Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Mark of Athena (Tanda Athena) - 53

$
0
0
Cerita Misteri | The Mark of Athena (Tanda Athena) | Serial The Heroes of Olympus | The Mark of Athena (Tanda Athena) | Cersil Sakti | The Mark of Athena (Tanda Athena) pdf

Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III

, memeriksa anyaman dari tiap sudut. Lalu, setelah berjongkok dengan Kati-hati supaya tidak menyakiti kakinya yang patah, Annabeth merangkak ke dalam silinder itu. Dia sudah menghitung di kepalanya. Jika perhitungan Annabeth keliru, kandaslah rencananya. Namun, Annabeth merangkak di dalam terowongan itu tanpa menyentuh sisi-sisinya. Jejalin benangnya memang lengket, tapi masih bisa dilewati. Annabeth keluar dari ujung satunya lagi dan meng-gelengkan kepala. "Ada cacatnya," kata Annabeth. "Apa?!" pekik Arachne, "mustahil! Aku mengikuti instruksi-mu " "Di dalam," ujar Annabeth, "masuk dan lihatlah sendiri. Tepat di tengah-tengah anyamannya cacat." Mulut Arachne berbusa-busa. Annabeth takut dia terlalu memaksa, dan si laba-laba bakal mencaploknya. Bisa-bisa Annabeth bernasib seperti tulang belulang di sarang laba-laba. Namun demikian, Arachne justru menjejakkan kedelapan kakinya dengan gaya merajuk. "Aku tidak melakukan kesalahan." "Oh, cuma kesalahan kecil, kok," kata Annabeth, "kemung-kinan besar kau bisa memperbaikinya. Tetapi aku tidak mau menunjukkan apa-apa pada dewa-dewi kecuali karya terbaikmu. Begini, masuklah dan periksa saja. Kalau kau bisa membetulkannya, maka akan kita tunjukkan kreasi ini pada bangsa Olympia. Kau akan jadi seniman paling terkenal sepanjang masa. Mereka barangkali bakal memecat Sembilan Mousai dan mempekerjakanmu untuk
  memonitor seluruh cabang kesenian. Dewi Arachne ya, aku takkan terkejut." "Dewi ...." Napas Arachne tercekat. "Ya, ya. Akan kuperbaiki cacat tersebut." Dia menyembulkan kepala ke dalam terowongan. "Di mana?" "Tepat di tengah," desak Annabeth, "terus saja. Mungkin agak kesempitan buatmu." "Aku tidak apa-apa!" Arachne membentak, dan menggeliut ke dalam. Sebagaimana yang diharapkan Annabeth, perut si laba-laba muat di dalam, tapi pas-pasan sekali. Sementara dia mendesak ke dalam, anyaman tersebut mengembang untuk mengakomodasi badannya. Masuklah seluruh tubuh Arachne, sampai ke kelenjar-kelenjarnya. "Aku tidak melihat ada cacat!" Dia mengumumkan. "Masa?" tanya Annabeth, "wah, aneh. Keluarlah. Biar kulihat lagi." Saat penentuan. Arachne menggeliut, berusaha mundur. Jejalin terowongan menyempit di sekeliling Arachne dan mengekangnya. Dia mencoba menggeliut ke depan, tapi perangkap tersebut sudah menempel ke abdomennya. Dia tidak bisa keluar lewat depan juga. Annabeth takut kalau-kalau kaki berduri si laba-laba bakal melubangi anyaman benang, tapi kaki Arachne terimpit rapat-rapat ke tubuhnya sehingga nyaris tak dapat digerakkan. "Apa apa ini?" teriak Arachne, "aku tersangkut!" "Ah," kata Annabeth, "aku lupa memberitahumu. Karya seni ini disebut Chinese Handcuff. Versi yang lebih besar, setidaknya. Kunamai kreasi ini Chinese Spidercuff." erat-erat."Pengkhianatan!" Arachne meronta-ronta, berguling-guling, dan menggeliung, tapi perangkap tersebut mengungkungnya erat-
  "Perkara bertahan hidup," koreksi Annabeth, "kau toh bakal membunuhku pada akhirnya, entah aku menolongmu atau tidak. Betul, kan?" "Tentu saja! Kau anak Athena." Perangkap berhenti bergerak. "Maksudku tidak, tentu tidak! Aku menjunjung janjiku." "He-eh." Annabeth melangkah mundur sementara anyaman silindris itu mulai bergoyang-goyang lagi. "Biasanya jebakan ini terbuat dari anyaman bambu, tapi benang laba-laba malah lebih bagus. Anyamannya akan mengekangmu erat-erat. Selain itu, bahannya yang kuat tidak mudah koyak. Kau sekali pun takkan sanggup mengoyaknya." "Gahhhh!" Arachne berguling-guling dan meronta, tapi Annabeth menyingkir. Walaupun pergelangan kakinya patah, dia tidak kesulitan menghindari borgol jari raksasa. 'Akan kuhabisi kau!" Arachne bersumpah. "Maksudku tidak, aku akan berbaik-baik padamu jika kau mengeluarkanku." "Akan kusimpan tenagaku kalau aku jadi kau." Annabeth menarik napas dalam-dalam, untuk pertama kalinya merasa rileks sesudah berjam-jam. "Akan kupanggil teman-temanku." "Kau kau akan memanggil mereka untuk memamerkan karya seniku?" tanya Arachne penuh harap. Annabeth menelaah ruangan tersebut. Pasti ada cara untuk mengirimkan pesan-Iris ke Argo II. Masih ada sisa air di botol Annabeth, tapi bagaim
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 3: The Mark Of Athena (Tanda Athena)

