Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III
"Ingatkah kalian mengapa aku membatasi kalian
untuk tidak melepas seluruh jurus simpanan yang
kalian kuasai ......."?
"Acccchhhhh, tidak kusangka kita berhadapan dengan
kekuatan yang demikian hebat dan mengerikan itu.
Lebih misterius dan lebih berbahaya ketimbang Thian
Liong Pang. Tapi, syukurlah jika engkau mampu
melacak strategi mereka itu Liong ko ....." berkata Tek
Hoat yang terlihat masih terkejut dan shock itu.
"Dan tahukah kalian apa yang harus segera kita
semua kerjakan mulai malam ini juga dan tidak boleh
ditunda-tunda lagi ............"? Duta Agung Kiang Ceng
Liong bertanya kepada ketiga sahabatnya itu.
"Tidak ada cara lain, kita harus berlatih, berlatih dan
terus berlatih ......." Siangkoan Giok Lian yang
menjawab cepat.
"Benar, tetapi berlatih dengan benar dan tepat. Kali ini,
kalian harus berkonsentrasi melatih dua hal sekaligus:
Melatih kekuatan tenaga dalam kalian supaya
meningkat terus kedalaman dan kematangan serta
kesempurnaannya dan melatih kembali apa yang
jurus-jurus andalan. Bahkan merubah beberapa
bagian jurus maut harus digubah kembali, sementara
bagian terakhir akan kita lakukan setelah pibu di Lam
Hay Bun. Malam ini, aku ingin memberitahu kalian
semua berlatih, selanjutnya besok akan kutugaskan
Bibi Li Hwa ke Siauw Lim Sie untuk sebuah urusan.
Dan sebaiknya, kalian berdua menuju ke Bengkauw
sambil menungguku dan berlatih disana (sambil
menunjuk Giok Lian dan Tek Hoat yang langsung
mengangguk mengiyakan). Aku memperoleh tugas
dari Suhu sebelum ajal untuk merangkapkan jodoh
kalian berdua dan meminang Lian Moi menjadi istrimu
Tek Hoat, dan akan kulakukan sebelum kita
berangkat ke Lam Hay. Lan Moi akan berangkat ke
Kota Raja besok, disana akan bertemu dengan orang
tuaku nantinya ..."
"Koko ....... "
"Liong koko ....."
Mereka berempat terkejut dengan ucapan terakhir
Ceng Liong. Dari urusan besar melompat ke urusan
pribadi mereka. Urusan yang karena banyaknya
masalah yang mereka temukan sampai mereka
lupakan. Dan ketika Ceng Liong menyinggungnya,
mau tidak mau mereka terhenyak. Tetapi
bahagia .........
"Begitulah seharusnya .... Tetapi malam ini, aku ingin
membuka apa yang ditimba orang-orang Persia itu
dari pibu waktu itu, karena kita juga menimba hal
yang sama dengan mereka. Bekal itu harus kalian
berdua pelajari selama menuju Bengkauw dan dalami
lagi selama berada di Pegunungan Bengsan,
setelahnya, besok kita akan menempuh jalan masing-
masing ...."
"Baik ......" serentak Liang Tek Hoat dan Siangkoan
Giok Lian menjawab, sementara Liang Mei Lan hanya
mengangguk. Dia masih gemetar mengingat Ceng
Liong sudah menetapkan waktu dimana orang tuanya
akan menemui ayah bundanya di Kota Raja. Apakah
artinya ...?
Dan benar saja, malam itu juga Ceng Liong membuka
semua yang dia dalami dan juga amati selama pibu di
Hui Gan Hong. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini
Ceng Liong membuka perspektif Giok Lian dan Tek
Hong terhadap kemungkinan pengembangan serta
mengantisipasi pengetahuan lawan akan jurus yang
telah mereka keluarkan.
"Untungnya ada beberapa jurus andalan yang belum
sempat kalian hamburkan. Itu bagus sekali, karena
mereka akan terkejut sendiri kelak. Tetapi, untuk
mengejutkan dan mengalahkan mereka dibutuhkan
kematangan tenaga dalam. Ini yang akan sangat
menentukan hasil akhir pibu tersebut. Sebetulnya,
kesempatan kita cukup terbuka, tapi dibutuhkan kerja
keras kita ......"
