Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Pedang Bayangan - 22

$
0
0
Cerita Silat | Pendekar Pedang Bayangan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Pendekar Pedang Bayangan | Cersil Sakti | Pendekar Pedang Bayangan pdf

Pendekar Rajawali Sakti - 148. Putri Randu Walang Cersil indo Lorong batas dunia Pendekar Rajawali Sakti - 149. Teror Manusia Bangkai Pendekar Romantis - Skandal Hantu Putih Pendekar Rajawali Sakti - 150. Orang-Orang Atas Angin


  8
 
  Senja baru saja berlalu, dan sebentar lagi ma-lam tiba. Suasana di tempat ini terasa gelap dan sedikit menyeramkan. Lembah Darah terlihat laksana sebuah lubang gelap, membuat setiap orang bergidik ngeri bila berada di dekatnya. Apalagi mereka yang menuju ke sana, akan berpikir seribu kali. Jangankan di malam hari. Bahkan di siang hari sekalipun, mereka akan menghindar jauh-jauh.
  Namun tidak demikian halnya bagi Ki Sukma Agung dan kawan-kawannya. Dengan mengendap-endap dan kewaspadaan tinggi, mereka bergerak mendekati lembah itu. Tujuannya sudah jelas. Ke sarang penguasa lembah ini, Iblis Rambut Merah!
  "Masih jauh tempat mereka?" tanya Rangga, pelan di telinga Lesmana yang berada di dekatnya.
  "Sebentar lagi. Kita harus melewati jembatan kecil di depan sana. Dan setiba di seberang, maka kewaspadaan harus tinggi. Sebab, anak buah lblis Rambut Merah selalu berkeliaran di sana' jelas Lesmana.
  Mereka tiba di dekat sebuah sungai kecil yang lebarnya kurang dari dua tombak. Di situ, ada se-buah jembatan bambu yang menghubungkan ke-dua tepinya.
  Lesmana memberi isyarat agar mereka berhenti sejenak. Dalam hal ini, dia bertindak sebagai penunjuk jalan. Sebab di antara yang lain, hanya dia yang paling mengetahui seluk-beluk daerah ini.
  "Sebaiknya berhati-hati dan tingkatkan ke-waspadaan!" ujar Lesmana berbisik.
  Jumlah mereka hanya berenam. Namun begitu, tekad yang dimiliki sangat kuat. Ki Sukma Agung sendiri sengaja tidak membawa serta murid- muridnya. Sehingga bila terjadi pertarungan, tidak akan begitu banyak korban.
  Baru saja mereka berada di seberang sungai, mendadak dua sosok tubuh berkelebat menyambar dari depan. Sedangkan beberapa orang lagi menyambar dari samping kanan dan kiri.
  "Awaaas! " Rangga memperingatkan, seraya menundukkan kepala.
  "Yeaaa…!"
  Bila yang lainnya langsung menghindar dari serangan gelap, maka Akira Yamamoto tidak mempedulikannya. Pemuda itu mendengus geram. Ketika dua sosok tubuh menyambar dengan senjata terhunus, pedangnya tercabut menyambut serangan.
  Trang! Bret!
  "Aaakh...! "
  Dua penyerang gelap itu kontan memekik, dan ambruk seketika tidak jauh darinya. Pendekar Pedang Bayangan mendengus sinis. Lalu serangannya dilanjutkan kepada beberapa orang lagi yang mencelat ke arahnya.
  "Yeaaa! "
  Akira Yamamoto membentak. Pedangnya langsung berkelebat. Beberapa orang lagi tewas di tangannya. Kini pemuda itu melompat, mengikuti yang lain. Mereka kini terus menerobos ke sebuah bangunan cukup besar yang terlihat dari sini.
  "Itu Istana Iblis Rambut Merah! " tunjuk Lesmana.
