Cerita Misteri | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Serial The Heroes of Olympus | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Cersil Sakti | The Son of Neptune (Putra Neptunus) pdf
Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III
Mars bersikap seolah-olah keputusan tersebut tidak bisa diganggu gugat. "Nah, anakku Frank Zhang Akan memimpin misi untuk membebaskan Thanatos, kecuali ada yang keberatan?"
Tentu saja, tak seorang pun mengucapkan sepatah kata pun. Namun, banyak pekemah yang memelototi Frank dengan tatapan iri, cemburu, marah, getir.
"Kau boleh mengajak dua pendamping," ujar Mars, "begitulah peraturannya. Salah satunya harus anak ini."
Mars menunjuk Percy. "Dia harus belajar menghormati Mars
dalam perjalanan tersebut, atau mati selagi mencoba; sedangkan orang kedua, aku tidak peduli. Pilih siapa saja yang kau mau.
Silakan adakan perdebatan di senat seperti biasa. Kalian semua
jago melakukan itu."
Sosok sang Dewa berkedip-kedip. Petir menyambar-nyambar
di langit.
"Itu isyarat untukku," kata Mars, "sampai lain kali, bangsa
Romawi. Jangan kecewakan aku!"
Sang Dewa meledak menjadi kobaran api, lalu dia pun
menghilang.
Reyna menoleh kepada Frank. Ekspresinya setengah kaget setengah mual, seakan dia akhirnya berhasil menelan tikus tersebut. Reyna mengangkat tangan untuk memberi hormat ala Romawi
"Ave, Frank Zhang, putra Mars."
Seisi legiun mengikuti teladan Reyna, tapi Frank tidak menginginkan perhatian mereka lagi. Malam yang sempurna rusak
sudah.
Mars ayahnya. Dewa perang mengutusnya ke Alaska. Untuk
ulang tahunnya, Frank dihadiahi lebih dari sekadar sebilah tombak
Dia dihadiahi hukuman mati. []
BAB TIGA BELAS
PERCY
PERCY TERLELAP BAGAIKAN KORBAN MEDUSA-DENGAN kata lain, bagaikan batu.
Dia tidak pernah lagi tidur di ranjang yang aman dan nyaman
sejak ya, dia bahkan tidak ingat. Walaupun sehari kemarin benar-benar gila dan di kepalanya berkelebat jutaan pemikiran, tubuhnya mengambil alih dan berkata: Sekarang kau harus tidur.
Percy bermimpi, tentu saja. Dia selalu bermimpi, tapi mimpimimpi itu berlalu begitu saja bagaikan pemandangan kabur yang dilihat dari jendela kereta api. Dia melihat Faun berambut keriting yang berpakaian compang-camping lari mengejarnya
"Aku tidak punya uang receh," seru Percy. "Apa?" kata si Faun, "bukan, Percy. Ini aku, Grover! Diam di tempat! Kami sedang mencarimu. Tyson sudah dekat setidaknya kami pikir dialah yang paling dekat. Kami sedang mencoba menentukan lokasi tepatmu."
"Apa?" seru Percy, tapi si Faun menghilang ditelan kabut. Kemudian Annabeth lari di sampingnya sambil mengulurkan tangan. "Puji syukur kepada dewa-dewi!" seru Annabeth. "Sudah
berbulan-bulan kami tidak bisa bertemu denganmu! Apakah kau baik-baik saja?"
Percy teringat perkataan Juno dia telah terlelap selama berbulan-bulan, tapi sekarang, dia sudah terjaga. Sang Dewi telah menyembunyikannya secara s engaja, tapi kenapa?
"Apa kau nyata?" tanyanya kepada Annabeth. Percy ingin sekali percaya bahwa Annabeth memang nyata, sampai-sampai dadanya terasa seperti sedang diinjak Hannibal si gajah. Tapi wajah Annabeth mulai mengabur. Dia berseru, "Diam di tempat! Akan lebih mudah bagi Tyson untuk menemukanmu! Jangan ke mana-mana!"
