Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Brethren - 24

$
0
0
Novel Barat | The Brethren | by John Grisham | The Brethren | Cersil Sakti | The Brethren pdf

The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag II The Heroes of Olympus 4: The House of Hades The Heroes of Olympus 5: The Blood of Olympus (Darah Olympus) Ketika Barongsai Menari - V. Lestari Pasangan Sempurna Yang Di Takdirkan Bag III

dan
  menjejalkannya dalam-dalam ke saku mantel.
  Istrinya sedang di rumah sakit merencanakan acara jamuan untuk anak-anak
  cacat, jadi rumah kosong, cuma ada seorang pelayan yang kerjanya tidur
  melulu di ruang cuci. Sudah delapan tahun dia tidak menaikkan gajinya. Dia
  sengaja berlama-lama mengemudi ke sana, menentang salju dan angin, memaki
  narapidana yang memasuki hidupnya dengan tipuan
  cinta, memikirkan isi suratnya, yang terasa semakin berat di dekat jantungnya
  seiring berlalunya waktu.
  Si pelayan tidak kelihatan waktu dia memasuki pintu depan, menimbulkan
  suara seribut mungkin. Dia naik ke kamarnya di atas, lalu mengunci pintunya.
  Di balik kasur ada pistol. Dia melemparkan mantel dan sarung tangan ke kursi,
  lalu jasnya, dan duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi amplop.
  Kertas lembayung muda yang sama, tulisan tangan yang sama, semuanya sama
  dengan stempel pos Jacksonville, dua hari lalu. Dia merobeknya dan
  mengeluarkan selembar kertas.
  Dear Quince:
  Terima kasih banyak untuk uangnya. Supaya kau tidak berpikir aku bajingan,
  kurasa kau sebaiknya mengetahui bahwa uang itu kuberikan pada istri dan
  anak-anakku. Mereka sangat menderita. Pengurungan diriku membuat mereka
  melarat Istriku mengalami depresi dan tidak bisa bekerja. Keempat anakku
  hidup dari tunjangan sosial dan kupon makanan.
  (Seratus ribu dolar pasti bisa membuat mereka gemuk, pikir Quince.)
  Mereka tinggal di rumah penampungan pemerintah dan tidak punya transportasi
  yang bisa diandalkan. Jadi, terima kasih sekali lagi atas bantuanmu. Lima puluh
  ribu dolar lagi akan membuat mereka bebas dari utang dan jadi awal dana
  kuliah yang bagus.
  Peraturannya sama dengan sebelumnya; instruksi pengirimannya sama;
  ancamannya sama, yaitu pembeberan kehidupan rahasiamu kalau uangnya
  tidak segera diterima. Lakukan sekarang, Quince, dan aku bersumpah ini surat
  terakhirku.
  Terima kasih sekali lagi, Quince.
  Love, Ricky
  Dia masuk kamar mandi, menuju ke lemari obat, mengambil Valium istrinya.
  Dia minum dua butir, tapi berpikir untuk menenggak semuanya. Dia perlu
  berbaring tapi tidak dapat menggunakan tempat tidur, karena seprainya akan
  kusut dan orang bisa bertanya-tanya. Jadi dia menggeletak di lantai, di atas
  karpet tua tapi bersih, dan menunggu pil-pil tadi bekerja.
  Dia telah memohon, mengorek sana-sini, bahkan berbohong sedikit untuk
  meminjam cicilan pertama bagi Ricky. Tak mungkin dia bisa menguras $50.000
  lagi dari rekening pribadi yang sudah bolong-bolong dan berada di tepi jurang
  kebangkrutan. Rumah besar bagusnya dihipotekkan pada ayahnya. Ayahnya
  menandatangani cek gajinya. Mobil-mobilnya memang besar dan impor, tapi
  odometernya menunjukkan angka seribu dan nilainya rendah. Siapa di Bakers,
  Iowa, yang mau membeli Mercedes berumur sebelas tahun?
  Dan apa bedanya jika dia dengan suatu cara berhasil mencuri uang itu?
  Bajingan bernama Ricky itu cuma akan mengucapkan terima kasih lagi,
  kemudian minta lebih banyak.
  Tamatlah riwayatnya.
  Waktunya minum pil. Waktunya menembakkan
  senjata.
  Bunyi telepon mengagetkannya. Tanpa berpikir, dia bergegas bangun dan
  menyambar gagang telepon. "Halo," dengusnya.
  "Di mana kau?" sembur ayahnya, dengan nada yang sangat dikenalnya.
  "Aku, uh, tak enak badan," jawabnya dengan susah payah, melihat jam tangan
  dan sekarang baru ingat akan rapat pukul 10.30 dengan seorang pemeriksa yang
  sangat penting dari FDIC.
  "Aku tak peduli dengan badanmu. Mr. Colthurst dari FDIC sudah lima belas
  menit menunggu di kantorku."
  "Aku muntah-muntah, Dad," katanya, dan meringis lagi waktu mengucapkan
  kata Dad. Lima puluh satu tahun, masih memanggil ayahnya Dad.
  "Kau bohong. Kenapa kau tidak menelepon kalau benar sakit? Gladys
  memberitahuku dia melihatmu berjalan menuju kantor pos sesaat sebelum
  pukul sepuluh. Ada apa ini?"
  "Permisi dulu. Aku harus ke toilet. Nanti kuhubungi lagi." Dia meletakkan
  telepon.
  Valium bereaksi bagai kabut menyenangkan, dan dia duduk di pinggir tempat
  tidur sambil memandangi potongan-potongan kertas lembayung muda yang
  berserakan di lantai. Ide-ide muncul perlahan, tertahan pil-pil tadi.
  Dia bisa menyembunyikan surat-surat itu, lalu menga
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Brethren - John Grisham

