Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 350

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Pendekar Rajawali Sakti 140. Mustika Bernoda Darah Cersil mwb Kuda Putih Pendekar Rajawali Sakti - 141. Dendam Gadis Pertapa Cersil mwb Kasih Diantara Remaja Pendekar Rajawali Sakti - 142. Istana Ratu Sihir

Dan ketika mereka tengah asyik berlatih itu, tepat
  tengah malam telinga mereka yang terlatih
  mendengar adanya satu suara yang sangat lirih
  masuk ke telinga mereka:
  ”Amitabha .... kalian berdua datang di waktu yang
  sangat terlambat .... tetapi betapapun waktunya
  memang harus tiba. Dengarkan, waktu Kian Lun
  Suheng sudah sangat terbatas, tetapi lakukan tanpa
  suara latihan kalian terhadap 2 ilmu yang kami
  titipkan melalui Duta Agung ........ cepat .......“
  ”Kami siap susiok .....“ Kwi Song sudah tahu dengan
  siapa mereka berhadapan, dengan kedua sesepuh
  Siauw Lim Sie yang adalah adik perguruan SUHU
  mereka sendiri. Maka tanpa banyak basa-basi
  keduanya segera bersilat dalam ilmu Thian Lo Ci dan
  Kim Liong Seng Hui (Naga Emas Memancarkan
  Cahaya). Tetapi mereka hanya beroleh petunjuk
  melatih atau menunjukkan dua Ilmu Mujijat tersebut,
  maka begitu selesai merekapun berhenti. Terdengar
  kembali Susiok mereka berkata:
  ”Sudah cukup hebat, tetapi belum sanggup
  menghadapi Susiok kalian yang telah pergi melarikan
  pusaka Siauw Lim Sie itu. Accchhhhhhh, toa suheng
  benar, SUHU kalian itu tidak keliru, bahwa Wong Sute
  suatu saat akan membawa adatnya sendiri. Waktu
  buat kami berdua sudah sangat terbatas, yang perlu
  kalian berdua lakukan adalah ……..” begitu seterusnya
  Kian Bun Hwesio, sesepuh Siauw Lim Sie yang masih
  hidup memberi perintah dan penjelasan
  penyempurnaan kedua ilmu yang mereka wariskan
  melalui Ceng Liong itu. Dan setelah selesai, dia
  kembali berkata:
  ”Amitabha ….. sekarang waktunya sudah tiba, Kian
  Lun Suheng sudah tiba waktunya. Hanya bekal yang
  terbatas yang dapat kami lakukan membantu kalian
  berdua untuk menyelesaikan tugas ini. Kelak, Thian Ki
  sutit, ketika masanya tiba bagimu memimpin Kuil ini,
  ingat-ingatlah teladan bijaksananya SUHUmu itu …….
  (ujar Kian Bun Hwesio dan setelah iu berhenti sejenak
  dan kemudian kembali berkata) …baiklah, waktunya
  tiba, kalian berdua segera bersamadhi kami berdua
  akan memperkuat khikang khas Siauw Lim Sie kita,
  karena bekal itu jauh lebih baik untuk kalian berdua.
  Dan selanjutnya, begitu sadar kembali, langsung saja
  pergi meninggalkan Siauw Lim Sie. Lakukan tugas
  yang diembankan Ciangbundjin dan yang perlu kalian
  pahami, perintah Ciangbundjin hari ini bagi kalian
  berdua adalah rencana yang sudah disusun SUHU mu,
  Toa Suheng, sebelum beliau meninggalkan dunia ini.
  Karena itu, pesan Ciangbundjin sesungguhnya adalah
  pesan SUHU mu juga …….”
  Kaget juga Thian Ki Hwesio dan Souw Kwi Song
  mendengar perkataan susiok mereka yang terakhir
  ini. Tetapi, meski demikian bukannya tawar hati,
  justru semangat mereka untuk melaksanakan tugas
  itu menjadi berlipat ganda. Karena itu, dengan cepat
  mereka kembali bersamadhi dan tidak lama
  kemudian tenggelam dalam Samadhi tersebut. Saat
  itulah mereka tiba-tiba mendengar suara:
  ”Amitabha …..…… jangan menolak, tetapi cobalah
  menyatukan dengan kekuatan kalian di tan tian,
  kumpulkan dan satukan. Ini adalah bantuan kecil
  kami berdua di batas-batas akhir usia kami untuk
  anak-anak yang dididik Toa Suheng yang kelak harus
