Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tangan Tangan Setan - 17

$
0
0
Cerita Misteri | Tangan Tangan Setan | by Abdullah Harahap | Tangan Tangan Setan | Cersil Sakti | Tangan Tangan Setan pdf

Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak

'seekor anjing menghadang jalannya. Anjing itu
  berbulu putih dengan bintik-bintik hitam. berekor
  pendek. Tubuhnya tidak terlalu besar. tetapi tam-pak kuat dan kokoh. Gonggongannya pun membuat jantung ciut. Apalagi. sambil menggonggong.
  sepasang mata anjing itu memandang liar dan
  galak ke mata Dumadi.
  Anjing, merupakan salah satu makhluk hidup
  di dunia ini, yang menempati bagian tersendiri
  dalam hidup Dumadi. Waktu ia masih merangkak,
  Dumadi menjerit-jerit karena seekor anjing tetangga menggigit mainannya. Seekor anjing lain
  merampok pula potongan paha ayam di tangan
  Dumadi yang masih bocah ingusan Setelah jadi
  remaja tanggung, Dumadi mengganggu beberapa
  ekor anak anjing. Lalu induk anjing itu mengejar
  dan sempat menggigit betisnya, sebelum si pemilik anjing muncul sebagai dewa penyelamat.
  Pada tahun-tahun berikutnya setelah Dumadi
  menikah dan punya anak, bibit permusuhan antara
  Dumadi dengan jenis makhluk yang satu itu terasa
  makin meningkat saja. Mengikuti petunjuk seorang dua kerabat. Dumadi telah berusaha sedapat mungkin untuk bersikap tenang. Diam tak
  bergerak. Tidak mengayun tangan dengan sikap
  mencurigakan. Tidak pula memperlihatkan pandangan benci, dengan cara 'Dumadi pura-pura
  memalingkan ke arah mana saja asal tidak melihat
  ke si anjing. Beberapa kali usaha itu mendatangkan hasil juga. la dan anjing yang ditemuinya
  dalam perjalanan, dapat berpisah tanpa satu sama
  lain bentrok lebih dulu.
  Namun banyak kali. Dumadi tidak' tahan dengan suara gonggongan anjing yang menghadang. Lebih-lebih kalau ada anjing yang nekat
  menyerangnya. Bila itu tidak dapat dielakkan lagi,
  Dumadi lantas menyambit makhluk pengganggu
  dimaksud. Mungkin karena terlalu kencang menyambit, sasarannya jitu pula... beberapa ekor dari
  anjing itu kemudian sekarat. Mati dengan kepala
  retak, bahkan ada yang pecah.
  Kalau cuma sekedar anjing kampung biasa
  yang berkeliaran tanpa tuan yang jelas. tak apalah
  Tetapi kalau kebetulan yang mati itu anjing penjaga rumah, anjing gembala. persoalannya jadi
  lain Setelah beradu mulut dengan yang empunya
  anjing. Dumadi terpaksa memberi ganti rugi. Sebagian kekayaan Dumadi dihabiskan untuk menebus bangkai seekor anjing. Harga termahal
  yang pernah dibayamya, adalah untuk seekor
  anjing ras milik pak Camat.
  Anjing ras jenis doberman yang gagah itu
  tengah berlari-lari pagi bersama tuannya dl alun~alun kecamatan. ketika suatu hari Dumadi berpapasan tidak sengaja. Anjing besar menakutkan
  itu. setelah melihat Dumadi langsung menyalak
  sedemikian rupa hebatnya, sehingga berdiri bulu
  punduk Dumadi. Tak dapat dikuasai tuannya.
  anjing itu terlepas dan langsung menyerbu ke arah
  Dumadi. Dumadi kebetulan baru membeli golok
  baru dari pasar. Reflek, goloknya dikeluarkan dan
  dipergunakan membela diri. Dumadi tidak cidera.
  Tetapi anjing itu, sekarat di trotoir dengan darah
  membanjir dan kepala hampir belah dua.
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
  Lawan' Dumadi, seorang Camat. Konon kesayangan pak Bupati pula.
  Sedang ia sendiri. hanyalah rakyat kebanyakan. Sialnya pula, pada waktu kejadian ia dituduh
  dengan sengaja membawa-bawa senjata tajam,
  yang waktu itu dilarang keras
  oleh aparat keamanan. Alasan apa pun yang
  dikemukakan Dumadi sebagai pembelaan dari, ia
  tetap kalah. Tak ada saksi untuk membenarkan
  Pembelaannya. kecuali si pemilik anjing sendiri.
