Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tangan Tangan Setan - 18

$
0
0
Cerita Misteri | Tangan Tangan Setan | by Abdullah Harahap | Tangan Tangan Setan | Cersil Sakti | Tangan Tangan Setan pdf

Siapa Ayahku ? - Azizah Attamimi The Wednesday Letters - Surat Cinta di Hari Rabu - Jason F. Wright The Chamber - Kamar Gas - John Grisham Trio Tifa - Tiga Sandera - Bung Smas Kisah Dua Kamar ~ bukanpujangga


  akan menentangnya. Biarpun apa yang terjadi?"
  'Aku baik-baik saja. Kakek." bisik Januar.
  tenang. "Aku tidak akan apa-apa...!
  'Tidak, Cucu? Lupakah kau apa yang telah
  dkatakan ajengan Zakaria, yang kau telah ceritakan padaku? Kejadian-kejadian yang kau alami di
  kota, adalah sebuah peringatan agar kau tidak
  melibatkan diri Kau memaksa terlibat. Dan apa
  yang kau alami di rumahku ini? Peringatan lagi.
  Lebih dekat. Lebih berbahaya. Karena bahaya itu
  justru semakin kau dekati pula. ltulah soalnya'
  Setelah terdiam sejenak, Januar memutuskan:
  'Aku bisa mundur setiap saat, Kakek....'
  'Mundur ?
  'Ya. Aku harus memikirkan kuliahku. Juga
  pekerjaanku. Bolos terlalu lama. bisa menyulitkan!"
  “Kau... menyerah?" bisik kakek Amsar. terkejut.
  "Apa boleh buat. Aku tak ingin Kakek dan
  nenek ikut terlibat pula. Ikut menempuh bahaya...
  yang aku tak tahu apa. Tetapi bahaya itu jelas
  ada."
  "Aku sendiri yang ingin melibatkan diri, Cucu!”
  "Demi aku!" desah Januar. Luruh.
  'Nah. Agaknya kau lupa ya? Ismiaty itu, bagaimana pun masih terhitung cucuku pula. Aku
  berniat menolongnya. Dan kalau kau tidak bersedia membantu, yah... apa pula hakku memaksamu?
  Ditantang begitu. Januar lantas terpojok.
  "Demi Mia. apa pun akan kulakukan, Kakek!” ia
  berujar landas, bersemangat.
  'Kalau begitu." kakek Amsar tersenyum. 'Masing-masing kita punya kepentingan..."
  'Jadi, kita harus joint," sambut Januar, sependapat.
  "Apa?'
  'Joint Kerjasama.”
  'Ah. Makin terdidik bangsa kita. rupanya makin senang mempergunakan bahasa asing. Bahasa ibunya. diabaikan..!
  Bersemu merah wajah Januar mendengarnya.
  la ingin membela diri. Tetapi bukan sekarang
  'waktunya. Maka ia kembali ke pokok persoalan:
  'Mengenai orangtua yang malang itu, Kakek.
  Orangtua yang berkorban begitu banyak untuk
  ibunya Mia. Bagaimana kejadiannya?
  "Agak berbelit. Cucu. Tetapi baiklah kucoba
  menceritakannya secara sederhana.
  Katanya, ia telah berkeliling seharian untuk
  mendapatkan keterangan yang lebih pasti dan
  nyata, dari beberapa orang kerabat dekat. la tidak
  mau berpegang hanya pada kabar burung belaka.
  Lalu la mengulang sejarah lama mengenai keluarga Saniah. Bermula dari penyakit lumpuh yang
  tiba~tiba menyerang diri Saniah. Penyakit itu 'dikirim' oleh seorang dukun jahat, atas permintaan
  seorang lelaki yang pernah dikecewakan Sanlah.
  Hanya si lelaki sendiri yang dapat menarik kembali
  penyakit jahat kirimannya. Sayang ia sudah mati
  sebelum ilmu jahatnya sempat ditarik, sementara
  dukun yang bekerjasama dengannya tidak pula
  mampu berbuat apa-apa.
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
  '... maka, suatu hari. suami Saniah yakni
  Dumadi. menghilang dari kampung ini. Hampir
  sepuluh hari lamanya. Sementara isterinya yang
  sakit, berusaha ditolong oleh dua tiga orang dukun
  ternama, namun tak satu pun berhasil. Penyakit
  Saniah justru semakin berat. karena suaminya
  belum pulang-pulang juga...” kakek Amsar tercenung membayangkan peristiwa masa silam itu.
  "Kala itu. ia tengah mengandung bayi pertamanya.-
  Yang kemudian kau kenal, yakni lsmlaty...!
