Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 205

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III

"Hahahahahaha, Duta Agung, jangan engkau
  mengatakan bahwa engkau jemu dengan semuanya.
  Karena hal-hal seperti ini akan terus dan terus terjadi
  di rimba persilatan Tionggoan dan karenanya kita
  harus terus dan terus siap sedia......"
  "Ach, engkau benar Pangcu. Tetapi, dengan urusan
  yang susul menyusul, kapan waktu kita untuk
  sekedar menikmati waktu yang tentram dan
  damai ...."? bertanya Ceng Liong yang dii ringi tatapan
  aneh Pangcu Kaypang.
  Belum lagi Pangcu Kaypang memberi komentar, tiba-
  tiba berdatangan Tek Hoat, Mei Lan, Giok Lian bertiga
  dan dibelakang mereka menyusul Nenggala dan Li
  Hwa istrinya. Adalah Tek Hoat yang lebih dahulu
  bersuara:
  "Menjumpai Pangcu ........ "
  "Mari, mari siauw sute .......... silahkan cuwi sekalian"
  undang Pangcu Kaypang melihat datangnya tokoh-
  tokoh muda yang hebat-hebat ingin bertemu
  dengannya dan Duta Agung Kiang Ceng Liong. Dan
  tidak menunggu semua siap, Tek Hoat sudah bertanya
  kepada Pangcu Kaypang:
  "Pangcu suheng ........... benar-benarkah kah ada
  seorang tokoh hebat yang bahkan memiliki
  kemampuan hebat hingga sanggup menerobos semua
  penjagaan kita tanpa melukai anak murid kita,
  bahkan juga sampai nyaris bentrok dengan Kaypang
  Cap It Hohan kita ......."?
  "Benar ...... benar sute ....." jawab sang Pangcu cepat
  dan tegas
  "Siapa gerangan mereka ...."?
  "Bengkauw Persia ......" kembali jawab Pangcu
  Kaypang dengan cepat dan tegas. Satu jawaban yang
  membuat rombongan yang baru datang terhenyak.
  Kaget, penasaran dan ingin tahu apa selanjutnya.
  Melihat semua terdiam, Pangcu Kaypang saling
  pandang dalam senyum dengan Duta Ag ung Kiang
  Ceng Liong. Untung percakapan mereka sudah selesai,
  bahkan kesimpulan terakhir mereka tanpa bicara
  sama. Kesimpulan mereka yang tak sempat terucap
  tetapi dibuktikan dengan datangnya tantangan itu
  adalah: Bengkauw Persia pasti sedang menyiapkan
  sesuatu yang lain dan akan kembali menantang
  mereka dengan persiapan yang jauh lebih matang.
  Dan benar saja, datangnya surat tantangan
  membuktikan dugaan keduanya tepat. Meskipun
  sebetulnya sama sekali masih belum terucapkan dari
  mulut keduanya.
  "Tenang, tenang siauw sute ....... lebih tepat mari kita
  bicarakan dan rembukkan bersama ......" akhirnya
  Pangcu Kaypang terlihat lebih santai dan membantu
  Tek Hoat untuk lebih santai dan tidak terburu nafsu
  mendengar kedatangan Bengkauw Persia. Dan
  menunggu semua masuk dan duduk dengan tenang,
  baru kemudian Pangcu Kaypang dan Ceng Liong
  membuka isi surat dan merekapun berembug
  bagaimana menghadapi ataupun memenuhi
  tantangan tersebut. Awalnya Giok Lian terlihat sedikit
  emosional, tetapi lama kelamaan diapun mulai bisa
  melihat lebih jauh, bukan sekedar gengsi Bengkauw
  Tionggoan, tetapi juga harga diri rimba persilatan
  Tionggoan.
  Percakapan itupun berlangsung cukup lama, bahkan
  masih berlangsung sampai sore hari. Semua persiapan
  baik menuju Lam Hay Bun sampai ke pibu di
  Pegunungan Bengsan dipercakapkan secara tuntas,
  termasuk dugaan Nenggala dan Ceng Liong sewaktu
  masih heran dengan mengapa pendekar Persia seperti
  "mengalah", yang juga dipercakapkan Ceng Liong
  dengan Pangcu Kaypang:
  "Jika kami tidak keliru, mereka memang
  menggunakan moment pibu beberapa waktu lalu
  untuk menjajaki kemampuan kalian. Untungnya
  Saudara Nenggala dan Duta Agung bisa mengerti
  strategi tersebut dan mengingatkan kalian untuk tidak
  mengeluarkan segenap kemampuan ketika pibu ...........
  nach, pibu di Pegunungan Bengsan nantinya, adalah
  puncak dari strategi mereka. Mereka tidak akan
  mengalah, tetapi akan keluar untuk menyerang ......."
  ulas Pangcu Kaypang.
  "Masuk diakal ....... memang, batas 50 jurus hendak
  mereka gunakan untuk menjajaki kemampuan
  kita ....... tapi, mengapa mereka tidak menyerang
  supaya semua kekuatan kita bisa keluar ....."? tanya
  Tek Hoat.