  Dumadi dipojokkan sedemikian rupa. Seolah~olah
  dia telah usil mengganggu anjing yang sedang
  tenang-tenang berjalan dengan tuannya, terikat
  pula .Anjing itu marah. Tuannya berusaha menenangkannya. Tetapi gagal. sehingga anjing itu
  mati. Dumadi terancam masuk penjara karena
  membawa-bawa senjata tajam di tempat umum
  dan membunuh binatang kesayangan orang lain.
  dumadi tidak mau repot-repot. Lagipula waktu itu
  ia masih kaya. Maka, terpaksalah dengan tidak
  rela ia harus mengorbankan uang jutaan rupiah.
  Sebagai ganti rugi pada si pemilik anjing, dan
  sebagian untuk menebus hari-hari yang mesti ia
  lalui di balik jeruji
  _ Dumadi bersikap tenang, manakala anjing
  hitam berbintik-bintik putih itu menggeram keras,
  memperlihatkan tanda-tanda bahwa binatang itu
  tidak rela menyingkir begitu saja. Mulanya Dumadi
  akan memaling. agar sorot mata mereka tidak
  beradu dan kebencian memancar dl matanya.
  Namun setelah melihat anjing hitam itu malah akan
  menyerang. Dumadi menjadi kesal. Mana, pikiran
  mengenai anak isterinya tengah menggejolaki
  jiwa.
  'Oke, Bung!” bisik Dumadi pada anjing jantan
  itu. "Mari kita bermain-main sebentar..!
  la mengambil ancang-ancang. Tak ada senjata di tangannya. Sialnya, tak pula ada batu.
  potongan kayu dl sekitar. yang cukup dekat untuk
  disambar. Setelah menggeram sekali lagi, anjing
  itu tiba-tiba meloncat ke depan. Moncongnya yang
  terbuka memperlihatkan taring-taring tajam menakutkan, terarah pada leher calon mangsanya.
  secara naiuriah Dumadi mengelak ke samping.
  Sambil mengelak, ia ayunkan lengan-lengannya
  yang entah mengapa, saat itu terasa ringan dan
  gerakannya gesit pula.
  Leher Dumadi selamat dari serangan bahaya.
  Lain halnya leher sang anjing. Tangkas sekali,
  dua telapak tangan Dumadi tahu-tahu saja telah
  mendarat di leher makhluk itu, dan menguncinya
  dengan cekikan yang kuat. Anjing itu meronta-ronta Suara menyalaknya hilang, digantikan oleh
  rintihan kesakitan dan putus asa. Sesaat ketika
  mata Dumadi beradu dengan sepasang mata
  anjing itu, terjadilah apa yang seharusnya terjadi !
  Sang anjing mendadak lemas. sekujur tubuhnya
  bergemetaran. Sorot matanya yang tadi tampak
  biasa-biasa saja, terbalik-balik sehingga tampak
  putihnya. Rlntlhannya pun tambah lenyap.
  'Oh, tidak. Jangan keburu mati dulu," bisik
  Dumadi berang. "Aku tak punya uang sekarang
  ini untuk membayar bangkaimu !"
  Lalu leher anjing dilepaskan
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
 
  Binatang itu jatuh berdebuk di tanah. kelojotan sebentar. sementara Dumadi mundur beberapa tindak. Berjaga-jaga pada kemungkinan
  anjing itu masih cukup segar dan bertambah
  galak. Beberapa detik menegangkan berlalu,sampai perlahan-lahan anjing itu merayap berdiri.
  Sempoyongan di atas empat kakinya.
  Sedetik. anjing itu menatap ke mata Dumadi..
  Kalau tadi yang tampak putih matanya, kini manik~manik mata sang anjing kelihatan menga ndung
  cahaya merah berkilauan, Merah saga. Dumadi
  sampai tercengang. karena belum pernah ia melihat seekor anjing bermata merah saga. Sebelum
  keheranannya hilang, anjing itu, tiba-tiba sudah
  melolong. Meiolong panjang dan lirih ke arah
  matahari yang hampir terbenam.
  Lalu kaki-kakinya menekuk lurus ke depan.
  Kepalanya turun merendah. Sejajar dengan kakinya. Seperti sikap menyembah. Pasrah...!
  Kemudian. dengan beberapa kali loncatan,
  anjing hitam berbintik putih-putih tersebut sudah
  menyeruak ke balik semak belukar. Larinya cepat
  sekali. menuju rimbunan pepohonan. Kemudian,
  lenyap ditelan kegelapan dalam naungan pepohonan rimbun itu.
  Sayupsayup, lolongnya terdengar lagi di kejauhan.
  Lolong panjang.
  Lirih.
  TIGA BELAS
  MENJELANG magrib kakek Amsar muncul di
  rumah dengan wajah letih dan sinar mata gundah.
