Cerita Silat | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | by Rajakelana | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | Kong Ciak Bi-Siucai | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak pdf
The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III
“maaf tuan, ka..kalau boleh tahu de..dengan
si..siapakah kami berhadapan?” tanya Coa-pangcu
terbata-bata, Ang-giok makin heran akan sikap para
piauwsu, ia tidak menyangka bahwa orang yang
dilayaninya ini tidak dikenal oleh pemilik rumah,
sontak darahnya berdesir dipangkuan Han-ok-liang
“hehehe…heh pangcu! bukankah semalam kalian telah
memperkirakan siapa aku ini!?
“ja..jadi be..benar tu..tuan adalah pak-hek-liong?” ujar
Coa-pangcu dengan bibir gemetar.
“benar! aku adalah pak-hek-liong, dan nyawa kalian
akan selamat , jika kalian menuruti segala perintahku,
mengerti!?”
“ba-baik tuan! ka..kami akan menuruti segala perintah
tuan.” sahut Coa-pangcu, Han-ok-liang tersenyum sinis
“bagus kalau begitu! dan sekarang kalian bekerja
sebagaimana biasa, untung bagi kalian hatiku sedang
baik dan nyaman bersama Ang-giok.” ujar Han-ok-
liang sambil menjawil dagu Ang-giok, Ang-giok yang
dari tadi terdiam dan tubuhnya bergetar ketakutan
setelah mengetahui orang yang sedang didepannya
ini. Ia memaksakan diri tersenyum manis
“dan kamu cantik! sangat menyenangkan hatiku,
hehehe…hehehe…!” rayu Han-ok-liang sambil meremas
paha Ang-giok, Ang-giok berusaha menenangkan
hatinya supaya modnya semalam tidak hilang dan
membuat Han-ok-liang tersinggung yang akan
berakibat fatal baginya, Ang-giok menjerit genit
sambil mencubit sayang pipi Han-ok-liang, Han-ok-
liang tertawa lepas dan senang
“kalian keluarlah! perintah pak-hek-liong, para
piauwsu serentak berdiri dan meninggalkan ruangan,
sesampai diluar Coa-pangcu menyuruh anggota
kembali bekerja, para piauwsu pun kembali bekerja,
she-liu membawa beberapa piauwsu untuk
mengantarkan barang yang dibawanya semalam
ketempat tujuannya, sementara yang lain
mengerjakan apa yang perlu dikerjakan, Coa-pangcu
dan tiga pembantunya berada didalam kantor
mengerjakan pembukuan dan hal lain.
Selepas siang seorang pelayan memasuki kantor dan
menemui Coa-pangcu
“ada apa kamu kesini A-jin!?” tanya she-Yap, pelayan
itu membungkuk dan berkata
“maaf pangcu! pak-hek-liong memerintahkan pada
pangcu untuk menyampaikan pada Cia-ma bahwa
Ang-giok tidak akan kembali.”
“hmh…apakah itu saja perintahnya!?” tanya Coa-
pangcu memastikan
“benar pangcu dan sekarang saya permisi.” Jawab A-
jin,
“baik…sekarang pergilah kalian berdua dan katakan
pada Cia-ma keinginan pak-hek-liong! ujar Coa-
pangcu, she-Yap dan seorang rekannya segera keluar
dan pergi kerumah plesiran dimana Ang-giok bekerja.
Cia-ma seorang wanita paruh baya dengan postur
tinggi dan kurus menyambut kedatangan she-Yap
“hihihi…Yap-pangcu kalian sudah datang, eh mana
Ang-giok?” she-Yap dengan senyum masam melihat
Cia-ma clingak-clinguk menatap keluar
“maaf Cia-ma! Ang-giok tidak bisa kembali.”
“aih…kenapa tidak bisa kembali, apa yang terjadi
padanya, apakah kalian telah mencelakakannya!?
aduh.. rugi aku kalau begini!” Cia-ma nyerocos dengan
pertanyaan bertubi-tubi.
“Cia-ma! Ang-giok tidak kenapa-napa, ini demi
keselamatan kita!”
