Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - 71

$
0
0
Cerita Silat | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | by Rajakelana | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | Kong Ciak Bi-Siucai | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak pdf

The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III


  “pel ini makanlah setiap dua kali sehari, dan salep ini
  oleskan tiap pagi, dalam tiga hari memar wajahmu
  akan sembuh!”
  “terimakasih sinse!” Ang-giok menerima obat dan
  menghaturkan terimakasih, lalu Lai-sinse berpamitan
  dan diantar Han-fei-lun sampai keluar.
  Tiga hari kemudian wajah Ang-giok sudah sembuh,
  dan pagi itu saat mereka baru saja selesai makan dan
  Ang-giok membersihkan meja makan, tib a-tiba Han-
  fei-lun mendengar pergerakan didepan rumah
  “ada orang yang datang!” gumamnya sambil bangkit
  dari kursi dan keluar dari ruang makan, Ang-giok
  mengikutinya dari belakang, didepan rumah ternyata
  Coa-pangcu dan empat orang anak buahnya
  “Coa-pangcu!” seru Ang-giok, Coa-pangcu menatap
  Han-fei-lun penuh selidik
  “apakah kamu baik-baik saja nona!?”
  “aku baik-baik saja pangcu!” jawan Ang-g iol
  “lalu bagaimana dengan pak-hek-liong!?”
  “apakah Coa-pangcu pemilik tempat ini?” sela Han-fei-
  lun
  “benar ingkong.” Jawab Ang-giok, Han-fei-lun
  merangkap kedua tangannya dan menjura
  “maaf pangcu! saya Han-fei-lun dan telah berdiam
  dirumah pangcu ini.”
  “Han-fei-lun! eh kalau begitu saya sedang berhadapan
  dengan bengcu!” teriaknya dengan hati gembira, lalu
  ia menjura dan diikuti empat anak buahnya.
  “tidak mengapa bengcu! kami yang harusnya
  berterimakasih, karena dengan kedatangan bengcu,
  malapetaka yang mengancam kota ini akan berlalu.”
  “pangcu jangan berlaku sungkan, marilah masuk dan
  kita bicara didalam!” lalu merekapun masuk kedalam
  “dimanakah pak-hek-liong, bengcu!?” tanya Coa-
  pangcu penasaran
  “dia didalam kamar, kalian tidak usah
  mencemaskannya.” Jawab Han-fei-lun
  “hehehe…kami tentu tidak cemas, bengcu kan ada
  disini.” ujar Coa-pangcu dan diiringi tawa renyah para
  piauwsu, Han-fei-lun menarik senyum sekilas
  “baiklah pangcu! karena anda sudah kembali, saya
  minta izin untuk bicara berdua dengan Ang-giok!”
  “oh..begitu, silahkan bengcu! sahut Coa-pangcu
  dengan senyum sumigrah, Han-fei-lun berdiri dan
  diikuti oleh Ang-giok, keduanya pergi kedalam kamar
  dimana Han-ok-liang tidur di atas ranjang, keadaanya
  tidak jauh dengan Han-kwi-ong, lumpuh kedua
  tangan dan hilang ingatan.
  “ada apa ingkong!?” tanya Ang-giok heran
  “nona Giok! Kedaanmu sudah pulih, dan empunya
  rumah sudah kembali kesini, jadi mengingat
  keadaanmu yang sedang hamil, sebaiknya kamu ikut
  saya kekota shinyang tempat tinggal kerabatku ini,
  setelah ia sembuh percaya pada saya! Ia tidak akan
  dapat berbuat jahat lagi padamu,bagaimana
  menurutmu!?”
  “tapi siapa sajakah yang ada di sana?” tanya Ang-
  giok meragu
  “disana ada istrinya dan mungkin juga putrinya.”
  Jawab Han-fei-lun, Ang-giok terdiam dan lama
  berpikir, kemudian ia berkata
  “jika memang demikian, sepertinya saya disini saja.”
  ujar Ang-giok
  “apa kamu yakin dengan keputusanmu itu?”
  “iya, sebab seandainya aku mengikutinya kesana aku
  tidak akan merasa nyaman.”
  “hmh…baiklah kalau begitu, mari kita keluar!” ujar
  Han-fei-lun
  “sudah selesai pembicaraannya bengcu!” tanya Coa-
  pangcu
  “sudah pangcu! tapi saya minta tolong pada pangcu
  untuk mencarikan tempat tinggal bagi Ang-giok,
  bolehkah!?” Ang-giok merasa haru betapa ingkong
  yang ternyata kerabat pak-hek-liong ini demikian
  memikirkan keadaannya
  “tentu..tentu bengcu, Ang-giok tempati saja rumah si
  A-keng dua blok dari belakang kantor ini!”
  “si A-keng itu siapa pangcu!?” tanya Han-fei-lun
  “dia adalah pegawai saya, namun dia telah tewas
  ketika bertemu dengan pak-hek-liong, jadi saya akan
  serahkan rumah itu pada nona giok.”
  “oh pangcu baik sekali, saya haturkan banyak
  terimakasih pada pangcu, dan sekali lagi saya minta
  maaf atas perbuatan pak-hek-liong.
  “ah..tidak apa-apa bengcu!” sahut Coa-pangcu sedikit
  heran kenapa bengcu minta maaf padanya atas
  kejahatan pak-hek-liong, tapi karena ia tahu bengcu
  ini sangat bijaksana, ia tidak terlalu jauh
  memikirkannya.
  Lepas siang hari Han-fei-lun dan Coa-pangcu
  mengantarkan Ang-gio
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

