Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 207

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III

"Ingatkah kalian mengapa aku membatasi kalian
  untuk tidak melepas seluruh jurus simpanan yang
  kalian kuasai ......."?
  "Acccchhhhh, tidak kusangka kita berhadapan dengan
  kekuatan yang demikian hebat dan mengerikan itu.
  Lebih misterius dan lebih berbahaya ketimbang Thian
  Liong Pang. Tapi, syukurlah jika engkau mampu
  melacak strategi mereka itu Liong ko ....." berkata Tek
  Hoat yang terlihat masih terkejut dan shock itu.
  "Dan tahukah kalian apa yang harus segera kita
  semua kerjakan mulai malam ini juga dan tidak boleh
  ditunda-tunda lagi ............"? Duta Agung Kiang Ceng
  Liong bertanya kepada ketiga sahabatnya itu.
  "Tidak ada cara lain, kita harus berlatih, berlatih dan
  terus berlatih ......." Siangkoan Giok Lian yang
  menjawab cepat.
  "Benar, tetapi berlatih dengan benar dan tepat. Kali ini,
  kalian harus berkonsentrasi melatih dua hal sekaligus:
  Melatih kekuatan tenaga dalam kalian supaya
  meningkat terus kedalaman dan kematangan serta
  kesempurnaannya dan melatih kembali apa yang
  jurus-jurus andalan. Bahkan merubah beberapa
  bagian jurus maut harus digubah kembali, sementara
  bagian terakhir akan kita lakukan setelah pibu di Lam
  Hay Bun. Malam ini, aku ingin memberitahu kalian
  semua berlatih, selanjutnya besok akan kutugaskan
  Bibi Li Hwa ke Siauw Lim Sie untuk sebuah urusan.
  Dan sebaiknya, kalian berdua menuju ke Bengkauw
  sambil menungguku dan berlatih disana (sambil
  menunjuk Giok Lian dan Tek Hoat yang langsung
  mengangguk mengiyakan). Aku memperoleh tugas
  dari Suhu sebelum ajal untuk merangkapkan jodoh
  kalian berdua dan meminang Lian Moi menjadi istrimu
  Tek Hoat, dan akan kulakukan sebelum kita
  berangkat ke Lam Hay. Lan Moi akan berangkat ke
  Kota Raja besok, disana akan bertemu dengan orang
  tuaku nantinya ..."
  "Koko ....... "
  "Liong koko ....."
  Mereka berempat terkejut dengan ucapan terakhir
  Ceng Liong. Dari urusan besar melompat ke urusan
  pribadi mereka. Urusan yang karena banyaknya
  masalah yang mereka temukan sampai mereka
  lupakan. Dan ketika Ceng Liong menyinggungnya,
  mau tidak mau mereka terhenyak. Tetapi
  bahagia .........
  "Begitulah seharusnya .... Tetapi malam ini, aku ingin
  membuka apa yang ditimba orang-orang Persia itu
  dari pibu waktu itu, karena kita juga menimba hal
  yang sama dengan mereka. Bekal itu harus kalian
  berdua pelajari selama menuju Bengkauw dan dalami
  lagi selama berada di Pegunungan Bengsan,
  setelahnya, besok kita akan menempuh jalan masing-
  masing ...."
  "Baik ......" serentak Liang Tek Hoat dan Siangkoan
  Giok Lian menjawab, sementara Liang Mei Lan hanya
  mengangguk. Dia masih gemetar mengingat Ceng
  Liong sudah menetapkan waktu dimana orang tuanya
  akan menemui ayah bundanya di Kota Raja. Apakah
  artinya ...?
  Dan benar saja, malam itu juga Ceng Liong membuka
  semua yang dia dalami dan juga amati selama pibu di
  Hui Gan Hong. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini
  Ceng Liong membuka perspektif Giok Lian dan Tek
  Hong terhadap kemungkinan pengembangan serta
  mengantisipasi pengetahuan lawan akan jurus yang
  telah mereka keluarkan.
