Quantcast
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Teror Manusia Bangkai - 20

Cerita Silat | Teror Manusia Bangkai | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Teror Manusia Bangkai | Cersil Sakti | Teror Manusia Bangkai pdf

Pendekar Rajawali Sakti - 147. Tongkat Sihir Dewa Api Cersil indo Tawanan Datuk Sesat Cersil mwb Kelelawar Hijau Pendekar Seratus Hari - S.D Liong Cersil indo Raja Iblis Tanpa Tanding

tuk saling membunuh!" ujar Kala Demit.
  "Beres! Aku sudah tahu peraruran di sini sejak kecil!" Surya Praga menimpali.
  "Sialan...!" maki pemuda berwajah muram itu, sambil bersiap-siap melakukan serangan.
  Surya Praga segera mengerahkan jurus 'Meng-usir Lalat Menggapai Matahari 039; pada tingkat lebih tinggi. Sedangkan Kala Demit mengerahkan jurus 'Di bawah Pancuran Menghantam Setan'. Inilah jurus yang paling berbahaya dari Partai Giling Wesi. Sehingga Surya Praga tidak dapat bersikap gegabah dalam menghadapi serangan-serangan gencar lawannya.
  "Hiyaaa...!"
  Surya Praga menenang ke depan. Satu tendangan menyilang dilancarkannya. Tapi, serangan itu dapat mudah dihindari Kala Demit. Malah setelah menggeser langkahnya ke samping kiri, Kala Demit menghantamkan kaki dan tangannya ke bagian dada dan perut Surya Praga secara beruntun dan cepat bukan main.
  Surya Praga mencoba berkelit dengan melompat mundur sejauh satu batang tombak. Maka se-rangan kaki Kala Demit luput. Tapi tangan kanannya terus bergerak menjangkau ke depan. Dan....
  Buk!
  "Wuagkh...!"
  Surya Praga berteriak kesakitan. Dari mulutnya menyembur darah kentat. Semua orang yang menyaksikan pertarungan terkesiap. Tapi, tidak seorang pun yang hadir menghentikan pertarungan. Karena, mereka menilai masih dalam batas- batas yang wajar.
  Dengan langkah terhuyung-huyung, Surya Praga bangkit berdiri. Kedua rahangnya tampak menggembung. Dia sendiri sesungguhnya merasa heran terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya.
  Terpukul atau sampai roboh dalam satu per-tandingan adalah yang sangat biasa. Tapi sekarang, dia menjadi marah? Surya Praga tidak sempat lagi memikirkan keanehan yang terjadi pada dirinya. Satu-satunya yang terlintas dalam pikirannya adalah, bagaimana membunuh lawan tandingnya secepat mungkin!
  Sebaliknya, yang terjadi terhadap Kala Demit juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Surya Praga. Dia merasa pemuda yang berdiri tegak di depannya bukan lagi sebagai lawan tanding. Tapi, merupakan musuh bebuyutan yang harus dibunuh! Bedanya, Kala Demit masih berusaha menghilangkan pengaruh bisikan- bisikan seseorang yang terus mengacaukan pikirannya.
  Kala Demit menggelengkan kepala berulang-ulang. Tapi pengaruh bisikan yang menganjurkan agar mereka saling bunuh, tak juga hilang dari telinganya.
  "Keparat! Siapa yang mengacaukan semua ini!" desis Kala Demit.
  Rupanya, Surya Praga mendengar makian Kala Demit yang disangka ditujukan pada dirinya. Maka, pemuda ini pun mendengus geram.
  "Bangsat! Kau memakiku! Rasakan pembalas-anku!"
  Baru selesai Surya Praga berkata seperti itu, tubuhnya telah melesat ke depan menerjang Kala Demit dengan gencarnya.
 
  ***
 
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>