Quantcast
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Pedang Bayangan - 16

Cerita Silat | Pendekar Pedang Bayangan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pendekar Pedang Bayangan | Cersil Sakti | Pendekar Pedang Bayangan pdf

Pendekar Rajawali Sakti - 148. Putri Randu Walang Cersil indo Lorong batas dunia Pendekar Rajawali Sakti - 149. Teror Manusia Bangkai Pendekar Romantis - Skandal Hantu Putih Pendekar Rajawali Sakti - 150. Orang-Orang Atas Angin


 
  6
 
  Langsung terdengar ledakan, begitu beberapa buah benda sebesar kepalan tangan melesat ke arah Ki Sukma Agung dan yang lainnya. Asap hitam tebal keluar dari benda-berida itu menyelimuti keadaan di sekitarnya, sehingga menghalangi pandangan.
  Wuuut! Set!
  "Awas, serangan gelap!" teriak Rangga, kembali memperingatkan.
  Pendekar Rajawali Sakti sendiri melompat ke atas. Dan seketika kedua tangannya menghentak, mengerahkan seperempat tenaga dalam untuk menghalau asap hitam tebal itu lewat aji 'Bayu Bajra'.
  "Heaaa...!"
  Wuuus...!
  Begitu angin bagai topan dari aji 'Bayu Bajra' bertiup, asap hitam itu bergerak cepat ke satu arah. Dan sebagian besar buyar disapu angin kencang ciptaan Pendekar Rajawali Sakti. Namun bersamaan dengan itu pula, berlompatan beberapa sosok tubuh berseragam merah langsung menyerang.
  "Yeaaa...!"
  "Kurang ajar...!" maki Ki Sukma Agung, langsung balas menghajar.
  Trang! Tring!
  Bet!
  Ki Sukma Agung adalah seorang tokoh ahli memainkan senjata tongkat. Dan sejauh ini, belum seorang pun yang mampu mengimbanginya. Dengan senjatanya, dia berusaha menghalau serangan orang-orang berseragam merah yang bukan main gencarnya.
  "Mereka yang kau katakan orang-orang Lembah Darah?! " teriak Ki Arga Wampu di sela-sela pertarungan.
  "Ya! Merekalah orangnya...! "
  "Kalau begitu, jangan dikasih hati!" sahut Ki Arga Wampu.
  Setelah berkata demikian, orang tua ini bergerak cepat menghantam lawan-lawannya. Dua orang langsung memekik kesakitan ketika pukulannya tepat menghantam dada.
  "Heaaat...!"
  Tiga orang berbaju merah yang lain langsung berkelebat ke arahnya!
  Jumlah para pengeroyok sekitar dua puluh orang lebih. Dan rata- rata memiliki kepandaian hebat. Namun begitu, orang-orang yang dihadapi pun tidak bisa dianggap sembarangan. Dalam waktu singkat, mereka jatuh bangun dihajar Ki Sukma Agung dan kawan- kawannya.
  "Mundur...!"
  Mendadak terdengar bentakan keras. Dan ber- samaan dengan itu, muncul beberapa tokoh lain yang mengurung Ki Sukma Agung beserta yang lain. Jumlah mereka sebelas. Dan melihat gerak-geriknya, kesebelas orang ini memiliki kemampuan lebih hebat ketimbang yang tadi mengurung.
  Seorang yang bertubuh besar berkumis tebal, maju mendekati seraya berkacak pinggang.
  "Sebaiknya, kau serta kawan-kawanmu me-nyerah!" desis laki-laki itu dengan pandangan menganggap rendah.
  "Huh! Segala budak iblis hendak mengaturku! Heh! Lebih baik kalian saja yang menyerah!" sahut Ki Sukma Agung, sengit.
  "Kurang ajar! Serang mereka...!" bentak orang itu.
  "Yeaaa...!"
  Bersamaan dengan itu, mereka berlompatan menyerang dengan senjata terhunus. Beberapa orang melemparkan benda-benda yang tadi bisa meletup, menimbulkan asap hitam tebal.
  Plak!
  Wut! Trang!
  Ki Sukma Agung mengayunkan tongkat. Dan salah satu benda itu terhajar tongkatnya, dan me- layang ke tempat lain. Namun beberapa buah lagi sempat jatuh di dekat mereka, langsung menimbulkan asap tebal.
  "Brengsek...! " maki Rangga kesal.
  Pendekar Rajawali Sakti tidak sempat meng-gunakan aji 'Bayu Bajra' untuk menghalau asap tebal itu, karena lawan-lawannya telah lebih dulu menyerang dari jarak dekat. Sehingga mau tidak mau terpaksa harus diladeni.
  "Huh! Uts...!"
  Bret!
  "Aaa...!'
  Rangga bisa merasakan serangan orang-orang berbaju merah itu cepat, dan tidak terduga dalam keadaan tertutup asap tebal dan hitam begini. Kalau saja tidak mengandalkan pendengarannya tajam, bukan tidak mungkin lawan akan mampu mencelakainya.
  Bret...!
  "Aaakh...! Tolooong...! "
  Terdengar teriakan yang membuat pemuda itu terkejut. Sebab disadari kalau teriakan itu berasal dari salah seorang kawan Lesmana.
  "Kurang ajar...!" Pendekar Rajawali Sakti men-dengus geram.
  Seorang lagi di pihak para pendekar terluka. Entah siapa. Karena, tak ada seorang pun menge-tahui. Namun para penyerang itu seperti menge-tahui sasaran dengan jelas. Dan mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh asap hitam ini. Padahal, Rangga dan kawan- kawannya merasakan kerongkongan seperti tercekat. Bahkan kepala mereka mulai pusing disertai pandangan mata berkunang-kunang.
  "Heaaa.!"
  Wur...!
 