  "Untungnya ada beberapa jurus andalan yang belum
  sempat kalian hamburkan. Itu bagus sekali, karena
  mereka akan terkejut sendiri kelak. Tetapi, untuk
  mengejutkan dan mengalahkan mereka dibutuhkan
  kematangan tenaga dalam. Ini yang akan sangat
  menentukan hasil akhir pibu tersebut. Sebetulnya,
  kesempatan kita cukup terbuka, tapi dibutuhkan kerja
  keras kita ......"
  Siangkoan Giok Lian dan Liang Tek Hoat menyimak
  semua kata-kata dan uraian Ceng Liong. Dan malam
  itu juga, mereka berdua mulai tenggelam dalam
  upaya melatih dan melatih diri terus dan terus.
  Dan setelah itu, Ceng Liong masih menyempatkan diri
  menemui Nenggala atau tepatnya menemui Kiang Li
  Hwa bibinya.
  "Paman Nenggala, Bibi Li Hwa ....... berhubung urusan
  pribadi, Ayah dan Ibu sudah kuminta mendahuluiku
  menuju ke Kota Raja. Karena itu, besok bersama Lan
  Moi, aku akan menuju Kota Raja menemui
  mereka ......."
  "Ac
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  h, kionghi Duta Agung ....... " sambut Li Hwa sambil
  tersenyum, Nenggala juga ikut tersenyum mendengar
  Ceng Liong yang menjelaskan maksudnya dengan
  malu-malu.
  "Tetapi, tiba-tiba muncul masalah baru. Masalah yang
  rasanya sudah bisa diantisipasi sejak pibu di puncak
  Hui Gan Hong ....... " ucap Ceng Liong sambil melirik
  Nenggala yang mengangguk-anggukkan kepalanya.
  "Jadi, apa yang harus kami lakukan Duta Agung ...."?
  terdengar Li Hwa bertanya
  "Bibi, kumohon berangkat ke Siauw Lim Sie untuk
  menanyakan kabar dan keadaan seorang tokoh hebat
  di sana bernama Wong Jin Liu. Jika memang benar
  tokoh itu sudah "sadar", maka kumohon Paman dan
  Bibi sekaligus ke Poh Thian, disana Pendekar Kembar
  Siauw Lim Sie berada. Disana juga ada seorang anak,
  muridku yang kutitipkan kepada Siauw Lim Sie Poh
  Thian. Dan jika Wong Jin Liu sudah sadar, berarti
  muridku sudah harus segera diambil supaya tidak
  memberatkan beban dipundak kedua Pendekar
  Kembar itu ........."
  "Tapi, apakah Siauw Lim Sie ciangbundjin tahu perihal
  Wong Jin Liu tersebut ...."? bertanya Kiang Li Hwa
  "Cukup menyampaikan bahwa ada satu pertanyaan
  Duta Agung yang perlu ditanyakan kepada kedua
  sesepuh Siauw Lim Sie ...... jikapun tidak sampai
  bertemu, sampaikan pertanyaan itu melalui
  Ciangbundjin. Tetapi, jawabannya harus diperoleh,
  karena sangat menentukan apa yang akan kita
  kerjakan di depan ......."
  "Duta Agung, sepenting apakah Wong Jin Liu itu ....."?
  bertanya Nenggala
  "Paman, tokoh itu adalah adik seperguruan terlihay
  dari Kian Ti Hosiang, didikan langsung orang tua suci
  itu. Da pernah menantang jago mujijat Persia dan
  hanya kalah sejurus ....... tetapi, dia sangat fanatik dan
  tergila-gila dengan ilmu silat ....."
  "Mampu menandingi tokoh Persia ........"?
  "Benar paman ....... "
  "Hebat jika demikian......." Nenggala menggumam, dan
  kini dia semakin sadar bahwa memang penting
  mereka menuju Siauw Lim Sie.