Siangkoan Giok Lian dan Liang Tek Hoat menyimak
semua kata-kata dan uraian Ceng Liong. Dan malam
itu juga, mereka berdua mulai tenggelam dalam
upaya melatih dan melatih diri terus dan terus.
Dan setelah itu, Ceng Liong masih menyempatkan diri
menemui Nenggala atau tepatnya menemui Kiang Li
Hwa bibinya.
"Paman Nenggala, Bibi Li Hwa ....... berhubung urusan
pribadi, Ayah dan Ibu sudah kuminta mendahuluiku
menuju ke Kota Raja. Karena itu, besok bersama Lan
Moi, aku akan menuju Kota Raja menemui
mereka ......."
"Ac
http://cerita-silat.mywapblog.com
h, kionghi Duta Agung ....... " sambut Li Hwa sambil
tersenyum, Nenggala juga ikut tersenyum mendengar
Ceng Liong yang menjelaskan maksudnya dengan
malu-malu.
"Tetapi, tiba-tiba muncul masalah baru. Masalah yang
rasanya sudah bisa diantisipasi sejak pibu di puncak
Hui Gan Hong ....... " ucap Ceng Liong sambil melirik
Nenggala yang mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Jadi, apa yang harus kami lakukan Duta Agung ...."?
terdengar Li Hwa bertanya
"Bibi, kumohon berangkat ke Siauw Lim Sie untuk
menanyakan kabar dan keadaan seorang tokoh hebat
di sana bernama Wong Jin Liu. Jika memang benar
tokoh itu sudah "sadar", maka kumohon Paman dan
Bibi sekaligus ke Poh Thian, disana Pendekar Kembar
Siauw Lim Sie berada. Disana juga ada seorang anak,
muridku yang kutitipkan kepada Siauw Lim Sie Poh
Thian. Dan jika Wong Jin Liu sudah sadar, berarti
muridku sudah harus segera diambil supaya tidak
memberatkan beban dipundak kedua Pendekar
Kembar itu ........."
"Tapi, apakah Siauw Lim Sie ciangbundjin tahu perihal
Wong Jin Liu tersebut ...."? bertanya Kiang Li Hwa
"Cukup menyampaikan bahwa ada satu pertanyaan
Duta Agung yang perlu ditanyakan kepada kedua
sesepuh Siauw Lim Sie ...... jikapun tidak sampai
bertemu, sampaikan pertanyaan itu melalui
Ciangbundjin. Tetapi, jawabannya harus diperoleh,
karena sangat menentukan apa yang akan kita
kerjakan di depan ......."
"Duta Agung, sepenting apakah Wong Jin Liu itu ....."?
bertanya Nenggala
"Paman, tokoh itu adalah adik seperguruan terlihay
dari Kian Ti Hosiang, didikan langsung orang tua suci
itu. Da pernah menantang jago mujijat Persia dan
hanya kalah sejurus ....... tetapi, dia sangat fanatik dan
tergila-gila dengan ilmu silat ....."
"Mampu menandingi tokoh Persia ........"?
"Benar paman ....... "
"Hebat jika demikian......." Nenggala menggumam, dan
kini dia semakin sadar bahwa memang penting
mereka menuju Siauw Lim Sie.
"Jika bisa, dari Poh Thian, Paman dan Bibi langsung
menuju ke Lam Hay atau kita berjumpa di Markas
Bengkauw untuk bersama menuju ke Lam Hay
Bun ....."
"Baik...... baik Duta Agung ..... kami akan mengerjakan
semampunya ........"
"Paman, ada satu hal lagi ....... kami berempat sudah
sepakat untuk kembali terus giat berlatih. Skema
jurus Paman Nenggala adalah salah satu yang
keramat dan mujijat, karena itu kuharap Paman juga
menyempurnakannya. Karena pibu di Pegunungan
Bengsan akan juga mengandalkan tenaga paman
Nenggala. Karena itu, kombinasi ilmu Paman Nenggala
harus terus terasah secara baik maka pasti akan
bermanfaat untuk pibu di Pegunungan Bengsan
kelak ......."
"Hahahahaha, terima kasih atas perhatian Duta
Agung. Tetapi jangan takut, itu akan kuperhatikan
secara seksama ...."
