Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - 69

$
0
0
Cerita Silat | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | by Rajakelana | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | Kong Ciak Bi-Siucai | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak pdf

The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III


  “maaf tuan, ka..kalau boleh tahu de..dengan
  si..siapakah kami berhadapan?” tanya Coa-pangcu
  terbata-bata, Ang-giok makin heran akan sikap para
  piauwsu, ia tidak menyangka bahwa orang yang
  dilayaninya ini tidak dikenal oleh pemilik rumah,
  sontak darahnya berdesir dipangkuan Han-ok-liang
  “hehehe…heh pangcu! bukankah semalam kalian telah
  memperkirakan siapa aku ini!?
  “ja..jadi be..benar tu..tuan adalah pak-hek-liong?” ujar
  Coa-pangcu dengan bibir gemetar.
  “benar! aku adalah pak-hek-liong, dan nyawa kalian
  akan selamat , jika kalian menuruti segala perintahku,
  mengerti!?”
  “ba-baik tuan! ka..kami akan menuruti segala perintah
  tuan.” sahut Coa-pangcu, Han-ok-liang tersenyum sinis
  “bagus kalau begitu! dan sekarang kalian bekerja
  sebagaimana biasa, untung bagi kalian hatiku sedang
  baik dan nyaman bersama Ang-giok.” ujar Han-ok-
  liang sambil menjawil dagu Ang-giok, Ang-giok yang
  dari tadi terdiam dan tubuhnya bergetar ketakutan
  setelah mengetahui orang yang sedang didepannya
  ini. Ia memaksakan diri tersenyum manis
  “dan kamu cantik! sangat menyenangkan hatiku,
  hehehe…hehehe…!” rayu Han-ok-liang sambil meremas
  paha Ang-giok, Ang-giok berusaha menenangkan
  hatinya supaya modnya semalam tidak hilang dan
  membuat Han-ok-liang tersinggung yang akan
  berakibat fatal baginya, Ang-giok menjerit genit
  sambil mencubit sayang pipi Han-ok-liang, Han-ok-
  liang tertawa lepas dan senang
  “kalian keluarlah! perintah pak-hek-liong, para
  piauwsu serentak berdiri dan meninggalkan ruangan,
  sesampai diluar Coa-pangcu menyuruh anggota
  kembali bekerja, para piauwsu pun kembali bekerja,
  she-liu membawa beberapa piauwsu untuk
  mengantarkan barang yang dibawanya semalam
  ketempat tujuannya, sementara yang lain
  mengerjakan apa yang perlu dikerjakan, Coa-pangcu
  dan tiga pembantunya berada didalam kantor
  mengerjakan pembukuan dan hal lain.
  Selepas siang seorang pelayan memasuki kantor dan
  menemui Coa-pangcu
  “ada apa kamu kesini A-jin!?” tanya she-Yap, pelayan
  itu membungkuk dan berkata
  “maaf pangcu! pak-hek-liong memerintahkan pada
  pangcu untuk menyampaikan pada Cia-ma bahwa
  Ang-giok tidak akan kembali.”
  “hmh…apakah itu saja perintahnya!?” tanya Coa-
  pangcu memastikan
  “benar pangcu dan sekarang saya permisi.” Jawab A-
  jin,
  “baik…sekarang pergilah kalian berdua dan katakan
  pada Cia-ma keinginan pak-hek-liong! ujar Coa-
  pangcu, she-Yap dan seorang rekannya segera keluar
  dan pergi kerumah plesiran dimana Ang-giok bekerja.
  Cia-ma seorang wanita paruh baya dengan postur
  tinggi dan kurus menyambut kedatangan she-Yap
  “hihihi…Yap-pangcu kalian sudah datang, eh mana
  Ang-giok?” she-Yap dengan senyum masam melihat
  Cia-ma clingak-clinguk menatap keluar
  “maaf Cia-ma! Ang-giok tidak bisa kembali.”
  “aih…kenapa tidak bisa kembali, apa yang terjadi
  padanya, apakah kalian telah mencelakakannya!?
  aduh.. rugi aku kalau begini!” Cia-ma nyerocos dengan
  pertanyaan bertubi-tubi.
  “Cia-ma! Ang-giok tidak kenapa-napa, ini demi
  keselamatan kita!”
  “heh! apa maksud Yap-piauwsu!?” sela seorang lelaki
  yang menjadi kepala pengawal Cia-ma, Yap-piauwsu
  menoleh pada pengawal berbadan tegap dan kekar
  itu
  “ketahuilah sicu! kota kita telah dimasuki oleh pak-
  hek-liong, dan sekarang berada di tempat kami, jika
  anda tidak percaya! pergilah kesana dan minta Ang-
  giok dari dekapannya!” mendengar itu tiga pengawal
  Cia-ma terkesiap dan mereka terdiam, lalu pengawal
  tadi berkata
  “Cia-ma! kita tidak mampu berurusan dengan pak-
  hek-liong, dan sebaiknya kita relakan saja Ang-giok
  bersamanya.”
  “aduh….rugi dong kalau begini! kan kamu tahu bahwa
  pembesar Oey menginginkan dilayani Ang-giok nanti
  malam dan ia sudah memberi panjar.” keluh Cia-ma
  dengan wajah berkedut muram
  “kami hanya ingin menyampaikan hal itu saja, dan
  sekarang kami hendak permisi.” ujar Yap-piauwsu
  “heh! tunggu dulu Yap-piauwsu!” cegah kepala
  pengawal
  “ada apa lagi sicu!?” tanya Yap-piauwsu menoleh,
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

 
  kepala pengawal melangkah mendekati Yap-piauwsu
  “sebaiknya Yap-piauwsu ikut menguatkan cerita ini
  pada orang suruhan Oey-taijin.”
  “saya kira tidak perlu sicu!”
  “tapi Yap-piauwsu! kalau tidak ia akan meminta
  denda pada kami! tolong mengertilah kesulitan kami!”
  Yap-piauwsu memandang rekannya
  “jika demikian Yap-twako! tidak mengapa jika kita
  memenuhi permintaan dari pihak Cia-ma!
  “baiklah kalau begitu! kapan utusan Oey-taijin
  menjemput Ang-giok?” tanya Yap-piauwsu
  “sebentar lagi, mari kita duduk!” pinta kepala
  pengawal, lalu merekapun duduk
  “kalian urus baik-baik situasi ini Ma-kui!” perintah Cia-
  ma dengan nada kesal
  “baik Cia-ma!” sahut kepala pengawal, Cia-ma berlalu
  dari hadapan para pengewalnya dengan langkah
  melengang-lenggok sambil menggerutu.
  Satu jam kemudian sebuah kereta bagus berhenti
  didepan rumah bordil, empat orang pengawal
  berseragam dengan sigap memasuki bangunan, Ma-
  kiu dan dua wakilnya menyambut empat utusan
  tersebut
  “mana Ang-giok! Kami hendak menjemputnya!”
  “maaf hiante, Ang-giok tidak bisa menemui taijin.”
  “heh! kenapa bisa begitu!? Ang-giok sudah dipanjar
  oleh taijin, dan kalian tidak boleh mangkir!”
  “maaf hiante, kami tidak bermaksud mangkir dari
  perjanjian, namun sekarang Ang-giok ada ditempat
  dua piauwsu ini.”
  “kami tidak mau tahu! sekarang cepat bawa Ang-giok
  kesini supaya kami antar kehadapan Oey-taijin!” ujar
  utusan itu tegas sambil melirik dua piauwsu
  Yap-piauwsu dan rekannya berdiri dengan hati
  masam karena urusan yang berbuntut ini
  “hiante! Ang-giok memang berada ditempat kami, dan
  para hiante jangan memaksa demi kebaikan kita
  bersama.”
  “heh.. Ma-kui! dua piauwsu ini adalah pelanggan
  kalian, perjanjian kalian kami tidak mau tahu, jika
  kalian mangkir! kalian bayar denda tiga kali lipat pada
  Oey-taijin!” tuntuk utusan Oey-taijin
  “kami tidak ingin mangkir hiante! kalau anda
  memaksa marilah kita ketempat piuawsu ini dan
  bawalah Ang-giok dari sana!” bantaj Ma-kui kesal, lalu
  ia keluar dengan langkah lebar
  “heh... Ma-sicu! kamu mau buat celaka yah!?”
  “utusan ini yang mau bikin celaka! hayo ikut aku ke
  sana dan hadapi sendiri pak-hek-liong!” teriak Ma-kui
  jengkel
  “apa!? Pak-hek-liong!? apa dia ada dikota ini!?” teriak
  para utusan bersamaan
  “benar, ia bersama Ang-giok, kalau para hiante dapat
  membawa Ang-giok dari tangan pak-hek-liong, kami
  akan bayar sepuluh kali lipat pada Oey-taijin!” ujar
  Ma-kui menantang para utusan, keadaan jadi hening,
  para utusan saling pandang.
  “Oey-taijin pasti tidak akan senang, ini adalah resiko
  kalian! kenapa melemparkan urusan celaka ini pada
  kami!?” ujar utusan
  “baik! saya akan ke tempat piauwsun ini dan saya
  akan katakan pada pak-hek-liong bahwa Oey-tajin
  memaksa Ang-giok melayaninya, dan kalau tidak
  Oey-taijin akan menangkap Pak-hek-liong!” Ma-kui
  membalik badan dan berlari, kontan Yap-piauwsu dan
  yang lain-lain mengejar Ma-kui
  “hei..tunggu dulu Ma-kui! teriak utusan Oey-taijin, Ma-
  kui memperlambat larinya dan mereka dapat
  menyusulnya
  “jangan nekat mencelakai majikan kami Ma-kui! baik
  kami akan melaporkan pada Oey-taijin, bahwa Ang-
  giok tidak dapat dibawa karena Ang-giok ada
  ditangan pak-hek-liong.” ujar utusan.
  “demikian lebih baik, kalian tahu!? karena adanya
  Ang-giok kami masih selamat.” ujar Yap-piauwsu. Ma-
  kui menatap Yap-piauwsu
  “pantas kalau begitu, sebab yang saya dengar dikota
  Beijing, saat kemunculan pak-hek-liong dibarengi
  banyak pembunuhan terjadi, maka saya heran
  bagimana kalian masih hidup” ujar Ma-kui
  “sudahlah Ma-kui, sekarang kami hendak kembali,
  takut pangcu kami kenapa-napa.” ujar Yap-piauwsu,
  lalu keduanya segera berlalu, Ma-kui dan empat
  utusan kembali ke rumah bordil.
  Tiga bulan kota Bianping masih aman-aman saja,
  tidak ada makar yang ditimbulkan pak-hek-liong,
  hanya para warga sudah banyak yang tahu bahwa
  pak-hek-liong ada dikota mereka, hati mereka selalu
  was-was, Ang-giok memang telaten mel
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>