  "Jika bisa, dari Poh Thian, Paman dan Bibi langsung
  menuju ke Lam Hay atau kita berjumpa di Markas
  Bengkauw untuk bersama menuju ke Lam Hay
  Bun ....."
  "Baik...... baik Duta Agung ..... kami akan mengerjakan
  semampunya ........"
  "Paman, ada satu hal lagi ....... kami berempat sudah
  sepakat untuk kembali terus giat berlatih. Skema
  jurus Paman Nenggala adalah salah satu yang
  keramat dan mujijat, karena itu kuharap Paman juga
  menyempurnakannya. Karena pibu di Pegunungan
  Bengsan akan juga mengandalkan tenaga paman
  Nenggala. Karena itu, kombinasi ilmu Paman Nenggala
  harus terus terasah secara baik maka pasti akan
  bermanfaat untuk pibu di Pegunungan Bengsan
  kelak ......."
  "Hahahahaha, terima kasih atas perhatian Duta
  Agung. Tetapi jangan takut, itu akan kuperhatikan
  secara seksama ...."
  ======================
  Dunia Persilatan Tionggoan kembali GEMPAR. Berawal
  dari Pegunungan Hengsan, di Markas Kaypang dan
  dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Rimba
  Persilatan. Bahwa BENGKAUW Persia menantang
  Rimba Persilatan Tionggoan dalam sebuah pibu
  terbuka 10 bulan kedepan di pegunungan Bengsan.
  Kabar itu dengan cepat menyebar, tetapi dengan
  bumbu dan aroma yang sudah jauh melenceng dari
  faktanya. "Bengkauw Persia dipukul jatuh oleh
  Bengkauw Tionggoan dan akan balas dendam
  nantinya ......". Ada lagi versi lainnya: "Bengkauw
  Persia curiga bahwa Bengkauw Tionggoan akan
  bangkit melawan mereka, karena itu mereka mau
  mengambil alih Bengkauw Tionggoan ......". Atau, ada
  lagi yang aneh: "Kauwcu Bengkauw Persia berambisi
  menjadi pesilat tertangguh sejagad, karena itu dia
  mau mengalahkan semua jago Tionggoan ......."
  Namanya juga informasi di tangan ke lima, enam,
  tujuh atau keseratus, informasi yang asli sudah
  melenceng jauh. Versinya sudah dibumbui menjadi
  lebih menegangkan dan lebih misterius dan
  memancing orang untuk datang memenuhi
  Pegunungan Bengsan. Dan dalam waktu tidak lama,
  dunia persilatan sudah gempar dengan pibu atau
  tanding persahabatan antara Bengkauw Persia dan
  Rimba
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  Persilatan Tionggoan. Siapa yang akan menang
  nantinya?: Sudah tentu Tionggoan, disana ada Duta
  Agung yang lihay bagai dewa, sudah tidak ada
  tandingannya ........
  Begitulah keadaan Rimba Persilatan Tionggoan. Gaduh,
  heboh, gempar dan membuat orang mulai merancang
  jadwal kedepan untuk mendaki Pegunungan Bengsan
  agar dapat menyaksikan secara langsung
  pertandingan hebat antara Bengkauw Persia melawan
  Rima Persilatan Tionggoan. Tontonan langka dan
  sangat menarik, banyak orang rela bersusah-susah
  untuk sekedar mengunjungi arena pibu. Mereka tidak
  takut bahaya meski kemampuan mereka sebenarnya
  pas-pasan belaka.
