Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Sang Broker - 70

$
0
0
,Cerita The Broker | Sang Broker | by John Grisham | Sang Broker | Cersil Sakti | Sang Broker pdf

Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak

rna, kebalikan dari uang tunai yang Jiambil begitu saja.
  Ia berada di atas trem itu lagi, yang dinaikinya di dekat stasiun kereta, dan
  sekarang bergerak dengan keceparan rerap di sepanjang BahnhorTstrasse, jalan
  utama pusat kota Zurich, kalaupun ada yang disebut demikian di sana. Saat itu
  hampir pukul sembilan pagi. Ia berada di antara gelombang terakhir para
  bankir muda yang berpakaian apik, menuju UBS dan Credit Suisse dan ribuan
  institusi yang tidak setenar itu namun sama-sama kaya. Setelan bernuansa
  gelap, kemeja berbagai warna rapi hanya sedikir warna putih, dasi mahal
  dengan simpul yang lebih tebal dan desain yang lebih sederhana., sepatu
  cokelat dengan tali, tak ada yang bet-tassel. Gayanya hanya berubah sedikit
  dalam kurun wakru enam tahun. Tetap konservatif, tapi dengan sentuhan
  aksen. Tidak segaya kaum profesional di kota asalnya, Bologna, tapi mereka
  cukup menarik. m u
  Semua orang membaca sesuatu
  arah. Marco pura pura asyik membaca newsweek tapi sesungguhnya ia
  sedang mengamati orang orang lainorang lain.
  Tidak ada yang mengawasi dirinya. Tidak ada * yang tampak terganggu
  dengan sepatu bolingnya. Bahkan, ia sempat melihat sepatu semacam itu
  dikenakan seorang pemuda yang berpakaian santai I di dekat stasiun kereta.
  Topi jeraminya juga tidak menarik perhati an. Ujung pantalonnya sudah di- '
  perbaiki seadanya setelah ia membeli seperangkat perlengkapan menjahit yang
  dibelinya di meja resepsionis hotel, lalu ia melewatkan setengah jam berusaha
  menjahit pantalonnya tanpa meneteskan darah. Harga pakaiannya hanya
  sepersekian dari setelan-setelan yang ada di sekitarnya, tapi peduli apa? Ia
  berhasil sampai di Zurich tanpa Luigi dan yang lain-lain, dan dengan sedikit
  keberuntungan Lagi ia akan lolos.
  Di ParadepLatz, trem-trem bergulir dari arah timur dan barat, lalu berhenti.
  Gerbong-gerbongnya segera kosong sementara para bankir muda itu menyebar
  dalam gerombolan dan menuju gedung-gedung. Marco bergerak bersama
  kerumunan, topinya sudah ditinggalkan di bawah tempat duduk uem.
  Tidak ada yang berubah dalam tujuh tahun. Paradeplatz masih sama-
  tempat terbuka yang dikelilingi toko-toko kecil dan kafe-kafe. Bank-bank di
  sekitarnya sudah berdiri selama ratusan tahun; sebagian mengumumkan
  namanya dengan neon, yang lain begitu tersembunyi hingga tak
  "CV
  bisa ditemukan. Dari balik kacamata hitamnya, "ia meresapi semua itu
  selama ia bisa, sambil terus menempel pada tiga pemuda yang membawa tas
  olahraga. Sepertinya mereka menuju Rhineiand Bank, di sisi timur. Ia mengikuti
  mereka masuk, ke lobi, tempat segala kesenangan dimulai.
  Meja informasi itu pun tidak berubah tempat sejak tujuh tahun lalu;
  bahkan, wanita berdandanan rapi di belakangnya pun tampak tidak asing. "Saya
  ingin bertemu Mr. Mikel Van Thiessen," ujarnya sepelan mungkin. "Nama Anda?"
  "Marco Lazzeri." Ia akan menggunakan nama "Joel Backman" nanti, di lantai
  atas, tapi ia ragu-ragu mengucapkannya di sini. Mudah-mudahan, e-mail Neal
  kepada Van Thiessen menyebutkan nama alias tersebut. Bankir itu sudah
  diminta tidak bepetgian ke luar kota, kalau memungkinkan, selama seminggu
  ini.
  Wanita itu menelepon sekaligus mengetik-ngetik di keyboard-nyz. "Mohon
  tunggu sebentar, Mr. Lazzeri," ujarnya. "Anda tidak keberatan menunggu?"
  "Tidak," sahutnya. Menunggu? Ia sudah memimpikan kejadian ini selama
  bertahun-tahun. Ia memilih tempat duduk, menyilangkan tungkai, melihat
  sepatunya, lalu menydipkan kakinya di bawah kursi, la yakin dirinya sedang
  diamati dari belasan
  kamera, dan itu tidak menjadi masalah baginya. Barangkali mereka akan
  mengenali Backman duduk 1 di lobi, barangkali juga tidak. Ia hampir bisa
  membayangkan mereka di atas sana, memelototi monitor, menggaruk-garuk
  kepala, sambil berkata, "Entahlah, ia jauh lebih kurus, bahkan tirus."
  "Dan rambutnya itu. Jelas-jelas usaha pengecatan rambut yang gagal."
  Untuk membantu mereka, Joel melepas kacamata kulit penyu milik
  Giovanni.
  Lima menit kemudian, seorang lelaki tipe satpam dengan wajah serius dan
  setelan jas yang kualitasnya jauh di bawah rata-rata mendekatinya entah dari
  mana dan berkata, "Mr. Lazzeri, Anda bersedia ikut saya?
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sang Broker - John Grisham