“heh! apa maksud Yap-piauwsu!?” sela seorang lelaki
yang menjadi kepala pengawal Cia-ma, Yap-piauwsu
menoleh pada pengawal berbadan tegap dan kekar
itu
“ketahuilah sicu! kota kita telah dimasuki oleh pak-
hek-liong, dan sekarang berada di tempat kami, jika
anda tidak percaya! pergilah kesana dan minta Ang-
giok dari dekapannya!” mendengar itu tiga pengawal
Cia-ma terkesiap dan mereka terdiam, lalu pengawal
tadi berkata
“Cia-ma! kita tidak mampu berurusan dengan pak-
hek-liong, dan sebaiknya kita relakan saja Ang-giok
bersamanya.”
“aduh….rugi dong kalau begini! kan kamu tahu bahwa
pembesar Oey menginginkan dilayani Ang-giok nanti
malam dan ia sudah memberi panjar.” keluh Cia-ma
dengan wajah berkedut muram
“kami hanya ingin menyampaikan hal itu saja, dan
sekarang kami hendak permisi.” ujar Yap-piauwsu
“heh! tunggu dulu Yap-piauwsu!” cegah kepala
pengawal
“ada apa lagi sicu!?” tanya Yap-piauwsu menoleh,
http://cerita-silat.mywapblog.com
kepala pengawal melangkah mendekati Yap-piauwsu
“sebaiknya Yap-piauwsu ikut menguatkan cerita ini
pada orang suruhan Oey-taijin.”
“saya kira tidak perlu sicu!”
“tapi Yap-piauwsu! kalau tidak ia akan meminta
denda pada kami! tolong mengertilah kesulitan kami!”
Yap-piauwsu memandang rekannya
“jika demikian Yap-twako! tidak mengapa jika kita
memenuhi permintaan dari pihak Cia-ma!
“baiklah kalau begitu! kapan utusan Oey-taijin
menjemput Ang-giok?” tanya Yap-piauwsu
“sebentar lagi, mari kita duduk!” pinta kepala
pengawal, lalu merekapun duduk
“kalian urus baik-baik situasi ini Ma-kui!” perintah Cia-
ma dengan nada kesal
“baik Cia-ma!” sahut kepala pengawal, Cia-ma berlalu
dari hadapan para pengewalnya dengan langkah
melengang-lenggok sambil menggerutu.
Satu jam kemudian sebuah kereta bagus berhenti
didepan rumah bordil, empat orang pengawal
berseragam dengan sigap memasuki bangunan, Ma-
kiu dan dua wakilnya menyambut empat utusan
tersebut
“mana Ang-giok! Kami hendak menjemputnya!”
“maaf hiante, Ang-giok tidak bisa menemui taijin.”
“heh! kenapa bisa begitu!? Ang-giok sudah dipanjar
oleh taijin, dan kalian tidak boleh mangkir!”
“maaf hiante, kami tidak bermaksud mangkir dari
perjanjian, namun sekarang Ang-giok ada ditempat
dua piauwsu ini.”
“kami tidak mau tahu! sekarang cepat bawa Ang-giok
kesini supaya kami antar kehadapan Oey-taijin!” ujar
utusan itu tegas sambil melirik dua piauwsu
Yap-piauwsu dan rekannya berdiri dengan hati
masam karena urusan yang berbuntut ini
“hiante! Ang-giok memang berada ditempat kami, dan
para hiante jangan memaksa demi kebaikan kita
bersama.”
“heh.. Ma-kui! dua piauwsu ini adalah pelanggan
kalian, perjanjian kalian kami tidak mau tahu, jika
kalian mangkir! kalian bayar denda tiga kali lipat pada
Oey-taijin!” tuntuk utusan Oey-taijin
“kami tidak ingin mangkir hiante! kalau anda
memaksa marilah kita ketempat piuawsu ini dan
bawalah Ang-giok dari sana!” bantaj Ma-kui kesal, lalu
ia keluar dengan langkah lebar
“heh... Ma-sicu! kamu mau buat celaka yah!?”
“utusan ini yang mau bikin celaka! hayo ikut aku ke
sana dan hadapi sendiri pak-hek-liong!” teriak Ma-kui
jengkel
“apa!? Pak-hek-liong!? apa dia ada dikota ini!?” teriak
para utusan bersamaan
“benar, ia bersama Ang-giok, kalau para hiante dapat
membawa Ang-giok dari tangan pak-hek-liong, kami
akan bayar sepuluh kali lipat pada Oey-taijin!” ujar
Ma-kui menantang para utusan, keadaan jadi hening,
para utusan saling pandang.