Kemudian Annabeth pun lenyap. Gambar-gambar tersebut melintas kian cepat. Percy melihat sebuah kapal besar di galangan kering, pekerja yang bergegas-gegas merampungkan lambung
kapal, seorang anak lelaki yang membawa mesin las sedang mematri kepala naga perunggu ke haluan. Percy melihat sang Dewa Perang berjingkat-jingkat menghampirinya di tengah deburan ombak, pedang di tangannya.
Adegan tersebut berubah. Percy berdiri di Lapangan Mars, mendongak ke Perbukitan Berkeley. Rumput keemasan beriak, dan muncullah sebuah wajah di bentang alam tersebut seorang wanita yang sedang tidur, raut wajahnya terbentuk oleh bayangbayang serta lipatan permukaan bumi. Mata wanita itu tetap terpejam, tapi suaranya berbicara dalam benak Percy:
Jadi, ini demigod yang telah membinasakan putraku Kronos. Penampilanmu tidak terlalu meyakinkan, Percy Jackson, tapi kau sangat berharga bagiku. Datanglah ke utara. Temui Alcyoneus. Juno boleh memainkan aksi kecil-kecilannya, memanfaatkan bangsa Yunani dan Romawi, tapi pada akhirnya, kau akan menjadi pionku. Kau akan menjadi kunci kekalahan Para Dewa.
http://cerita-silat.mywapblog.com
Penglihatan Percy menjadi gelap. Dia berdiri di ruangan yang
mirip markas besar perkemahan principia berdinding es yang
diselimuti kabut membekukan di udara. Di lantai, berserakanlah
tulang belulang berbaju tempur Romawi dan senjata emas imperial berlapis bunga es. Di bagian belakang ruangan, duduklah sosok besar yang berbayang-bayang. Kulitnya dikilatkan oleh emas dan perak, seolah-olah dia adalah automaton seperti anjing Reyna. Di
belakangnya, ada koleksi yang terdiri dari bendera koyak, panjipanji robek, dan elang besar emas di puncak tongkat besi.
Suara sang Raksasa menggelegar di ruangan luas itu. "Pertemuan kita pastilah menyenangkan, Putra Neptunus. Sudah lama
sekali sejak aku mematahkan perlawanan Demigod sekalibermu. Aku menantimu di puncak es."
Percy terbangun sambil menggigil. Sekejap Percy tidak tahu di mana dia berada. Kemudian dia teringat: Perkemahan Jupiter, barak Kohort V. Percy sedang berbaring di tempat tidur susun, menatap langit-langit dan berusaha mengendalikan jantungnya yang berdebar kencang.
Raksasa keemasan tengah menanti untuk mematahkan perlawanannya. Luar biasa. Namun, yang lebih menggelisahkan Percy adalah wajah wanita tidur di bukit. Kau akan menjadi pionku. Percy tidak suka main catur, tapi dia lumayan yakin bahwa menjadi pion adalah hal buruk. Pionlah yang paling sering mati.
Bahkan bagian yang tak menakutkan dalam mimpinya juga meresahkan. Faun bernama Grover sedang mencarinya. Mungkin itulah sebabnya Don mendeteksi apa katanya? sambungan empati. Seseorang bernama Tyson juga sedang mencarinya, dan Annabeth memperingatkan Percy agar jangan ke mana-mana.
Percy duduk tegak di tempat tidurnya. Teman-teman sekamarnya sedang mondar-mandir sana-sini, sibuk berpakaian dan menyikat gigi. Dakota sedang memakai kain panjang bebercak
merah toga. Salah satu Lar memberinya petunjuk di mana harus menyelipkan dan melipat.
"Waktunya sarapan?" tanya Percy penuh harap. Kepala Frank terjulur dari kasur di bawah. Matanya berkantung, seperti orang yang kurang tidur. "Sarapan sebentar. Kemudian ada rapat senat."
Kepala Dakota tersangkut di toganya. Dia sempoyongan seperti hantu yang kena noda Kool-Aid.
"Hmm," kata Percy, "haruskah aku memakai seprai?" Frank mendengus. "Itu khusus untuk senator. Jumlahnya ada sepuluh, dipilih tiap tahun. Kau harus sudah di perkemahan selama lima tahun supaya memenuhi syarat untuk dipilih."