======================
Dunia Persilatan Tionggoan kembali GEMPAR. Berawal
dari Pegunungan Hengsan, di Markas Kaypang dan
dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Rimba
Persilatan. Bahwa BENGKAUW Persia menantang
Rimba Persilatan Tionggoan dalam sebuah pibu
terbuka 10 bulan kedepan di pegunungan Bengsan.
Kabar itu dengan cepat menyebar, tetapi dengan
bumbu dan aroma yang sudah jauh melenceng dari
faktanya. "Bengkauw Persia dipukul jatuh oleh
Bengkauw Tionggoan dan akan balas dendam
nantinya ......". Ada lagi versi lainnya: "Bengkauw
Persia curiga bahwa Bengkauw Tionggoan akan
bangkit melawan mereka, karena itu mereka mau
mengambil alih Bengkauw Tionggoan ......". Atau, ada
lagi yang aneh: "Kauwcu Bengkauw Persia berambisi
menjadi pesilat tertangguh sejagad, karena itu dia
mau mengalahkan semua jago Tionggoan ......."
Namanya juga informasi di tangan ke lima, enam,
tujuh atau keseratus, informasi yang asli sudah
melenceng jauh. Versinya sudah dibumbui menjadi
lebih menegangkan dan lebih misterius dan
memancing orang untuk datang memenuhi
Pegunungan Bengsan. Dan dalam waktu tidak lama,
dunia persilatan sudah gempar dengan pibu atau
tanding persahabatan antara Bengkauw Persia dan
Rimba
http://cerita-silat.mywapblog.com
Persilatan Tionggoan. Siapa yang akan menang
nantinya?: Sudah tentu Tionggoan, disana ada Duta
Agung yang lihay bagai dewa, sudah tidak ada
tandingannya ........
Begitulah keadaan Rimba Persilatan Tionggoan. Gaduh,
heboh, gempar dan membuat orang mulai merancang
jadwal kedepan untuk mendaki Pegunungan Bengsan
agar dapat menyaksikan secara langsung
pertandingan hebat antara Bengkauw Persia melawan
Rima Persilatan Tionggoan. Tontonan langka dan
sangat menarik, banyak orang rela bersusah-susah
untuk sekedar mengunjungi arena pibu. Mereka tidak
takut bahaya meski kemampuan mereka sebenarnya
pas-pasan belaka.
Tentu saja ada yang gemas. Ada yang marah. Ada
yang penasaran. Ada pula yang berpikir orang-orang
Persia itu sekedar mencari sensasi. Tetapi dalam atau
dengan apapun rasa itu, yang jelas tantan gan terbuka
Bengkauw Persia telah menghadirkan kegemparan
yang sangat. Sekaligus harapan yang TERAMAT besar
kepada Ceng Liong dan kawan-kawannya. Ya, tidak
ada orang lain yang dianggap tepat dan pantas pada
saat sekarang ini selain berharap majunya Duta
Agung untuk mengangkat dan menjaga nama besar
Rimba Persilatan Tionggoan. "Untuk sekarang, siapa
sih yang bisa menandingi Duta Agung ...."? begitu pikir
banyak orang.
Dan .......... semakin gaduhlah Rimba Persilatan
Tionggoan. Tidak banyak orang yang memikirkan Pibu
di Lam Hay Bun. Hal ini dikarenakan, pertama, Lam
Hay Bun teramat jauh di luar lautan dan tempat itu
tidak bisa dipastikan dimana tempatnya. Selain itu,
Pibu itupun berlangsung tertutup dan hanya pihak-
pihak terkait yang dapat hadir atau diterima hadir di
lokasi. Dan yang jelas, kasak-kusuk dan pengaturan
pibu itu dilakukan tertutup dan tidak dibuka ke publik,
sebagaimana tradisinya pada masa-masa silam.
Karena itu, pibu yang sebentar lagi, sekitar 5 bulan
kedepan di Lam Hay Bun, justru nyaris senyap dari
pembicaraan orang.
Jikapun ada pihak yang sibuk dengan pibu di Lam Hay
Bun, maka itu terbatas di pihak Lembah Pualam Hijau,
Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay dan Kay Pang di satu sisi
dan di pihak lain adalah Lam Hay Bun, Bengkauw
Tionggoan dan Pendekar Thian Tok. Mereka yang
terlibat langsung dalam tradisi panjang pibu 10
tahunan dan sudah berlangsung dalam 4-5 generasi.
