Cerita Remaja | Once | by Phoebe | Once | Cersil Sakti | Once pdf
Pasir Maut - Karl May Si Pemaki Tuhan - Karl May Surat Kecil Untuk Tuhan Perserikatan Naga Api - Stevanus S.P Going to Heaven - Mohammad Ikhsan Kurnia
i sore ini aku tidak bisa menemanimu, Lav! Aku punya urusan!"
"Kau tidak perlu menemaniku. Aku bisa pergi sendiri, kau hanya perlu menunggu hasilnya. Pokoknya malam ini juga aku ingin kau sentuh. Aku tidak mau kau melewatkanku, bagaimana jika Nick melakukannya lebih dulu?"
"Itu tidak akan terjadi, aku percaya itu!"
Lavender menghela nafas lega lalu berusaha menggapai tubuh Rex dan merangkulnya. Laki-laki ini membuatnya selalu merasa tenang. Bisakah Rex memberikannya perasaan mendebarkan saat mereka bercinta malam nanti? Lavender berharap nanti malam dia dan Rex bisa menyatu. Dia sangat ingin merasakannya.
Tuhan,
Permintaan yang sama yang pernah ku ajukkan untuk Nick Kupanjatkan sekali lagi untuk Rex.
Aku tau jika aku melakukannya dengan Nick adalah sebuah dosa Tapi bukan dosa jika aku melakukannya dengan Rex, kan? Tuhan, izinkan aku menyatu dengan Rex sekali saja Sebelum akhirnya jantungku berhenti berdetak untuk selamanya.
Bab 18
"Kau belum bisa melakukan ini,! Jantungmu belum begitu siap. Kau masih harus menyesuaikan diri dengannya. Jika kau melakukan ini, aku khawatir akan terjadi sesuatu padamu. Aku rasa suamimu cukup bijaksana untuk menahan diri demi kebaikan kalian. Kau beresiko untuk melakukan seks dengan jantung yang lemah. Aku harap kau tidak melakukannya untuk beberapa bulan kedepan!"
Lavender menangis di taman rumah sakit seorang diri. Kata-kata dokter betul-betul membuatnya putus asa. Ia memandangi surat keterangan dari rumah sakit yang seharusnya di berikan kepada Rex hari ini juga. Tapi bagaimana mungkin dia bisa memberikan surat itu sedangkan Lavender sangat ingin melakukannya? Jika tidak hari ini, maka dia tidak akan pernah lagi bercinta dengan Rex untuk selamanya. Itulah yang terus di fikirkannya seharian ini. Lavender mungkin tidak akan pernah memberikan surat ini kepada Rex, mungkin dia akan lebih memilih merahasiakannya. Tapi bagaimana jika Rex menanyakannya?
"Ayo kita pulang!" Lawrence mengejutkan Lavender yang berusaha menyembunyikan air matanya. Sayangnya Lawrence melihatnya lebih dulu dan dia tidak menyangka kalau Lavender seperti ini lagi, menangis lagi. Hari ini Lawrence kebingungan saat Lavender berkeras menemaninya untuk memeriksa kandungan, lebih bingung lagi saat menyadari bahwa Lavender menghilang begitu mereka tiba di rumah sakit dan menemukannya menangis sendirian di halaman rumah sakit.
"Bisakah kita duduk sebentar lagi?"
Lawrence tidak menjawab, ia lebih memilih untuk duduk di sebelah Lavender sebagai ungkapan setuju. "Kau kenapa Lav? Ada masalah apa lagi?"
Lavender menyodorkan surat keterangan dari dokter yang ada di genggamannya kepada Lawrence. Dengan agak terburu-buru Lawrence membacanya dan berakhir dengan menatap Lavender iba. Lavender mencoba menenangkan diri dengan menghirup udara sebanyak yang dia bisa. Lawrence pasti mengerti.
"Jadi, kau dan Rex belum pernah bercinta sekalipun?"
Lavender menggeleng. "Dia selalu menahan diri. Aku kira selama ini dia menolakku karena tidak menyukaiku, tapi ku rasa karena hal ini. Mungkin dia sudah mempelajari banyak tentang penyakitku!"
"Dan kau sangat kecewa?"