"Tapi kok kita diundang rapat?" "Karena kau tahu, misi itu." Frank kedengaran khawatir, seolah dia takut kalau-kalau Percy bakal mundur. "Kita harus ikut berdiskusi. Kau, aku, Hazel. Maksudku, kalau kau bersedia ...."
Frank barangkali tidak bermaksud membuatnya merasa bersalah, tapi hati Percy serasa bagaikan permen jeli yang ditariktarik. Dia bersimpati pada Frank. Diklaim oleh Dewa Perang di depan seisi perkemahan sungguh suatu mimpi buruk. Lagi pula, bagaimana mungkin Percy berkata tidak pada wajah imut merajuk itu? Frank sudah diserahi tugas besar yang kemungkinan, besar bakal menewaskannya. Dia takut. Dia butuh bantuan Percy.
Dan mereka bertiga memang sudah menunjukkan kerja sama tim yang bagus semalam. Hazel dan Frank adalah orang-orang yang tangguh serta dapat diandalkan. Mereka menerima Percy layaknya keluarga. Walau begitu, Percy tidak suka membayangkan jalannya misi ini, terutama karena asalnya dari Mars, dan terutama setelah mimpinya.
"Aku sebaiknya aku siap-siap ...." Percy turun dari tempat tidur dan berpakaian sambil terus memikirkan Annabeth. Bantuan
petunjuk di mana harus
Pte- Dia sempoyongan
hampir tiba. Dia bisa mendapatkan kehidupan lamanya kembali. Yang perlu dilakukannya hanyalah diam di tempat.
Saat sarapan, Percy sadar bahwa semua orang memandanginya. Mereka berbisik-bisik tentang kemarin malam:
"Dua Dewa dalam satu hari ...." "Gaya bertarung non-Romawi ...." "Meriam air menyembur hidungku ...." Percy terlalu lapar sehingga tidak peduli. Dia menggasak panekuk, telur, daging, wafel, apel, dan beberapa gelas jus jeruk. Dia mungkin bakal makan lebih banyak lagi, tapi Reyna mengumumkan bahwa senat kini akan bersidang di kota
http://cerita-silat.mywapblog.com
Serial Dewi Ular - 32. Hantu Kesepian Sunshine Becomes You - Ilana Tan Aisyah Putri - Asma Nadia Dendam Berkarat Dalam Kubur - Abdullah Harahap Goosebumps 40. Boneka Hidup Beraksi III
Mars bersikap seolah-olah keputusan tersebut tidak bisa diganggu gugat. "Nah, anakku Frank Zhang Akan memimpin misi untuk membebaskan Thanatos, kecuali ada yang keberatan?"
Tentu saja, tak seorang pun mengucapkan sepatah kata pun. Namun, banyak pekemah yang memelototi Frank dengan tatapan iri, cemburu, marah, getir.
"Kau boleh mengajak dua pendamping," ujar Mars, "begitulah peraturannya. Salah satunya harus anak ini."
Mars menunjuk Percy. "Dia harus belajar menghormati Mars
dalam perjalanan tersebut, atau mati selagi mencoba; sedangkan orang kedua, aku tidak peduli. Pilih siapa saja yang kau mau.
Silakan adakan perdebatan di senat seperti biasa. Kalian semua
jago melakukan itu."
Sosok sang Dewa berkedip-kedip. Petir menyambar-nyambar
di langit.
"Itu isyarat untukku," kata Mars, "sampai lain kali, bangsa
Romawi. Jangan kecewakan aku!"
Sang Dewa meledak menjadi kobaran api, lalu dia pun
menghilang.
Reyna menoleh kepada Frank. Ekspresinya setengah kaget setengah mual, seakan dia akhirnya berhasil menelan tikus tersebut. Reyna mengangkat tangan untuk memberi hormat ala Romawi
"Ave, Frank Zhang, putra Mars."
Seisi legiun mengikuti teladan Reyna, tapi Frank tidak menginginkan perhatian mereka lagi. Malam yang sempurna rusak
sudah.
Mars ayahnya. Dewa perang mengutusnya ke Alaska. Untuk
ulang tahunnya, Frank dihadiahi lebih dari sekadar sebilah tombak
Dia dihadiahi hukuman mati. []
BAB TIGA BELAS
PERCY
PERCY TERLELAP BAGAIKAN KORBAN MEDUSA-DENGAN kata lain, bagaikan batu.