“Oey-taijin pasti tidak akan senang, ini adalah resiko
kalian! kenapa melemparkan urusan celaka ini pada
kami!?” ujar utusan
“baik! saya akan ke tempat piauwsun ini dan saya
akan katakan pada pak-hek-liong bahwa Oey-tajin
memaksa Ang-giok melayaninya, dan kalau tidak
Oey-taijin akan menangkap Pak-hek-liong!” Ma-kui
membalik badan dan berlari, kontan Yap-piauwsu dan
yang lain-lain mengejar Ma-kui
“hei..tunggu dulu Ma-kui! teriak utusan Oey-taijin, Ma-
kui memperlambat larinya dan mereka dapat
menyusulnya
“jangan nekat mencelakai majikan kami Ma-kui! baik
kami akan melaporkan pada Oey-taijin, bahwa Ang-
giok tidak dapat dibawa karena Ang-giok ada
ditangan pak-hek-liong.” ujar utusan.
“demikian lebih baik, kalian tahu!? karena adanya
Ang-giok kami masih selamat.” ujar Yap-piauwsu. Ma-
kui menatap Yap-piauwsu
“pantas kalau begitu, sebab yang saya dengar dikota
Beijing, saat kemunculan pak-hek-liong dibarengi
banyak pembunuhan terjadi, maka saya heran
bagimana kalian masih hidup” ujar Ma-kui
“sudahlah Ma-kui, sekarang kami hendak kembali,
takut pangcu kami kenapa-napa.” ujar Yap-piauwsu,
lalu keduanya segera berlalu, Ma-kui dan empat
utusan kembali ke rumah bordil.
Tiga bulan kota Bianping masih aman-aman saja,
tidak ada makar yang ditimbulkan pak-hek-liong,
hanya para warga sudah banyak yang tahu bahwa
pak-hek-liong ada dikota mereka, hati mereka selalu
was-was, Ang-giok memang telaten mel
http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III
“maaf tuan, ka..kalau boleh tahu de..dengan
si..siapakah kami berhadapan?” tanya Coa-pangcu
terbata-bata, Ang-giok makin heran akan sikap para
piauwsu, ia tidak menyangka bahwa orang yang
dilayaninya ini tidak dikenal oleh pemilik rumah,
sontak darahnya berdesir dipangkuan Han-ok-liang
“hehehe…heh pangcu! bukankah semalam kalian telah
memperkirakan siapa aku ini!?
“ja..jadi be..benar tu..tuan adalah pak-hek-liong?” ujar
Coa-pangcu dengan bibir gemetar.
“benar! aku adalah pak-hek-liong, dan nyawa kalian
akan selamat , jika kalian menuruti segala perintahku,
mengerti!?”
“ba-baik tuan! ka..kami akan menuruti segala perintah
tuan.” sahut Coa-pangcu, Han-ok-liang tersenyum sinis
“bagus kalau begitu! dan sekarang kalian bekerja
sebagaimana biasa, untung bagi kalian hatiku sedang
baik dan nyaman bersama Ang-giok.” ujar Han-ok-
liang sambil menjawil dagu Ang-giok, Ang-giok yang
dari tadi terdiam dan tubuhnya bergetar ketakutan
setelah mengetahui orang yang sedang didepannya
ini. Ia memaksakan diri tersenyum manis
“dan kamu cantik! sangat menyenangkan hatiku,
hehehe…hehehe…!” rayu Han-ok-liang sambil meremas
paha Ang-giok, Ang-giok berusaha menenangkan
hatinya supaya modnya semalam tidak hilang dan
membuat Han-ok-liang tersinggung yang akan
berakibat fatal baginya, Ang-giok menjerit genit
sambil mencubit sayang pipi Han-ok-liang, Han-ok-
liang tertawa lepas dan senang
“kalian keluarlah! perintah pak-hek-liong, para
piauwsu serentak berdiri dan meninggalkan ruangan,
sesampai diluar Coa-pangcu menyuruh anggota
kembali bekerja, para piauwsu pun kembali bekerja,
she-liu membawa beberapa piauwsu untuk
mengantarkan barang yang dibawanya semalam
ketempat tujuannya, sementara yang lain
mengerjakan apa yang perlu dikerjakan, Coa-pangcu
dan tiga pembantunya berada didalam kantor
mengerjakan pembukuan dan hal lain.