"Tentu saja. Aku ingin menyenangkan hati suamiku sekali saja. Aku ingin Rex tidak menahan dirinya saat bersamaku, aku sudah menawarkan kepadanya untuk bercinta malam ini dan dia menyaranku untuk meminta izin kepada Dokterku. Sekarang bagaimana? Aku akan kecewa melihatnya menahan diri lagi."
"Kau benar-benar mencintainya, Lav?"
"Tentu saja, dia suamiku!"
"Bagaimana dengan Nick?"
Lavender terpaku saat nama Nick disebutkan. Ia menatap Lawrence dengan tatapan yang sangat serius. Apa yang Lawrence maksud dengan Nick? "Aku tidak mengerti apa maksudmu!"
"Aku tau bagaimana hubungan kalian selama ini. Aku juga tau kalau kalian berdua kerap kali bertemu diam-diam di belakangku. Aku sering melihatmu membawanya masuk ke kamarmu dan seringkali memergokinya menatapmu di meja makan atau di setiap ada kesempatan..."
"Jadi selama ini kau tau kalau aku dan Nick berselingkuh di belakangmu? Kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak memarahiku, atau memarahi Nick?"
"Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa begitu. Yang ku tau, kau sangat membutuhkan Nick, setidaknya Nick bisa memberikan semangat hidup untukmu. Aku harap suatu saat nanti kau akan lebih sehat sehingga bisa mengembalikan Nick padaku. Saat Beth mengatakan kalau kau akan menikah, aku sama sekali tidak bisa menerimanya. Aku tau kalau Beth merencanakan itu untuk menjauhkanmu dari Nick, aku seringkali melihat mereka berdua bertengkar karena itu. Ku fikir pernikahanmu ini akan mengorbankanmu hanya karena kalian semua memikirkanku. Aku bersyukur punya saudara yang perduli dengan kebahagiaanku seperti kalian."
"Kau mencintai Nick? Bagaimana bisa kau merelakan suamimu menjalin cinta dengan orang lain?"
"Aku mencintai Nick? Ya, dulu! Begitu melihatmu terjatuh dan koma terlalu lama di rumah sakit, aku mulai membencinya. Dia bahkan tidak perduli dengan perasaanku di rumah sakit dan selalu mengatakan berbagai macam kata cinta padamu tanpa malu-malu. Aku tidak ingin menikah dengannya. Aku ingin kau yang menikah dengannya. Aku menikah den gannya untuk mempertahankan
Nick agar dia bisa terus dekat denganmu dan memberikan motivasi demi kesembuhanmu karena ayah bersumpah akan menjauhkan Nick dari keluarga ini jika aku tidak menikah dengannya." "Tapi kau hamil, kan?"
"Kau fikir ini anak Nick? Aku bahkan tidak pernah di sentuh olehnya lagi setelah kami menikah. Aku menemukan cinta lain Lav, cinta yang mustahil tapi memberikanku semangat untuk bertahan. Cinta yang membuatku mengandung seperti sekarang, bukan putra Nick."
"Beth?"
Lawrence tersenyum, tebakan Lavender benar.
"Astaga, tapi Beth tidak pernah menunjukkan itu. Dia memang pernah mengatakan kalau kau adalah wanita yang di cintainya, tapi dia tidak pernah menunjukkan kalau dia menikmati cinta itu."
"Aku dan Beth baru berhubungan belakangan ini, Selama ini aku dan Beth seringkali bertemu dan berbincang-bincang, lambat laun aku mengatakan padanya tentang rumah tanggaku yang hambar tapi aku tidak bisa melepaskannya saat ini, untuk ayah juga untukmu. Kami sering bercerita dan aku selalu bersimpati dengan perhatiannya. Ketika aku mengatakan padanya kalau aku mengandung anaknya, dia sangat bahagia. Beth sangat dekat dengan ayah dan dia meminta ayah memaksa Nick untuk pindah ke rumah agar aku bisa dekat dengannya dan dia juga bisa dekat dengan calon bayinya. Tapi kebahagiaan itu tentu saja belum lengkap jika masih ada Nick. Sayangnya kami tidak bisa berbuat apa-apa sampai Beth menceritakan tentang Rex. Aku tidak tau banyak, yang ku ketahui, dia adalah mantan kekasihmu dan seperti di jodohkan oleh langit, kalian selalu bersama. Dan sepertinya, Beth memanfaatkan Rex untuk menyingkirkan Nick."