Dia tidak pernah lagi tidur di ranjang yang aman dan nyaman
sejak ya, dia bahkan tidak ingat. Walaupun sehari kemarin benar-benar gila dan di kepalanya berkelebat jutaan pemikiran, tubuhnya mengambil alih dan berkata: Sekarang kau harus tidur.
Percy bermimpi, tentu saja. Dia selalu bermimpi, tapi mimpimimpi itu berlalu begitu saja bagaikan pemandangan kabur yang dilihat dari jendela kereta api. Dia melihat Faun berambut keriting yang berpakaian compang-camping lari mengejarnya
"Aku tidak punya uang receh," seru Percy. "Apa?" kata si Faun, "bukan, Percy. Ini aku, Grover! Diam di tempat! Kami sedang mencarimu. Tyson sudah dekat setidaknya kami pikir dialah yang paling dekat. Kami sedang mencoba menentukan lokasi tepatmu."
"Apa?" seru Percy, tapi si Faun menghilang ditelan kabut. Kemudian Annabeth lari di sampingnya sambil mengulurkan tangan. "Puji syukur kepada dewa-dewi!" seru Annabeth. "Sudah
berbulan-bulan kami tidak bisa bertemu denganmu! Apakah kau baik-baik saja?"
Percy teringat perkataan Juno dia telah terlelap selama berbulan-bulan, tapi sekarang, dia sudah terjaga. Sang Dewi telah menyembunyikannya secara s engaja, tapi kenapa?
"Apa kau nyata?" tanyanya kepada Annabeth. Percy ingin sekali percaya bahwa Annabeth memang nyata, sampai-sampai dadanya terasa seperti sedang diinjak Hannibal si gajah. Tapi wajah Annabeth mulai mengabur. Dia berseru, "Diam di tempat! Akan lebih mudah bagi Tyson untuk menemukanmu! Jangan ke mana-mana!"
Kemudian Annabeth pun lenyap. Gambar-gambar tersebut melintas kian cepat. Percy melihat sebuah kapal besar di galangan kering, pekerja yang bergegas-gegas merampungkan lambung
kapal, seorang anak lelaki yang membawa mesin las sedang mematri kepala naga perunggu ke haluan. Percy melihat sang Dewa Perang berjingkat-jingkat menghampirinya di tengah deburan ombak, pedang di tangannya.
Adegan tersebut berubah. Percy berdiri di Lapangan Mars, mendongak ke Perbukitan Berkeley. Rumput keemasan beriak, dan muncullah sebuah wajah di bentang alam tersebut seorang wanita yang sedang tidur, raut wajahnya terbentuk oleh bayangbayang serta lipatan permukaan bumi. Mata wanita itu tetap terpejam, tapi suaranya berbicara dalam benak Percy:
Jadi, ini demigod yang telah membinasakan putraku Kronos. Penampilanmu tidak terlalu meyakinkan, Percy Jackson, tapi kau sangat berharga bagiku. Datanglah ke utara. Temui Alcyoneus. Juno boleh memainkan aksi kecil-kecilannya, memanfaatkan bangsa Yunani dan Romawi, tapi pada akhirnya, kau akan menjadi pionku. Kau akan menjadi kunci kekalahan Para Dewa.
http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)
Penglihatan Percy menjadi gelap. Dia berdiri di ruangan yang
mirip markas besar perkemahan principia berdinding es yang
diselimuti kabut membekukan di udara. Di lantai, berserakanlah
tulang belulang berbaju tempur Romawi dan senjata emas imperial berlapis bunga es. Di bagian belakang ruangan, duduklah sosok besar yang berbayang-bayang. Kulitnya dikilatkan oleh emas dan perak, seolah-olah dia adalah automaton seperti anjing Reyna. Di
belakangnya, ada koleksi yang terdiri dari bendera koyak, panjipanji robek, dan elang besar emas di puncak tongkat besi.
Suara sang Raksasa menggelegar di ruangan luas itu. "Pertemuan kita pastilah menyenangkan, Putra Neptunus. Sudah lama
sekali sejak aku mematahkan perlawanan Demigod sekalibermu. Aku menantimu di puncak es."
