Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III
"Hahahahahaha, Duta Agung, jangan engkau
mengatakan bahwa engkau jemu dengan semuanya.
Karena hal-hal seperti ini akan terus dan terus terjadi
di rimba persilatan Tionggoan dan karenanya kita
harus terus dan terus siap sedia......"
"Ach, engkau benar Pangcu. Tetapi, dengan urusan
yang susul menyusul, kapan waktu kita untuk
sekedar menikmati waktu yang tentram dan
damai ...."? bertanya Ceng Liong yang dii ringi tatapan
aneh Pangcu Kaypang.
Belum lagi Pangcu Kaypang memberi komentar, tiba-
tiba berdatangan Tek Hoat, Mei Lan, Giok Lian bertiga
dan dibelakang mereka menyusul Nenggala dan Li
Hwa istrinya. Adalah Tek Hoat yang lebih dahulu
bersuara:
"Menjumpai Pangcu ........ "
"Mari, mari siauw sute .......... silahkan cuwi sekalian"
undang Pangcu Kaypang melihat datangnya tokoh-
tokoh muda yang hebat-hebat ingin bertemu
dengannya dan Duta Agung Kiang Ceng Liong. Dan
tidak menunggu semua siap, Tek Hoat sudah bertanya
kepada Pangcu Kaypang:
"Pangcu suheng ........... benar-benarkah kah ada
seorang tokoh hebat yang bahkan memiliki
kemampuan hebat hingga sanggup menerobos semua
penjagaan kita tanpa melukai anak murid kita,
bahkan juga sampai nyaris bentrok dengan Kaypang
Cap It Hohan kita ......."?
"Benar ...... benar sute ....." jawab sang Pangcu cepat
dan tegas
"Siapa gerangan mereka ...."?
"Bengkauw Persia ......" kembali jawab Pangcu
Kaypang dengan cepat dan tegas. Satu jawaban yang
membuat rombongan yang baru datang terhenyak.
Kaget, penasaran dan ingin tahu apa selanjutnya.
Melihat semua terdiam, Pangcu Kaypang saling
pandang dalam senyum dengan Duta Ag ung Kiang
Ceng Liong. Untung percakapan mereka sudah selesai,
bahkan kesimpulan terakhir mereka tanpa bicara
sama. Kesimpulan mereka yang tak sempat terucap
tetapi dibuktikan dengan datangnya tantangan itu
adalah: Bengkauw Persia pasti sedang menyiapkan
sesuatu yang lain dan akan kembali menantang
mereka dengan persiapan yang jauh lebih matang.
Dan benar saja, datangnya surat tantangan
membuktikan dugaan keduanya tepat. Meskipun
sebetulnya sama sekali masih belum terucapkan dari
mulut keduanya.
"Tenang, tenang siauw sute ....... lebih tepat mari kita
bicarakan dan rembukkan bersama ......" akhirnya
Pangcu Kaypang terlihat lebih santai dan membantu
Tek Hoat untuk lebih santai dan tidak terburu nafsu
mendengar kedatangan Bengkauw Persia. Dan
menunggu semua masuk dan duduk dengan tenang,
baru kemudian Pangcu Kaypang dan Ceng Liong
membuka isi surat dan merekapun berembug
bagaimana menghadapi ataupun memenuhi
tantangan tersebut. Awalnya Giok Lian terlihat sedikit
emosional, tetapi lama kelamaan diapun mulai bisa
melihat lebih jauh, bukan sekedar gengsi Bengkauw
Tionggoan, tetapi juga harga diri rimba persilatan
Tionggoan.
