Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Mark of Athena (Tanda Athena) - 39

$
0
0
Cerita Misteri | The Mark of Athena (Tanda Athena) | Serial The Heroes of Olympus | The Mark of Athena (Tanda Athena) | Cersil Sakti | The Mark of Athena (Tanda Athena) pdf

Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III

n bahwa kita memang musuh Romawi." "Aku punya gagasan lain," ujar Leo, "kalau kita langsung rnenuju Charleston, kita bisa sampai beberapa jam lagi. Tetapi para elang akan menyusul kita, dan celakalah kalau begitu. Jadi, kita kirim pengalih perhatian saja untuk mengelabui elang-elang itu. Kita bawa kapal ini memutar, ambit jalan yang panjang untuk menuju Charleston, dan sampai di sana besok pagi " Hazel hendak protes, tapi Leo mengangkat tangan. "Aku tahu, aku tahu. Nico sedang kesulitan dan kita harus bergega s." "Sekarang sudah tanggal 27 Juni," kata Hazel, "tingga l empat Bari lagi. Kemudian, Nico akan meninggal." "Aku tahu! Tapi trik ini mungkin bisa mengecoh bangsa Romawi. Kita seharusnya masih punya cukup waktu untuk men-capai Roma."
  Hazel merengut. "Waktu kau bilang seharusnya masih punya cukup waktu ...." Leo mengangkat bahu. "Kalau kubilang waktu pas-pasan, bagaimana?" Hazel menutupi wajah dengan tangan untuk menenangkan diri. "Untuk kita, kedengarannya tipikal." Annabeth memutuskan untuk menangkap komentar Hazel sebagai lampu hijau. "Oke, Leo. Pengalih perhatian macam apa yang kau maksud?" "Aku senang sekali kau bertanya!" Leo menekan beberapa tombol di konsol, memutar turntable, dan memencet tombol A di pengendali Wii-nya berturut-turut dengan amat sangat cepat. Serunya ke interkom, "Buford? Silakan melapor untuk bertugas." Frank melangkah mundur. "Ada orang lain lagi di kapal ini? Siapa Buford?" Kepulan uap membubung dari tangga, dan naiklah meja otomatis Leo ke geladak. Annabeth jarang melihat Buford sepanjang perjalanan itu. Ia kebanyakan diam saja di ruang mesin. (Leo bersikeras bahwa Buford diam-diam naksir mesin kapal. Buford adalah meja berkaki tiga. Permukaannya terbuat dari mahoni, sedangkan landasannya yang berbahan dasar perunggu memuat sejumlah laci, gigi roda, dan ventilasi uap. Tas mirip kantong surat terikat di salah sate kakinya. Buford berkelotakan ke kemudi dan mengeluarkan surf mirip peluit kereta api. "Ini Buford." Leo mengumumkan. "Kau menamai furniturmu?" tanya Frank. Leo mendengus. "Ingin punya furnitur sekeren ini? Mimi saja! Buford, apa kau siap untuk Operasi Tutup Meja?" Buford menyemburkan uap. Dia melangkah ke langkai Permukaan mahoninya terbelah empat, kemudian memanjar
  seperti baling-baling kayu. Baling-baling tersebut berputar, dan Buford pun lepas landas. "Meja helikopter," gumam Percy, "harus kuakui, memang keren. Apa yang ada di dalam kantong?" "Cucian kotor demigod," kata Leo, "mudah-mudahan kau tidak keberatan, Frank." Frank tersedak. "Apa?" "Biar elang-elang tidak membaui kita." "Cuma itu celana gantiku!" Leo mengangkat bahu. "Kuminta Buford mencucikan dan menyetrikakan pakaianmu selagi dia keluar. Moga-moga dia inenuruti perintahku." Leo menggosok-gosok tangannya dan inenyeringai. "Ya, bisa dibilang aku telah melakukan pekerjaan dengan baik hari ini. Aku akan mengalkulasi dan menyesuaikan rute kita. Sampai ketemu waktu makan malam."
  Percy tidur lebih awal, alhasil Annabeth tidak punya pekerjaan malam itu selain menatap kom puternya. Dia membawa serta laptop Daedalus, tentu s aja. Dua tahun lalu, Annabeth mewarisi mesin tersebut dari sang penemu terhebat .,sepanjang masa, dan kom puter tersebut memuat banyak sekali ide, skema, dan d iagram inovasi, yang belum Annabeth pahami ,,seluruh nya sampai sekarang. Setelah dua tahun, laptop biasan ya sudah ketinggalan zaman, tapi menurut perkiraan A nnabeth mesin daedalus masih mengungguli masanya l ima puluh tahun. Kreasi daedalus tersebut bisa membes ar seukuran desktop, menciut jadi Lomputer sabak, atau terlipat jadi wafer logam yang lebih mungil daripada telepon seluler. Kerjanya lebih cepat daripada komputer lain yang pernah Annabeth miliki, bisa mengakses siaran televisi satelit atau saluran TV Hephaestus dari Gunung Olympus, dan
  mengoperasikan program buatan sendiri yang praktis dapat mengerjakan apa saja selain mengikat tali sepatu. Mungkin sebenarnya ada aplikasi untuk itu juga, hanya saja Annabeth belum menemukannya. Annabeth duduk di ranjangnya, menggunakan progam pencitraan 3-D Daedalus untuk mempelajari maket Parthenon di Athe
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 3: The Mark Of Athena (Tanda Athena)