Percy terbangun sambil menggigil. Sekejap Percy tidak tahu di mana dia berada. Kemudian dia teringat: Perkemahan Jupiter, barak Kohort V. Percy sedang berbaring di tempat tidur susun, menatap langit-langit dan berusaha mengendalikan jantungnya yang berdebar kencang.
Raksasa keemasan tengah menanti untuk mematahkan perlawanannya. Luar biasa. Namun, yang lebih menggelisahkan Percy adalah wajah wanita tidur di bukit. Kau akan menjadi pionku. Percy tidak suka main catur, tapi dia lumayan yakin bahwa menjadi pion adalah hal buruk. Pionlah yang paling sering mati.
Bahkan bagian yang tak menakutkan dalam mimpinya juga meresahkan. Faun bernama Grover sedang mencarinya. Mungkin itulah sebabnya Don mendeteksi apa katanya? sambungan empati. Seseorang bernama Tyson juga sedang mencarinya, dan Annabeth memperingatkan Percy agar jangan ke mana-mana.
Percy duduk tegak di tempat tidurnya. Teman-teman sekamarnya sedang mondar-mandir sana-sini, sibuk berpakaian dan menyikat gigi. Dakota sedang memakai kain panjang bebercak
merah toga. Salah satu Lar memberinya petunjuk di mana harus menyelipkan dan melipat.
"Waktunya sarapan?" tanya Percy penuh harap. Kepala Frank terjulur dari kasur di bawah. Matanya berkantung, seperti orang yang kurang tidur. "Sarapan sebentar. Kemudian ada rapat senat."
Kepala Dakota tersangkut di toganya. Dia sempoyongan seperti hantu yang kena noda Kool-Aid.
"Hmm," kata Percy, "haruskah aku memakai seprai?" Frank mendengus. "Itu khusus untuk senator. Jumlahnya ada sepuluh, dipilih tiap tahun. Kau harus sudah di perkemahan selama lima tahun supaya memenuhi syarat untuk dipilih."
"Tapi kok kita diundang rapat?" "Karena kau tahu, misi itu." Frank kedengaran khawatir, seolah dia takut kalau-kalau Percy bakal mundur. "Kita harus ikut berdiskusi. Kau, aku, Hazel. Maksudku, kalau kau bersedia ...."
Frank barangkali tidak bermaksud membuatnya merasa bersalah, tapi hati Percy serasa bagaikan permen jeli yang ditariktarik. Dia bersimpati pada Frank. Diklaim oleh Dewa Perang di depan seisi perkemahan sungguh suatu mimpi buruk. Lagi pula, bagaimana mungkin Percy berkata tidak pada wajah imut merajuk itu? Frank sudah diserahi tugas besar yang kemungkinan, besar bakal menewaskannya. Dia takut. Dia butuh bantuan Percy.
Dan mereka bertiga memang sudah menunjukkan kerja sama tim yang bagus semalam. Hazel dan Frank adalah orang-orang yang tangguh serta dapat diandalkan. Mereka menerima Percy layaknya keluarga. Walau begitu, Percy tidak suka membayangkan jalannya misi ini, terutama karena asalnya dari Mars, dan terutama setelah mimpinya.
"Aku sebaiknya aku siap-siap ...." Percy turun dari tempat tidur dan berpakaian sambil terus memikirkan Annabeth. Bantuan
petunjuk di mana harus
Pte- Dia sempoyongan
hampir tiba. Dia bisa mendapatkan kehidupan lamanya kembali. Yang perlu dilakukannya hanyalah diam di tempat.
Saat sarapan, Percy sadar bahwa semua orang memandanginya. Mereka berbisik-bisik tentang kemarin malam:
"Dua Dewa dalam satu hari ...." "Gaya bertarung non-Romawi ...." "Meriam air menyembur hidungku ...." Percy terlalu lapar sehingga tidak peduli. Dia menggasak panekuk, telur, daging, wafel, apel, dan beberapa gelas jus jeruk. Dia mungkin bakal makan lebih banyak lagi, tapi Reyna mengumumkan bahwa senat kini akan bersidang di kota
http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)