Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - 68

$
0
0
Cerita Silat | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | by Rajakelana | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | Kong Ciak Bi-Siucai | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I

Berselang beberapa saat sebuah rombongan piauwsu
  memasuki kota, dan beberapa piauwsu menoleh
  padanya
  “heh kalian berhenti! teriak Han-ok-liang, ketua
  rombongan tidak menggubris
  “jalan terus! jangan pedulikan gelandangan itu!” Han-
  ok-liang mendelik marah
  “bangsat monyet-monyet buduk! berhenti kataku!”
  bentaknya dengan marah, empat kuda tunggangan
  dan tiga kuda yang menarik kereta meringkik karena
  terkejut, kontan sepuluh piuawsu itu terperanjat dan
  mengehentikan langkah, karena telingan mereka
  sontak berdenging dan jantung mereka berguncang
  hebat, ketua rombongan itupun terkesiap karena kuda
  yang ditungganginya hampir melemparkan tubuhnya.
  Wajah ketua rombongan itu pucat dan menoleh Han-
  ok-liang, hatinya kecut merasakan hebatnya bentakan
  yang mengandung sin-kang tersebut, ia melihat anak
  buahnya semuanya pucat dan bahkan empat orang
  duduk menggeloso ditanah dengan bibir bergetar, dan
  satu diantaranya muntah-muntah
  “a..ada apa tuan menyuruh kami berhenti?” tanya
  ketua rombongan dengan nada bergetar
  “huh! kamu tahu berhadapan dengan siapa!?”
  “ti..tidak tuan, maafkan atas kelancangan saya, yang
  tidak mengenal orang sakti”
  “cih! sekarang kamu baru tahu orang sakti, cepat
  bawakan payung!
  “ba..baik tuan.” Ketua rombongan itu turun dari
  kudanya dan mengambil sebuah payung kedalam
  kereta, lalu dengan langkah bergetar ia mendekati
  Han-ok-liang, Han-ok-liang mengambil kasar payung
  itu dari tangannya yang gemetar.
  Han-ok-liang berjalan menuju kereta kud, setelah ia
  duduk didalam dengan sinis ia berkata
  “cepat jalankan kereta! dan biarkan empat orang
  yang tergeletak itu!
  “ta..tapi tuan…” dari dalam kereta Han-ok-liang
  menyela
  “heh monyet apa kamu mau membawa mayat dan
  meletakkannya didalam kereta!?” ketua rombongan
  tercenung lalu melihat melihat kebelakang dimana
  empat orang anggotanya yang tergeletak, dan
  ternyata empat anggotanya itu sudah meregang
  nyawa dengan hidung dan telinga mengeluarkan
  darah, maka dengan terpaksa ia dan lima orang anak
  buahnya menjalankan kereta kuda meninggalkan
  tempat itu.
  Setengah jam kemudian mereka sampai di kantor
  piauwkiok, pimpinan piauwkiok dan tiga orang
  piauwsu lain menyambut kedatangan mereka, namun
  mereka heran melihat wajah ketua piauwsu dan
  anggotanya pucat pias
  “kalian kenapa? wajah kalian nampak pu…” ia tidak
  melanjutkan kata-katanya karena saat Han-ok-liang
  keluar dari dalam kereta
  “jangan banyak bertanya, cepat hidangkan makanan
  dan arak untukku!”
  “heh.. kamu ini siapa!?” tanya pimpinan piauwkiok
  sedikit jengkel karena merasa diperintah orang
  “hehehe….kamu mau tahu siapa saya!? kesini! ih…
  plak…plak…” Han-ok-liang tiba-tiba mengulurkan
  tangan dan pimpinan piauwkiok mencoba berkelit,
  namun dua tamparan entah bagaimana telah
  mendarat di kedua pipinya, pandangannya nanar dan
  kepalanya pusing, sementara dikedua sudut bibirnya
  pecah berdarah.
  “heh! kalian cepat siapkan makanan dan arak
  sebelum aku menghajar kalian semua!” bentak Han-
  ok-liang pada ketiga piuawsu yang lain, tiga orang itu
  dengan hati kecut melaksanakan perintah Han-ok-
  liang, sementara ketua rombongan dan dua piauwsu
  mengangkat tubuh pimpinan mereka.
  Han-ok-liang duduk dikursi makan dan m enikmati
  hidangan yang disediakan, sementara pimpinan
  piauwkiok dan tiga pembantu utamanya berdiri
  dibelakang dengan rasa takut dan rasa penasaran
  akan siapa yang telah mempecundangi mereka,
  setelah Han-ok-liang selesai makan, ia berdiri dan
  membalik badan
  “sekarang aku mau istirahat, karena hujan lebat dan
  angin kencang membuat hawa dingin, jadi carikan
  wanita cantik untuk menemaniku!” para pi uawsu
  terkejut dan saling memandang.
  “cepat kalian pergi ke rumah plesiran dan panggil
  ang-giok kesini!” ujar pimpinan piuawkiok pada
  pembantunya, dua pembantunya segera keluar untuk
  melaksanakan perintah.
  Ketika malam tiba dan hujan masih mengguyur kota
  Bianping, wanita bernama ang-giok pun datang,
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