  Penyakit yang semakin menyiksa ditambah
  suami pergi pula tanpa kabar berita, membuat
  Saniah semakin parah keadaannya. la baru agak
  terhibur waktu kakeknya berkata: 'Bersabarlah.
  lyah. suamimu pergi demi kau. Untuk kesembuhanmu. Terus terang, akulah yang menyuruhnya pergi ke suatu tempat di balik gunung. Kesuatu padang ilalang, di tengah rimba raya. la
  harus mengerjakan sesuatu di sana....' Ketika
  Saniah mendesak mengapa suaminya begitu lama
  belum pulang juga. sang kakek menjelaskan:
  'Sebenarnya, kalau waktu itu ia memang berangkat siang-siang dari sini. Maka ia akan tiba di
  tempat tujuannya pada sore hari. Ia diharuskan
  tinggal sepanjang malam. Lalu paginya, ia mestinya sudah dapat pulang ke rumah. Tetapi. iyah.
  Mungkin karena panik memikirkan keadaan dirimu, ia melupakan satu dua petunjuk yang kuberikan untuk dapat mencapai tempat itu dengan
  cepat dan mudah. Jadi. agaknya ia tersesat. Itu
  saja. Namun percayalah, Cucuku. suamimu akan
  segera kembali. Aku kenal suamimu, dan aku tahu
  ia akan berhasil. Dan kau, Cucuku. pasti sembuh.
  Sehat seperti sediakala...!
  Ucapan kakek Saniah kemudian terbukti.
  Suatu malam, Saniah bangkit sendiri dari
  tempat tidurnya. la meloncat turun dengan muka
  terheran-heran. Lalu berlari-lari membangunkan
  semua orang di rumahnya. Berteriak-teriak suka-cita mengatakan ia sudah sehat kembali. la sampai
  melonjak-lonjak. Menari-nari riang gembira. Baru
  ia menahan diri setelah ada yang mengingatkan
  bahwa ia harus hati-hati. demi jabang bayi yang
  dikandungnya.
  Kakaknya cepat diberitahu. Malam itu juga
  sang kakek datang ke rumah cucu kesayangannya. la datang tergopoh-gopoh. la peluk dan ciumi
  Saniah dengan perasaan bahagia. Kemudian ia
  menangis. ia meminta semua anggota keluarga
  yang kebetulan hadir, berkumpul saat itu juga.
  Wajahnya berubah serius. Suaranya pun tegang
  ketika ia berkata: 'Ajalku sudah dekat !'
  Tentu saja. semua yang hadir dibuatnya terkejut alang kepalang. Bahkan kegembiraan Saniah. sampai ikut hilang. la dan keluarga yang
  lainnya. memandangi orangtua itu dengan pandangan tak percaya. Si kakek, biar sudah berusia
  lanjut. masih tetap segar dan kuat. la pun sehat
  walafiat saja. Semua keluarganya tahu, bahwa
  orangtua itu memiliki ilmu kebal senjata tajam,
  selain itu kebal pula terhadap segala macam
  penyakit. Memahami pandangan bertanya-tanya
  di sekelilingnya,” la lalu menjelaskan:
  "ilmuku sudah punah!”
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
  Bertambah bingung para pendengarnya. Setelah menimbang-nimbang sejenak, ia melanjutkan penjelasannya. Sedemikian rupa ia menyusun
  kata demi kata, sehingga tidak sampai melukai
  hati Saniah. Tidak pula ada yang teringat mengaitkan penjelasannya dengan diri cucu kesayangannya itu. Katanya: "Setelah Saniah sembuh, maka
  aku tahu bahwa Dumadi telah berhasil menemui
  tempat yang dicari. Berhasil memperoleh keinginannya. Ia seorang suami yang baik. Seorang
  calon ayah yang bertanggungjawab. Dan aku...
  apalah aku ini. Aku harus menerima karmaku. Aku
  harus rela menerima ajal..
  Ributlah yang hadir memprotes. Bertanya kacau baiau. sehingga kakek Saniiah terpaksa menyuruh mereka semua diam. 'Janganlah kalian
  membuatku bertambah pusing!" senggaknya. Setelah semua diam. ia berbicara lebih lembut:
  "Kalian mestinya bersyukur. Karena ada pun maksudku menyuruh kalian berkumpul sekarang ini.
  adalah untuk menerangkan pembagian harta kekayaanku !”
  Bagian terbesar dari harta kekayaannya, jatuh
  pada cucunya Saniah. Yang lain maklum. Lagipula, mereka masih kebagian harta warisan yang
  bukan sedikit jumlahnya. Lalu sebagaimana ia
  katakan. besoknya Dumadi pulang ke rumah.
  Keadaannya yang compang-camping. kurus
  pucat... segera dilupakan orang setelah terjadi
  bencana. Kakek Saniah jatuh dari pohon, tubuhnya menimpa pagar besi sampai hampir terpotong
  dua..."
  'Mengerikanl' bisik Januar. bergidik. Seram.
  "Kau cuma mendengar." sahut kakek Amsar.
  "Apalagi aku. Waktu kejadian itu, aku sedang
  bertamu di rumahnya. Jadi aku melihat dengan
  mata kepala sendiri. bagaimana darahnya...” kakek Amsar menggelengkan kepala dengan gelisah. "Sudahlah Kejadian itu sudah lama berlalu.
