jessie tidak perlu meninggalkan pesa n apa pun. Mereka sudah meninggalkan satu untuknya.
  "Jessie sayang, kami butuh tidur, maksudku benar-benar butuh tidur, dan Faye pikir-kami pikir-karena kau bukan hanya bibinya Bertie melainkan juga ibu baptisnya, kau tidak akan keberatan-"
  Faye menyelanya, "Tidak ada lagi yang bisa kami mintai "
  Minta? Minta? Mereka tidak meminta, karena mereka tahu pasti apa jawabannya! Mereka tahu ia tidak bisa mengasuh bayi di Taplow Towers!
  "Aku akan membawa Faye pergi untuk beberapa hari, tidak ada telepon, tidak ada bayi," kata Kevin mengakhiri pesannya. Kemudian seperti mendapat gagasan lagi, dia menambahkan, "Kami akan melakukan hal yang sama untukmu suatu hari nanti. Janji."
  "Tidak mungkin," Jessie mendengus. Kemudian, merasa ngeri dengan kerumitan masalahnya, ia
  menatap Bertie. Bertie balik menatapnya sejenak sebelum mengumpulkan tenaga untuk menangis sekencang-kencangnya. "Jangan. Bertie!" pinta Jessie. "Kumohon. Sayang!" Bertie tidak mendengarkan.
  Tapi semua orang mendengar Bertie.
  "Panggilan terakhir untuk Penerbangan British Airways menuju London, para penumpang diharap melapor ke..."
  Patrick mengambil boarding pass-nya dari petugas check-in dan berjalan ke bagian Keberangkatan. Ini hari keberuntungan Carenza. Berkat kliennya yang mengubah pengakuannya pasti dia menerima bayaran yang tidak sedikit untuk melakukan hal itu demi melindungi orang-orang di posisi penting-Patrick akan segera pulang. Karena tidak sudi berbagi rumahnya dengan siapa pun. apalagi dengan gadis berusia delapan belas tahun, Patrick akan "meminjamkan" uang pada Carrie supaya bisa bergabung dengan teman-temannya di Prancis. Dan sebagai gantinya Carrie harus menjanjikan beberapa hal serius mengenai pekerjaan. Dalam 24 jam lagi gadis itu akan bebas.
  "Bagaimana? Kau mau menerimanya?"
  Menerimanya? Jessie hanya punya waktu satu jam sebelum ia benar-benar jadi gelandangan. Ia akan mensyukuri tempat apa pun yang memiliki pemanas air yang berfungsi serta atap yang tidak bocor. Rumah ini melebihi mimpinya yang paling liar sekalipun. Dan yang terpenting, ia bisa langsung menempatinya. Sekarang. Saat ini juga. Rasanya terlalu bagus untuk jadi kenyataan.
  "Aku bisa langsung pindah kemari?" Jessie perlu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak sedang berhalusinasi. Terjaga selama 29 jam, hanya sempat tidur dua puluh menit, dan sama sekali tidak memperoleh ketenangan bisa membuat orang mulai
  berhalusinasi.
  "Tentu saja!" Carenza Finch kelihatan terlalu muda untuk menjadi pemilik rumah sebesar ini, tapi Jessie tidak mencemaskan hal itu. "Aku tidak bisa meninggalkan rumah ini dalam keadaan kosong, selain itu aku perlu seseorang yang bisa kupercayai untuk memberi makan Mao-ku sayang selagi aku pergi." Kucing itu, satu-satunya kekurangan dalam penataan rumah yang sempurna ini, mengedip ke arah Bertie, yang duduk di atas pangkuan Jessie. Bertie berhenti menggigiti kemeja Jessie dengan gusinya dan menatap balik. "Aku sudah hampir kehilangan akal."
  "Benarkah?" Ada epidemi, ya? Bisa minta imunisasi, tidak? Apa gadis itu juga sudah gila?
  "Tentu saja. Jadi kalau kau suka, aku hanya butuh uang sewanya," desak Carrie, "dan tempat ini milikmu: kunci, barang-barang, dan semua perabot lainnya selama tiga bulan ke depan." Dia mengulurkan pena. "Yang harus kaulakukan hanya tanda tangan di sini."
  Jessie mengeluarkan kacamata dan kantongnya,
  memakainya, dan membaca surat perjanjian sewa dengan mata perih karena kurang tidur. Surat itu kelihatannya surat standar yang digunakan agensi yang sudah dihubunginya. Jessie cepat-cepat menandatangani surat itu dan menghitung uang jaminan dan uang sewa untuk tiga bulan di muka. Tunai. Mereka berdua tidak punya waktu untuk menunggu ceknya cair.
  Carenza Finch menghitung ulang dengan gembira, kemudian menyerahkan kunci. "Semuanya milikmu," katanya, sambil melipat uang itu dan memasukkannya dengan hati-hati ke sabuk uang yang tersembunyi di balik kaus tangan panjangnya. "Kau akan menjaga Mao dengan baik, kan? Dia suka hati dan ikan cod segar-kau harus mencampurnya dengan tangan untuk memeriksa kalau-kalau ada tulang-dan ayam cincang. Aku sudah menuliskan semuanya untukmu..." Jessie berusaha keras supaya tidak bergidik. Demi mendapatkan atap di atas kepalanya, ia bersedia mencincang daging ayam. "Oh. dan daftar cara merawat tanaman ada di papan pengumuman."
  Oh, bagus. Jessie akan berusaha tidak membunuh tanaman-tanaman itu, walau apa pun yang rapuh cenderung layu kalau ia mendekat dalam jarak tiga meter saja. Tapi ia selalu bersungguh-sungguh melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Kalau tidak, mana mungkin Kevin dan Faye berani meninggalkan anak pertama mereka di depan pintunya? Mereka tahu mereka bisa mempercayainya.
  Mungkin ia harus melakukan sesuatu yang benar-benar memalukan dalam waktu dekat, sesuatu yang cukup buruk supaya mereka berpikir dua kali sebelum melakukan hal ini lagi.
  "Apa kau sudah meninggalkan nomor telepon dokter hewan?" tuntut Jessie sambil mengikuti Carenza ke pintu. Tidak segampang itu menjadi orang yang tidak bertanggung jawab. Ia masih harus mengusahakannya "Dan siapa yang" harus kuhubungi kalau ada keadaan darurat? Kau sudah meninggalkan alamat yang bisa kuhubungi?"
  "Aku tidak berencana untuk menetap di mana pun selama tiga bulan ini," kata Carrie, sambil mengangkat ransel yang kelihatannya berat. "Jangan khawatir, tidak ada bencana yang akan terjadi." Salah. Bencana itu sudah terjadi. "Sampai ketemu tiga bulan lagi."
  Tiga bulan. Waktu untuk mencari Taplow Towers yang lain. Tidak terlalu buruk. Lagi pula masalah dengan Bertie ini hanya situasi sementara. Faye tipe ibu yang sangat melindungi dan Kevin tergila-gila pada putranya. Walaupun kecapekan, mereka tidak bakal sanggup hidup lebih dari beberapa hari tanpa Bertie. Dan mereka berdua pasti tahu betul apa akibat perbuatan mereka ini pada hidup Jessie.
  Mereka akan kembali -merasa malu dan b r-salah karena menjerumuskan Jessie ke dalam situasi ini, keadaan akan kembali normal, dan dalam hitungan jam hidupnya akan berbalik lagi, berjalan seperti biasa Satu-satunya hal yang tidak bakal sama lagi hanyalah Taplow Towers.
  23
  Seandainya saja kakak dan iparnya itu menelepon, menjelaskan, Jessie bisa saja menginap di rumah mereka selama satu-dua hari. Sebaliknya mereka malah mengirim semua perlengkapan Bertie padanya lewat pos kilat, serta paket khusus berisi popok sekali pakai. Jessie tahu apa isi paket itu, karena tulisannya dicetak besar-besar pada seluruh permukaan paketnya. Penjaga pintu tidak mengatakan apa-apa waktu mengantarkan paket-paket itu ke apartemennya. Dia tidak perlu melakukannya. Ekspresi wajahnya yang muram sudah cukup mengungkap semuanya. Jessie sudah pasti menghadapi bencana.
  Kurang tidur pasti sudah mengganggu otak mereka. Dan jika mereka memang berniat membuat Jessie diusir. Faye dan Kevin sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik.
  Semua ini bukan salah Bertie. Jessie menarik napas dalam-dalam dan mencium rambut hitam Bertie yang ikal. Lalu memeluknya. Jessie tidak yakin apa manfaatnya bagi Bertie, tapi itu membuatnya merasa jauh lebih baik.
  "Maaf. Sayang, tapi aku harus menaruhmu sebentar sementara aku membuat secangkir teh." Bertie. dengan mata bulat besarnya yang masih terpaku pada Mao, masuk dalam kereta dorongnya tanpa memprotes. Kucing itu menguap. Bertie menggeliat senang dan tersenyum.
  Terpukau oleh pemandangan itu, Jessie diam, dan selama beberapa saat yang menyakitkan, ia menyadari bahwa keponakannya yang masih bayi itu adalah hal paling indah yang pernah dilihatnya.
  24
  Graeme sialan.
  Kucing itu mengeong minta keluar mengalihkan Jessie dari perasaan mengasihani diri yang membosankan. Bertie mengawasi kucing itu berjalan pelan-pelan ke taman, mulai merengek waktu Mao menghilang ke


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>