  wanita muda berumur dua puluh satu tahun berparas
  cantik lagi bermata bintang, wanita itu dibawa
  kedalam kamar dimana Han-ok-liang sedang
  berbaring malas-malasan
  “ini wanita yang dimaksud tuan!” Han-ok-liang
  menatap wanita berparas ayu tersebut, mulutnya
  tersenyum puas
  “bagus! sekarang kalian boleh keluar!” perintah Han-
  ok-liang, dua piauwsu itu segera keluar dan menuju
  ruang tengah dimana pimpinan mereka bersama
  piuawsu lainnya menunggu.
  Han-ok-liang malam itu bermanja sayang dalam
  dekapan wanita panggilan bernama ang-giok yang
  berpengalaman, sementara para piuawsu diruang
  tengah saling kasak-kusuk
  “siapakah dia liu-te! kalian bertemu dimana!?” tanya
  pimpinan piuawkiok pada ketua rombongan
  “kami bertemu di gerbang barat dan siapa dia, aku
  juga tidak tahu Coa-pangcu.”
  “hmh..apakah orang ini jangan-jangan adalah…..dia”
  sela seorang piauwsu
  “siapa maksudmu Yap-te!?” tanya Coa-pangcu
  penasaran, dan rekannya yang lain juga menatap
  pada she-Yap
  “apakah ia ini mungkin adalah pak-hek-liong?”
  mendengar itu mereka terkesiap dan makin takut
  “kalau orang ini pak-hek-liong, habislah kita semua
  Coa-pangcu, apa yang harus kita lakukan?” ujar she-
  Liu dengan bibir bergetar, Coa-pangcu terdiam dan
  bingung akan berbuat apa.
  “hmh….selagi kita menuruti kemauannya, nyawa kita
  kemungkinan selamat!” desah Coa-pangcu
  “benar! sebaiknya kita tidak membuat hal yang
  membuat dia murka.” sela she-Yap dan yang lain
  mengangguk membenarkan, lalu merekapun bubar
  dan berusaha menenangkan diri, malam itu semua
  piuawsu tidak dapat tidur karena takut dan was-was.
  Keesokan harinya Han-ok-liang bangun saat matahari
  sudah naik tinggi, ia membuka matanya dan menatap
  wajah ang-giok yang cantik sedang tersenyum
  memandang padanya padanya
  “tuan sudah bangun!” sapanya sambil menggelung
  rambutnya yang kusut terurai, Han-ok-liang bangkit
  “kamu tetap disini melayaniku Ang-giok!” Ang-giok
  tersenyum manis dan dengan lembut ia berkata
  “tuan! Aku mau dan senang melayanimu, tapi
  bagaimana dengan Cia-ma ditempatku bekerja!?”
  “itu biar aku yang urus, dan sekarang kamu temani
  aku mandi!” ujarnya sambil turun dari ranjang
  “hihihi.....tuan mau dimandiin” hihihi...marilah sayang!
  kita mandi bersama.” Ang-giok tersenyum genit nakal
  menggairahkan, lalu keduanya keluar dari kamar.
  Seorang pelayan berpapasan dengan mereka, pelayan
  itu terkejut hendak menghindar
  “tunggu dulu! hayo tunjukkan pada kami tempat
  mandi!”
  “ba..baik tuan! mari sebelah sini!” sahut pelayan
  sambil melangkah membawa orang yang membuat
  majikannya seperti mati kutu, hatinya juga ikut was-
  was dengan keberadaan orang yang katanya pak-
  hek-liong
  “silahkan kedalam tuan!” ujar pelayan, Han-ok-liang
  dan ang-giok masuk kedalam, dan sebelum menutup
  pintu Han-ok-liang berkata sinis
  “katakan pada majikanmu! untuk mempersiapkan
  makanan untuk kami!” pelayan mengangguk lalu
  membalik badan untuk menyampaikan hal itu kepada
  majikannya.
  Coa-pangcu tanpa banyak komentar menyuruh para
  pelayan menyiapkan hidangan, sementara diluar tiga
  puluh anak buahnya duduk menganggur dengan hati
  bingung, kemunculan Han-ok-liang membuat mereka
  kecut dan ketakutan, dan mereka dari tadi pagi sudah
  dikumpulkan untuk bersiap-siap menghadap pak-hek-
  liong, ketika pinpinan mereka keluar dan
  menyampaikan bahwa pak-hek-liong sedang mandi
  dan sebentar lagi akan makan, dan setelah itu
  mereka akan menghadap, hal itu membuat jantung
  mereka makin berdebar.
  Waktu yang mereka tunggu pun tiba, Coa-pangcu
  mengajak mereka masuk kedalam dan menuju ruang
  tengah, diruang tengah Han-ok-liang duduk
  didampingi Ang-giok yang sedang bermanja, melihat
  kedatangan para piuawsu Ang-giok merasa heran dan
  hendak bangkit dari pangkuan Han-ok-liang, namun
  niatnya itu urung karena bahunya dipeluk Han-ok-
  liang sehingga ia mandah saja. tiga puluh piauwsu itu
  duduk dengan wajah ketakutan
  “ada apa!? kenapa kalian kesini dan menggangguku!?”
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles