Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - 73

$
0
0
Cerita Silat | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | by Rajakelana | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | Kong Ciak Bi-Siucai | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak pdf

The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III

“semoga saja hui-moi baik-baik saja, karena ia
  sekarang berada diwilayah timur, Lan-moi”
  “jika mendengar cerita pek-pek, apakah mungkin
  yang beraksi di wilayah timur adalah paman Bun-
  liong!?” sela Han-liu-ing
  “besar kemungkinan Ing-ji, semoga bibimu dapat
  mengatasinya.” sahut Han Fei-lun.
  “jika mengingat pertarungan paman dan bibi di “kui-
  san” aku jadi khawatir pek-pek.” ujar Han-liu-ing
  “kita doakan saja Ing-ji, semoga bibimu tidak
  mendapat celaka.” sahut Han-fei-lun
  “lun-ko! sebaiknya istirahat saja, tentunya sudah lelah
  setelah melakukan perjalanan panjang.” sela Han-
  hujin
  “benar Lan-moi, kamu juga istirahatlah Ing-ji!” sahut
  Han-fei-lun. Han-liu-ing mengangguk, Han-fei-lun
  masuk kekamar yang telah disediakan, sebentar saja
  ia sudah pulas tertidur.
  Aktivitas penduduk Kota Nanjing nampak lesu, wajah
  para penduduk kusut dan muram, kondisi ini sudah
  berjalan lebih satu tahun, beberapa bangunan dalam
  satu gang nampak sepi karena tidak satupun toko
  yang buka karena memang tidak lagi berpenghuni,
  bahkan dibagian selatan kota banyak sudah
  bangunan yang rusak dan hancur, hal itu disebabkan
  kebakaran yang terjadi setahun yang lalu, kota ini
  terkesan penuh tekanan dan terlantar.
  Ditengah-tengah kota ada sebuah bangunan yang
  sangat besar dan mewah, hal yang menyolok
  memang jika dibandingkan dengan bangunan-
  bangunan lain, bangunan mewah dan besar itu terdiri
  dari empat tingkat, memiliki halaman luas yang
  ditumbuhi aneka macam bunga, dan pintu gerbang
  besar berhiaskan gapura singa dari batu pualam,
  dibagian belakang bangunan masih terdapat tanah
  yang luas, dibagian dalam bangunan tiap tingkat
  memiliki ruang tengah dengan aneka barang antik,
  kemudian lebih kedalam terdapat beberapa kamar
  dan ruang makan yang luas.
  Penghuni bangunan itu, disamping seratus pelayan
  ada empat orang, yakni seorang pemuda tampan
  berumur dua puluh lima tahun, dia adalah Han-bun-
  liong yang berjulukan “toat-beng-kiam-ong” dan
  setelah ia mencengkram kota Nanjing setahun yang
  lalu, warga kota memanggilnya dengan tuan timur,
  lalu yang kedua adalah wanita paruh baya berumur
  empat puluh tujuh tahun, namanya Coa-kim,
  dikalangan kangowu ia dikenal dengan julukan “in-
  sin-ciang”, kemudian orang ketiga adalah lelaki tua
  berumur tujuh puluh tahun dikenal dengan sebutan
  “ban-pi-sin-lo” lalu yang keempat adalah perempuan
  tua berumur enam puluh lima tahun berjulukan “ban-
  eng-li-mo”.
  Siang itu tuju buah kereta besar dikawal dua puluh
  orang bertubuh kekar dan berwajah sangar
  memasuki halaman bangunan, kereta terus dibawa
  kebagian kanan bangunan, dimana terdapat sebuah
  bangunan tersendiri berupa gudang, dua puluh orang
  itu segera membongkar muat isi tujuh kereta yang
  terdiri dari berkarung-karung beras dan gandum,
  setelah semua muatan tujuh kereta masuk gudang,
  kepala pengawal menemui ban-eng-li-mo yang
  mengurus bagian pangan tersebut, kepala pengawal
  melaporkan hasil pekerjaan mereka.
  Menjelang sore dua buah kereta dikawal sepuluh
  orang berperawakan kuat, mereka membawa aneka
  senjata seperti pedang, golok, joan-pian, tongkat,
  didepan pintu masuk sebelah kiri kereta berhenti, lalu
  bebrapa laki-laki yang membongkat karung beras tadi
  membongkar muatan kereta yang terdiri dari empat
  buah peti, isi peti berupa barang berharga berupa
  perhiasan, barang antik dan pundi uang, dua orang
  dari mereka sudah lebih dulu naik ketingkat dua
  untuk menemui “ban-pi-sin-lo” yang menangani
  urusan upeti dan pajak dari luar kota Nanjing.
  Dan pada malam harinya sebuah kereta masuk
  kehalaman bangunan dikawal empat orang, dan
  masuk melalui pintu sebelah kiri, kepala pengawal
  langsung menemui Coa-kim dilantai tiga melaporkan
  pungutan pajak warga kota Nanjing berupa pundi-
  pundi uang, aktiviatas mereka hari itu selesai, lalu
  Coa-kim naik ketingkat empat demkian juga Ban-pi-
  sin-lo dan ban-eng-li-mo, Han-bun-liong sudah
  menunggu mereka dimeja makan yang sudah
  dipenuhi aneka makanan lezat yang dimasak oleh
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

