Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Ketika Barongsai Menari - 25

$
0
0
Cerita Cinta | Ketika Barongsai Menari | by V. Lestari | Ketika Barongsai Menari | Cersil Sakti | Ketika Barongsai Menari pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I


  "Begini saja, Kris. Setiap hari kau bujuk si Jason. Ajak ngomong. Bilang padanya supaya dia jangan nangis kalau didekati papanya." "Apa dia ngerti, Tante?"
  "Siapa tahu."
  "Ya, akan saya coba, Tante." "Jadi dia belum mengubah panggilannya kepada Jason?"
  "Kayaknya belum. Saya baru mengusulkan kemarin sore."
  "Menurutmu, kenapa dia tidak mau memanggil 'Son' saja seperti yang lain?"
  "Katanya soal itu terserah dia. Bagaimana maunya saja. Dia toh tidak harus ikut-ikutan orang lain."
  "Itu yang dikatakannya?"
  "Ya."
  Maria menahan kata-kata yang semula ingin diucapkannya. Dia cuma menghibur Kristin.
  160
  ***
  Tetapi kepada Henry, Maria mengatakannya, "Aku tahu kenapa Adam tidak mau memanggil Jason dengan sebutan 'Son' seperti kita. Son itu penggalan nama Sonny, kan? Dia tahu riwayat rumah yang ditempatinya. Dia juga kenal Sonny dan tahu kasusnya."
  "Memangnya kenapa? Kita juga tahu. Dan Kristin juga. Justru Kristin yang memberi nama itu. Kalau Adam keberatan dengan nama itu, kenapa tidak dari awal dia melarang? Dan kalau dia takut, kenapa pula ditempatinya rumah itu?"
  "Ah, masa si Adam takut sama rumah itu?! Nggak cocok, Pa."
  "Pusing, ah," Henry menolak untuk memikirkannya lebih jauh.
  "Oh ya, Pa. Ada kabar dari Harun. Dia menelepon. Katanya dia sudah mulai dengan penyelidikannya ke pemukiman kumuh di belakang sana."
  Henry terkejut. "Penyelidikan apa? Oh, yang menjarah dulu itu? Wah, buat apa sih?"
  "Katanya dia jadi penasaran tentang kematian Sonny."
  Henry geleng-geleng kepala. "Wah, itu berbahaya. Pembunuh yang dikutik-kutik bisa membunuh lagi."
  "Aku juga bilang begitu. Sudahlah, Pak Harun. Orang yang sudah mati kan tak bisa hidup lagi. Biarpun kita tahu siapa pembunuhnya, tapi kita tak punya bukti. Kejadiannya sudah lama. Apa ada saksinya?"
  "Oh, kau bilang begitu? Padahal waktu berbincang dengannya kau bersemangat sekali."
  161
  "Ya. Aku menyesal sekarang, Pa. Rupanya dia ketularan semangatku. Mudah-mudahan saja dia selamat, ya."
  Tetapi diam-diam Maria juga berharap, semoga penyelidikan Harun membawa hasil dan dia segera diberitahu.
  Bi Iyah menyambut kepulangan Kristin. Ia menatap majikannya penuh arti. Kristin memahami tatapan itu. Bi Iyah adalah mata-mata Adam. Tetapi ia tak peduli. Ia pura-pura tidak tahu. Ia juga tidak perlu membicarakan hal itu dengan Bi Iyah, misalnya dengan melarangnya atau memintanya untuk tidak melakukan hal itu. Ia merasa wibawanya sebagai majikan akan berkurang bila berbuat begitu. Maka ia pun tidak bersikap sembunyi-sembunyi bila akan pergi ke rumah Maria. Biar saja Adam tahu. Ia toh bukan orang yang terpenjara di dalam rumahnya sendiri.
  Di ruang depan Kristin mengangkat Jason dari kereta bayi. Sudah saatnya menyusui, tapi anak itu masih tidur dengan manisnya. Maka ia tidak perlu buru-buru. Ia tidak biasa menyusui Jason di sembarang tempat. Selalu di kamar bayi. Ada kursi khusus yang sangat comfortable untuk keperluan itu. Bisa diatur kedudukannya dan bisa berfungsi sebagai kursi goyang. Ia pun bisa mendengarkan musik lembut di sana. Semuanya sudah diatur oleh Adam sebelum Jason lahir. Jelas betapa Adam pun merindukan kehadiran Jason. Tak mungkin ia tidak menyayanginya. Adam memang pantas kecewa. Tetapi Kristin menganggap Adam terlalu cepat putus asa.
  162
  Cobaan yang dialaminya itu baru berlangsung dalam hitungan hari. Kesimpulannya terlalu cepat dan keterlaluan. Tapi bagaimanapun jengkelnya, Kristin siap memaafkan kalau Adam memintanya. Mungkin saat itu Adam lupa diri. Tapi tadi pagi ucapan minta maaf sama sekali tidak keluar dari mulut Adam. Ia pergi dengan sikap dingin. Mungkinkah Adam perlu waktu lebih banyak untuk menyadari dan menyesali kesalahannya?
  Kristin duduk di sofa sambil memangku Jason. Ia akan menunggu dulu sampai Jason terbangun, baru membawanya ke kamar bayi. Dalam keadaan lapar Jason akan mengisap lebih kuat hingga air susu akan keluar lebih banyak pula.
  Sambil merenung tatapan Kristin terpaku ke lemari antik kecil yang terletak di sudut ruang. Lemari itu berpintu kaca. Tempatnya duduk bergaris lurus dengan pintu kaca itu. Ia bisa melihat pantulan dirinya di sana. Ia mengamati wajahnya leb
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Ketika Barongsai Menari - V. Lestari