  "
  Mereka naik lift pribadi ke lantai tiga, tempat Marco dibawa masuk ke
  ruangan kecil dengan dinding-dinding tebal. Semua dinding memang tampak
  lebih tebal di Rhineland Bank. Dua petugas keamanan sudah menunggu. Salah
  satunya bahkan tersenyum, tapi yang lain tidak. Mereka meminta Marco
  meletakkan kedua tangannya di atas alat .pemindai sidik jari biometrik. Alat ini
  akan membandingkannya dengan sidik jari yang sudah diberikannya hampir
  tujuh tahun lalu, di tempat yang sama, dan bila keduanya cocok, akan terlihat
  lebih banyak senyuman, lalu ruangan yang lebih menyenangkan dan lobi yang
  lebih menyenangkan,
  sCtta ada tawaran kopi atau jus. Apa pun yang ^da kehendaki, Mt.
  Backman.
  Ia meminta jus jeruk karena ia belum sarapan, petugas-petugas keamanan
  tadi kembali ke gua mereka. Mr. Backman sekarang dilayani oleh Elke, salah
  satu asisten Mr. Van Thiessen yang bertubuh sintal. "Beliau akan keluar
  sebentar lagi," jelasnya. "Ia tidak mengharapkan Anda datang pagi ini."
  Yah, memang agak sulit membuat janji ketika bu hatus bersembunyi di
  kamar kecil. Joel tersenyum pada asisten itu. Marco tinggal sejarah sekarang.
  Akhirnya ia diistirahatkan setelah pelarian selama dua bulan penuh. Marco
  telah banyak sekali membantunya, menjaganya tetap bernapas, mengajarinya
  bahasa Italia mendasar, berjalan bersamanya berkeliling Treviso dan Bologna,
  dan memperkenalkannya kepada Francesca, wanita yang takkan segera
  dilupakannya.
  Namun Marco juga bisa membuatnya terbunuh, jadi ia meninggalkan Marco
  di lantai tiga Rhineland Bank, sembari memandangi rumit sepatu stiletto Elke
  dan menunggu kedatangan bosnya. Marco sudah lenyap, tak akan kembali lagi.
  Kantor Mikel Van Thiessen dirancang untuk menghantam tamu-tamunya
  dengan pukulan hook kanan yang kuat. Dengan permadani Persia yang amat
  lebar. Dengan kursi dan sofa kulit. Dengan meja kayu mahoni kuno yang tidak
  akan muat
  di dalam sel Rudley. Dengan rangkaian peralatan dektronik yang boleh
  digunakannya kalau ia mau. Ia menemui Joel di pintu kayu ek dan mereka
  berjabat tangan sepantasnya, tapi tidak seperti dua kawan lama. Mereka hanya
  pernah bertemu satu kali.
  Kalau Joel kehilangan tiga puluh kilogram berat badannya sejak pertemuan
  terakhir mereka, Van Thiessen malah bertambah hampir tiga puluh kilogram. Ia
  juga tampak lebih tua dan kelabu, tidak sesegar dan setajam bankir-bankir
  muda yang dilihat Joel di trem. Van Thiessen membawa kliennya ke kursi-kursi
  kulit, sementara Elke dan asisten yang lain sibuk menyiapkan kopi dan kue-kue.
  Ketika mereka tinggal berdua saja, dengan pintu tertutup rapat, Van
  Thiessen berkata, "Saya membaca banyak hal tentang Anda."
  "Oh, begitu. Dan apa yang kaubaca?"
  "Menyogok Presiden untuk imbalan kebebasan? Ayolah, Mr. Backman.
  Apakah memang semudah itu di sana?"
  Joel tidak yakin orang ini bergurau atau tidak. Suasana hatinya sedang tidak
  bersemangat, dan ia tidak ingin bersilat lidah.
  "Aku tidak menyogok siapa pun, kalau itu yang kaumaksud."
  "Yah, yang jelas koran-koran penuh dengan spekulasi., Nadanya lebih
  menuduh daripada main-mam. r
  joel memutuskan untuk tidak membuang-buang ^aktu. "Kau percaya semua
  yang kaubaca di
  koran?"
  "Tentu saja tidak, Mt. Backman." "Aku datang kemari untuk tiga alasan. Aku
  mau akses ke kotak penyimpananku. Aku mau meneliti rekeningku. Aku mau
  menarik sepuluh ribu dolar tunai. Setelah itu, aku mungkin masih menginginkan
  satu-dua bantuan."
  Van Thiessen menjejalkan kue kering ke dalam mulurnya dan mengunyah
  dengan cepat. "Ya, tentu saja. Kurasa tidak ada masalah dalam hal itu."
  "Mengapa harus ada masalah?" "Bukan masalah, Sir. Saya hanya perlu waktu
  beberapa menit." "Untuk apa?"
  "Saya perlu berkonsultasi dengan kolega saya."
  "Bisakah kau melakukannya dengan cepat?"
  Van Thiessen nyaris melesat dari ruangan dan membanting pintu di
  belakangnya. Nyeri di perut Joel bukan karena lapar. Kalau roda-rodanya mulai
  lepas sekarang, ia tidak punya rencana cadangan, la harus keluar dari bank ini
  tanpa membawa apa pun, berharap bisa menyeberang ke Paradeplatz
  untuk naik trem, dan sesudah itu ia tidak punya
  tempat tujuan. Pelariannya akan berakhir. Marco
  akan kemb
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sang Broker - John Grisham

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>