Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Bayi Pinjaman - 6

$
0
0

Baby on Loan | Bayi Pinjaman | by Liz Fielding | Bayi Pinjaman | Cersil Sakti | Bayi Pinjaman pdf

Vampire Academy 2 : Frostbite - Richelle Mead Lupus Kecil - Hilman Hariwijaya Anak Kos Dodol - Dewi Rieka Aku Sudah Dewasa! - And Baby Makes Two - Dyan Sheldon Anugerah Bidadari - Astrella

, Sir. Apa itu tas Anda?" Kepala Deputi Kepolisian itu mengangguk memberi isyarat pada seorang polisi muda, yang langsung mengangkat tas itu. "Setidaknya yang bisa kulakukan adalah mengantar Anda pulang."
  Dapur sudah bersih: Bertie sudah mandi dan sekarang sedang tidur. Jessie akan mandi, berpakaian, dan saat Bertie bangun nanti, ia akan menaruhnya di kereta bayi dan berjalan ke kantor polisi untuk membuat pernyataan. Dan mencari tahu apa pencuri itu sudah sembuh.
  Bukannya ia merasa bertanggung jawab. Waktu pencuri itu mencengkeram pergelangan kakinya, Jessie ketakutan selengah mati. Tapi saat ia terbaring di atas pria itu, di bawah tatapan sepasang mata abu-abu yang kelihatan... bagaimana menggambarkannya? Yang pasti bukan mengancam. Mungkin terpesona. Bisa jadi terguncang.
  Yah, Jessie juga sudah merasa sedikit gamang saat itu. Dan bukan hanya karena pria itu sudah menarik kakinya dari bawah.
  54
  Benar-benar menggelikan. Ia takkan pernah membiarkan dirinya mengalami penderitaan seperti itu lagi. Takkan pernah.
  ia akan baik-baik saja begitu bisa tidur nyenyak malam nanti.
  Kamar mandi mewah itu dilengkapi perabot yang serasi dengan kamar tidur, warna-warna ha-ngat yang menenangkan dan menenteramkan. Jessie tidak jadi mandi dengan shower dan memutar keran memenuhi bath tub besar bergaya kuno.
  ia belum sempat mengeluarkan barang-barangnya, tapi kamar mandi itu sudah lengkap. Ia menuang segenggam gel mandi beraroma kayu wangi. Jessie membiarkan pintu terbuka lebar supaya bisa mendengar kalau Bertie menangis, ia menggelung rambutnya ke atas dengan ikat rambut, dan menyelinap ke balik air berbusa.
  "Anda yakin tidak perlu dibantu?" Kepala Deputi Kepolisian itu merasa sangat malu karena anak buahnya sudah menahan Patrick Dalton dengan tuduhan pencurian. Pria ini bukan sekadar peng-cara terkenal, tapi juga salah satu pengacara termuda yang pernah diangkat sebagai Queen council. Sebenarnya hal ini murni kesalahpahaman, tapi Mr Dalton dikenal sebagai orang yang sukar memaafkan kesalahan yang dilakukan polisi
  "Kurasa aku bisa mengatasinya. Tapi terima kasih atas tawarannya. Dan soal semalam, yah, kalau Anda tidak bilang siapa siapa, aku berjanji aku juga tidak akan cerita."
  55
  "Anda baik sekali, Mr Dalton." "Aku tahu."
  Terkejut oleh keterusterangan Patrick. ia berujar, "Anda yakin aku tidak perlu ikut masuk dan menjelaskan situasinya pada Miss Hayes?"
  "Kurasa aku bisa mengatasinya. Dan aku punya koran semalam seandainya dia perlu bukti." Berita utamanya sama sekali tidak memuaskan Patrick, tapi fotonya berhasil meyakinkan polisi setempat bahwa ia bukan penjahat. Koran itu pasti akan berguna seandainya ia perlu meyakinkan Miss Jessie Hayes akan kenyataan itu.