Bedanya, pibu kali ini lebih bersahabat karena
ketegangan antara Tionggoan dengan Bengkauw dan
Lam Hay Bun relatif sudah jauh lebih cair dan
bersahabat.
Dunia Persilatan yang sedang gaduh dan gempar
dengan tantangan terbuka Bengkauw Persia yang
membuat antusiasme banyak orang, banyak
pendekar membuncah. Sementara para pendekar
yang terlibat, lebih serius mempersiapkan diri menuju
Lam Hay Bun di daerah Laut Selatan. Nyaris dimana-
mana orang terlibat percakapan soal pibu dengan
Persia dan boleh dibilang, dunia persilatan bergeliat
karenanya. Dalam situasi gaduh dan riuh seperti
sesosok tubuh berjalan di hutan-hutan gunung Siong
San. Bukan .... bukan ke Siauw Lim Sie arahnya, tetapi
justru menjauhi Kuil Siauw Lim Sie. Dan sosok tubuh
pria muda yang berjalan itu, keadaannya seperti
kurang terurus, rambutnya memanjang dan janggut
meski belum cukup tebal tumbuh liar diwajahnya.
Dan dia berjalan kedepan seperti tidak menetapkan
arah terlebih dahulu.
Wajahnya meski ditumbuhi jenggot tidak terurus dan
awut-awutan tetapi tidak mampu menyembunyikan
kegagahan dan ketampanan pria yang nampak masih
muda itu. Usianya paling belum mencapai angka 30
tahunan, matanya terlihat bersinar bening, namun
sesekali bergerak dengan tatapan liar. Sungguh luar
biasa. Menurut para ahli, tatapan sinar bening dari
seorang pesilat, bisa menandakan orang tersebut
sudah mencapai tataran KESEMPURNAAN. Tetapi yang
aneh, tatap mata bening itu, sesekali ditingkah oleh
lentikan sinar liar dari matanya. Sementaranya
langkahnya tegap namun enteng melangkah kemana
hatinya membawa. (Bersambung)
Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III
"Ingatkah kalian mengapa aku membatasi kalian
untuk tidak melepas seluruh jurus simpanan yang
kalian kuasai ......."?
"Acccchhhhh, tidak kusangka kita berhadapan dengan
kekuatan yang demikian hebat dan mengerikan itu.
Lebih misterius dan lebih berbahaya ketimbang Thian
Liong Pang. Tapi, syukurlah jika engkau mampu
melacak strategi mereka itu Liong ko ....." berkata Tek
Hoat yang terlihat masih terkejut dan shock itu.
"Dan tahukah kalian apa yang harus segera kita
semua kerjakan mulai malam ini juga dan tidak boleh
ditunda-tunda lagi ............"? Duta Agung Kiang Ceng
Liong bertanya kepada ketiga sahabatnya itu.
"Tidak ada cara lain, kita harus berlatih, berlatih dan
terus berlatih ......." Siangkoan Giok Lian yang
menjawab cepat.
"Benar, tetapi berlatih dengan benar dan tepat. Kali ini,
kalian harus berkonsentrasi melatih dua hal sekaligus:
Melatih kekuatan tenaga dalam kalian supaya
meningkat terus kedalaman dan kematangan serta
kesempurnaannya dan melatih kembali apa yang
jurus-jurus andalan. Bahkan merubah beberapa
bagian jurus maut harus digubah kembali, sementara
bagian terakhir akan kita lakukan setelah pibu di Lam
Hay Bun. Malam ini, aku ingin memberitahu kalian
semua berlatih, selanjutnya besok akan kutugaskan
Bibi Li Hwa ke Siauw Lim Sie untuk sebuah urusan.
Dan sebaiknya, kalian berdua menuju ke Bengkauw
sambil menungguku dan berlatih disana (sambil
menunjuk Giok Lian dan Tek Hoat yang langsung
mengangguk mengiyakan). Aku memperoleh tugas
dari Suhu sebelum ajal untuk merangkapkan jodoh
kalian berdua dan meminang Lian Moi menjadi istrimu
Tek Hoat, dan akan kulakukan sebelum kita
berangkat ke Lam Hay. Lan Moi akan berangkat ke
Kota Raja besok, disana akan bertemu dengan orang
tuaku nantinya ..."