Percakapan itupun berlangsung cukup lama, bahkan
masih berlangsung sampai sore hari. Semua persiapan
baik menuju Lam Hay Bun sampai ke pibu di
Pegunungan Bengsan dipercakapkan secara tuntas,
termasuk dugaan Nenggala dan Ceng Liong sewaktu
masih heran dengan mengapa pendekar Persia seperti
"mengalah", yang juga dipercakapkan Ceng Liong
dengan Pangcu Kaypang:
"Jika kami tidak keliru, mereka memang
menggunakan moment pibu beberapa waktu lalu
untuk menjajaki kemampuan kalian. Untungnya
Saudara Nenggala dan Duta Agung bisa mengerti
strategi tersebut dan mengingatkan kalian untuk tidak
mengeluarkan segenap kemampuan ketika pibu ...........
nach, pibu di Pegunungan Bengsan nantinya, adalah
puncak dari strategi mereka. Mereka tidak akan
mengalah, tetapi akan keluar untuk menyerang ......."
ulas Pangcu Kaypang.
"Masuk diakal ....... memang, batas 50 jurus hendak
mereka gunakan untuk menjajaki kemampuan
kita ....... tapi, mengapa mereka tidak menyerang
supaya semua kekuatan kita bisa keluar ....."? tanya
Tek Hoat.
"Saudara Tek Hoat, bagi pesilat dengan kemampuan
yang sudah sempurna, menahan serangan lawan
karena sudah mengetahui karakter menyerangny
http://cerita-silat.mywapblog.com
a
jauh lebih mudah. Karena itu, apa yang mereka
lakukan sama dengan "mundur 1-2 langkah" guna
mengejar keuntungan di depan. Dan boleh dibilang,
mereka sudah mendapat sedikit gambaran tersebut
untuk pibu mendatang ......." jelas Nenggala yang
memang sudah sempat membahasnya bersama
setelah pibu.
"Dan itu berarti, kitapun harus bekerja keras untuk
mempersiapkan diri menuju pibu tersebut. Karena
mereka pasti akan bekerja keras untuk mencari cara
menaklukkan kita pada pertarungan di Bengsan
kelak ......." kali ini Giok Lian yang berbicara dengan
diiringi anggukkan Mei Lan tanda setuju.
"Benar sekali, memang demikian adanya. Jika mereka
bisa bersiap lebih awal dan membuat persiapan
terbaik, mengapa kita tidak? ....." tegas Nenggala
cepat.
Percakapan selanjutnya, justru Ceng Liong jadi lebih
banyak berdiam diri. Dia seperti sedang merenungkan
sesuatu. Benar dia berada dalam ruangan dimana
percakapan itu berlangsung seru, tetapi sejatinya, dia
sedang berpikir keras memecahkan persoalan pibu
yang menurutnya aneh. Meskipun ada beberapa
rangkaian yang dia sendiri sangat paham mengapa
demikian. Pertama, mengapa ASHA VAHISTA yang
kelihatannya adalah tokoh puncak Bengkauw Persia
tidak tampil? Siapa dia, sampai dimana tingkat
kesaktiannya sedikit banyak sudah dapat ditebak
Ceng Liong.
Persoalan kedua, ada seseorang yang
mengganggunya dan orang tersebut ternyata juga
LUAR BIASA. Hanya tokoh "luar biasa" yang mampu
"mengganggu" tokoh luar biasa lainnya. Dan tokoh
baru itu mampu merepotkan Asha Vahista. Siapakah
dia? Apakah bukan dia ...? dengan berdebar-debar
Ceng Liong memikirkan kemungkinan itu. Apakah
tokoh hebat di Siauw Lim Sie yang datang mengejar
ASHA VAHISTA? Bukankah itu dapat saja masuk di
akal mengingat kisah dari 2 sesepuh Siauw Lim Sie
beberapa waktu lalu? Lalu, apakah dengan demikian
pelajaran dan samadhi tokoh Siauw Lim Sie itu sudah
selesai dan datang menyusuk ke sekitar Markas
Kaypang mencari musuh abadinya?
Persoalan ketiga, mengapa mereka, anak murid ASHA
VAHISTA terlihat seperti secara sengaja mengalah
dalam pibu sebelumnya? padahal, bukankah
merekalah yang justru menjadi pihak penantang?
Apakah hanya karena ingin melihat gerak silat teman-
temannya ataukah ada yang lain .....? Astaga, jika
"aku bisa, masakan mereka, terutama Asha Vahista
tidak bisa ....."?, tiba-tiba Ceng Liong berdebar-debar.