  Patrick mengepit koran itu di bawah lengannya dan mengambil tasnya dari polisi muda tadi. Kepalanya masih berdenyut-denyut, tapi ia cepat-cepat menaiki tangga menuju pintu depan rumahnya. Ia tidak membunyikan bel. Ia tahu itu hal yang masuk akal untuk dilakukan, tapi kalau wanita itu memasang rantai di pintu dan menolak mengizinkannya melewati ambang pintu, maka Patrick akan terjebak dalam situasi yang aneh.
  Bagaimanapun juga Patrick takkan pernah bisa melupakan rasa malunya jika ia sampai harus meminta petugas hukum untuk mengusir penyewa yang tak diinginkannya. Ia tidak mau mengambil risiko itu. Alih-alih ia menunggu sampai mobil polisi itu membelok di tikungan, baru memasuki rumahnya.
  Kali ini alarmnya diaktifkan. Patrick meletakkan tasnya, melempar koran kemarin di meja depan dan menekan kode alarmnya lagi. Tidak terdengar teriakan kemarahan tiba-tiba.
  56
  "Halo? Ada orang di sini?" panggil Patrick.
  tidak ada jawaban. Ia meneruskan langkahnya dengan hati-hati, turun ke dapur, yang tampaknya sudah dirapikan seperti sediakala.
  Patrick menyerap pemandangan familier yang menyakitkan dan botol-botol bayi yang sedang direndam. Sesaat, hanya sesaat, ia kembali ke sepuluh tahun lalu. Lalu kucing itu menggosok-gosokkan badannya di kaki Patrick. Gosokan kem-bali ke alam nyata, pikir Patrick sambil tersenyum pahit. Ia kembali melanjutkan perjalanan ke lantai atas, Tapi tidak ada tanda-tanda si penyewa rumah. selain jejak susu di ruang depan.
  Mungkin wanita itu sedang keluar. Membawa bayinya berjalan-jalan.
  Patrick menyadari ia telah menahan napas terlalu lama dan mencoba menenangkan diri sambil mengangkat lasnya dan menaiki tangga, bertekad untuk mandi dan tidur selama delapan jam.
  Mendadak ia dikejutkan oleh pemandangan tempat tidur bayi di sebelah tempat tidurnya. Lalu ia memalingkan wajahnya, berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melipat benda itu dan meletakkannya di pintu depan sebelum wanita itu kembali. Menyediakan selembar cek dan mobil van. Mungkin wanita itu bisa berpikir sehat.
  Patrick mengingat cara wanita itu memegang tongkat cricket-nya dengan mantap, walaupun dia jelas-jelas ketakutan setengah mati, dan memutuskan bahwa cek dan mobil van itu sepertinya tidak akan berhasil. Tapi tidak ada salahnya mencoba.
  57
  Patrick menendang lepas sepatunya, menarik kemejanya lewat kepala sambil melangkah melewati pintu kamar mandi, dan melemparnya dengan bidikan jitu, masuk keranjang cucian. Kemudian ia berputar dan mendadak berhenti.
  Jessica Hayes berbaring di dalam bath tub, ikal-ikal cokelat yang lembap membingkai lembut kening dan pipinya, pulau-pulau busa yang lembut nyaris tidak bisa menutupi lekuk-lekuk memikat tubuh telanjang wanita itu.
  Semalam Patrick berhadapan dengan wanita pemarah yang membawa-bawa tongkat cricket. Tanpa kacamata seperti burung hantu dan muka masam, wanita itu kelihatan agak berbeda. Dan benar-benar rapuh. Pemandangan yang tersaji di hadapannya bisa meluluhkan hati yang paling keras sekalipun.
  Patrick selalu dikenal sebagai pria berhati baja; lebih mudah baginya jika orang-orang memercayai hal itu. Tapi ia menyadari bahwa jika seorang pria pulang ke rumah dan menemukan wanita dalam bath tub-nya, pria itu pasti bakal perlu waktu yang sangat lama sebelum bisa menemukan seseorang yang bisa menempati bath tub-nya dengan begitu menawan.