"Jadi kau tau rencana Beth tentang Rex?"
"Dia menrencanakannya sendiri. Aku sudah bilang, kan? Aku adalah orang yang paling tidak setuju dengan rencana Beth itu. Aku takut bisa menyakitimu."
Lavender mendesah lalu memandang langit. Ia merasa lebih tenang sekarang. Tapi bagaimana dengan Nick. Nick adalah korban sesuangguhnya dalam keadaan seperti ini. Sekarang, tidak ada seorangpun yang mencintainya. "Aku jadi merasa bersalah dengan Nick!"
"Aku juga sama, Lav. Setelah ini aku akan jujur padanya. Aku dan dia akan bercerai setelah anakku lahir. Ku harap Nick bisa menerimanya." Lawrence menghela nafas panjang lalu tersenyum. Pandangannya kembali tertuju kepada
surat yang ada di genggamannya. Ia memandangi surat itu lama lalu menoleh kepada Lavender. "Bagaimana denganmu, Lav? Kau masih ingin bercinta dengan
Rex?"
"Aku tidak akan bisa kalau begini. Aku sangat ingin melakukannya untuk Rex. Tapi kelihatannya keadaan tidak mengizinkanku untuk melakukan itu. Atau lebih baik aku memalsukan surat itu?"
"Berarti kau bersedia mempertaruhkan nyawamu untuk Rex?"
"Aku takut tidak bisa melakukan hal ini lagi jika tidak sekarang!"
Lawrence tersenyum penuh pengertian. "Jika kau yakin akan keputusanmu, aku akan membantumu. Aku akan membiarkanmu menyongsong kematianmu demi Rex. Jika kau mati, Nick bisa lebih tenang, kan? Berarti aku bisa berpisah dengannya tanpa masalah!"
Lavender tertawa lalu memukul bahu Lawrence kencang. "Kau jahat sekali. Kau mengorbankanku untuk
Pasir Maut - Karl May Si Pemaki Tuhan - Karl May Surat Kecil Untuk Tuhan Perserikatan Naga Api - Stevanus S.P Going to Heaven - Mohammad Ikhsan Kurnia
i sore ini aku tidak bisa menemanimu, Lav! Aku punya urusan!"
"Kau tidak perlu menemaniku. Aku bisa pergi sendiri, kau hanya perlu menunggu hasilnya. Pokoknya malam ini juga aku ingin kau sentuh. Aku tidak mau kau melewatkanku, bagaimana jika Nick melakukannya lebih dulu?"
"Itu tidak akan terjadi, aku percaya itu!"
Lavender menghela nafas lega lalu berusaha menggapai tubuh Rex dan merangkulnya. Laki-laki ini membuatnya selalu merasa tenang. Bisakah Rex memberikannya perasaan mendebarkan saat mereka bercinta malam nanti? Lavender berharap nanti malam dia dan Rex bisa menyatu. Dia sangat ingin merasakannya.
Tuhan,
Permintaan yang sama yang pernah ku ajukkan untuk Nick Kupanjatkan sekali lagi untuk Rex.
Aku tau jika aku melakukannya dengan Nick adalah sebuah dosa Tapi bukan dosa jika aku melakukannya dengan Rex, kan? Tuhan, izinkan aku menyatu dengan Rex sekali saja Sebelum akhirnya jantungku berhenti berdetak untuk selamanya.
Bab 18
"Kau belum bisa melakukan ini,! Jantungmu belum begitu siap. Kau masih harus menyesuaikan diri dengannya. Jika kau melakukan ini, aku khawatir akan terjadi sesuatu padamu. Aku rasa suamimu cukup bijaksana untuk menahan diri demi kebaikan kalian. Kau beresiko untuk melakukan seks dengan jantung yang lemah. Aku harap kau tidak melakukannya untuk beberapa bulan kedepan!"