  ana caranya menghasilkan cahaya serta kabut yang mencukupi untuk menciptakan pelangi di gua gelap? Arachne mulai berguling-guling lagi. "Kau memanggil teman-temanmu untuk membunuhku!" jeritnya, "aku takkan mati! Tidak seperti ini!" "Tenang," ujar Annabeth, "akan kami biarkan kau hidup. Kami hanya menginginkan patung." "Patung?"
  "Ya." Annabeth seharusnya tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi rasa takutnya berganti jadi amarah dan kekesalan. "Karya seni yang akan kupajang paling mencolok di Gunung Olympus? Bukan karyamu. Athena Parthenos pantas berada di sana tepat di tengah-tengah taman dewata." "Jangan! Jangan, tidak cocok!" "Tidak sekarang, kok," kata Annabeth, "pertama-tama akan kami bawa serta patung ini ke Yunani. Sebuah ramalan memberi tahu kami bahwa patung ini punya kekuatan untuk membantu mengalahkan para raksasa. Setelah itu ya, kami tidak bisa mengembalikannya ke Parthenon. Bisa heboh jadinya. Athena Parthenos akan lebih aman di Gunung Olympus. Patung ini akan mempersatukan anak-anak Athena dan mendamaikan bangsa Romawi serta Yunani. Terima kasih sudah menjaganya berabad-abad ini. Kau sudah berjasa besar bagi Athena." Arachne menjerit dan meronta. Sehelai benang memancar dari kelenjarnya dan menempel ke selembar tapestri di dinding. Arachne mengempiskan perutnya dan merobek-robek tenunan itu dengan membabi buta. Dia terus berguling, menyemprotkan benang sembarangan, menggulingkan tungku magis dan mencabuti ubin dari lantai. Ruangan berguncang. Tapestri mulai terbakar. "Hentikan!" Annabeth terpincang-pincang untuk menghindari benang laba-laba. "Kau akan meruntuhkan seisi ruangan dan menewaskan kita berdua!" "Lebih baik begitu daripada melihatmu menang!" pekik Arachne, "anak-anakku! Bantu aku!" Mduh, gawat. Annabeth berharap aura patung bakal menghalau laba-laba kecil, tapi Arachne terus menjerit-jerit, meminta bantuan mereka. Annabeth mempertimbangkan untuk membunuh laba-laba betina itu guna membungkamnya. Akan lebih mudah
  untuk menggunakan pisaunya sekarang. Namun, dia enggan membunuh monster yang tak berdaya, bahkan Arachne. Lagi pula, jika Annabeth menghunjam anyaman tersebut, bisa-bisa jebakan itu terburai. Siapa tahu Arachne malah bisa membebaskan diri sebelum Annabeth sempat menghabisinya. Semua pemikiran ini datang terlambat. Laba-laba berduyun-duyun, hendak memasuki ruangan. Patung Athena berpendar semakin terang. Para laba-laba kentara sekali tak mau mendekat, tapi mereka beringsut maju, seakan tengah mengerahkan keberanian. Ibu mereka menjerit-jerit minta tolong. P ada akhirnya mereka bakal menghambur masuk, mem buat Annabeth kewalahan. "Arachne, hentikan!" teriak Annabeth, "akan Entah bagaimana, Arachne berputar d alam kurungannya, mengarahkan abdomen ke tempat suara Annabeth berasal. Sehelai benang menghantam d ada Annabeth bagaikan sarung petinju kelas berat. Ann abeth terjatuh, sekujur tungkainya dirambati rasa nyeri. Annabeth mencabik-cabik benang laba-laba dengan be lati semen-tara Arachne menariknya mendekati capit y ang terbuka-tutup. Annabeth berhasil memotong ben ang dan merangkak menjauh, tapi laba-laba kecil meng epungnya. Dia menyadari upaya terbaiknya tidaklah cu kup. Dia takkan bisa keluar dari sini. Anak-anak Arachn e akan membunuhnya di kaki patung ibunya. Percy, pik ir Annabeth. Maafkan aku. Tepat saat itu, ruangan men decit, kemudian langit-langit gua remuk berkeping-kepi ng disertai pancaran cahaya menyilaukan.[]
  BAB LIMA PULUH SATU
  ANNABETH
  ANNABETH SUDAH PERNAH MENYAKSIKAN HAL-HAL aneh, tapi tapi dia tak pernah melihat hujan mobil. Saat atap gua itu runtuh, sinar matahari membutakannya. Sekilas dia melihat Argo 2 melayang di atas. Pasti kapal itu meng-gunakan ketapel untuk meledakkan langit-langit kuil sampai bolong. Bongkahan aspal sebesar pintu garasi terjerumus ke ruangan beserta enam atau tujuh mobil buatan Itali. Salah satu bakal menimpa Athena Parthenos, kalau saja patung itu tidak memancarkan aura terang yang berfungsi sebagai semacam medan pelindung. Terpentallah mobil itu. Sayangnya, mobil tersebut meluncur tepat ke arah Annabeth. Dia melompat ke samping, membuat kakinya yang cedera
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 3: The Mark Of Athena (Tanda Athena)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>