"Koko ....... "
"Liong koko ....."
Mereka berempat terkejut dengan ucapan terakhir
Ceng Liong. Dari urusan besar melompat ke urusan
pribadi mereka. Urusan yang karena banyaknya
masalah yang mereka temukan sampai mereka
lupakan. Dan ketika Ceng Liong menyinggungnya,
mau tidak mau mereka terhenyak. Tetapi
bahagia .........
"Begitulah seharusnya .... Tetapi malam ini, aku ingin
membuka apa yang ditimba orang-orang Persia itu
dari pibu waktu itu, karena kita juga menimba hal
yang sama dengan mereka. Bekal itu harus kalian
berdua pelajari selama menuju Bengkauw dan dalami
lagi selama berada di Pegunungan Bengsan,
setelahnya, besok kita akan menempuh jalan masing-
masing ...."
"Baik ......" serentak Liang Tek Hoat dan Siangkoan
Giok Lian menjawab, sementara Liang Mei Lan hanya
mengangguk. Dia masih gemetar mengingat Ceng
Liong sudah menetapkan waktu dimana orang tuanya
akan menemui ayah bundanya di Kota Raja. Apakah
artinya ...?
Dan benar saja, malam itu juga Ceng Liong membuka
semua yang dia dalami dan juga amati selama pibu di
Hui Gan Hong. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini
Ceng Liong membuka perspektif Giok Lian dan Tek
Hong terhadap kemungkinan pengembangan serta
mengantisipasi pengetahuan lawan akan jurus yang
telah mereka keluarkan.
"Untungnya ada beberapa jurus andalan yang belum
sempat kalian hamburkan. Itu bagus sekali, karena
mereka akan terkejut sendiri kelak. Tetapi, untuk
mengejutkan dan mengalahkan mereka dibutuhkan
kematangan tenaga dalam. Ini yang akan sangat
menentukan hasil akhir pibu tersebut. Sebetulnya,
kesempatan kita cukup terbuka, tapi dibutuhkan kerja
keras kita ......"
Siangkoan Giok Lian dan Liang Tek Hoat menyimak
semua kata-kata dan uraian Ceng Liong. Dan malam
itu juga, mereka berdua mulai tenggelam dalam
upaya melatih dan melatih diri terus dan terus.
Dan setelah itu, Ceng Liong masih menyempatkan diri
menemui Nenggala atau tepatnya menemui Kiang Li
Hwa bibinya.
"Paman Nenggala, Bibi Li Hwa ....... berhubung urusan
pribadi, Ayah dan Ibu sudah kuminta mendahuluiku
menuju ke Kota Raja. Karena itu, besok bersama Lan
Moi, aku akan menuju Kota Raja menemui
mereka ......."
"Ac
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall
h, kionghi Duta Agung ....... " sambut Li Hwa sambil
tersenyum, Nenggala juga ikut tersenyum mendengar
Ceng Liong yang menjelaskan maksudnya dengan
malu-malu.
"Tetapi, tiba-tiba muncul masalah baru. Masalah yang
rasanya sudah bisa diantisipasi sejak pibu di puncak
Hui Gan Hong ....... " ucap Ceng Liong sambil melirik
Nenggala yang mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Jadi, apa yang harus kami lakukan Duta Agung ...."?
terdengar Li Hwa bertanya
"Bibi, kumohon berangkat ke Siauw Lim Sie untuk
menanyakan kabar dan keadaan seorang tokoh hebat
di sana bernama Wong Jin Liu. Jika memang benar
tokoh itu sudah "sadar", maka kumohon Paman dan
Bibi sekaligus ke Poh Thian, disana Pendekar Kembar
Siauw Lim Sie berada. Disana juga ada seorang anak,
muridku yang kutitipkan kepada Siauw Lim Sie Poh
Thian. Dan jika Wong Jin Liu sudah sadar, berarti
muridku sudah harus segera diambil supaya tidak
memberatkan beban dipundak kedua Pendekar
Kembar itu ........."
