Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Son of Neptune (Putra Neptunus) - 89

$
0
0
Cerita Misteri | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Serial The Heroes of Olympus | The Son of Neptune (Putra Neptunus) | Cersil Sakti | The Son of Neptune (Putra Neptunus) pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I

lops, Ma Gasket, daster rantainya kecipratan lumpur dan dihiasi patahan mata tombak.
  Ma Gasket memandang Tyson sambil melongo dan mulai berkata, "Siapa ?"
  Tyson menggebuk kepalanya keras sekali sampai-sampai si Cyclops betina berpuntir dan jatuh terjengkang.
  "Ibu-ibu Cyclops Jahat!" raung Tyson. "Jenderal Tyson bilang PERGI SANA!"
  Tyson memukulnya lagi, dan Ma Gasket pun melebur menjadi debu.
  Sementara itu, Hazel melancarkan serangan sambil menunggangi Anion, menyabetkan spatha-nya ke para Cyclops, satu demi satu, sedangkan Frank membutakan musuh dengan cakarnya.
  Setelah semua Cyclops dalam radius lima puluh meter hancur menjadi debu, Frank mendarat di depan pasukannya dan bertransformasi menjadi manusia. Pin Centurion dan Mahkota Mural berkilauan di jaket musim dinginnya.
  "Kohort V!" raung Frank. "Ambil senjata emas imperial kalian Bari sini!"
  Setelah pulih dari rasa terkejut, para pekemah langsung mengeroyok kereta perang. Percy berusaha sebisanya untuk membagikan peralatan cepat-cepat.
  "Ayo, ayo!" desak Dakota, menyeringai seperti orang gila sambil menenggak Kool-Aid merah dari botol minumnya. "Rekanrekan kita perlu bantuan!"
  Tak lama kemudian, Kohort V sudah diperlengkapi senjata, tameng, dan helm baru. Memang tidak semuanya pas. Malahan, mereka kelihatan seperti baru belanja di acara cuci gudang Raja Midas. Namun, mereka serta-merta menjadi kohort paling kuat di legiun tersebut.
  "Ikuti elang!" perintah Frank. "Ke medan tempur!" Para pekemah bersorak. Sementara Percy dan Nyonya O'Leary menerjang ke depan, seluruh kohort mengikuti empat puluh pendekar berbaju tempur emas mengilap yang menjeritkan pekik perang.
  Mereka menghajar sekawanan Centaurus liar yang tengah menyerang Kohort III. Ketika para pekemah Kohort III melihat panji-panji elang, mereka berteriak gila-gilaan dan menjadi tambah bersemangat.
  Para Centaurus tidak bisa apa-apa. Kedua kohort menjepit mereka seperti tang. Tidak lama kemudian, tak ada yang tersisa selain gundukan debu dan aneka kuku belah serta tanduk. Percy berharap Chiron bersedia memaafkannya, tapi para Centaurus ini sama sekali tidak seperti Kuda Poni Pesta yang pernah dia jumpai. Mereka ini adalah ras Centaurus yang beda. Mereka harus dikalahkan.
  "Bentuk barisan!" Para Centurion berteriak. Kedua kohort berhimpun, latihan militer yang sudah mereka hafal langsung
 
  memberi dampak. Dengan perisai disatukan, mereka berderap ke tengah-tengah pertempuran melawan Anak Bumi.
  Frank berteriak, "Pita!" Ratusan tombak terjulur. Ketika Frank berteriak, "Tembak!" Tombak-tombak tersebut meluncur di udara gelombang maut mengiris monster-monster bertangan enam. Para pekemah menghunus pedang dan maju ke tengah-tengah pertempuran.
  Di kaki akuaduk, Kohort I dan II sedang berusaha mengepung Polybotes, tapi mereka digempur habis-habisan. Anak Bumi yang ma8ih tersisa melempari mereka dengan batu dan lumpur. Roh biji-bijian karpoi Cupid piranha mungil nan seram melesat bolak-balik di rerumputan tinggi sambil menculik pekemah secara acak, mengambili mereka dari barisan. Sang Raksasa sendiri terus menjatuhkan Basilisk dari rambutnya. Tiap kali seekor ular mendarat, para prajurit Romawi menjadi panik dan lari. Dilihat dari perisai yang terkikis dan jambul yang mengepulkan asap di helm mereka, para pendekar Romawi sepertinya sudah tabu tentang racun dan api Basilisk.
  Reyna membubung tinggi di atas sang Raksasa, menukik sambil menghunjamkan lembingnya kapan pun Polybotes mengalihkan perhatiannya kepada pasukan darat. Jubah ungu Reyna melecut-lecut ditiup angin. Baju tempurnya yang keemasan berkilau. Polybotes menikamkan trisula dan mengayunkan jaring berpemberat ke sana-sini, tapi Scipio hampir segesit Anion.
  Kemudian Reyna menyadari bahwa Kohort V tengah berderap untuk membantu mereka sambil membawa elang. Sang Praetor terperangah sekali sampai-sampai si Raksasa hampir saja menjatuhkan Reyna dari udara dengan tamparannya, tapi Scipio mengelak. Reyna bertemu pandang dengan Percy dan memberinya senyuman lebar.
  "Bangsa Romawi!" Suara Reyna menggelar ke sepenjuru lapangan. "Berkumpull
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)

