Baby on Loan | Bayi Pinjaman | by Liz Fielding | Bayi Pinjaman | Cersil Sakti | Bayi Pinjaman pdf
Fear Street - One Evil Summer - Musim Panas Berdarah Bintang Dini Hari - Maria A Sardjono Cinta di Dalam Gelas - Andrea Hirata Fear Street - Switched - Tukar Tubuh Burung Kertas - Billy Koesoemadinata
mah ini." Jessie berputar menghadap pria itu. "Itu salah satu alasan gadis itu ingin ada orang yang menempati rumah ini. Dia perlu orang untuk merawat kucingnya. Pasti kau sedikit terguncang mendapati rumah ini ternyata sama sekali tidak kosong."
"Kau bisa bilang begitu. Terutama karena ini rumahku."
44
Keadaan pria itu lebih buruk dari yang Jessie duga. Jauh lebih buruk. Jessie melihat arlojinya, bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan ambulans untuk tiba. "Oh, jadi ini rumahmu, ya?" tanya Jessie dengan nada mengejek.
"Benar, Madam, ini rumahku," sahut pria itu tajam. "Dan percayalah, aku benci kucing. Begitu juga anjingku. Jadi mungkin kau bisa menjelaskan apa yang sedang kaulakukan di sini?" Anjing? Dia punya anjing? Jessie melihat sekelilingnya dengan gugup. Itulah yang dibutuhkannya, seorang pencuri yang membuat dirinya merasa seperti tokoh Bill Sykes dalam buku karangan Dickenson. Tapi tidak ada anjing terrier dengan mulut penuh air liur yang menunggu untuk merobek-robek tubuhnya. Jessie berdoa penuh harap supaya seseorang segera dalang untuk mengeluarkan pria gila ini dari rumahnya dan memutuskan bahwa menghibur pria itu merupakan jalan yang terbaik.
"Aku ingin-"
"Bagaimana kalau kau mulai menceritakannya padaku-?"
Di lantai atas, Bertie mulai menangis. Rasanya Jessie ingin menciumnya. Akan menciumnya. Sekarang juga. "Aku ingin tinggal dan ngobrol tapi aku harus melihat bayiku."
"Bayi?" Pria itu kelihatan seperti dipukul untuk kedua kalinya, pikir Jessie. "Kau punya bayi? Di sini?"
"Anak yang malang itu sedang tumbuh gigi," ujar Jessie sambil buru-buru mundur. Ia tersandung
45
tas yang ditinggalkan pria tak diundang itu di ruang depan. Tas berwarna hitam, mahal, dan jelas-jelas sangat berat. Paling-paling tas curian tempat pria itu memasukkan semua hasil curiannya dari rumah yang dimasukinya sebelum rumah ini. "Pokoknya diam saja dan petugas medis akan segera memeriksamu." Jessie berbalik. membuka kunci pintu depan supaya petugas mana pun yang tiba pertama kali bisa langsung masuk, lalu Jessie buru-buru lari ke lantai atas.
Bertie sedang menjerit dengan napas tak beraturan dan memasukkan kepalan tangannya ke dalam mulut. Jessie langsung mengenakan baju pertama yang ditemukannya lalu mengangkat Bertie. Dia perlu mengganti popok Bertie. Popok itu ada di bawah. Di dapur. Sial.
Bayi? Patrick mencengkeram pinggiran bak cuci dan menghela badannya, berusaha sekuat tenaga tidak menghiraukan dentaman menyakitkan di kepalanya dan dorongan untuk muntah. Aroma itulah yang diciumnya tadi. Susu hangat, krim bayi, bedak talek, cairan yang dulu digunakan Belia untuk mensterilkan botol-botol. Itulah aroma yang tak dapat diingatnya tadi. Bagaimana ia bisa melupakannya?