Permintaan waktu 10 bulan kedepan pasti bukan
perhitungan asal-asalan, pasti mereka akan
mempersiapkan diri sedemikian rupa. Dan gerak-gerik
si Topeng Emas ketika teman temannya sedang
bertarung, pasti punya makna tersendiri dan bukanlah
sesuatu yang dibuat-buat. Dan kelihatannya Ceng
Liong mulai bisa menebak apa gerangan
maksudnya .......... Apa gerangan ....?
Percakapan selanjutnya Pangcu Kaypang dengan
Nenggala, Tek Hoat, Li Hwa, Giok Lian dan Mei Lan
masih terus berlangsung. Tetapi semakin jelas jika
Ceng Liong sudah sedang berkonsentrasi untuk urusan
yang lain. Setelah mengulas dalam hatinya tadi, dia
semakin yakin dengan analisa-analisa dan dugaan-
dugaannya berdasarkan fakta, pengetahuan dan
pengalamannya selama ini. Dan jika dibiarkan, maka
memang sangat mungkin teman-temannya akan
dalam posisi sangat sulit ketika pibu nantinya, bukan
tidak mungkin mereka dijatuhkan lawan. "Luar biasa,
strategi mereka sungguh luar biasa hebat.
Mengorbankan pibu sebelumnya, melepas
kemenangan sesaat untuk menjadi kemenangan
gilang gemilang pada pibu atau pertempuran yang
menentukan nanti ........ "Ach, pasti demikian, tidak
bakal salah lagi ....." demikian Ceng Liong dengan
berdebar menyimpulkan. Satu kesimpulan yang
secara luar biasa memang nyaris mendekati
kebenarannya.
Percakapan serius itu terus berlangsung sampai
akhirnya waktu untuk makan malam tiba. Dan makan
malam itu jugalah yang membuat percakapan
mereka terputus. Tetapi setidaknya, menghadapi pibu
di Lam Hay Bun mereka sudah mantap dan sudah
diputuskan. Demikian juga percakapan
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III
"Hahahahahaha, Duta Agung, jangan engkau
mengatakan bahwa engkau jemu dengan semuanya.
Karena hal-hal seperti ini akan terus dan terus terjadi
di rimba persilatan Tionggoan dan karenanya kita
harus terus dan terus siap sedia......"
"Ach, engkau benar Pangcu. Tetapi, dengan urusan
yang susul menyusul, kapan waktu kita untuk
sekedar menikmati waktu yang tentram dan
damai ...."? bertanya Ceng Liong yang dii ringi tatapan
aneh Pangcu Kaypang.
Belum lagi Pangcu Kaypang memberi komentar, tiba-
tiba berdatangan Tek Hoat, Mei Lan, Giok Lian bertiga
dan dibelakang mereka menyusul Nenggala dan Li
Hwa istrinya. Adalah Tek Hoat yang lebih dahulu
bersuara:
"Menjumpai Pangcu ........ "
"Mari, mari siauw sute .......... silahkan cuwi sekalian"
undang Pangcu Kaypang melihat datangnya tokoh-
tokoh muda yang hebat-hebat ingin bertemu
dengannya dan Duta Agung Kiang Ceng Liong. Dan
tidak menunggu semua siap, Tek Hoat sudah bertanya
kepada Pangcu Kaypang:
"Pangcu suheng ........... benar-benarkah kah ada
seorang tokoh hebat yang bahkan memiliki
kemampuan hebat hingga sanggup menerobos semua
penjagaan kita tanpa melukai anak murid kita,
bahkan juga sampai nyaris bentrok dengan Kaypang
Cap It Hohan kita ......."?
"Benar ...... benar sute ....." jawab sang Pangcu cepat
dan tegas
"Siapa gerangan mereka ...."?
"Bengkauw Persia ......" kembali jawab Pangcu
Kaypang dengan cepat dan tegas. Satu jawaban yang
membuat rombongan yang baru datang terhenyak.
Kaget, penasaran dan ingin tahu apa selanjutnya.