  k kerumah yang dimaksud,
  Coa-pangcu dan anak buahnya heran melihat pak-
  hek-liong berjalan dengan pandangan kosong dan
  penurut ketika pundaknya didodorong Han-fei-lun,
  sesampai dirumah bekas si A-keng, Han-fei-lun
  melihat-lihat kedaan rumah diikuti oleh Coa-pangcu
  “sekali lagi saya ucapkan terimakasih pada Coa-
  pangcu yang telah berbaik hati pada Ang-giok.” ujar
  Han-fei-lun
  “hehehe..bengcu jangan membuat saya malu, ini
  belum seberapa dibanding jasa bengcu yang telah
  menyelamatkan kota kami dari tangan jahat pak-hek-
  liong, kalau tidak ada lagi bengcu kami hendak pamit
  karena saya harus kembali mengumpulkan pegawai
  saya yang kemarin berlarian.”
  “bai...baik silahkan pangcu dan saya juga hendak
  melanjutkan perjalanan.” Coa-pangcu menjura dan
  dibalas Han-fei-lun, kemudian merekapun berlalu.
  “terimakasih inkong yang telah demikian banyak
  memikirkan keadan saya serta membantu saya,
  uuu..uuu..hiks..hiks...” Ang-giok tidak kuasa menahan
  rasa harunya sehingga tangisnya tidak terbendung
  “sudah nona giok! Hanya ini yang dapat saya lakukan
  akibat dari perlakuan adik saya yang telah
  menyengsarakan nona.”
  “ingkong! Jika anak saya lahir, bolehkah ia berkunjung
  ketempat inkong?”
  “tentu Ang-giok! anakmu adalah kerabat kami,
  demikian juga kamu, dan satu lagi kalau kamu
  izinkan saya akan memberikan nama pada anakmu
  ini.”
  “tentu....jika anakku lahir akan kunamakan dia
  dengan nama pemberianmu ingkong, siapakah
  namanya ingkong?”
  “jika anakmu nantinya laki-laki beri nama ia dengan
  Han-liang-fei, tapi jika perempuan beri nama ia Han-
  bwee-lian.” ujar Han-fei-lun.
  “baiklah ingkong dan banyak terimakasih atas
  semuanya!” Han-fei-lun mendehem lalu mendekati
  Han-ok-liang
  “sekarang kami permisi dan jagalah dirimu baik-baik!”
  Ang-giok mengangguk, dan melangkah mengikuti
  Han-fei-lun sampai dipintu melepas kepergian Han-fei-
  lun dan Han-ok-liang.
  Han-fei-lun melakukan perjalanan cepat, dan tiga
  minggu kemudian disaat senja mereka memasuki
  kota Beijing, Han-fei-lun membawa Han-ok-liang
  memasuki sebuah penginapan, beberapa pelanggan
  segera menyingkir ketika melihat Han-ok-liang,
  bahkan pemilik likoan dengan terbata-bata mendekati
  sambil menjura berulang-ulang
  “ampunkanlah kami tuan..ka…kami ja..jangan
  dicelakai, apapun permintaan tu..tuan akan ka..kami
  penuhi.” Han-fei-lun mengerti akan hal yang janggal
  dari orang-orang disekitarnya ini, tentunya warga kota
  ini telah dizalimi oleh Han-bun-liong pikirnya
  “loya! jangan khawatir, pak-hek-liong ini tidak akan
  berulah lagi di tempat ini, sekarang dia bersama saya,
  nama saya Han-fei-lun.” pemilik likoan terkesima
  mendengar nama pemilik suara bernada lembut itu, ia
  mendongak dan menatap wajah arif didepannya
  “benarkah bengcu yang ada didepan saya!?” tanyanya
  memastikan dengan wajah sedikit cerah
  “benar loya! saya dari kaifeng.” Jawab Han-fei-lun,
  pemilik likoan segera berdiri dengan wajah gembira
  lalu kemudian menjura
  “syukurlah jika bengcu telah menawan penjahat ini,
  eh silahkan duduk Han-taihap, bengcu mau pesan
  apakah?” Han-fei-lun tersenyum ramah
  “loya! tolong disediakan makanan dua porsi untuk
  kami, dan minumannya teh saja.”
  “baik bengcu, akan segera kami hidangkan!” sahut
  pemilik likoan seraya berbalik dengan hati ringan, dua
  pelayan segera diperintahkan untuk melayani Han-fei-
  lun, sementara para tamu yang tadi sempat
  menyingkir dan melihat kelakuan pemilik likoan,
  ketika melihat wajah pemilik likoan berubah cerah,
  hati mereka lega dan mereka memberanikan diri
  kembali kemejanya.
  “kembalilah tuan-tuan! jangan takut! dia ini bersama
  saya, dan maaf atas ketidak nyamanan ini!” teriak
  Han-fei-lun dengan seulas senyum ramah. para tamu
  yang masih mmeragu segera kembali memasuki
  likoan dan duduk kembali untuk melanjutkan
  makannya yang sempat terhenti.
  Dua orang pelayan menghidangkan pesanan Han-fei-
  lun
  “silahkan bengcu! dan kalau masih ada hal lain,
  bengcu panggil kami saja” u
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>