Selepas siang seorang pelayan memasuki kantor dan
menemui Coa-pangcu
“ada apa kamu kesini A-jin!?” tanya she-Yap, pelayan
itu membungkuk dan berkata
“maaf pangcu! pak-hek-liong memerintahkan pada
pangcu untuk menyampaikan pada Cia-ma bahwa
Ang-giok tidak akan kembali.”
“hmh…apakah itu saja perintahnya!?” tanya Coa-
pangcu memastikan
“benar pangcu dan sekarang saya permisi.” Jawab A-
jin,
“baik…sekarang pergilah kalian berdua dan katakan
pada Cia-ma keinginan pak-hek-liong! ujar Coa-
pangcu, she-Yap dan seorang rekannya segera keluar
dan pergi kerumah plesiran dimana Ang-giok bekerja.
Cia-ma seorang wanita paruh baya dengan postur
tinggi dan kurus menyambut kedatangan she-Yap
“hihihi…Yap-pangcu kalian sudah datang, eh mana
Ang-giok?” she-Yap dengan senyum masam melihat
Cia-ma clingak-clinguk menatap keluar
“maaf Cia-ma! Ang-giok tidak bisa kembali.”
“aih…kenapa tidak bisa kembali, apa yang terjadi
padanya, apakah kalian telah mencelakakannya!?
aduh.. rugi aku kalau begini!” Cia-ma nyerocos dengan
pertanyaan bertubi-tubi.
“Cia-ma! Ang-giok tidak kenapa-napa, ini demi
keselamatan kita!”
“heh! apa maksud Yap-piauwsu!?” sela seorang lelaki
yang menjadi kepala pengawal Cia-ma, Yap-piauwsu
menoleh pada pengawal berbadan tegap dan kekar
itu
“ketahuilah sicu! kota kita telah dimasuki oleh pak-
hek-liong, dan sekarang berada di tempat kami, jika
anda tidak percaya! pergilah kesana dan minta Ang-
giok dari dekapannya!” mendengar itu tiga pengawal
Cia-ma terkesiap dan mereka terdiam, lalu pengawal
tadi berkata
“Cia-ma! kita tidak mampu berurusan dengan pak-
hek-liong, dan sebaiknya kita relakan saja Ang-giok
bersamanya.”
“aduh….rugi dong kalau begini! kan kamu tahu bahwa
pembesar Oey menginginkan dilayani Ang-giok nanti
malam dan ia sudah memberi panjar.” keluh Cia-ma
dengan wajah berkedut muram
“kami hanya ingin menyampaikan hal itu saja, dan
sekarang kami hendak permisi.” ujar Yap-piauwsu
“heh! tunggu dulu Yap-piauwsu!” cegah kepala
pengawal
“ada apa lagi sicu!?” tanya Yap-piauwsu menoleh,
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)
kepala pengawal melangkah mendekati Yap-piauwsu
“sebaiknya Yap-piauwsu ikut menguatkan cerita ini
pada orang suruhan Oey-taijin.”
“saya kira tidak perlu sicu!”
“tapi Yap-piauwsu! kalau tidak ia akan meminta
denda pada kami! tolong mengertilah kesulitan kami!”
Yap-piauwsu memandang rekannya
“jika demikian Yap-twako! tidak mengapa jika kita
memenuhi permintaan dari pihak Cia-ma!
“baiklah kalau begitu! kapan utusan Oey-taijin
menjemput Ang-giok?” tanya Yap-piauwsu
“sebentar lagi, mari kita duduk!” pinta kepala
pengawal, lalu merekapun duduk
“kalian urus baik-baik situasi ini Ma-kui!” perintah Cia-
ma dengan nada kesal
“baik Cia-ma!” sahut kepala pengawal, Cia-ma berlalu
dari hadapan para pengewalnya dengan langkah
melengang-lenggok sambil menggerutu.