  ah ke elang!"
  Demigod dan monster sama-sama berpaling dan melongo saat anjing neraka yang ditunggangi Percy menerjang ke depan.
  "Apa ini?" tuntut Polybotes. "Apa ini?" Percy merasakan kekuatan dahsyat yang menjalari tiang pembawa panji-panji. Dia mengangkat elang tinggi-tinggi dan berteriak, "Legiun XII Fulminate
  Guntur mengguncangkan lembah. Elang melepaskan kilatan menyilaukan, dan ribuan sulur petir merambat dari sayap emasnya meliuk di depan Percy bagaikan cabang-cabang pohon besar mematikan, menyambar m onster terdekat, melompat dari satu monster ke monste r lain, sama sekali tidak menyentuh pasukan Romawi.
  Ketika petir berhenti menyambar, Kohort I dan II berhadapan dengan seorang Raksasa yang terkejut dan beberapa ratus gundukan abu yang berasap. Pasukan inti musuh telah hangus tak bersisa.
  Ekspresi di wajah Octavian sungguh tak ternilai. Sang Centurion menatap Percy sambil terkaget-kaget, kemudian berang. Lalu, ketika pasukannya sendiri mulai bersorak, dia tidak punya pilihan kecuali ikut meneriakkan: "Roma! Roma!"
  Polybotes sang Raksasa mundur dengan bimbang, tapi Percy tahu pertempuran belumlah usai.
  Kohort IV masih dikepung Cyclops. Bahkan Hannibal si gajah kesulitan melewati sekian banyak monster. Baju tempur hitam tahan pelurunya robek-robek sehingga labelnya hanya menyisakan AJA.
  Para veteran dan Lar di sayap timur disudutkan ke arah kota. Menara panjat monster masih melemparkan bola api hijau yang eksplosif ke jalanan. Gorgon telah mempecundangi elang raksasa
  dan kini terbang tanpa halangan ke atas Centaurus dan Anak Bumi yang masih tersisa, berusaha menyemangati mereka.
  "Bertahanlah!" teriak Stheno. "Aku punya sampel gratis!" Polybotes meraung. Lusinan Basilisk baru jatuh lagi dari rambutnya, mengubah rumput menjadi kuning karena keracunan. "Menurutmu ini mengubah keadaan, Percy Jackson? Aku tidak bisa dibinasakan! Ayo maju, Putra Neptunus. Akan kupatahkan kau!"
  Percy turun dari punggung Nyonya O'Leary. Diserahkannya panji-panji kepada Dakota. "Kau Centurion senior Kohort V. Pegang ini baik-baik." Dakota berkedip, kemudian dia menegakkan diri dengan penuh kebanggaan. Dijatuhkannya wadah Kool-Aid dan diambilnya elang. "Aku merasa terhormat bisa membawanya."
  "Frank, Hazel, Tyson," kata Percy, "bantu Kohort IV. Ada Raksasa yang harus kubunuh."
  Percy mengangkat Riptide, tapi sebelum dia sempat menyerbu, trompet bertiup di perbukitan utara. Muncullah satu pasukan lagi di bubungan ratusan kesatria yang mengenakan baju kamuflase hitam-kelabu, bersenjatakan tombak dan perisai. Di tengahtengah barisan, terdapat beberapa forklift tempur, bilahnya yang ditajamkan berkilauan diterpa sinar matahari terbenam dan di busur silangnya terpasang anak panah membara.
  "Kaum Amazon," kata Frank, "hebat." Polybotes tertawa. "Kalian lihat? Bala bantuan kami telah tiba! Roma akan runtuh hari ini!"
  Kaum Amazon menurunkan tombak mereka dan lari menuruni bukit. Forklift tempur menggilas turunan, melaju ke medan tempur. Anak buah sang Raksasa bersorak sampai kaum Amazon mengubah arah dan langsung menuju sayap timur pasukan monster yang masih utuh.
  "Kaum Amazon, maju!" Di forklift terbesar, berdirilah seorang perempuan yang mirip Reyna versi lebih tua, mengenakan baju tempur hitam dengan sabuk emas cemerlang di pinggangnya.
  "Ratu Hylla!" kata Hazel, "dia selamat!" Ratu kaum Am azon berteriak: "Ayo, kita tolong adikku! Musnahkan mo nster-monster itu!"
  "Musnahkan!" Pekikan prajuritnya bergema ke sepenjuru lembah.
  Reyna memutar pegasusnya hingga menghadap Percy. Matanya berbinar-binar. Ekspresinya seolah mengatakan: Ingin rasanya aku memelukmu sekarangjuga. Dia berteriak, "Bangsa Romawi! Maju!"
  Pecahlah huru-hara di medan tempur. Kaum Amazon dan bangsa Romawi menyerang tanpa ampun, merenggut nyawa musuh demi musuh bagaikan sang Maut sendiri.
  Namun, Percy hanya punya satu tujuan. Ditunjuknya sang Raksasa.
  "Kau. Aku. Sampai Mati."
  Mereka bertemu di dekat akuaduk, yang sampai sejauh ini, entah bagaimana, selamat dari pertempuran. Tanpa buang-buang waktu, Polybotes mengayunkan trisulanya dan menghantam
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 2: The Son Of Neptune (Putra Neptunus)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>