  ih cermat. Ah, rambutnya kusut. Poninya berserakan di dahi. Dua bulan yang lalu ia menata rambutnya di salon. Ia memangkas rambutnya supaya praktis. Tetapi sekarang menjadi sulit diatur. Diikat tak cukup panjang, tapi dilepas pun cepat kusut. Mungkin bila ada waktu ia akan ke salon lagi untuk merapikan rambutnya itu.
  Tiba-tiba ia terkejut. Tatapannya terpaku. Kaca di pintu lemari antik itu tidak lagi memantulkan wajahnya, melainkan wajah seseorang yang lain. Ia mengenalinya sebagai wajah Sonny! Wajah itu tersenyum ramah, seperti yang selalu dilihatnya ketika ia memandang dari jendela kamarnya di loteng ke seberang
  163
  jalan di tempat Sonny sedang berdiri. Wajah anak muda, kekasih Susan, seperti yang dilihatnya di album foto milik Maria!
  Tetapi pemandangan itu cuma bertahan dalam waktu sekitar sepuluh detik. Lalu tampak wajahnya sendiri yang sedang bengong terpesona. Ia segera memalingkan muka. Itulah untuk pertama kalinya ia melihat tampilan Sonny di dalam rumahnya. Tetapi berbeda dengan kejutan yang terasa ketika pertama kali mengenali foto Sonny di rumah Maria, saat itu ia merasa biasa-biasa saja setelah kagetnya lewat. Tak ada perasaan merinding atau ketakutan. Ekspresi wajah Sonny yang terlihat tadi terlalu ramah dan bersahabat untuk bisa memancing rasa takutnya.
  Sampai saat itu tak seorang pun yang pernah diceritainya mengenai hal itu. Pernah terpikir untuk bercerita kepada Maria. Tapi ia menganggap hal itu tak ada gunanya. Maria terlalu emosional dan juga punya hubungan emosional dengan Sonny. Bagaimana kalau Maria menceritakannya kepada Susan? Kasihan gadis itu.
  Ia juga bersyukur karena tidak menceritakannya kepada Adam. Pada awalnya ia memang tidak ingin bercerita karena khawatir Adam menjadi takut pada rumah itu lalu mengajaknya pindah. Ia sudah kerasan di situ dan menyenanginya juga. Bahkan sesudah kejadian yang bisa dianggap aneh itu pun ia tidak merasa terganggu. Lagi pula ia cukup mengagumi ketabahan Adam yang tetap mem utuskan memilih rumah itu meskipun sudah tahu riway atnya. Ia tidak ingin meruntuhkan ketabahan itu denga n ceritanya. Tetapi sekarang ada tambahan motivasi lai n lagi. Ia
  164
  ingin membalas tuduhan Adam yang semena-mena itu dengan memiliki rahasia!
  Sesungguhnya bagi Kristin pengalaman anehnya seperti "melihat" Sonny itu bukan merupakan sesuatu yang baru. Beberapa kali dalam hidupnya di masa lalu ia pernah mengalami hal serupa meskipun tidak persis. Beberapa di antaranya cukup berkesan. Misalnya ia pernah dikunjungi emban buyutnya yang belum pernah dilihatnya, lalu diceritai macam-macam. Ketika ia menceritakan pengalamannya itu kepada ibu dan neneknya, mereka tercengang-cengang karena cerita emban buyutnya itu sesuatu yang pribadi, yang tak mungkin diketahui sembarang orang, apalagi oleh Kristin yang tidak mengenalnya. Sesudah itu ia pun sempat dikunjungi neneknya, tak lama setelah si nenek meninggal. Kemudian ibunya menyimpulkan bahwa ia memiliki kepekaan yang tak dimiliki kebanyakan orang. Itu bukan kelainan, melainkan kelebihan. Tetapi ibunya menasihati agar ia menyimpan kelebihan itu untuk dirinya sendiri saja. Jangan ceritakan kepada orang lain, siapa pun dia! Maksud ibunya semata-mata untuk kepentingannya sendiri. Jangan sampai dirinya dianggap orang aneh semacam paranormal lalu dimanfaatkan. Ia setuju dengan pendapat itu dan karenanya tidak merasa berat hati untuk menyimpan. Apalagi pengalaman seperti itu tidak sering terjadi.
  Mungkin nasihat ibunya itu ikut pula mempengaruhinya saat ini. Tidak ada yang menakutkan dari Sonny meskipun kematiannya terjadi secara tragis. Yang terkesan dari Sonny adalah sikap ramah dan sopannya. Sayang Maria tak mau bercerita banyak tentang
  165
  dirinya. Ia juga tak mau bertanya karena nanti Maria akan balik bertanya. Ia cukup menyadari bahwa Maria menganggapnya sedikit aneh. Maka ia berusaha supaya di mata Maria "keanehannya" tidak berlanjut.
  Baik Maria maupun Adam bertanya kepadanya kenapa ia memilih nama Jason untuk bayinya, padahal nama itu tidak ada di antara deretan nama yang sudah disiapkannya. Kepada mereka ia cuma mengatakan, "Nama itu lebih bagus!" Ke
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Ketika Barongsai Menari - V. Lestari

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>