  Bagaimanapun juga, ia bisa mengerti bahwa jika dilihat dari sudut pandang Jessie. situasi ini tidak akan semenyenangkan itu.
  Sebaliknya, Patrick yakin bahwa satu-satunya alasan Miss Hayes tidak menjerit sekuat tenaga detik ini juga adalah karena wanita itu tengah terlelap.
  Tiga
  PATRTCK mundur selangkah. Secara moral, ia punya hak untuk berada di kamar mandinya sendiri. ia tidak menyewakan rumahnya. Jessie Hayes-lah yang tidak punya hak untuk berada di sini. Wanita itu mungkin sudah menandatangani surat perjanjian sewa, tapi Patrick tidak habis pikir bagaimana wanita itu bisa percaya rumahnya ini milik gadis berusia delapan belas tahun yang menerjemahkan keanggunan sebagai rambut ungu dan hidung yang ditindik. Wanita itu hanya perlu melihat sekelilingnya Buktinya, bagi siapa pun yang punya otak, sangatlah jelas.
  Sialnya, wartawan tabloid tidak akan peduli soal itu Sedikit saja bocoran tentang situasi ini, maka orang-orang akan mulai menggali masa lalunya dan percakapan akan berhenti dengan tiba-tiba setiap kali Patrick memasuki ruangan-kali ini bukan karena mereka tidak tahu harus mengatakan apa, tapi karena mereka sedang terlalu banyak bicara.
  Benturan di kepalanya tadi pasti lebih keras
  59
  daripada yang disadarinya, kalau tidak ia tidak akan pernah membiarkan dirinya terlibat dalam kesulitan semacam ini. Walaupun begitu, menemukan wanita telanjang dalam bath tub-nya berhasil membuat pikirannya terpusat pada hal-hal mendasar. Sekarang Patrick hanya punya satu pilihan: keluar dan rumah ini sebelum wanita itu tahu ia pernah masuk.
  Masalahnya bajunya ada di keranjang cucian. Ia punya yang lain, tapi kalau Miss Hayes melihatnya-dan dia pasti akan melihatnya begitu memasukkan handuknya di situ wanita itu akan tahu...
  Patrick belum mengalihkan matanya dari wanita itu sedetik pun, yakin bahwa jika ia berani berkedip Miss Hayes bakal terbangun. Tapi wanita itu belum bergerak. Dia tidur dengan tenang, matanya terpejam mata berwarna laut yang gelap, kenang Patrick. tidak terlalu hijau, tidak terlalu biru, seperti Laut Mediterania yang tenang. Lalu Patrick bertanya-tanya bagaimana ia bisa memperhatikan hal seperti itu di tengah-tengah kekacauan tadi malam. Apalagi melalui kacamata pantat botol yang dikenakan wanita itu.
  Mungkin sewaktu wanita itu jatuh tergeletak di atasnya, alam bawah sadar Patrick secara sukarela membantunya. Ia menghentikan pikiran itu, tapi dengan pemandangan di hadapannya, Patrick langsung bisa mengingat kehangatan tubuh Jessie di tubuhnya, bagaimana rambut wanita itu menyapu pipinya. Saat mengenang hal itu, Patrick merasakan
  60
  tubuhnya tergelitik, dan ia mengangkat tangannya seolah-olah ingin mengenyahkan sensasi yang tak diundang itu; lalu menyentakkan jari-jarinya kembali sebelum telanjur melakukannya.
  Bibir wanita itu sedikit terbuka, lembut, berwarna pink, dan polos tanpa lipstik. Lengannya tersampir di pinggiran bath tuby benar benar rileks oleh Kehangatan airnya.
  Pintu hati Patrick yang sekeras baja perlahan-lahan terbuka.