  ***
 
  Pemuda itu membentak. Dan bersamaan dengan itu, dilepaskannya aji 039;Bayu Bajra'. Seketika angin kencang laksana badai topan menderu-deru di sekitar tempat ini. Bukan saja asap hitam yang menyelimuti mereka lenyap. Tapi beberapa lawan yang berada di depannya, melompat tinggi sambil menghindari dari terpaan ajian itu.
  "Yeaaa...!"
  Plak! Begkh!
  Tiga orang lawan terjungkal roboh ketika Pendekar Rajawali Sakti mengejar dan melakukan serangan kilat. Pemuda itu menoleh sekilas, dan melihat dua orang kawan Lesmana tewas berlumuran darah. Sementara, Ki Sukma Agung dan Lesmana mulai kerepotan. Hanya, Ki Arga Wampu dan dirinya saja yang mampu bertahan. Rangga sempat terkejut ketika orang tua itu mengeluarkan aji saktinya yang mampu membuat dirinya berjumlah banyak. Sehingga, orang-orang berbaju merah itu terkecoh.
  "Gila! Hebat juga ilmu orang tua itu! " desis Rangga memuji.
  Pendekar Rajawali Sakti sendiri sambil meng-hajar lawan- lawannya, bergerak mendekati Les-mana dan Ki Sukma Agung yang mulai terluka dan terdesak hebat. Agaknya, hal itu pula yang dilakukan Ki Arga Wampu.
  "Ki Arga Wampu! Apakah tidak sebaiknya kita mundur dulu? Ki Sukma Agung dan Lesmana mulai terdesak!" bisik Rangga dengan suara sedikit keras.
  "Hm... Sebenarnya aku masih kesal terhadap mereka. Tapi apa yang kau katakan benar. Bawa mereka menjauh. Biar kutahan yang lainnya. Ayo cepat!" ujar Ki Arga Wampu.
  "Baiklah...!"
  Rangga segera mencengkeram, menarik lengan kanan Lesmana dan mengambil alih pedang yang berada di tangan kanannya. Kemudian, diberinya isyarat pada Ki Sukma Agung untuk segera lari dari tempat ini.
  "Ayo, cepaaat! "
  "Yeaaa...!"
  Baru saja kedua orang itu hendak melompat ke punggung kuda, lima orang berseragam merah langsung menghunuskan senjata langsung menerjang. Namun dengan gesit Rangga memapak serangan. Pedang Lesmana yang berada di tangannya, berkelebat cepat.
  Dua orang kontan terjungkal roboh dengan perut robek. Seorang lagi tangannya putus. Rangga cepat menyambar pedang dalam genggaman tangan lawan, lalu pedang Lesmana dilemparkan pada pemiliknya.
  "Lekas kalian pergi lebih dulu! Aku akan me-nyusul...!" teriak Rangga, seraya memapaki dua orang lawan yang berada di dekatnya.
  Trang! Bret!
  "Wuaaa...!"
  Pedang di tan

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>