Lavender menangis di taman rumah sakit seorang diri. Kata-kata dokter betul-betul membuatnya putus asa. Ia memandangi surat keterangan dari rumah sakit yang seharusnya di berikan kepada Rex hari ini juga. Tapi bagaimana mungkin dia bisa memberikan surat itu sedangkan Lavender sangat ingin melakukannya? Jika tidak hari ini, maka dia tidak akan pernah lagi bercinta dengan Rex untuk selamanya. Itulah yang terus di fikirkannya seharian ini. Lavender mungkin tidak akan pernah memberikan surat ini kepada Rex, mungkin dia akan lebih memilih merahasiakannya. Tapi bagaimana jika Rex menanyakannya?
"Ayo kita pulang!" Lawrence mengejutkan Lavender yang berusaha menyembunyikan air matanya. Sayangnya Lawrence melihatnya lebih dulu dan dia tidak menyangka kalau Lavender seperti ini lagi, menangis lagi. Hari ini Lawrence kebingungan saat Lavender berkeras menemaninya untuk memeriksa kandungan, lebih bingung lagi saat menyadari bahwa Lavender menghilang begitu mereka tiba di rumah sakit dan menemukannya menangis sendirian di halaman rumah sakit.
"Bisakah kita duduk sebentar lagi?"
Lawrence tidak menjawab, ia lebih memilih untuk duduk di sebelah Lavender sebagai ungkapan setuju. "Kau kenapa Lav? Ada masalah apa lagi?"
Lavender menyodorkan surat keterangan dari dokter yang ada di genggamannya kepada Lawrence. Dengan agak terburu-buru Lawrence membacanya dan berakhir dengan menatap Lavender iba. Lavender mencoba menenangkan diri dengan menghirup udara sebanyak yang dia bisa. Lawrence pasti mengerti.
"Jadi, kau dan Rex belum pernah bercinta sekalipun?"
Lavender menggeleng. "Dia selalu menahan diri. Aku kira selama ini dia menolakku karena tidak menyukaiku, tapi ku rasa karena hal ini. Mungkin dia sudah mempelajari banyak tentang penyakitku!"
"Dan kau sangat kecewa?"
"Tentu saja. Aku ingin menyenangkan hati suamiku sekali saja. Aku ingin Rex tidak menahan dirinya saat bersamaku, aku sudah menawarkan kepadanya untuk bercinta malam ini dan dia menyaranku untuk meminta izin kepada Dokterku. Sekarang bagaimana? Aku akan kecewa melihatnya menahan diri lagi."
"Kau benar-benar mencintainya, Lav?"
"Tentu saja, dia suamiku!"
"Bagaimana dengan Nick?"
Lavender terpaku saat nama Nick disebutkan. Ia menatap Lawrence dengan tatapan yang sangat serius. Apa yang Lawrence maksud dengan Nick? "Aku tidak mengerti apa maksudmu!"
"Aku tau bagaimana hubungan kalian selama ini. Aku juga tau kalau kalian berdua kerap kali bertemu diam-diam di belakangku. Aku sering melihatmu membawanya masuk ke kamarmu dan seringkali memergokinya menatapmu di meja makan atau di setiap ada kesempatan..."
"Jadi selama ini kau tau kalau aku dan Nick berselingkuh di belakangmu? Kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak memarahiku, atau memarahi Nick?"
"Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa begitu. Yang ku tau, kau sangat membutuhkan Nick, setidaknya Nick bisa memberikan semangat hidup untukmu. Aku harap suatu saat nanti kau akan lebih sehat sehingga bisa mengembalikan Nick padaku. Saat Beth mengatakan kalau kau akan menikah, aku sama sekali tidak bisa menerimanya. Aku tau kalau Beth merencanakan itu untuk menjauhkanmu dari Nick, aku seringkali melihat mereka berdua bertengkar karena itu. Ku fikir pernikahanmu ini akan mengorbankanmu hanya karena kalian semua memikirkanku. Aku bersyukur punya saudara yang perduli dengan kebahagiaanku seperti kalian."
"Kau mencintai Nick? Bagaimana bisa kau merelakan suamimu menjalin cinta dengan orang lain?"