  Kemudian, sewaktu pulau-pulau busa itu bergerak, Patrick melihat tato kecil bergambar kepik di paha Jessie. Dan tubuh Patrick bergetar, spontan bereaksi terhadap rangsangan yang sangat hebat itu. Gelombang hasrat yang menghantamnya membuatnya terpaku di tempat itu, pikirannya berputar membayangkan bibir hangat di bawah bibirnya, tubuh hangat yang siap untuk bercinta, dan Patrick terkesiap lantang saat menyadari bahwa ia bukan merespons kenangan melainkan wanita ini.
  Wanita itu mendesah pelan sewaktu air yang mulai dingin itu mengganggunya. Sesaat Patrick mematung, terpaku oleh gambaran itu. Tapi ia benar-benar harus bergerak, keluar dari kamar mandi, keluar dan rumah ini, sebelum wanita itu bangun dan Patrick membuatnya ketakutan setengah mati
  Sewaktu ia meraih keranjang cucian, si bayi mulai menangis.
  Patrick belum melongok isi tempat tidur bayi itu ia bertekad tidak melakukannya. Bagaimanapun
  61
  juga, mengira Jessie Hayes sedang pergi, tempa tidur itu pasti kosong. Perkiraan yang salah. Dua-duanya.
  Tangisan itu semakin lantang, semakin mendesak, secara menyakitkan melubangi perisai yang mengelilingi hati Patrick. menghentikan langkahnya. Ia terkepung dari dua arah oleh gelombang emosional yang dengan hati-hati selalu dihindarinya. Tapi di sini, di rumah ini, di mana ia merasa aman, pertahanannya mulai melemah.
  Wanita itu mendesah lagi, terganggu oleh tangisan bayi dan, dengan mengabaikan harapan untuk bisa mengambil kemejanya lagi. Patrick bergerak mundur dari daerah berbahaya itu. Bahkan selagi menjauh dari jarak pandang pintu kamar mandi, Patrick mendengar gerakan, suara riakan air saat wanita itu duduk. Patrick mencoba tidak memikirkannya. Venuss karya Botticelli, di dalam kamar mandinya, mengancam saraf tubuhnya yang sudah lama tertidur.
  "Sebentar. Bertie." Patrick ingat suara itu. Semalam suara itu tegang, bergetar oleh rasa takut dan amarah; sekarang suara itu terdengar manis dan santai saat wanita itu keluar dari bath tub diiringi gemercik air. Tangisan Bertie tak kunjung mereda.
  Dengan berat hati Patrick memutar tubuhnya untuk menghadapi sumber keberisikan itu. Si bayi. dengan wajah kecilnya mengerut sedih, mencoba meraih Patrick, kedua lengannya terulur, minta dipeluk, ditenangkan, dan insting mengalahkan ke-
  62
  inginan Patrick untuk menghindar. Sebaliknya, ia meraih bayi itu, mengangkatnya, mendekapnya di bahu dalam gerakan menenangkan yang takkan mungkin dilupakannya.
  Bertie berhenti menangis, menatap dan meraih pipi Patrick dengan tangan-tangan kecilnya yang montok, lalu tersenyum. Pertahanan diri Patrick langsung runtuh.
  Jessie, yang sedang meraih handuk, terdiam sejenak waktu Bertie berhenti menangis, dan tersenyum. Sepertinya keadaan sudah membaik "Anak baik. Aku segera datang." Ia sudah menyelesaikan beberapa pekerjaannya, sempat tidur sebentar di bath lab, dan Bertie mulai terbiasa dengannya, bereaksi terhadap suaranya. Seandainya keadaan terus seperti ini, ia mungkin bakal bisa beres-beres. "Bagaimana kalau kita jalan-jalan se-bentar setelah aku mengganti popokmu?" tanya Jessie sambil mengenakan jubah mandi yang tergantung di balik pintu. Jubah itu berukuran besar. Terlalu besar untuk jadi milik Carenza. Tapi jubah itu lembut dan nyaman. Ia membungkus tubuhnya dengan jubah itu, mengikat talinya de


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>