Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 206

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Petualangan Tom Sawyer - Mark Twain Pendekar Rajawali Sakti - 122. Sepasang Pendekar Bertopeng Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap Sang Broker - John Grisham Sumpah Berdarah - Abdullah Harahap

ataupun
  persiapan awal untuk menghadapi tantangan
  Bengkauw Persia yang justru terkesan lebih
  berbahaya dan serius. Karena itu, semua, kecuali Ceng
  Liong, akhirnya merasa jauh lebih lega untuk makan
  malam. Dan apa yang dipikirkan Ceng Liong akhirnya
  dipercakapkannya seperti biasanya dengan teman-
  temannya, MALAM ITU JUGA.
  "Ada hal yang agak mengganggu tetapi harus segera
  kita selesaikan malam ini juga. Karena besok, kita
  harus mulai bekerja agar punya cukup waktu untuk
  mempersiapkan diri kita. Tetapi sebelum mulai, biarlah
  kuberitahukan apa dan siapa yang sedang menjadi
  lawan kita dalam pibu itu nanti ......."
  Sebelum melanjutkan uraiannya, Ceng Liong
  memandangi wajah teman-temannya yang
  memandangnya dengan antusias. Tetapi, melihat
  keadaan Ceng Liong, mereka yang sejak sore tadi
  bertanya-tanya dengan Ceng Liong yang seperti tidak
  fokus dalam membahas pibu atau tantangan
  Bengkauw, menjadi tercekat. Pasti ada sesuatu yang
  hebat dan belum mereka tahu:
  "Tokoh yang menantang kita kali ini dengan mengatas
  namakan Bengkauw Persia, bernama ASHA VAHISTA.
  Tokoh mujijat yang konon kepandaiannya setingkat
  dengan Kolomoto Ti Lou dan para suhu kita, dan
  kelihatannya dia memiliki hubungan yang aneh dan
  rumit dengan Bengkauw Persia. Hanya saja,
  bagaimana jenis hubungan itu, aku sendiri tidak bisa
  menebak ......"
  "Liong Koko, yang benar ....."? Mei Lan yang kaget
  setengah mati langsung menyela. Dan dia seperti
  mewakili kekagetan Tek Hoat dan juga Giok Lian.
  Mereka berhadapan dengan tokoh lain yang kini lebih
  hebat lagi dari lawan mereka selama ini.
  "Jangan menyela ....... malam ini, biarlah kalian
  mendengarkan secara lebih jelas, termasuk pibu
  beberapa malam lalu dan mengapa kita seperti
  dibiarkan menang. Hal ini penting untuk persiapan kita
  kedepan ......."
  "Baiklah, kami siap mendengarkan ....." Tek Hoat
  berkata sambil memandangi Giok Lian dan Mei Lan
  mengajak mereka serius mendengarkan.
  "Asha Vahista merupakan tokoh dengan bakat mujijat
  yang setara para suhu kita dan menurut Kolomoto Ti
  Lou locianpwee, kemujijatannya setara dengan orang
  tua itu (Kolomoto Ti Lou). Karena itu, kita sedang
  berhadapan dengan tokoh mujijat yang bahkan lebih
  matang dan lebih berpengalaman dariku. Hal ini sudah
  kudiskusikan dengan Nenggala yang menerima
  wasiat dari Kolomoto Ti Lou sebelum orang tua itu
  kembali ke Nusantara. Bahkan lebih dari itu, konon,
  selain Asha Vahista, masih ada tokoh lain di Tibet
  yang memiliki kemampuan serupa dan sama
  sepuhnya dengan locianpwe Kolomoto Ti Lou. Hanya,
  tokoh inipun sudah sangat sepuh. Mengenai
  sejelasnya siapa Asha Vihasta, kita masih harus
  menunggu lebih lama sebelum dia menampakkan
  dirinya kepadaku sesuai janjinya dalam surat.
  Pertemuan kami beberapa waktu lalu hanya sangat
  sekilas, tetapi biarlah kutegaskan malam ini,
  kemampuannya memang sungguh mujijat.
  Sejujurnya, aku tidak berani mengatakan mampu
  memenangkan pertarungan melawannya. Bukan tidak
  mungkin tokoh itu malah masih berada diatasku ......"
  Ceng Liong berdiam diri sejenak. Dia memandangi Tek
  Hoat bertiga, tetapi saking antusias dan tegangnya,
  mereka bertiga tidak mampu lagi bersuara:
  "Konon, menurut sesepuh di Siauw Lim Sie, ada
  seorang tokoh yang pernah bertarung cukup ketat,
  sehari semalam namun kalah menghadapi Asha
  Vihasta. Tokoh itu sampai saat ini sudah memeram
  diri selama 25 tahun di Siauw Lim Sie setelah
  kekalahannya, dan sedang melatih ilmu mujijat yang
  baru guna menuntut balas. Tokoh ini adalah seorang
  fanatik ilmu silat meski dia seorang Bhiksu. Kuduga,
  sesepuh Siauw Lim Sie tidak tahu jika lawan yang
  pernah tipis mengalahkan tokoh Siauw Lim Sie itu
  adalah Asha Vihasta. Dan tokoh Siauw Lim Sie inilah
  yang nampaknya datang memburu Asha Vihasta
  sehingga tokoh Persia ini batal memenuhi janjinya
  untuk pibu dan menemui kita beberapa hari lalu.