  Tentu saja ada yang gemas. Ada yang marah. Ada
  yang penasaran. Ada pula yang berpikir orang-orang
  Persia itu sekedar mencari sensasi. Tetapi dalam atau
  dengan apapun rasa itu, yang jelas tantan gan terbuka
  Bengkauw Persia telah menghadirkan kegemparan
  yang sangat. Sekaligus harapan yang TERAMAT besar
  kepada Ceng Liong dan kawan-kawannya. Ya, tidak
  ada orang lain yang dianggap tepat dan pantas pada
  saat sekarang ini selain berharap majunya Duta
  Agung untuk mengangkat dan menjaga nama besar
  Rimba Persilatan Tionggoan. "Untuk sekarang, siapa
  sih yang bisa menandingi Duta Agung ...."? begitu pikir
  banyak orang.
  Dan .......... semakin gaduhlah Rimba Persilatan
  Tionggoan. Tidak banyak orang yang memikirkan Pibu
  di Lam Hay Bun. Hal ini dikarenakan, pertama, Lam
  Hay Bun teramat jauh di luar lautan dan tempat itu
  tidak bisa dipastikan dimana tempatnya. Selain itu,
  Pibu itupun berlangsung tertutup dan hanya pihak-
  pihak terkait yang dapat hadir atau diterima hadir di
  lokasi. Dan yang jelas, kasak-kusuk dan pengaturan
  pibu itu dilakukan tertutup dan tidak dibuka ke publik,
  sebagaimana tradisinya pada masa-masa silam.
  Karena itu, pibu yang sebentar lagi, sekitar 5 bulan
  kedepan di Lam Hay Bun, justru nyaris senyap dari
  pembicaraan orang.
  Jikapun ada pihak yang sibuk dengan pibu di Lam Hay
  Bun, maka itu terbatas di pihak Lembah Pualam Hijau,
  Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay dan Kay Pang di satu sisi
  dan di pihak lain adalah Lam Hay Bun, Bengkauw
  Tionggoan dan Pendekar Thian Tok. Mereka yang
  terlibat langsung dalam tradisi panjang pibu 10
  tahunan dan sudah berlangsung dalam 4-5 generasi.
  Bedanya, pibu kali ini lebih bersahabat karena
  ketegangan antara Tionggoan dengan Bengkauw dan
  Lam Hay Bun relatif sudah jauh lebih cair dan
  bersahabat.
  Dunia Persilatan yang sedang gaduh dan gempar
  dengan tantangan terbuka Bengkauw Persia yang
  membuat antusiasme banyak orang, banyak
  pendekar membuncah. Sementara para pendekar
  yang terlibat, lebih serius mempersiapkan diri menuju
  Lam Hay Bun di daerah Laut Selatan. Nyaris dimana-
  mana orang terlibat percakapan soal pibu dengan
  Persia dan boleh dibilang, dunia persilatan bergeliat
  karenanya. Dalam situasi gaduh dan riuh seperti
  sesosok tubuh berjalan di hutan-hutan gunung Siong
  San. Bukan .... bukan ke Siauw Lim Sie arahnya, tetapi
  justru menjauhi Kuil Siauw Lim Sie. Dan sosok tubuh
  pria muda yang berjalan itu, keadaannya seperti
  kurang terurus, rambutnya memanjang dan janggut
  meski belum cukup tebal tumbuh liar diwajahnya.
  Dan dia berjalan kedepan seperti tidak menetapkan
  arah terlebih dahulu.
  Wajahnya meski ditumbuhi jenggot tidak terurus dan
  awut-awutan tetapi tidak mampu menyembunyikan
  kegagahan dan ketampanan pria yang nampak masih
  muda itu. Usianya paling belum mencapai angka 30
  tahunan, matanya terlihat bersinar bening, namun
  sesekali bergerak dengan tatapan liar. Sungguh luar
  biasa. Menurut para ahli, tatapan sinar bening dari
  seorang pesilat, bisa menandakan orang tersebut
  sudah mencapai tataran KESEMPURNAAN. Tetapi yang
  aneh, tatap mata bening itu, sesekali ditingkah oleh
  lentikan sinar liar dari matanya. Sementaranya
  langkahnya tegap namun enteng melangkah kemana
  hatinya membawa. (Bersambung)

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>