Satu jam kemudian sebuah kereta bagus berhenti
didepan rumah bordil, empat orang pengawal
berseragam dengan sigap memasuki bangunan, Ma-
kiu dan dua wakilnya menyambut empat utusan
tersebut
“mana Ang-giok! Kami hendak menjemputnya!”
“maaf hiante, Ang-giok tidak bisa menemui taijin.”
“heh! kenapa bisa begitu!? Ang-giok sudah dipanjar
oleh taijin, dan kalian tidak boleh mangkir!”
“maaf hiante, kami tidak bermaksud mangkir dari
perjanjian, namun sekarang Ang-giok ada ditempat
dua piauwsu ini.”
“kami tidak mau tahu! sekarang cepat bawa Ang-giok
kesini supaya kami antar kehadapan Oey-taijin!” ujar
utusan itu tegas sambil melirik dua piauwsu
Yap-piauwsu dan rekannya berdiri dengan hati
masam karena urusan yang berbuntut ini
“hiante! Ang-giok memang berada ditempat kami, dan
para hiante jangan memaksa demi kebaikan kita
bersama.”
“heh.. Ma-kui! dua piauwsu ini adalah pelanggan
kalian, perjanjian kalian kami tidak mau tahu, jika
kalian mangkir! kalian bayar denda tiga kali lipat pada
Oey-taijin!” tuntuk utusan Oey-taijin
“kami tidak ingin mangkir hiante! kalau anda
memaksa marilah kita ketempat piuawsu ini dan
bawalah Ang-giok dari sana!” bantaj Ma-kui kesal, lalu
ia keluar dengan langkah lebar
“heh... Ma-sicu! kamu mau buat celaka yah!?”
“utusan ini yang mau bikin celaka! hayo ikut aku ke
sana dan hadapi sendiri pak-hek-liong!” teriak Ma-kui
jengkel
“apa!? Pak-hek-liong!? apa dia ada dikota ini!?” teriak
para utusan bersamaan
“benar, ia bersama Ang-giok, kalau para hiante dapat
membawa Ang-giok dari tangan pak-hek-liong, kami
akan bayar sepuluh kali lipat pada Oey-taijin!” ujar
Ma-kui menantang para utusan, keadaan jadi hening,
para utusan saling pandang.
“Oey-taijin pasti tidak akan senang, ini adalah resiko
kalian! kenapa melemparkan urusan celaka ini pada
kami!?” ujar utusan
“baik! saya akan ke tempat piauwsun ini dan saya
akan katakan pada pak-hek-liong bahwa Oey-tajin
memaksa Ang-giok melayaninya, dan kalau tidak
Oey-taijin akan menangkap Pak-hek-liong!” Ma-kui
membalik badan dan berlari, kontan Yap-piauwsu dan
yang lain-lain mengejar Ma-kui
“hei..tunggu dulu Ma-kui! teriak utusan Oey-taijin, Ma-
kui memperlambat larinya dan mereka dapat
menyusulnya
“jangan nekat mencelakai majikan kami Ma-kui! baik
kami akan melaporkan pada Oey-taijin, bahwa Ang-
giok tidak dapat dibawa karena Ang-giok ada
ditangan pak-hek-liong.” ujar utusan.
“demikian lebih baik, kalian tahu!? karena adanya
Ang-giok kami masih selamat.” ujar Yap-piauwsu. Ma-
kui menatap Yap-piauwsu
“pantas kalau begitu, sebab yang saya dengar dikota
Beijing, saat kemunculan pak-hek-liong dibarengi
banyak pembunuhan terjadi, maka saya heran
bagimana kalian masih hidup” ujar Ma-kui
“sudahlah Ma-kui, sekarang kami hendak kembali,
takut pangcu kami kenapa-napa.” ujar Yap-piauwsu,
lalu keduanya segera berlalu, Ma-kui dan empat
utusan kembali ke rumah bordil.
Tiga bulan kota Bianping masih aman-aman saja,
tidak ada makar yang ditimbulkan pak-hek-liong,
hanya para warga sudah banyak yang tahu bahwa
pak-hek-liong ada dikota mereka, hati mereka selalu
was-was, Ang-giok memang telaten mel
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)