Ketika ia pulang setelah pemakaman, aroma itu seperti memenuhi rumah. Butuh waktu berbulan-bulan sebelum ia bisa mengenyahkan aroma itu. Ia sudah sampai pada titik di mana ia berpikir dirinya harus terus maju. Tapi pada akhirnya Patrick
46
sadar bahwa aroma itu ada dalam otaknya dan bukan di dunia nyata. Bayangan samar keluarga yang telah dirampas darinya akan menghantuinya selamanya. Bergerak maju tidak akan ada gunanya.
Di mana sih Carenza? Patrick berpegangan pada bak cuci sejenak ketika dapurnya seperti berputar-putar, bertekad bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak akan muntah. Setelah merasa lebih kuat untuk mengambil risiko membuka matanya, Patrick mendapati dirinya sedang diawasi curiga oleh seorang polisi berseragam.
"Untunglah," ujarnya. "Officer, ada seorang wanita gila di rumahku. Dia memukulku dengan tongkat cricket."
"Bagaimana kalau Anda duduk saja, Sir? Ambulansnya akan segera tiba." Patrick tidak perlu disuruh dua kali untuk mengempaskan diri di kursi terdekat. Celana panjangnya yang basah menempel di kakinya. "Mungkin sambil menunggu kita bisa mengurus perinciannya dulu? Kalau Anda merasa lebih kuat. Bagaimana kalau kita mulai dengan nama Anda?"
"Tidakkah Anda seharusnya membacakan hak-hakku terlebih dahulu?" tuntut Patrick.
"Hanya untuk catatan, Sir."
Patrick tidak berdebat lebih jauh. "Dalton. Patrick Dalton."
Polisi itu membuat catatan. "Dan alamat Anda?"
"Costwold Street nomor 27."
"Itu alamat rumah ini, Sir."
"Benar. Namaku Patrick Dalton dan aku tinggal
47
di sini," ucap Patrick, pelan dan hati-hati. "Ini rumahku," tambahnya untuk lebih mempertegas maksudnya.
Polisi itu mencatat lagi, lalu berputar waktu pintu depan terbuka. "Petugas medis sudah tiba. Kita akan melanjutkannya di rumah sakit nanti. Sir."
Patrick mengenali nada suara menenangkan yang biasa digunakan polisi waktu menghadapi pria yang dianggapnya gila. Polisi akan menamengi diri dengan kesopanan berlebihan kalau-kalau dia salah sangka. Patrick berpikir untuk memberitahu polisi itu kalau ia pengacara, Queen Council, pengacara yang berhak mewakili pemerintah Inggris dalam sidang pengadilan, dan bahwa polisi itu akan menemukannya terdaftar... Tapi kepalanya masih berdenyut-denyut sakit sehingga ia tidak terlalu peduli. Rumah sakit dulu, penjelasan bisa menyusul.
Setelah itu dengan senang hati Patrick akan mengatakan pada wanita itu untuk membawa bayi dan kucingnya keluar dan rumah ini-segera setelah dia memberitahu Patrick di mana Carenza berada.
"Bisakah Anda menceritakan apa yang terjadi, Miss?" Polisi itu berdiri dengan tak acuh sementara Jessie mencoba mengganti popok Bertie. Jari-jarinya berkutat dengan perekat di belakang popok sekali pakai itu.
Jessie bersikap tenang-sangat tenang dalam situasi seperti ini-tapi reaksinya sudah hampir muncul di permukaan dan ia sadar bahwa ia
48
ketakutan setengah mati. Polisi itu, yang melihat kesulitannya, membantu sementara Jessie dengan terpatah-patah menceritakan kejadian sebenarnya.
"Mr Dalton bilang Anda memukulnya dengan tongkat cricket."
"Itu bohong!" Jessie merona merah oleh perasaan bersalah saat melihat tongkat itu masih tergeletak di lantai tempat pria tadi menjatuhkannya. "Dalton? Itukah namanya?"
"Patrick Dalton. Begitulah yang dikatakann ya. Ada luka yang cukup parah di kepalanya."
"Aku tahu. Kurasa kepalanya pasti terbentur waktu dia jatuh." Jessie menggendong Bertie, membuainya. "Dari kegaduhan yang kudengar, aku hanya bisa menduga bahwa dia menginjak kucing dan kehilangan keseimbangan, walaupun aku tidak mengerti apa yang dicarinya dalam kulkas."
"Anda akan terkejut. Kulkas dan lemari pembeku adalah tempat-tempat favorit untuk menyembunyikan barang-barang berharga. Sayangnya para penjahat mengetahuinya. Pria itu juga mengatakan dia memang tinggal di sini."
"Dia juga mengatakan hal yang sama padaku. Anda tahu, itu tidak benar. Aku menyewa rumah ini dari Miss Carenza Finch. Aku baru masuk hari ini." Bertie menyurukkan kepala ke bahu Jessie. "Mungkin dia gegar otak."
"Mungkin." Polisi itu berdeham. "Tapi tidak ada tanda-tanda masuk dengan paksa. Saya harap Anda tidak keberatan saya menanyakan ini, tapi ini bukan masalah domestik, kan?"
49
"Domestik?"
"Pertengkaran sepasang kekasih yang mungkin sedikit kelewatan?"
"Kekasih..." Jessie memandang polisi itu dengan mulut menganga, sejenak kehilangan kata-kata. "Officer, aku belum pernah bertemu pria itu seumur hidupku. Dan kalau aku bertemu lagi dengannya, itu berarti terlalu cepat. Aku sudah mengatakannya pada Anda, bahwa aku baru pindah kemari hari ini," paparnya. "Pemilik rumah ini berniat pergi keluar negeri selama musim panas dan butuh seseorang menempati sekaligus menjaga rumah ini, un tuk mengurus kucing dan tanamannya. Apa di daerah i ni tingkat kejahatannya tinggi?"
"Tidak juga. Kebanyakan orang memasang alarm keamanan. Anda juga punya," tunjuk polisi itu. "Apa alarmnya diaktifkan?"
"Well, tidak. Sebenarnya tidak. Semalam aku terlalu capek, mengurus bayi ini... aku lupa. Mungkin aku juga lupa mengunci pintu." Polisi itu mengangguk penuh pengertian. "Anda mau melihat surat perjanjian sewanya? Ada di atas meja di ruang depan. Oh, dan pria itu juga meninggalkan tas di luar sini. Yang membuktikan bahwa tempat ini bukan rumah pertama yang dimasukinya malam ini."
Polisi melihat surat perjanjian sewanya, menulis beberapa catatan, lalu mengangkat tas itu. "Kalau begitu saya akan meninggalkan Anda supaya Anda bisa istirahat, Miss. Mungkin Anda bisa datang ke kantor besok pagi dan membuat pernyataan?"
"Ya, tentu saja." Lebih banyak waktu yang
50
terbuang, erang Jessie dalam hati. Kenapa sih pria brengsek itu mesti memilih rumahku? Jessie meng-ikuti polisi itu ke pintu depan. "Apa yang akan terjadi pada Mr Dalton? Kalau itu nama aslinya." Polisi itu melirik tas dengan label penerbangan itu dan membaliknya, tertulis Patrick Dalton, tapi tidak ada alamatnya.
"Mungkin dia mencuri tas itu," ujar Jessie. "Beserta namanya." Dan kalau pria itu tidak melakukan nya? Bagaimana kalau dia mengatakan yang sebenarn ya? Matanya tidak menunjukkan dia berbohong. Tapi G raeme juga punya mata yang menjanjikan dunia dan J essie memercayainya. Ia bukan penilai yang baik.
"Baiklah, kalau begitu. Saya tinggalkan Anda untuk menidurkan si kecil kembali. Kali ini jangan lupa mengaktifkan alaminya," polisi itu mengingatkan Jessie sambil berjalan menuruni tangga depan.