Melihat semua terdiam, Pangcu Kaypang saling
pandang dalam senyum dengan Duta Ag ung Kiang
Ceng Liong. Untung percakapan mereka sudah selesai,
bahkan kesimpulan terakhir mereka tanpa bicara
sama. Kesimpulan mereka yang tak sempat terucap
tetapi dibuktikan dengan datangnya tantangan itu
adalah: Bengkauw Persia pasti sedang menyiapkan
sesuatu yang lain dan akan kembali menantang
mereka dengan persiapan yang jauh lebih matang.
Dan benar saja, datangnya surat tantangan
membuktikan dugaan keduanya tepat. Meskipun
sebetulnya sama sekali masih belum terucapkan dari
mulut keduanya.
"Tenang, tenang siauw sute ....... lebih tepat mari kita
bicarakan dan rembukkan bersama ......" akhirnya
Pangcu Kaypang terlihat lebih santai dan membantu
Tek Hoat untuk lebih santai dan tidak terburu nafsu
mendengar kedatangan Bengkauw Persia. Dan
menunggu semua masuk dan duduk dengan tenang,
baru kemudian Pangcu Kaypang dan Ceng Liong
membuka isi surat dan merekapun berembug
bagaimana menghadapi ataupun memenuhi
tantangan tersebut. Awalnya Giok Lian terlihat sedikit
emosional, tetapi lama kelamaan diapun mulai bisa
melihat lebih jauh, bukan sekedar gengsi Bengkauw
Tionggoan, tetapi juga harga diri rimba persilatan
Tionggoan.
Percakapan itupun berlangsung cukup lama, bahkan
masih berlangsung sampai sore hari. Semua persiapan
baik menuju Lam Hay Bun sampai ke pibu di
Pegunungan Bengsan dipercakapkan secara tuntas,
termasuk dugaan Nenggala dan Ceng Liong sewaktu
masih heran dengan mengapa pendekar Persia seperti
"mengalah", yang juga dipercakapkan Ceng Liong
dengan Pangcu Kaypang:
"Jika kami tidak keliru, mereka memang
menggunakan moment pibu beberapa waktu lalu
untuk menjajaki kemampuan kalian. Untungnya
Saudara Nenggala dan Duta Agung bisa mengerti
strategi tersebut dan mengingatkan kalian untuk tidak
mengeluarkan segenap kemampuan ketika pibu ...........
nach, pibu di Pegunungan Bengsan nantinya, adalah
puncak dari strategi mereka. Mereka tidak akan
mengalah, tetapi akan keluar untuk menyerang ......."
ulas Pangcu Kaypang.
"Masuk diakal ....... memang, batas 50 jurus hendak
mereka gunakan untuk menjajaki kemampuan
kita ....... tapi, mengapa mereka tidak menyerang
supaya semua kekuatan kita bisa keluar ....."? tanya
Tek Hoat.
"Saudara Tek Hoat, bagi pesilat dengan kemampuan
yang sudah sempurna, menahan serangan lawan
karena sudah mengetahui karakter menyerangny
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall
a
jauh lebih mudah. Karena itu, apa yang mereka
lakukan sama dengan "mundur 1-2 langkah" guna
mengejar keuntungan di depan. Dan boleh dibilang,
mereka sudah mendapat sedikit gambaran tersebut
untuk pibu mendatang ......." jelas Nenggala yang
memang sudah sempat membahasnya bersama
setelah pibu.
"Dan itu berarti, kitapun harus bekerja keras untuk
mempersiapkan diri menuju pibu tersebut. Karena
mereka pasti akan bekerja keras untuk mencari cara
menaklukkan kita pada pertarungan di Bengsan
kelak ......." kali ini Giok Lian yang berbicara dengan
diiringi anggukkan Mei Lan tanda setuju.
"Benar sekali, memang demikian adanya. Jika mereka
bisa bersiap lebih awal dan membuat persiapan
terbaik, mengapa kita tidak? ....." tegas Nenggala
cepat.