  Tak baik diingat-ingat..."
  Setelah berdiam diri beberapa waktu lamanya.
  kakek Amsar melinting lagi sebatang sigaret, sementara isterinya muncul mengantarkan minuman
  panas dan sepiring ketela rebus yang diberi bumbu serutan kelapa muda dan gula merah. Meskipun sangat menarik selera, mana udara malam
  terasa sangat dingin dl dalam rumah. tidak ada
  yang berniat mencicipi hidangan yang telah dibuat
  dengan susah payah oleh perempuan tua itu.
  'Kakek?“ tanya Januar. Pelan saja. namun
  terdengar mengejutkan dalam keadaan sunyi
  mencekam itu. "Apa kaitannya dengan keadaan
  yang kita hadapi sekarang ini?"
  Kakek Amsar batuk-batuk kecil.
  Jawabnya: 'Hari ini aku memperoleh gambaran lebih jelas mengenai kabar burung itu. Bahwa
  memang Dumadi pemah menghilang. Bertapa di
  gunung. Memuja semedi. Bersekutu dengan
  setan!"
  Januar terhenyak.
  Calon mertuanya. bersekutu dengan setan.
  Astaga!
  'Tidak jelas tempat macam apa dan setan apa
  yang dipuja Dumadi," lanjut kakek Amsar, tenang.
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
  'Kata orang. banyaklah keinginan yang dia katakan
  pada pujaannya itu. Namun satu hal saja yang
  pasti. Yakni. agar isterinya sembuh..
  "Lalu tukas nenek Amsar yang rupanya tak
  sabar. 'Benar pulakah kabar yang kudengar mengenai apa sebabnya anak mereka mati seorang
  demi seorang, hartanya pun ludes sedikit demi
  sedikit?"
  Suaminya mengangguk mengiyakan. 'Kebenaran yang pasti. hanya ada di tangan Tuhan.
  Tetapi dari' berbagai kenyataan yang berlangsung,
  serta melihat pula kemungkinan kemungkinan
  yang terjadi bila seseorang sesat lalu mengingkari
  Tuhan..., Bukan mustahil bahwa Dumadi termakan
  kutuk. Konon karena dua sebab la menempuh
  ilmunya setengah-setengah. Atau, ia telah melanggar pantangan?”
  Januar berusaha mencerna cerita itu sebisa-bisanya Kemudian bertanya tak mengerti: 'Apa
  pula kaitannya dengan peristiwa yang k ita alami
  tadi pagi? Mengapa justru Saniah... eh. ibunya Mia
  yang terkena pengaruh hawa panas dari keris?
  Mestinya kan suaminya"
  "Nah ltulah yang gagal kudapatkan hari ini.
  Cucu. Setiap orang yang kutanyai, sama menyatakan heran. Lalu seseorang kemudian mem-
  beri petunjuk agar kita bertanya pada alamat yang
  tepat. Aku kemudian pergi ,ke alamat tersebut.
  Tetapi orang yang kutemui 'kebetulan sedang
  pergi. Orang rumahnya bilang, baru pulang sekitar
  tengah malam ini. Jadi. kuputuskan pulang saja,
  dan menemui dia lagi besok pagi-pagi benar."
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
 
  'Siapa orang itu, Kakek?"
  "Namanya Santika. Penduduk Cikuda. Sebenarnya. dia ltu orangnya baik budi. Banyak menolong orang yang membutuhkan bantuannya.
  Apakah itu untuk menyembuhkan penyakit, untuK
  mendapatkan jodoh. Tak kurang pula yang hanya
  "Hanya apa. Kakek?”
  'Aku agak enggan meminta bantuannya."
  "Lho !"
  “Nanti dulu, Kakek!" potong Januar. Bernafsu.
  "Apa salahnya kita minta bantuannya? Bukankah
  Hadist Rasulullah juga mengatakan: "Tuntutlah
  ilmu, walau ke negeri Cina sekalipun!"
  'Tetapi !'
  "Kita berhadapan dengan kekuatan gaib dan
  jahat, Kakek. Kita punya keris, benar. Tapi Kakek
  sendiri yang bilang, keris ini cuma sebuah benda
  mati belaka. Pada akhirnya, kita hanya dapat
  memohon pertolongan dari Tuhan. Mudah-mudahan aku ini termasuk golongan yang beriman
  dan dikasihi Tuhan. Namun bagaimanapun, aku
  tetaplah seorang manusia biasa. Dengan segala
  kelemahannya. Jadi, terus-terang saja Menurut
  apa yang kualami akhir-akhir ini, ditambah cerita
  Kakek barusan... aku belum yakin apakah aku
  cukup kuat menghadapi marabahaya dl depanku.
  Aku yakin akan kebesaran Tuhan. Kakek. Tetapi
  adalah tidak mudah untuk benar-benar merasa
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>