"Tidak akan." Aku tidak mau mengalami ma-saah seperti ini lagi, pikir Jessie saat menutup pintu dan mengaktifkan alarm.
tapi. dengan tubuh yang dialiri adrenalin, ia tidak ingin tidur lagi. Ia membersihkan kekacauan di dapur, mencoba untuk tidak memikirkan pencuri berwajah tampan dengan sepasang mata jujur. Atau bagaimana rasa tubuh pria itu di bawah tubuhnya. Itu tidak mudah, dan dengan putus asa Jessie menyalakan komputernya dan mulai bekerja.
"Aku tidak tahu berapa lama lagi bisa berlahan, Kevin. Aku sangat merindukannya."
51
"Aku juga. Aneh, bukan? Ketenangan ini malah membuat telingaku sakit."
"Menurutmu sudah berhasil belum?"
"Kurasa belum, Sayang. Mereka tidak mungkin melemparnya ke jalan begitu saja, kan?"
"Tidak?"
"Kita kan sudah bilang akan memberi waktu satu minggu, Faye."
"Aku tidak yakin bisa tahan selama itu. Seandainya Jessie tidak bisa mengatasinya? Seandainya-?"
"Jessie wanita paling terampil yang pernah kukenal, dan dia pintar sekali menangani Bertie hari Minggu kemarin."
"Ya, tapi waktu itu aku kan ada di sana."
"Kau sudah meninggalkan instruksi yang cukup untuk menyusun satu buku tentang bayi. Dan kalau Jessie mendapat masalah dia akan..."
"Dia akan apa?"
"Dia akan melakukan yang biasa dilakukannya. Dia akan menghubungi seseorang di internet. Kemari dan merapatlah padaku."
"Itulah yang membawa kita dalam situasi ini pada awalnya."
Matahari sudah bersinar selama satu jam saat Bertie bangun. Entah karena mulai terbiasa kurang tidur, sudah membuat kemajuan yang berarti dengan proyek yang sedang dikerjakannya, atau mungkin kenyataan bahwa ia sudah memperoleh tempat tinggal untuk beberapa minggu. yang pasti Jessie
52
merasa sangat bahagia waktu membungkuk di mas tempat tidur Bertie dan mengangkatnya.
"Lapar, Sayang?" Bertie memasukkan kepalan tangannya ke mulut dan Jessie tertawa melihatnya.
Jessie menaruh cerek di atas kompor, membuat catatan untuk membeli rak kulkas, lalu membuat teh untuk dirinya sendiri dan sebotol susu untuk Bertie. Ada bekas samar di ujung lekukan meja dapur. Di sanakah kepala Patrick Dalton kalau lu nama aslinya-terbentur? Apa dia terbentur sekeras itu? Jessie merasa mual membayangkannya. Mungkin ia harus menengok pria itu di rumah sakit.
Ya, benar. Sekalian bawakan buah anggur dan rumah kaca.
Mungkin Patrick Dalton sudah dipenjara. Pikiran itu tidak memuaskan Jessie. Pria itu tidak kelihatan seperti pencuri. Dia juga tidak kedengaran seperti pencuri, tapi awal hidup yang bagus tidak selalu berakhir bagus.
"Maaf, Mr Dalton, tapi dalam situasi ini anak buahku tidak punya pilihan selain memercayai katakata Miss Hayes tentang apa yang sudah terjadi."
"Kurasa dia mengatakan kebenaran. Sejauh yang diketahuinya."
"Kalau begitu, Anda tidak akan mengajukan tuntutan?"
"tunlutan apa? Anda bilang anak buah Anda sudah melihat surat perjanjian sewanya. Tampaknya
53
keponakanku menyewakan rumahku pada Jessie Hays. Aku yakin wanita itu akan bersikukuh- dengan beberapa alasan yang benar-bahwa dialah pihak yang dirugikan." Patrick menyentuh perban di dahinya dan mengernyit. "Aku akan mengganti uang Miss Hayes. Begitu wanita itu pergi, aku akan menemukan Carenza dan memastikan anak itu menjalani musim panas yang tidak akan dilupakannya dalam waktu dekat."
"Ya
↧
Bayi Pinjaman - 5
↧