Percakapan selanjutnya, justru Ceng Liong jadi lebih
banyak berdiam diri. Dia seperti sedang merenungkan
sesuatu. Benar dia berada dalam ruangan dimana
percakapan itu berlangsung seru, tetapi sejatinya, dia
sedang berpikir keras memecahkan persoalan pibu
yang menurutnya aneh. Meskipun ada beberapa
rangkaian yang dia sendiri sangat paham mengapa
demikian. Pertama, mengapa ASHA VAHISTA yang
kelihatannya adalah tokoh puncak Bengkauw Persia
tidak tampil? Siapa dia, sampai dimana tingkat
kesaktiannya sedikit banyak sudah dapat ditebak
Ceng Liong.
Persoalan kedua, ada seseorang yang
mengganggunya dan orang tersebut ternyata juga
LUAR BIASA. Hanya tokoh "luar biasa" yang mampu
"mengganggu" tokoh luar biasa lainnya. Dan tokoh
baru itu mampu merepotkan Asha Vahista. Siapakah
dia? Apakah bukan dia ...? dengan berdebar-debar
Ceng Liong memikirkan kemungkinan itu. Apakah
tokoh hebat di Siauw Lim Sie yang datang mengejar
ASHA VAHISTA? Bukankah itu dapat saja masuk di
akal mengingat kisah dari 2 sesepuh Siauw Lim Sie
beberapa waktu lalu? Lalu, apakah dengan demikian
pelajaran dan samadhi tokoh Siauw Lim Sie itu sudah
selesai dan datang menyusuk ke sekitar Markas
Kaypang mencari musuh abadinya?
Persoalan ketiga, mengapa mereka, anak murid ASHA
VAHISTA terlihat seperti secara sengaja mengalah
dalam pibu sebelumnya? padahal, bukankah
merekalah yang justru menjadi pihak penantang?
Apakah hanya karena ingin melihat gerak silat teman-
temannya ataukah ada yang lain .....? Astaga, jika
"aku bisa, masakan mereka, terutama Asha Vahista
tidak bisa ....."?, tiba-tiba Ceng Liong berdebar-debar.
Permintaan waktu 10 bulan kedepan pasti bukan
perhitungan asal-asalan, pasti mereka akan
mempersiapkan diri sedemikian rupa. Dan gerak-gerik
si Topeng Emas ketika teman temannya sedang
bertarung, pasti punya makna tersendiri dan bukanlah
sesuatu yang dibuat-buat. Dan kelihatannya Ceng
Liong mulai bisa menebak apa gerangan
maksudnya .......... Apa gerangan ....?
Percakapan selanjutnya Pangcu Kaypang dengan
Nenggala, Tek Hoat, Li Hwa, Giok Lian dan Mei Lan
masih terus berlangsung. Tetapi semakin jelas jika
Ceng Liong sudah sedang berkonsentrasi untuk urusan
yang lain. Setelah mengulas dalam hatinya tadi, dia
semakin yakin dengan analisa-analisa dan dugaan-
dugaannya berdasarkan fakta, pengetahuan dan
pengalamannya selama ini. Dan jika dibiarkan, maka
memang sangat mungkin teman-temannya akan
dalam posisi sangat sulit ketika pibu nantinya, bukan
tidak mungkin mereka dijatuhkan lawan. "Luar biasa,
strategi mereka sungguh luar biasa hebat.
Mengorbankan pibu sebelumnya, melepas
kemenangan sesaat untuk menjadi kemenangan
gilang gemilang pada pibu atau pertempuran yang
menentukan nanti ........ "Ach, pasti demikian, tidak
bakal salah lagi ....." demikian Ceng Liong dengan
berdebar menyimpulkan. Satu kesimpulan yang
secara luar biasa memang nyaris mendekati
kebenarannya.
Percakapan serius itu terus berlangsung sampai
akhirnya waktu untuk makan malam tiba. Dan makan
malam itu jugalah yang membuat percakapan
mereka terputus. Tetapi setidaknya, menghadapi pibu
di Lam Hay Bun mereka sudah mantap dan sudah
diputuskan. Demikian juga percakapan
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall