Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 285

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Cersil Joko Sableng ~ Kidung Maut Bulan Purnama Cersil Joko Sableng ~ Malaikat Penggali Kubur Cersil Trio Detektif ~ Bisnis Kotor Bag II Hijaunya Lembah Hijaunya Lereng Pegunungan Cersil Trio Detektif ~ Misteri Boneka Beringas

n
  memeriksa keadaannya sekarang. Aakah bisa
  Lamkiong locianpwee …….”? Bertanya Kiang Ceng
  Liong.
  “Silahkan, tentu saja bisa Anak muda ……… “ berkata
  Lamkiong Bouw penuh harap. Tetapi, sebuah suara
  menyanggahnya dan menolak:
  “Tidak bisa …….” terdengar suara Kiang Hauw Lam.
  Bahkan lebih lanjut dia bersuara dengan nada kurang
  senang:
  “Aku tidak mengijinkan engkau untuk menjamah
  tubuh ibuku Kiang Ceng Liong, dan aku yakin ibuku
  semenderita apapun tidak akan ingin dia diobati atau
  disembuhkan olehmu yang banyak mendatangkan
  kemalangan atas dirinya ……” Kiang Hauw Lam
  berkata dengan wajah muram.
  “Paman Hauw Lam …….., aku hanya ingin melihat dan
  memeriksa keadaannya. Sedikit banyak, aku memiliki
  kemampuan untuk menilik kondisi fisik dan kekuatan
  iweekangnya baru dapat kuketahui keadaan
  sebenarnya ……”
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  “Ceng Liong, engkau sudah mendengar perkataanku.
  Dan hanya sekali aku mengeluarkan perkataan
  tersebut, tidak akan kuulangi. Lagipula, keluarga besar
  Ibu yang terhormat sudah memutuskan untuk
  menghukumnya dan tidak akan melindunginya.
  Karena itu, jauh lebih baik jika engkau tidak mencoba
  mengganggunya lebih jauh dan tidak coba-coba untuk
  sok baik hati mengobati atau memulihkan
  keadaannya. Biarlah aku anak tunggalnya yang akan
  mengusahakan jika memang beliau masih bisa
  disembuhkan ….”
  “Baiklah, terserah keputusanmu Paman Hauw Lam
  ……” sahut Ceng Liong akhirnya menyerah dengan
  kekerasan hati Hauw Lam.
  Belum lagi suasana menjadi lebih tenang, tiba-tiba
  muncul Liu Hok, putra Liu Kong yang selama ini
  menjadi tokoh utama Barisan Warna Warni dengan
  tergesa-gesa sepertinya ingin membawa laporan
  penting:
  “Tocu …..… hamba membawa laporan yang sangat
  penting. Tamu-tamu kita yang berada di
  pesanggrahan tiba-tiba berontak dan ingin pergi dari
  pulau, tetapi mereka semua sudah ditangani Barisan
  Warna Warni ….. mohon petunjuk …”
  Mendengar berita penting itu Lamkiong Sian Li yang
  sedang bertindak sebagai Tocu Lam Hay Bun dengan
  cepat mengeluarkan perintah setelah memandang
  kakek buyutnya terlebih dahulu:
  “Mereka tidak akan kemana-mana. Bukankah semua
  perahu sudah engkau singkirkan jauh-jauh Liu Hok
  ….”?
  “Benar tocu …… sudah ditempatkan di pulau terjauh
  dan dijaga oleh barisan khusus. Mereka semuanya
  sepertinya mengetahui hasil pertandingan disini dan
  karena itu, tiba-tiba saja mereka mengamuk dan ingin
  menuju pantai, tetapi Barisan Warna Warni sudah
  menangani mereka dengan baik …..”
  “Baik, bagus jika demikian. Tetapi, jauh lebih baik
  engkau menggiring mereka untuk bertarung ke
  lapangan ini, karena banyak tokoh Tionggoan disini
  ingin menyelesaikan banyak hutang lama dengan
  beberapa orang dari mereka …… selain itu, kitapun
  wajib menyelesaikan hutang penyerbuan mereka.
  Toch bukan Lam Hay Bun yang memulai, tetapi
  mereka yang memulai bentrok kali ini. Apakah
  engkau sanggup Liu Hok ……”? Tanya Lamkiong Sian Li
  “Baik, akan diusahakan Tocu ….. siap melaksanakan
  perintah …..”
  Setelah berkata demikian, Liu Kong segera mencelat
  pergi dengan gesit. Sementara para tokoh 3 pulau,
  dan pertemuan 3 pulau, setelah menghukum
  Lamkiong Li Cu, terkesan tidak ada lagi yang perlu
  ditangani kecuali persoalan Kiang Hauw Lam. Hanya
  saja, melihat Kiang Hauw Lam sendiripun terkesan
  tidak berkeinginan pergi dan lebih banyak
  memperhatikan keadaan Lamkiong Li Cu, mereka
  menjadi lebih serius menghadapi persoalan ingin
  kaburnya para tokoh di pesanggrahan. Kondisi yang
  wajar sebetulnya, karena para perusuh yang
  sebenarnya memang masih bebas, sementara Ceng
  Liong paham benar dengan keadaan dan kondisi
  Kiang Hauw Lam. Sebab itu dia tidak pernah
  membentur dan tidak pernah terlampau menekan
  Kiang Hauw Lam yang masih terhitung pamannya
  sendiri. Sementara itu, melihat keadaan yang menjadi
  melunak itu, Lamkiong Bouw akhirnya berkata:
  “Cuwi sekalian, sebaiknya kita menanti di tempat ini
  saja, rasanya dalam waktu setidaknya setengah jam,
  mereka semua pasti sudah berada di lapangan ini.
  Banyak hal yang kelihatannya akan bisa diselesaikan
  di Lam Hay Bun ini …….”
  Terdengar memang jumawa, tetapi terjadinya
  memang seperti itu. Bukan apa-apa, meski di
  kalangan tokoh-tokoh yang mengamuk itu terdapat
  Naga Pattynam, Wisanggeni yang luar biasa hebat,
  tetapi tetap saja mereka sulit menghadapi Barisan
  Warna Warni. Pertama, medan perkelahian mereka
  terlampau berbahaya dan sama sekali tidak mereka
  pahami dan apalagi kuasai. Medan berbatu karang
  karena mereka menyerbu ke tepian dan bermaksud
  untuk pergi, dan ketika mereka mau kembali ke
  Pesanggrahan jalan mundur sudah ditutup oleh
  Barisan Warna Warni. Selain itu, mereka semua
  didesak orang perorang dan tidak berkelahi secara
  berkelompok atau saling membantu. Akibatnya,
  Barisan Mujijat itu memisahkan mereka satu persatu
  dan menghadapinya d

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>