  khiri hidupnya. Surat
  bunuh dirinya akan menyalahkan ayahnya. Kematian bukanlah prospek yang
  terlalu jelek; tak ada lagi pernikahan, tak ada lagi bank, tak ada lagi Dad, tak
  ada lagi Bakerg, Iowa, tidak ada lagi sembunyi-sembunyi.
  Tapi dia akan kehilangan anak-anak dan cucu-cucunya.
  Dan bagaimana kalau si Ricky monster ini tidak tahu tentang bunuh dirinya, lalu
  mengirim surat lagi, dan mereka menemukannya, kemudian akhirnya aib
  Quince tetap ketahuan, lama setelah pemakamannya?
  Ide buruk berikutnya membutuhkan kerja sama sekretarisnya, wanita yang
  tidak dipercayainya. Dia akan memberitahukan yang sebenarnya pada
  sekretarisnya, kemudian memintanya mengirim surat pada Ricky dan
  mengabarkan soal bunuh diri Quince Garbe. Berdua, Quince dan sekretarisnya
  bisa menipu dan berbohong tentang bunuh diri, dan dalam proses itu membalas
  dendam pada Ricky.
  Tapi dia lebih suka mati daripada memberitahu si sekretaris.
  Ide ketiga muncul setelah Valium bekerja penuh, dan dia jadi tersenyum.
  Kenapa tidak mencoba jujur? Tulis surat pada Ricky dan katakan dirinya
  sekarang miskin. Tawarkan $10.000 lagi dan bilang cuma itu yang ada. Jika
  Ricky bermaksud menghancurkannya, dia tidak punya pilihan selain memburu
  Ricky. Dia akan memberitahu FBI, membiarkan mereka melacak surat-surat dan
  transfer uang, dan mereka berdua pun akan sama-sama hancur.
  Dia tidur di lantai selama setengah jam, lalu mengambil jas, sarung tangan,
  dan mantel. Dia meninggalkan rumah tanpa melihat si pelayan. Ketika melaju
  ke kota, penuh semangat untuk mengkonfrontasi kebenaran, dia mengakui
  keras-keras bahwa cuma uang yang penting. Ayahnya berusia 81 tahun. Saham
  bank bernilai sekitar $10 juta. Suatu hari semua itu akan jadi miliknya.
  Tetaplah rahasiakan dirinya sampai uang itu sudah di tangan, lalu dia bisa
  hidup sesuai keinginannya. Pokoknya jangan usik uang itu.
  Coleman Lee memiliki warung taco di mal kecil di pinggiran Gary, Indiana, di
  bagian kota yang sekarang dikuasai orang-orang Meksiko. Coleman berumur 48
  tahun, dengan dua perceraian ricuh puluhan tahun lalu, untung tanpa anak.
  Karena sering makan taco, dia gemuk dan lamban, dengan perut buncit dan
  pipi tembam kendur. Coleman tidak tampan, tapi jelas kesepian.
  Pegawai-pegawainya kebanyakan anak muda Meksiko, imigran gelap, yang
  semuanya, cepat atau lambat, dicoba diganggunya, atau dipikatnya, atau apa
  pun sebutan untuk usahanya yang payah. Jarang dia berhasil, dan
  konsekuensinya berat. Bisnis juga berkurang karena orang-orang bicara dan
  Coleman dicemooh. Siapa yang mau beli taco dari banci?
  Dia menyewa dua kotak pos kecil di kantor pos di ujung mal-satu untuk bisnis,
  yang lain untuk kesenangannya. Dia mengoleksi benda-benda porno dan
  mengambilnya hampir tiap hari dari kantor pos. Kurir surat di apartemennya
  selalu ingin tahu urusan orang, dan beberapa urusan memang paling baik
  dilakukan tanpa ribut-ribut.
  Dia berjalan santai di sepanjang trotoar kotor di tepi tempat parkir, melewati
  toko-toko sepatu dan kosmetik diskon, melalui toko video XXX yang terlarang
  baginya, melewati kantor kesejahteraan sosial, yang didirikan di daerah
  pinggiran ini oleh
  seorang politisi putus asa yang ingin memperoleh dukungan suara. Kantor pos
  penuh dengan orang Meksiko yang berlama-lama karena di luar dingin.
  Hasil hariannya adalah dua majalah superporno yang dikirim padanya dalam
  amplop cokelat biasa, dan sepucuk surat yang samar-samar tampak familier.
  Amplopnya persegi kuning, tanpa alamat pengirim, stempel pos Atlantic Beach,
  Florida. Ah, ya, dia ingat ketika memegangnya. Si Percy muda di ldinik
  rehabilitasi.
  Kembali ke kantor kecil pengapnya di antara dapur dan ruang perlengkapan,
  dia segera membalik-balik kedua majalahnya, melihat tidak ada yang baru, lalu
  menumpuknya bersama seratus majalah lain. Dia membuka surat dari Percy.
  Seperti dua surat sebelumnya, yang ini pun ditulis tangan, dan dialamatkan
  kepada Walt, nama yang dipakainya untuk mengumpulkan semua benda
  pornonya. Walt Lee.
  Dear Walt:
  Aku betul-betul menyukai surat terakhirmu. Berulang kali aku membacanya.
  Kau pandai menyusun kata-kata. Seperti yang pernah kuceritakan, suda
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Brethren - John Grisham

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>