"Tapi, apakah Siauw Lim Sie ciangbundjin tahu perihal
Wong Jin Liu tersebut ...."? bertanya Kiang Li Hwa
"Cukup menyampaikan bahwa ada satu pertanyaan
Duta Agung yang perlu ditanyakan kepada kedua
sesepuh Siauw Lim Sie ...... jikapun tidak sampai
bertemu, sampaikan pertanyaan itu melalui
Ciangbundjin. Tetapi, jawabannya harus diperoleh,
karena sangat menentukan apa yang akan kita
kerjakan di depan ......."
"Duta Agung, sepenting apakah Wong Jin Liu itu ....."?
bertanya Nenggala
"Paman, tokoh itu adalah adik seperguruan terlihay
dari Kian Ti Hosiang, didikan langsung orang tua suci
itu. Da pernah menantang jago mujijat Persia dan
hanya kalah sejurus ....... tetapi, dia sangat fanatik dan
tergila-gila dengan ilmu silat ....."
"Mampu menandingi tokoh Persia ........"?
"Benar paman ....... "
"Hebat jika demikian......." Nenggala menggumam, dan
kini dia semakin sadar bahwa memang penting
mereka menuju Siauw Lim Sie.
"Jika bisa, dari Poh Thian, Paman dan Bibi langsung
menuju ke Lam Hay atau kita berjumpa di Markas
Bengkauw untuk bersama menuju ke Lam Hay
Bun ....."
"Baik...... baik Duta Agung ..... kami akan mengerjakan
semampunya ........"
"Paman, ada satu hal lagi ....... kami berempat sudah
sepakat untuk kembali terus giat berlatih. Skema
jurus Paman Nenggala adalah salah satu yang
keramat dan mujijat, karena itu kuharap Paman juga
menyempurnakannya. Karena pibu di Pegunungan
Bengsan akan juga mengandalkan tenaga paman
Nenggala. Karena itu, kombinasi ilmu Paman Nenggala
harus terus terasah secara baik maka pasti akan
bermanfaat untuk pibu di Pegunungan Bengsan
kelak ......."
"Hahahahaha, terima kasih atas perhatian Duta
Agung. Tetapi jangan takut, itu akan kuperhatikan
secara seksama ...."
======================
Dunia Persilatan Tionggoan kembali GEMPAR. Berawal
dari Pegunungan Hengsan, di Markas Kaypang dan
dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Rimba
Persilatan. Bahwa BENGKAUW Persia menantang
Rimba Persilatan Tionggoan dalam sebuah pibu
terbuka 10 bulan kedepan di pegunungan Bengsan.
Kabar itu dengan cepat menyebar, tetapi dengan
bumbu dan aroma yang sudah jauh melenceng dari
faktanya. "Bengkauw Persia dipukul jatuh oleh
Bengkauw Tionggoan dan akan balas dendam
nantinya ......". Ada lagi versi lainnya: "Bengkauw
Persia curiga bahwa Bengkauw Tionggoan akan
bangkit melawan mereka, karena itu mereka mau
mengambil alih Bengkauw Tionggoan ......". Atau, ada
lagi yang aneh: "Kauwcu Bengkauw Persia berambisi
menjadi pesilat tertangguh sejagad, karena itu dia
mau mengalahkan semua jago Tionggoan ......."
Namanya juga informasi di tangan ke lima, enam,
tujuh atau keseratus, informasi yang asli sudah
melenceng jauh. Versinya sudah dibumbui menjadi
lebih menegangkan dan lebih misterius dan
memancing orang untuk datang memenuhi
Pegunungan Bengsan. Dan dalam waktu tidak lama,
dunia persilatan sudah gempar dengan pibu atau
tanding persahabatan antara Bengkauw Persia dan
Rimba
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall
Persilatan Tionggoan. Siapa yang akan menang
nantinya?: Sudah tentu Tionggoan, disana ada Duta
Agung yang lihay bagai dewa, sudah tidak ada
tandingannya ........
Begitulah keadaan Rimba Persilatan Tionggoan. Gaduh,
heboh, gempar dan membuat orang mulai merancang
jadwal kedepan untuk mendaki Pegunungan Bengsan
agar dapat menyaksikan secara langsung
pertandingan hebat antara Bengkauw Persia melawan
Rima Persilatan Tionggoan. Tontonan langka dan
sangat menarik, banyak orang rela bersusah-susah
untuk sekedar mengunjungi arena pibu. Mereka tidak
takut bahaya meski kemampuan mereka sebenarnya
pas-pasan belaka.
