Cerita Silat | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | by Rajakelana | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | Kong Ciak Bi-Siucai | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak pdf
The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III
“pel ini makanlah setiap dua kali sehari, dan salep ini
oleskan tiap pagi, dalam tiga hari memar wajahmu
akan sembuh!”
“terimakasih sinse!” Ang-giok menerima obat dan
menghaturkan terimakasih, lalu Lai-sinse berpamitan
dan diantar Han-fei-lun sampai keluar.
Tiga hari kemudian wajah Ang-giok sudah sembuh,
dan pagi itu saat mereka baru saja selesai makan dan
Ang-giok membersihkan meja makan, tib a-tiba Han-
fei-lun mendengar pergerakan didepan rumah
“ada orang yang datang!” gumamnya sambil bangkit
dari kursi dan keluar dari ruang makan, Ang-giok
mengikutinya dari belakang, didepan rumah ternyata
Coa-pangcu dan empat orang anak buahnya
“Coa-pangcu!” seru Ang-giok, Coa-pangcu menatap
Han-fei-lun penuh selidik
“apakah kamu baik-baik saja nona!?”
“aku baik-baik saja pangcu!” jawan Ang-g iol
“lalu bagaimana dengan pak-hek-liong!?”
“apakah Coa-pangcu pemilik tempat ini?” sela Han-fei-
lun
“benar ingkong.” Jawab Ang-giok, Han-fei-lun
merangkap kedua tangannya dan menjura
“maaf pangcu! saya Han-fei-lun dan telah berdiam
dirumah pangcu ini.”
“Han-fei-lun! eh kalau begitu saya sedang berhadapan
dengan bengcu!” teriaknya dengan hati gembira, lalu
ia menjura dan diikuti empat anak buahnya.
“tidak mengapa bengcu! kami yang harusnya
berterimakasih, karena dengan kedatangan bengcu,
malapetaka yang mengancam kota ini akan berlalu.”
“pangcu jangan berlaku sungkan, marilah masuk dan
kita bicara didalam!” lalu merekapun masuk kedalam
“dimanakah pak-hek-liong, bengcu!?” tanya Coa-
pangcu penasaran
“dia didalam kamar, kalian tidak usah
mencemaskannya.” Jawab Han-fei-lun
“hehehe…kami tentu tidak cemas, bengcu kan ada
disini.” ujar Coa-pangcu dan diiringi tawa renyah para
piauwsu, Han-fei-lun menarik senyum sekilas
“baiklah pangcu! karena anda sudah kembali, saya
minta izin untuk bicara berdua dengan Ang-giok!”
“oh..begitu, silahkan bengcu! sahut Coa-pangcu
dengan senyum sumigrah, Han-fei-lun berdiri dan
diikuti oleh Ang-giok, keduanya pergi kedalam kamar
dimana Han-ok-liang tidur di atas ranjang, keadaanya
tidak jauh dengan Han-kwi-ong, lumpuh kedua
tangan dan hilang ingatan.
“ada apa ingkong!?” tanya Ang-giok heran
“nona Giok! Kedaanmu sudah pulih, dan empunya
rumah sudah kembali kesini, jadi mengingat
keadaanmu yang sedang hamil, sebaiknya kamu ikut
saya kekota shinyang tempat tinggal kerabatku ini,
setelah ia sembuh percaya pada saya! Ia tidak akan
dapat berbuat jahat lagi padamu,bagaimana
menurutmu!?”
“tapi siapa sajakah yang ada di sana?” tanya Ang-
giok meragu
“disana ada istrinya dan mungkin juga putrinya.”
Jawab Han-fei-lun, Ang-giok terdiam dan lama
berpikir, kemudian ia berkata
“jika memang demikian, sepertinya saya disini saja.”
ujar Ang-giok
“apa kamu yakin dengan keputusanmu itu?”
“iya, sebab seandainya aku mengikutinya kesana aku
tidak akan merasa nyaman.”