  berjibaku untuk melaksanakan tugas bagi Kuil Siauw
  Lim Sie ……….. yaaaaaaa betul …… begitu ….. siancay …
  siancay …..”
  Thian Ki Hwesio dan Souw Kwi Song meski sebagai
  tokoh muda, tetapi paham dan tahu benar apa yang
  akan dilakukan kedua Susiok mereka itu. Meskipun
  berusaha menolak, tetapi karena kedua susiok
  mereka itu sudah bergerak terlebih dahulu, maka
  keduanya hanya bisa pasrah karena akhir dari proses
  itu mereka sudah tahu. Dan memang demikianlah
  pesan Kian Lun Hwesio dan Kian Bun Hwesio, kedua
  sute dari Suhu mereka Kian Ti KHosiang. Tetapi, proses
  itupun tidaklah lama, hanya satu atau dua jam
  belaka, karena tidak lama kemudian proses itu
  berakhir. Begitu tenaga kedua Susiok mereka itu
  terlepas, Thian Ki Hwesio dan Souw Kwi Song segera
  bekerja keras untuk membaurkan tenaga yang baru
  mereka terima tadi kedalam kekuatan iweekang
  mereka. Bukan hal sulit, karena memang iweekang
  Kian Lun Hwesio dan Kian Bun Hwesio sealiran
  dengan mereka berdua, bahkan juga diajarkan oleh
  Suhu mereka sendiri. Karena sebagaimana diketahui,
  Kian Lun Hwesio, Kian Bun Hwesio dan juga Wong Jin
  Liu, justru adalah 3 orang dari angkatan KIAN yang
  dilatih langsung oleh Kian Ti Hosiang dan bukan oleh
  Suhunya yang sudah sangat tua waktu itu.
  Dan setelah beberapa saat, Thian Ki Hwesio dan Kwi
  Song menyelesaikan Samadhi mereka. Meski hanya
  sejam lebih belaka tetapi keduanya merasakan
  kemajuan yang cukup menggembirakan. Karena itu,
  keduanya mengucapkan terima kasih melalui suara
  meski tanpa balasan tetapi mereka yakin, salah satu
  dari kedua susiok mereka itu masih hidup. Setelah
  sekali lagi memberi hormat kemakam Kian Ti Hosiang
  akhirnya keduanyapun langsung meninggalkan Siauw
  Lim Sie. Atas petunjuk yang diperoleh Kwi Song siang
  tadi, keduanyapun berusaha menjejaki kepergian
  Wong Jin Liu dan pada akhirnya mereka berdua
  kehilangan jejak di hutan lebat sebelah barat Siong
  San yang memang terkenal dengan hutan dan
  pepohonan besar dan masih perawan. Wong Jin Liu
  benar-benar cerdik memilih area tersebut sebagai
  pelariannya.
  Maka pada hari itu juga dari Siauw Lim Sie, keluar
  beberapa orang yang sangat hebat dan
  berkepandaian tinggi. Wong Jin Liu tokoh ambisius
  yang berkepandaian sangat tinggi, sebetul nya bukan
  seorang yang jahat, tetapi terlampau fanatic dalam
  ilmu silat dan selalu ingin berada di puncak tertinggi.
  Bersamanya lolos dua buah kitab pusaka dari Siauw
  Lim Sie, dan inilah yang menyebabkan pihak Siauw
  Lim Sie menetapkannya sebagai buronan. Dan
  bersamaan dengan itu, secara sangat rahasia karena
  takut menimbulkan gejolak di Rimba Persilatan
  Tionggoan dan tanpa banyak orang yang tahu,
  Ciangbundjin Siauw Lim Sie sudah menugaskan Thian
  Ki Hwesio dan didukung Souw Kwi Song untuk
  berkelana di dunia persilatan memburu Wong Jin Liu.
  Ada sebuah pesan Ciangbundjin yang disampaikan
  melalui Kong Hian Hwesio yakni, “Dan kalian, jangan
  pernah kembali ke Siauw Lim Sie dahulu sebelum
  menyelesaikan masalah ini …..”. Pesan tersebut
  dikeluarkan dalam keadaan Siauw Lim Sie yang
  sangat tegang dan mencekam. Kong Hian Hwesio
  baru menyadari sedikit kekeliruan tersebut ketika
  berdiskusi lagi dengan Kong Sian Hwesio, Siauw Lim
  Sie Ciangbundjin beberapa saat kemudian ketika
  mereka sadar bahwa Thian Ki Hwesio dan Souw Kwi
  Song sudah meninggalkan Kuil Siauw Lim S

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>