  na. Sejak dulu Annabeth bercita-cita mengunjungi Parthenon, karena dia menggemari arsitektur dan karena bangunan itu adalah kuil paling tersohor yang dipersembahkan untuk ibunya. Kini keinginannya mungkin bakal terkabul, jika mereka masih hidup sampai tiba di Yunani. Namun, semakin Annabeth memikirkan Tanda Athena dan legenda lama Romawi yang Reyna sebut-sebut, semakin cemas dirinya. Meskipun tidak mau, Annabeth teringat pertengkaran dengan ibunya. Walaupun sudah berminggu-minggu berselang, kata-kata Athena masih menyakitkan. Kejadiannya berawal ketika Annabeth pulang naik kereta bawah tanah dari Upper East Side sesudah menyambangi ibu Percy. Pada bulan-bulan panjang sewaktu Percy hilang, Annabeth berkunjung ke sana sekurang-kurangnya sekali seminggu sebagian untuk menyampaikan kabar terbaru mengenai proses pencarian kepada Sally Jackson dan suaminya Paul, dan sebagian karena Annabeth dan Sally perlu menyemangati serta meyakinkan satu sama lain bahwa Percy baik-baik saja. Musim semi itu malah lebih berat daripada sebelumnya. Ketika itu, Annabeth punya alasan untuk berharap bahwa Percy masih hidup, sebab Hera tampaknya berencana mengirim dia ke pihak Romawi, tapi Annabeth tidak yakin seratus persen di mana Percy berada. Jason sudah ingat lokasi kasar perkemahan lamanya, tapi seluruh kemampuan sihir bangsa Yunani termasuk yang dikerahkan para pekemah pondok Hecate tidak
  bisa mengonfirmasi keberadaan Percy di perkemahan Romawi, atau di mana pun. Percy seolah telah lenyap dari muka bumi. Rachel sang Oracle sudah mencoba menerawang masa depan, dan meskipun tak banyak yang bisa dilihatnya, dia yakin Leo hams merampungkan Argo 2 sebelum mereka boleh menghubungi bangsa Romawi. Kendati begitu, Annabeth tetap saja menghabiskan waktu senggang untuk mengorek informasi tentang Percy dari berbagai sumber, yang berupa kabar burung sekali pun. Annabeth bicara kepada roh alam, membaca legenda Romawi, menggali petunjuk dari buku catatan Daedalus, dan membelanjakan ratusan drachma cams untuk mengirim pesan Iris kepada roh baik, demigod, a taupun monster yang pernah dia jumpai, tapi hasilnya nol. Siang itu, sepulang dari apartemen Sally, Annabeth merasa energinya terkuras lebih daripada biasanya. Dia dan Sally pertama-tama menangis dan setelah itu berupaya membangkitkan semangat satu sama lain, tapi mereka sudah terlalu letih secara mental. Akhirnya Annabeth naik kereta bawah tanah dari Lexington Avenue ke Grand Central. Ada jalan lain untuk kembali ke sekolah berasramanya dari upper East Side, tapi Annabeth suka jalan-jalan di Terminal Grand Central. Desainnya yang indah dan ruangnya yang terbuka luas inengingatkan Annabeth pada Gunung Olympus. Bangunan rnegah membuat Annabeth merasa lebih baik barang kali karena berada di tempat yang permanen membuat dirinya merasa lebih permanen. Annabeth baru saja melewati Sweet on America, toko permen tempat ibu Percy dulu bekerja, dan sedang mempertimbangkan untuk masuk guna membeli permen biru demi rnengenang masa lalu, ketika dia melihat Athena tengah mengamat-amati peta jalur bawah tanah di dinding.
  ibu Annabeth tidak bisa memercayainya. Sudah berbulan bulan dia tidak bertemu ibunya tidak pernah lagi sejak Zeu menutup gerbang Olympus dan melarang segala bentu komunikasi dengan demigod. Kendati begitu, berkali-kali Annabeth mencoba menghubungi ibunya, minta bimbingan, mengirimkan sesaji bakar tiap waktu makan di perkemahan. Annabeth tak kunjung mendapat jawaban. Kini Athena ada di sini, mengenakan celana jin, sepatu bot hiking, dan kemeja flanel merah, rambutnya yang berwarna gelap terurai ke bahu. Dia membawa ransel dan tongkat, seakan telah bersiap-siap untuk perjalanan panjang. "Aku harus pulang," gumam Athena sambil menelaah peta, "jalannya kompleks. Andai saja Odysseus ada di sini. Dia pasti mengerti." "ibu!" kata Annabeth, "Athena!" Sang dewi berpaling. Athena memandang Annabeth seperti tidak mengenalinya. "Itu namaku dulu," kata sang dewi menerawang, "sebelum mereka memorak-porandakan kotaku, merampas identitasku, menjadikanku seperti ini." Dia memandang pakaiannya dengan jijik. "Aku haru pu
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 3: The Mark Of Athena (Tanda Athena)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>