“hmh…baiklah kalau begitu, mari kita keluar!” ujar
Han-fei-lun
“sudah selesai pembicaraannya bengcu!” tanya Coa-
pangcu
“sudah pangcu! tapi saya minta tolong pada pangcu
untuk mencarikan tempat tinggal bagi Ang-giok,
bolehkah!?” Ang-giok merasa haru betapa ingkong
yang ternyata kerabat pak-hek-liong ini demikian
memikirkan keadaannya
“tentu..tentu bengcu, Ang-giok tempati saja rumah si
A-keng dua blok dari belakang kantor ini!”
“si A-keng itu siapa pangcu!?” tanya Han-fei-lun
“dia adalah pegawai saya, namun dia telah tewas
ketika bertemu dengan pak-hek-liong, jadi saya akan
serahkan rumah itu pada nona giok.”
“oh pangcu baik sekali, saya haturkan banyak
terimakasih pada pangcu, dan sekali lagi saya minta
maaf atas perbuatan pak-hek-liong.
“ah..tidak apa-apa bengcu!” sahut Coa-pangcu sedikit
heran kenapa bengcu minta maaf padanya atas
kejahatan pak-hek-liong, tapi karena ia tahu bengcu
ini sangat bijaksana, ia tidak terlalu jauh
memikirkannya.
Lepas siang hari Han-fei-lun dan Coa-pangcu
mengantarkan Ang-gio
http://cerita-silat.mywapblog.com
k kerumah yang dimaksud,
Coa-pangcu dan anak buahnya heran melihat pak-
hek-liong berjalan dengan pandangan kosong dan
penurut ketika pundaknya didodorong Han-fei-lun,
sesampai dirumah bekas si A-keng, Han-fei-lun
melihat-lihat kedaan rumah diikuti oleh Coa-pangcu
“sekali lagi saya ucapkan terimakasih pada Coa-
pangcu yang telah berbaik hati pada Ang-giok.” ujar
Han-fei-lun
“hehehe..bengcu jangan membuat saya malu, ini
belum seberapa dibanding jasa bengcu yang telah
menyelamatkan kota kami dari tangan jahat pak-hek-
liong, kalau tidak ada lagi bengcu kami hendak pamit
karena saya harus kembali mengumpulkan pegawai
saya yang kemarin berlarian.”
“bai...baik silahkan pangcu dan saya juga hendak
melanjutkan perjalanan.” Coa-pangcu menjura dan
dibalas Han-fei-lun, kemudian merekapun berlalu.
“terimakasih inkong yang telah demikian banyak
memikirkan keadan saya serta membantu saya,
uuu..uuu..hiks..hiks...” Ang-giok tidak kuasa menahan
rasa harunya sehingga tangisnya tidak terbendung
“sudah nona giok! Hanya ini yang dapat saya lakukan
akibat dari perlakuan adik saya yang telah
menyengsarakan nona.”
“ingkong! Jika anak saya lahir, bolehkah ia berkunjung
ketempat inkong?”
“tentu Ang-giok! anakmu adalah kerabat kami,
demikian juga kamu, dan satu lagi kalau kamu
izinkan saya akan memberikan nama pada anakmu
ini.”
“tentu....jika anakku lahir akan kunamakan dia
dengan nama pemberianmu ingkong, siapakah
namanya ingkong?”
“jika anakmu nantinya laki-laki beri nama ia dengan
Han-liang-fei, tapi jika perempuan beri nama ia Han-
bwee-lian.” ujar Han-fei-lun.
“baiklah ingkong dan banyak terimakasih atas
semuanya!” Han-fei-lun mendehem lalu mendekati
Han-ok-liang
“sekarang kami permisi dan jagalah dirimu baik-baik!”
Ang-giok mengangguk, dan melangkah mengikuti
Han-fei-lun sampai dipintu melepas kepergian Han-fei-
lun dan Han-ok-liang.