  Begitu pun, ia coba juga tersenyum pada Januar
  yang membuka pintu. "Senang melihat kau baik-baik saja. Cucu: ujarnya, membesarkan hati. Lalu
  pada isterinya, ia berteriak minta disediakan makan. Buru-buru permintaannya dikabulkan si nenek. la berusaha melayani suaminya sedapat-dapatnya, namun toh masih kena damprat: "Sayurnya kok asin banget! Rupanya. biar sudah
  kering dan peot.. kau masih ingin kawin lagi ya?
  ”Belum” isterinya malah menggoda.
  "Kalau masih laku sih. Silahkan saja!"
  "Siapa bilang tak laku?"
  "Pantatmu !
  'Lho, kok....'
  "Pantatmu sudah kering. Dan pasti asin seperti
  sayur ini'
  Dari ingin marah. si nenek justru tersenyum.
  la menembak dengan jitu: "Nah Sayurku toh kau
  makan. Jadi, kau juga masih suka pantatku...!" Si
  nenek lalu tertawa meringkik sambil membereskan
  meja karena suaminya sudah selesai makan. Sebelum suaminya_ sempat membalas, ia sudah
  keburu ngacir ke belakang
  Januar menunggu makian panjang pendek
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
  kakek Amsar mereda. Perutnya sampai mules
  menahan ketawa. Baru kemudian menegur halus:
  "Pitanya sudah habis. Kakek?
  'Belum'
  'Habiskanlah..!
  "Mana bisa. Nenekmu ngacir duluan...."
  "Masih ada aku di sini. Kakek.”
  'Uh. Perkara apa pula maka aku harus marah-marah padamu, Cucu?”
  "Kukira akulah penyebab Kakek letih dan
  marah-marah Kalau tak ada aku. Kakek tak perlu
  keluyuran seharian ini. Omong-omong, Kakek.
  Apa oleh-oleh yang Kakek bawa?
  Orangtua itu menghela nafas berat. Berdesah:
  "Banyak Namun tetap membingungkan..."
  "Misalnya ?
  Kakek Amsar melinting sebatang sigaret. la
  akan menawarkan pada Januar, tetapi tak jadi.
  "Syukur kau tak merokok! katanya "Tembakauku
  tak cepat habis. Tidak seperti si Amsar... Eh.
  kudengar kabar dia akan kawin. Apa benar?”
  "Masih rencana, Kakek."
  "Hem Dia sih memang pintar menyusun rencana. Aku tahu betul. dia punya rencana lain.
  Karena masih kuliah. belum punya kerja... maka
  biaya pernikahannya nanti pasti ditimpakan padaku. Hem... jangan harap ya!'__
  Januar diam saia. Sebagaimana pernah dikatakan Arnsar, kakeknya toh bakal menyerah.
  Senjata Amsar termasuk ampuh: neneknya. Lagipula, bukan itu pembicaraan yang dikehendaki
  Januar. Karena itu dia tidak mengomentari apa-apa Sadar. orangtua di depannya sengaja berputar-putar dengan maksud meredakan kegelisahannya sendiri.
  Kakek Amsar menghisap sigaretnya berulang-ulang. isapan kuat, sehingga ia sempat terbatuk-batuk. Setelah nafasnya berjalan normal kembali
  ia pun bergumam ;'Bicara soal cucu kelewat di
  sayang kakeknya, Saniah adalah contoh paling
  tepat. Saniah memperoleh bagian terbesar warisan kakeknya. setelah orangtua yang malang itu
  meninggal...,
  'Malang, Kakek?”
  "Teramat malang, malah. Karena selain menyerahkan harta demi cintanya pada sang cucu
  ia juga terpaksa harus menyerahkan jiwanya!”
  “Aku... aku tak mengerti."
  'Mulanya, aku pun begitu Cucu. Sudah lama
  sekali aku tidak memperdulikan lagi kabar burung
  mengenai keluarga Saniah. Mereka makin menutup diri saja Tak mau ditawari bantuan. Kalau
  didesak, malah balik tak suka. Kami dapat mengurus diri sendiri, demikianlah kata mereka selalu.
  Minatku baru tergugah kembali. setelah kau
  datang."
  "Maafkan, Kakek. Aku telah merepotkan
  kalian..."
  “Merepotkan?' kakek Amsar membelalak.
  "Malah aku senang. Dengan adanya kau, maka
  aku punya alasan kuat untuk mendesak mereka
  sekali lagi. Silahkan mereka mengurus diri sendiri.
  kalau itu yang mereka mau. Tetapi mereka tidak
  kuperbolehkan meremehkan jiwa orang lain. Aku
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>