  "Saudara Tek Hoat, bagi pesilat dengan kemampuan
  yang sudah sempurna, menahan serangan lawan
  karena sudah mengetahui karakter menyerangny
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  a
  jauh lebih mudah. Karena itu, apa yang mereka
  lakukan sama dengan "mundur 1-2 langkah" guna
  mengejar keuntungan di depan. Dan boleh dibilang,
  mereka sudah mendapat sedikit gambaran tersebut
  untuk pibu mendatang ......." jelas Nenggala yang
  memang sudah sempat membahasnya bersama
  setelah pibu.
  "Dan itu berarti, kitapun harus bekerja keras untuk
  mempersiapkan diri menuju pibu tersebut. Karena
  mereka pasti akan bekerja keras untuk mencari cara
  menaklukkan kita pada pertarungan di Bengsan
  kelak ......." kali ini Giok Lian yang berbicara dengan
  diiringi anggukkan Mei Lan tanda setuju.
  "Benar sekali, memang demikian adanya. Jika mereka
  bisa bersiap lebih awal dan membuat persiapan
  terbaik, mengapa kita tidak? ....." tegas Nenggala
  cepat.
  Percakapan selanjutnya, justru Ceng Liong jadi lebih
  banyak berdiam diri. Dia seperti sedang merenungkan
  sesuatu. Benar dia berada dalam ruangan dimana
  percakapan itu berlangsung seru, tetapi sejatinya, dia
  sedang berpikir keras memecahkan persoalan pibu
  yang menurutnya aneh. Meskipun ada beberapa
  rangkaian yang dia sendiri sangat paham mengapa
  demikian. Pertama, mengapa ASHA VAHISTA yang
  kelihatannya adalah tokoh puncak Bengkauw Persia
  tidak tampil? Siapa dia, sampai dimana tingkat
  kesaktiannya sedikit banyak sudah dapat ditebak
  Ceng Liong.
  Persoalan kedua, ada seseorang yang
  mengganggunya dan orang tersebut ternyata juga
  LUAR BIASA. Hanya tokoh "luar biasa" yang mampu
  "mengganggu" tokoh luar biasa lainnya. Dan tokoh
  baru itu mampu merepotkan Asha Vahista. Siapakah
  dia? Apakah bukan dia ...? dengan berdebar-debar
  Ceng Liong memikirkan kemungkinan itu. Apakah
  tokoh hebat di Siauw Lim Sie yang datang mengejar
  ASHA VAHISTA? Bukankah itu dapat saja masuk di
  akal mengingat kisah dari 2 sesepuh Siauw Lim Sie
  beberapa waktu lalu? Lalu, apakah dengan demikian
  pelajaran dan samadhi tokoh Siauw Lim Sie itu sudah
  selesai dan datang menyusuk ke sekitar Markas
  Kaypang mencari musuh abadinya?
  Persoalan ketiga, mengapa mereka, anak murid ASHA
  VAHISTA terlihat seperti secara sengaja mengalah
  dalam pibu sebelumnya? padahal, bukankah
  merekalah yang justru menjadi pihak penantang?
  Apakah hanya karena ingin melihat gerak silat teman-
  temannya ataukah ada yang lain .....? Astaga, jika
  "aku bisa, masakan mereka, terutama Asha Vahista
  tidak bisa ....."?, tiba-tiba Ceng Liong berdebar-debar.
  Permintaan waktu 10 bulan kedepan pasti bukan
  perhitungan asal-asalan, pasti mereka akan
  mempersiapkan diri sedemikian rupa. Dan gerak-gerik
  si Topeng Emas ketika teman temannya sedang
  bertarung, pasti punya makna tersendiri dan bukanlah
  sesuatu yang dibuat-buat. Dan kelihatannya Ceng
  Liong mulai bisa menebak apa gerangan
  maksudnya .......... Apa gerangan ....?
  Percakapan selanjutnya Pangcu Kaypang dengan
  Nenggala, Tek Hoat, Li Hwa, Giok Lian dan Mei Lan
  masih terus berlangsung. Tetapi semakin jelas jika
  Ceng Liong sudah sedang berkonsentrasi untuk urusan
  yang lain. Setelah mengulas dalam hatinya tadi, dia
  semakin yakin dengan analisa-analisa dan dugaan-
  dugaannya berdasarkan fakta, pengetahuan dan
  pengalamannya selama ini. Dan jika dibiarkan, maka
  memang sangat mungkin teman-temannya akan
  dalam posisi sangat sulit ketika pibu nantinya, bukan
  tidak mungkin mereka dijatuhkan lawan. "Luar biasa,
  strategi mereka sungguh luar biasa hebat.
  Mengorbankan pibu sebelumnya, melepas
  kemenangan sesaat untuk menjadi kemenangan
  gilang gemilang pada pibu atau pertempuran yang
  menentukan nanti ........ "Ach, pasti demikian, tidak
  bakal salah lagi ....." demikian Ceng Liong dengan
  berdebar menyimpulkan. Satu kesimpulan yang
  secara luar biasa memang nyaris mendekati
  kebenarannya.
  Percakapan serius itu terus berlangsung sampai
  akhirnya waktu untuk makan malam tiba. Dan makan
  malam itu jugalah yang membuat percakapan
  mereka terputus. Tetapi setidaknya, menghadapi pibu
  di Lam Hay Bun mereka sudah mantap dan sudah
  diputuskan. Demikian juga percakapan
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>