Han-fei-lun melakukan perjalanan cepat, dan tiga
minggu kemudian disaat senja mereka memasuki
kota Beijing, Han-fei-lun membawa Han-ok-liang
memasuki sebuah penginapan, beberapa pelanggan
segera menyingkir ketika melihat Han-ok-liang,
bahkan pemilik likoan dengan terbata-bata mendekati
sambil menjura berulang-ulang
“ampunkanlah kami tuan..ka…kami ja..jangan
dicelakai, apapun permintaan tu..tuan akan ka..kami
penuhi.” Han-fei-lun mengerti akan hal yang janggal
dari orang-orang disekitarnya ini, tentunya warga kota
ini telah dizalimi oleh Han-bun-liong pikirnya
“loya! jangan khawatir, pak-hek-liong ini tidak akan
berulah lagi di tempat ini, sekarang dia bersama saya,
nama saya Han-fei-lun.” pemilik likoan terkesima
mendengar nama pemilik suara bernada lembut itu, ia
mendongak dan menatap wajah arif didepannya
“benarkah bengcu yang ada didepan saya!?” tanyanya
memastikan dengan wajah sedikit cerah
“benar loya! saya dari kaifeng.” Jawab Han-fei-lun,
pemilik likoan segera berdiri dengan wajah gembira
lalu kemudian menjura
“syukurlah jika bengcu telah menawan penjahat ini,
eh silahkan duduk Han-taihap, bengcu mau pesan
apakah?” Han-fei-lun tersenyum ramah
“loya! tolong disediakan makanan dua porsi untuk
kami, dan minumannya teh saja.”
“baik bengcu, akan segera kami hidangkan!” sahut
pemilik likoan seraya berbalik dengan hati ringan, dua
pelayan segera diperintahkan untuk melayani Han-fei-
lun, sementara para tamu yang tadi sempat
menyingkir dan melihat kelakuan pemilik likoan,
ketika melihat wajah pemilik likoan berubah cerah,
hati mereka lega dan mereka memberanikan diri
kembali kemejanya.
“kembalilah tuan-tuan! jangan takut! dia ini bersama
saya, dan maaf atas ketidak nyamanan ini!” teriak
Han-fei-lun dengan seulas senyum ramah. para tamu
yang masih mmeragu segera kembali memasuki
likoan dan duduk kembali untuk melanjutkan
makannya yang sempat terhenti.
Dua orang pelayan menghidangkan pesanan Han-fei-
lun
“silahkan bengcu! dan kalau masih ada hal lain,
bengcu panggil kami saja” u
http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III
“pel ini makanlah setiap dua kali sehari, dan salep ini
oleskan tiap pagi, dalam tiga hari memar wajahmu
akan sembuh!”
“terimakasih sinse!” Ang-giok menerima obat dan
menghaturkan terimakasih, lalu Lai-sinse berpamitan
dan diantar Han-fei-lun sampai keluar.
Tiga hari kemudian wajah Ang-giok sudah sembuh,
dan pagi itu saat mereka baru saja selesai makan dan
Ang-giok membersihkan meja makan, tib a-tiba Han-
fei-lun mendengar pergerakan didepan rumah
“ada orang yang datang!” gumamnya sambil bangkit
dari kursi dan keluar dari ruang makan, Ang-giok
mengikutinya dari belakang, didepan rumah ternyata
Coa-pangcu dan empat orang anak buahnya
“Coa-pangcu!” seru Ang-giok, Coa-pangcu menatap
Han-fei-lun penuh selidik
“apakah kamu baik-baik saja nona!?”
“aku baik-baik saja pangcu!” jawan Ang-g iol
“lalu bagaimana dengan pak-hek-liong!?”
“apakah Coa-pangcu pemilik tempat ini?” sela Han-fei-
lun
“benar ingkong.” Jawab Ang-giok, Han-fei-lun
merangkap kedua tangannya dan menjura
“maaf pangcu! saya Han-fei-lun dan telah berdiam
dirumah pangcu ini.”
“Han-fei-lun! eh kalau begitu saya sedang berhadapan
dengan bengcu!” teriaknya dengan hati gembira, lalu
ia menjura dan diikuti empat anak buahnya.
“tidak mengapa bengcu! kami yang harusnya
berterimakasih, karena dengan kedatangan bengcu,
malapetaka yang mengancam kota ini akan berlalu.”
“pangcu jangan berlaku sungkan, marilah masuk dan
kita bicara didalam!” lalu merekapun masuk kedalam
“dimanakah pak-hek-liong, bengcu!?” tanya Coa-
pangcu penasaran
“dia didalam kamar, kalian tidak usah
mencemaskannya.” Jawab Han-fei-lun
“hehehe…kami tentu tidak cemas, bengcu kan ada
disini.” ujar Coa-pangcu dan diiringi tawa renyah para
piauwsu, Han-fei-lun menarik senyum sekilas
“baiklah pangcu! karena anda sudah kembali, saya
minta izin untuk bicara berdua dengan Ang-giok!”
“oh..begitu, silahkan bengcu! sahut Coa-pangcu
dengan senyum sumigrah, Han-fei-lun berdiri dan
diikuti oleh Ang-giok, keduanya pergi kedalam kamar
dimana Han-ok-liang tidur di atas ranjang, keadaanya
tidak jauh dengan Han-kwi-ong, lumpuh kedua
tangan dan hilang ingatan.
“ada apa ingkong!?” tanya Ang-giok heran
“nona Giok! Kedaanmu sudah pulih, dan empunya
rumah sudah kembali kesini, jadi mengingat
keadaanmu yang sedang hamil, sebaiknya kamu ikut
saya kekota shinyang tempat tinggal kerabatku ini,
setelah ia sembuh percaya pada saya! Ia tidak akan
dapat berbuat jahat lagi padamu,bagaimana
menurutmu!?”
“tapi siapa sajakah yang ada di sana?” tanya Ang-
giok meragu
“disana ada istrinya dan mungkin juga putrinya.”
Jawab Han-fei-lun, Ang-giok terdiam dan lama
berpikir, kemudian ia berkata
“jika memang demikian, sepertinya saya disini saja.”
ujar Ang-giok
“apa kamu yakin dengan keputusanmu itu?”
“iya, sebab seandainya aku mengikutinya kesana aku
tidak akan merasa nyaman.”
“hmh…baiklah kalau begitu, mari kita keluar!” ujar
Han-fei-lun
“sudah selesai pembicaraannya bengcu!” tanya Coa-
pangcu
“sudah pangcu! tapi saya minta tolong pada pangcu
untuk mencarikan tempat tinggal bagi Ang-giok,
bolehkah!?” Ang-giok merasa haru betapa ingkong
yang ternyata kerabat pak-hek-liong ini demikian
memikirkan keadaannya
“tentu..tentu bengcu, Ang-giok tempati saja rumah si
A-keng dua blok dari belakang kantor ini!”
“si A-keng itu siapa pangcu!?” tanya Han-fei-lun
“dia adalah pegawai saya, namun dia telah tewas
ketika bertemu dengan pak-hek-liong, jadi saya akan
serahkan rumah itu pada nona giok.”
“oh pangcu baik sekali, saya haturkan banyak
terimakasih pada pangcu, dan sekali lagi saya minta
maaf atas perbuatan pak-hek-liong.
“ah..tidak apa-apa bengcu!” sahut Coa-pangcu sedikit
heran kenapa bengcu minta maaf padanya atas
kejahatan pak-hek-liong, tapi karena ia tahu bengcu
ini sangat bijaksana, ia tidak terlalu jauh
memikirkannya.
Lepas siang hari Han-fei-lun dan Coa-pangcu
mengantarkan Ang-gio
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)
k kerumah yang dimaksud,
Coa-pangcu dan anak buahnya heran melihat pak-
hek-liong berjalan dengan pandangan kosong dan
penurut ketika pundaknya didodorong Han-fei-lun,
sesampai dirumah bekas si A-keng, Han-fei-lun
melihat-lihat kedaan rumah diikuti oleh Coa-pangcu
“sekali lagi saya ucapkan terimakasih pada Coa-
pangcu yang telah berbaik hati pada Ang-giok.” ujar
Han-fei-lun
“hehehe..bengcu jangan membuat saya malu, ini
belum seberapa dibanding jasa bengcu yang telah
menyelamatkan kota kami dari tangan jahat pak-hek-
liong, kalau tidak ada lagi bengcu kami hendak pamit
karena saya harus kembali mengumpulkan pegawai
saya yang kemarin berlarian.”