  Tapi ..... ini adalah analisaku semata.Meski demikian,
  hanya alasan ini yang kulihat, dan sebagaimana juga
  dijelaskan dalam s
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  urat tantangannya yang bisa
  menjelaskan alasan ketidakmunculannya. Mari kita
  berharap, tokoh Siauw Lim Sie yang juga digdaya itu
  tidak mendatangkan persoalan baru di Tionggoan,
  sebab jika tidak, tanggungjawab kita semakin
  besar ......."
  Kembali Ceng Liong berhenti sejenak. Tetapi, sampai
  pada titik inipun, tidak ada dari Tek Hoat, Mei Lan,
  Giok Lian dan yang lainnya yang menyela maupun
  bertanya untuk memperjelas. Hanya saja, mendengar
  adanya tokoh-tokoh baru yang digdaya serta mujijat
  membuat mereka tersentak. Sungguh tepat ujar-ujar
  para bijaksanawan: diatas langit masih ada langit.
  "Persoalan kemenangan kita di pibu sebelumnya,
  dapatlah kujelaskan seperti ini: Beberapa bulan
  sebelumnya, di Thian San, kutemukan sebuah cara
  yang tidak tertulis tetapi yang diwariskan oleh Koai
  Todjin kepadaku. Kemampuan itu adalah menilai,
  menganalisis dan mendalami ilmu orang dan
  kemudian menemukan tandingannya atau bahkan
  ilmu atau jurus untuk memunahkannya. Hal ini sudah
  coba kupraktekkan untuk ilmu Thian San Pay dan
  Lembah Saldju Bernyanyi dan hasilnya sungguh luar
  biasa. Jika kuceritakan, mungkin sulit untuk kalian
  percayai. Tapi ringkasnya begini - Kakek Dewa
  Pedang hidup ratusan tahun sesudah Kakek Koai
  Todjin, tetapi ilmu khas Thian San Pay yang diciptakan
  ratusan tahun sesudah Kakek Koai Todjin justru
  "dilengkapi" oleh ilmu yang diciptakan ratusan tahun
  sebelumnya. Ilmu Thian San Pay yang mujijat
  diciptakan lebih kurang 100-120 tahun silam oleh
  Kakek Dewa Pedang. Tetapi, ilmu yang
  melengkapinya dan menyempurnakannya, justru
  diciptakan 50 tahun sebelum Kakek Dewa Pedang.
  Ketika Tik Hong Peng Ciangbundjin bertarung
  melawan Tham Beng Kui Tocu Lembah Saldju
  Bernyanyi, mereka masing-masing seimbang dan
  belum mampu melawan Lamkion Li Cu jika maju
  masing-masing. Tetapi, ketika mereka maju bersama,
  mereka mampu mengusir perempuan yang bahkan
  sudah menguasai secara hampir sempurna Cit Sat Sin
  Ciang ....... kalian bisa membayangkan bagaimana
  gabungan kekuatan itu? Tetapi yang hebat dan aneh,
  ilmu yang melengkapi justru diciptakan duluan. Kalian
  tahu rahasianya? Rahasianya adalah kemampuan
  yang luar biasa menganalisis, menilai dan memetakan
  ilmu ini akan berkembang kemana. Dan itulah puncak
  kehebatan warisan Koai Todjin itu kepadaku. Sayang,
  untuk tiba pada titik tertingginya, masih dibutuhkan
  banyak waktu. Tetapi, bahwa untuk menilai dan
  mencari celah menaklukkan ilmu tertentu, sudah
  sanggup kulakukan. Sekarang, coba kalian sendiri
  menjawab pertanyaanku ini, "jika aku mampu
  melakukannya, yakni menilai dan menganalisis jurus
  lawan, apakah tidak mungkin bagi Asha Vihasta,
  tokoh hebat Persia itu melakukan hal yang sama ....."?
  "Astaga Liong koko, apakah maksudmu ......
  maksudmu, mereka itu ...... mereka kemarin itu hanya
  berusaha menilai kemampuan kita dan dengan
  demikian memang memberi kesempatan kita untuk
  mengeluarkan jurus simpanan......"? bergetar suara
  Liang Mei Lan ketika bertanya dan menyadari kemana
  arah percakapan dan penjelasan Kiang Ceng Liong
  kepada mereka semua. Hal yang sama menyentak
  dan membuat Giok Lian dan Tek Hoat juga terkejut
  setengah mati.
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>