Tentu saja ada yang gemas. Ada yang marah. Ada
yang penasaran. Ada pula yang berpikir orang-orang
Persia itu sekedar mencari sensasi. Tetapi dalam atau
dengan apapun rasa itu, yang jelas tantan gan terbuka
Bengkauw Persia telah menghadirkan kegemparan
yang sangat. Sekaligus harapan yang TERAMAT besar
kepada Ceng Liong dan kawan-kawannya. Ya, tidak
ada orang lain yang dianggap tepat dan pantas pada
saat sekarang ini selain berharap majunya Duta
Agung untuk mengangkat dan menjaga nama besar
Rimba Persilatan Tionggoan. "Untuk sekarang, siapa
sih yang bisa menandingi Duta Agung ...."? begitu pikir
banyak orang.
Dan .......... semakin gaduhlah Rimba Persilatan
Tionggoan. Tidak banyak orang yang memikirkan Pibu
di Lam Hay Bun. Hal ini dikarenakan, pertama, Lam
Hay Bun teramat jauh di luar lautan dan tempat itu
tidak bisa dipastikan dimana tempatnya. Selain itu,
Pibu itupun berlangsung tertutup dan hanya pihak-
pihak terkait yang dapat hadir atau diterima hadir di
lokasi. Dan yang jelas, kasak-kusuk dan pengaturan
pibu itu dilakukan tertutup dan tidak dibuka ke publik,
sebagaimana tradisinya pada masa-masa silam.
Karena itu, pibu yang sebentar lagi, sekitar 5 bulan
kedepan di Lam Hay Bun, justru nyaris senyap dari
pembicaraan orang.
Jikapun ada pihak yang sibuk dengan pibu di Lam Hay
Bun, maka itu terbatas di pihak Lembah Pualam Hijau,
Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay dan Kay Pang di satu sisi
dan di pihak lain adalah Lam Hay Bun, Bengkauw
Tionggoan dan Pendekar Thian Tok. Mereka yang
terlibat langsung dalam tradisi panjang pibu 10
tahunan dan sudah berlangsung dalam 4-5 generasi.
Bedanya, pibu kali ini lebih bersahabat karena
ketegangan antara Tionggoan dengan Bengkauw dan
Lam Hay Bun relatif sudah jauh lebih cair dan
bersahabat.
Dunia Persilatan yang sedang gaduh dan gempar
dengan tantangan terbuka Bengkauw Persia yang
membuat antusiasme banyak orang, banyak
pendekar membuncah. Sementara para pendekar
yang terlibat, lebih serius mempersiapkan diri menuju
Lam Hay Bun di daerah Laut Selatan. Nyaris dimana-
mana orang terlibat percakapan soal pibu dengan
Persia dan boleh dibilang, dunia persilatan bergeliat
karenanya. Dalam situasi gaduh dan riuh seperti
sesosok tubuh berjalan di hutan-hutan gunung Siong
San. Bukan .... bukan ke Siauw Lim Sie arahnya, tetapi
justru menjauhi Kuil Siauw Lim Sie. Dan sosok tubuh
pria muda yang berjalan itu, keadaannya seperti
kurang terurus, rambutnya memanjang dan janggut
meski belum cukup tebal tumbuh liar diwajahnya.
Dan dia berjalan kedepan seperti tidak menetapkan
arah terlebih dahulu.
Wajahnya meski ditumbuhi jenggot tidak terurus dan
awut-awutan tetapi tidak mampu menyembunyikan
kegagahan dan ketampanan pria yang nampak masih
muda itu. Usianya paling belum mencapai angka 30
tahunan, matanya terlihat bersinar bening, namun
sesekali bergerak dengan tatapan liar. Sungguh luar
biasa. Menurut para ahli, tatapan sinar bening dari
seorang pesilat, bisa menandakan orang tersebut
sudah mencapai tataran KESEMPURNAAN. Tetapi yang
aneh, tatap mata bening itu, sesekali ditingkah oleh
lentikan sinar liar dari matanya. Sementaranya
langkahnya tegap namun enteng melangkah kemana
hatinya membawa. (Bersambung)