 
  juru nasak yang handal, sambil bercakap-cakap
  tentang aktivitas hari itu mereka bersantap malam,
  sementara seratus pelayan makan di tingkat pertama
  dan tujuh puluh pengawal makan ditingkat dua.
  Melihat hirarki penghuni yang ada dalam bangunan
  itu, Han-bun-liong pantas dipanggil tuan timur yang
  laksana seorang raja kecil di kota Nanjing, setelah
  makan, mereka berbual sambil minum arak sampai
  larut malam, dan jika hendak istirahat, mereka
  kembali ketingkat masing-masing, Han-bun-liong atau
  kita panggil tuan timur masuk keperaduannya dan
  disana tujuh orang gadis cantik menyambutnya
  dengan senyum cerah dan menawan serta siap
  melayaninya.
  Keesokan harinya aktivitas ditempat tuan timur mulai
  menggeliat, tujuh puluh tukang pukul berangkat
  menuju tempat operasi masing-masing, seratus
  pelayan demikian juga, ada yang bagian bersih-bersih
  ruangan, ada bagian membersihkan barang antik, ada
  yang bagian luar membersihkan taman dan bunga,
  sementara Tuan-timur dan tujuh selirnya masih enak-
  enakan bersenda gurau di atas ranjang, lain hal
  dengan Coa-kim, ban-pi-sin-lo dan ban-eng-li-mo
  ketiganya masih pulas tertidur.
  Dari gerbang kota sebelah utara seorang gadis cantik
  berpakaian warna hijau berjalan memasuki kota
  nanjing, sebuah kipas terselip dipinggangnya yang
  ramping, dibahunya tersampir sal warna putih, panas
  hari itu menyengat sehingga membuat pipi ranum
  gadis yang berkulit putih itu sedikit memerah,
  lehernya yang jenjang basah oleh keringat, demikian
  dibagian pelipisnya basah sehingga sinom rambutkan
  melekat menambah keanggunannya yang menawan,
  debu yang melekat disepatunya menandakan ia dari
  perjalanan jauh, dan demikianlah memang, karena
  sebagaimana diketahui, bahwa ia diperintahkan
  saudaranya untuk mengusut tirani yang melanda
  wilayah timur.
  Gadis menawan itu adalah Han-sian-hui yang
  berjulukan “kong-ciak-bi-siucai” (sastrawan cantik dari
  lembah merak) adik dari “siauw-taihap” bengcu dunia
  persilatan, setelah memasuki pusat kota, Han-sian-hui
  masuk ke dalam sebuah likoan, pengunjung likoan itu
  terbilang sedikit, karena hanya ada lima meja yang di
  isi oleh pengunjung diantara lima belas meja makan
  yang tersedia, seorang pelayan tua dengan senyum
  ramah menyambut dan mengajaknya duduk
  “lopek! tolong makanan dan lauk ikan lele, serta air
  putih saja.”
  “hehehe..baik siocia! sabar akan kami persiapkan
  untuk siocia!” sahut pelayan itu, lalu membalik badan.
  Tidak lama pesanan Han-sian-hui pun dihidangkan,
  dengan ramah pelayan tua itu mempersilahkan, Han-
  sian-hui tersenyum dan memulai makannya, dengan
  tenang ia mengunyah dan menikmati makannya,
  sementara dimeja lain pelayan sibuk membersihkan
  bekas makan pengunjung yangsudah selesai, lalu
  terdengar teriakan ramah pelayan tua menyambut
  kedatangan seorang tamu, tamu itu adalah lelaki
  yang sudah berumur,kira-kira tiga puluh tahunan,
  wajahnya biasa-biasa saja, pakaiannya warna hitam
  dan kelihatan kumal karena debu perjalanan,
  rambutnya yang ikal diikat kuncir kuda dengan pita
  warna putih, dari balik punggungnya tersembul
  gagang pedang beronce kuning, ia tersenyum
  memerima sambutan pelayan tua
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>