“bai...baik silahkan pangcu dan saya juga hendak
melanjutkan perjalanan.” Coa-pangcu menjura dan
dibalas Han-fei-lun, kemudian merekapun berlalu.
“terimakasih inkong yang telah demikian banyak
memikirkan keadan saya serta membantu saya,
uuu..uuu..hiks..hiks...” Ang-giok tidak kuasa menahan
rasa harunya sehingga tangisnya tidak terbendung
“sudah nona giok! Hanya ini yang dapat saya lakukan
akibat dari perlakuan adik saya yang telah
menyengsarakan nona.”
“ingkong! Jika anak saya lahir, bolehkah ia berkunjung
ketempat inkong?”
“tentu Ang-giok! anakmu adalah kerabat kami,
demikian juga kamu, dan satu lagi kalau kamu
izinkan saya akan memberikan nama pada anakmu
ini.”
“tentu....jika anakku lahir akan kunamakan dia
dengan nama pemberianmu ingkong, siapakah
namanya ingkong?”
“jika anakmu nantinya laki-laki beri nama ia dengan
Han-liang-fei, tapi jika perempuan beri nama ia Han-
bwee-lian.” ujar Han-fei-lun.
“baiklah ingkong dan banyak terimakasih atas
semuanya!” Han-fei-lun mendehem lalu mendekati
Han-ok-liang
“sekarang kami permisi dan jagalah dirimu baik-baik!”
Ang-giok mengangguk, dan melangkah mengikuti
Han-fei-lun sampai dipintu melepas kepergian Han-fei-
lun dan Han-ok-liang.
Han-fei-lun melakukan perjalanan cepat, dan tiga
minggu kemudian disaat senja mereka memasuki
kota Beijing, Han-fei-lun membawa Han-ok-liang
memasuki sebuah penginapan, beberapa pelanggan
segera menyingkir ketika melihat Han-ok-liang,
bahkan pemilik likoan dengan terbata-bata mendekati
sambil menjura berulang-ulang
“ampunkanlah kami tuan..ka…kami ja..jangan
dicelakai, apapun permintaan tu..tuan akan ka..kami
penuhi.” Han-fei-lun mengerti akan hal yang janggal
dari orang-orang disekitarnya ini, tentunya warga kota
ini telah dizalimi oleh Han-bun-liong pikirnya
“loya! jangan khawatir, pak-hek-liong ini tidak akan
berulah lagi di tempat ini, sekarang dia bersama saya,
nama saya Han-fei-lun.” pemilik likoan terkesima
mendengar nama pemilik suara bernada lembut itu, ia
mendongak dan menatap wajah arif didepannya
“benarkah bengcu yang ada didepan saya!?” tanyanya
memastikan dengan wajah sedikit cerah
“benar loya! saya dari kaifeng.” Jawab Han-fei-lun,
pemilik likoan segera berdiri dengan wajah gembira
lalu kemudian menjura
“syukurlah jika bengcu telah menawan penjahat ini,
eh silahkan duduk Han-taihap, bengcu mau pesan
apakah?” Han-fei-lun tersenyum ramah
“loya! tolong disediakan makanan dua porsi untuk
kami, dan minumannya teh saja.”
“baik bengcu, akan segera kami hidangkan!” sahut
pemilik likoan seraya berbalik dengan hati ringan, dua
pelayan segera diperintahkan untuk melayani Han-fei-
lun, sementara para tamu yang tadi sempat
menyingkir dan melihat kelakuan pemilik likoan,
ketika melihat wajah pemilik likoan berubah cerah,
hati mereka lega dan mereka memberanikan diri
kembali kemejanya.
“kembalilah tuan-tuan! jangan takut! dia ini bersama
saya, dan maaf atas ketidak nyamanan ini!” teriak
Han-fei-lun dengan seulas senyum ramah. para tamu
yang masih mmeragu segera kembali memasuki
likoan dan duduk kembali untuk melanjutkan
makannya yang sempat terhenti.
Dua orang pelayan menghidangkan pesanan Han-fei-
lun
“silahkan bengcu! dan kalau masih ada hal lain,
bengcu panggil kami saja” u
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)