"Aku mencintai Nick? Ya, dulu! Begitu melihatmu terjatuh dan koma terlalu lama di rumah sakit, aku mulai membencinya. Dia bahkan tidak perduli dengan perasaanku di rumah sakit dan selalu mengatakan berbagai macam kata cinta padamu tanpa malu-malu. Aku tidak ingin menikah dengannya. Aku ingin kau yang menikah dengannya. Aku menikah den gannya untuk mempertahankan
Nick agar dia bisa terus dekat denganmu dan memberikan motivasi demi kesembuhanmu karena ayah bersumpah akan menjauhkan Nick dari keluarga ini jika aku tidak menikah dengannya." "Tapi kau hamil, kan?"
"Kau fikir ini anak Nick? Aku bahkan tidak pernah di sentuh olehnya lagi setelah kami menikah. Aku menemukan cinta lain Lav, cinta yang mustahil tapi memberikanku semangat untuk bertahan. Cinta yang membuatku mengandung seperti sekarang, bukan putra Nick."
"Beth?"
Lawrence tersenyum, tebakan Lavender benar.
"Astaga, tapi Beth tidak pernah menunjukkan itu. Dia memang pernah mengatakan kalau kau adalah wanita yang di cintainya, tapi dia tidak pernah menunjukkan kalau dia menikmati cinta itu."
"Aku dan Beth baru berhubungan belakangan ini, Selama ini aku dan Beth seringkali bertemu dan berbincang-bincang, lambat laun aku mengatakan padanya tentang rumah tanggaku yang hambar tapi aku tidak bisa melepaskannya saat ini, untuk ayah juga untukmu. Kami sering bercerita dan aku selalu bersimpati dengan perhatiannya. Ketika aku mengatakan padanya kalau aku mengandung anaknya, dia sangat bahagia. Beth sangat dekat dengan ayah dan dia meminta ayah memaksa Nick untuk pindah ke rumah agar aku bisa dekat dengannya dan dia juga bisa dekat dengan calon bayinya. Tapi kebahagiaan itu tentu saja belum lengkap jika masih ada Nick. Sayangnya kami tidak bisa berbuat apa-apa sampai Beth menceritakan tentang Rex. Aku tidak tau banyak, yang ku ketahui, dia adalah mantan kekasihmu dan seperti di jodohkan oleh langit, kalian selalu bersama. Dan sepertinya, Beth memanfaatkan Rex untuk menyingkirkan Nick."
"Jadi kau tau rencana Beth tentang Rex?"
"Dia menrencanakannya sendiri. Aku sudah bilang, kan? Aku adalah orang yang paling tidak setuju dengan rencana Beth itu. Aku takut bisa menyakitimu."
Lavender mendesah lalu memandang langit. Ia merasa lebih tenang sekarang. Tapi bagaimana dengan Nick. Nick adalah korban sesuangguhnya dalam keadaan seperti ini. Sekarang, tidak ada seorangpun yang mencintainya. "Aku jadi merasa bersalah dengan Nick!"
"Aku juga sama, Lav. Setelah ini aku akan jujur padanya. Aku dan dia akan bercerai setelah anakku lahir. Ku harap Nick bisa menerimanya." Lawrence menghela nafas panjang lalu tersenyum. Pandangannya kembali tertuju kepada
surat yang ada di genggamannya. Ia memandangi surat itu lama lalu menoleh kepada Lavender. "Bagaimana denganmu, Lav? Kau masih ingin bercinta dengan
Rex?"
"Aku tidak akan bisa kalau begini. Aku sangat ingin melakukannya untuk Rex. Tapi kelihatannya keadaan tidak mengizinkanku untuk melakukan itu. Atau lebih baik aku memalsukan surat itu?"
"Berarti kau bersedia mempertaruhkan nyawamu untuk Rex?"
"Aku takut tidak bisa melakukan hal ini lagi jika tidak sekarang!"
Lawrence tersenyum penuh pengertian. "Jika kau yakin akan keputusanmu, aku akan membantumu. Aku akan membiarkanmu menyongsong kematianmu demi Rex. Jika kau mati, Nick bisa lebih tenang, kan? Berarti aku bisa berpisah dengannya tanpa masalah!"
Lavender tertawa lalu memukul bahu Lawrence kencang. "Kau jahat sekali. Kau mengorbankanku untuk