  "Huh! Percuma kita sembunyi-sembunyi. Dia pasti telah mengetahuinya sejak tadi. Lebih baik, kita hadapi saja apa yang terjadi sambil menerobos ke dalam! " dengus Ki Sukma Agung.
  Apa yang dikatakan orang tua itu tidak salah. Buktinya dalam waktu singkat, anak buah Iblis Rambut Merah keluar dari sarang dan langsung menyerang. Kali ini siasat yang digunakan lebih licik lagi. Mereka mengurung, lalu beberapa orang menyerang. Sementara yang lainnya mengambil kesempatan untuk menjerat dengan jala atau tali. Bukan hanya itu saja. Mereka juga melemparkan asap pembius ke tengah tengah Ki Sukma Agung beserta kawan-kawannya.
  "Kurang ajar..!" Rangga menggeram.
  Pendekar Rajawali Sakti sudah bisa menduga rencana mereka. Karena, beberapa kali pernah bentrok. Dan ini tidak membuatnya kaget. Demikian pula dengan yang lainnya. Mereka lompat menghindar sambil balas menyerang. Pendekar Rajawali Sakti menghantam dengan aji 039;Bayu Bajra'. Sehingga dalam sekejap, terasa angin kencang bersiur laksana badai topan, memporak-porandakan para pengeroyok.
  Di tempat lain, pedang Akira Yamamoto berke-lebat mencari korban. Demikian halnya tongkat di tangan Ki Sukma Agung. Sedang Ki Arga Wampu dan Nyai Galih Rukmi tidak kalah hebatnya menghantam lawan.
  Sebenarnya, Ki Arga Wampu memiliki sebilah pedang pendek yang terselip di pinggang. Namun menghadapi lawan seperti mereka, agaknya dirasa belum perlu untuk menggunakannya. Lain halnya si Tabib Sakti Kuncir Emas yang memang sedikit ugal ugalan. Dengan senjata sebuah kebutan yang ujungnya terbuat dari serat berwarna keemasan, dia menghantam lawan tanpa kenal ampun. Orang yang terkena kebutannya pasti tewas dengan dada remuk atau batok kepala pecah.
  Para jumlah pengeroyok memang tidak se- banyak siang tadi ketika mengepung tempat Ki Sukma Agung. Namun tingkat kepandaian mereka lebih hebat. Namun begitu, sama sekali tidak membuat Ki Sukma Agung dan kawan-kawannya menjadi repot. Mereka mampu menumpas, bahkan dalam waktu yang tidak lama.
  Jumlah para pengeroyok tinggal sedikit lagi ketika sesosok tubuh berkelebat dari dalam ba-ngunan di depan.
  "Ha ha ha...! Ternyata kalian begitu nekat mendatangi tempatku ini, meski harus menjemput maut.. !"
  Wusss...!"
 
  ***
  Suara ketawa yang berkumandang agaknya bukan sembarangan, karena diiringi pengerahan tenaga dalam hebat. Ki Sukma Agung dan kawan-kawannya sempat bergetar. Tubuh mereka terhu-yung-huyung ke belakang oleh terpaan angin kencang yang dilepaskan sesosok bayangan itu. Bahkan anak buah Iblis Rambut Merah yang tersisa terpelanting, dan tewas dengan tubuh mengucurkan darah segar dari setiap lubang yang ada di tubuhnya.
  "Bangsaaat...!" Rangga menggeram.
  Pendekar Rajawali Sakti balas menyerang, mengerahkan aji Bayu Bajra'. Sehingga daerah di sekitarnya seperti dilanda angin topan, ketika dua pukulan itu beradu.
  "Ha ha ha...! Hebat! Hebat! Pantas saja kalian berani menyatrorti tempatku ini. Kiranya ada seseorang yang bisa diandalkan untuk menghadapiku!" kata sosok bayangan itu, setelah menghentikan tawanya.
  Sesosok bayangan ini kemudian melompat kebelakang, lalu berdiri tegak mengawasi mereka dengan seksama. Sehingga kini yang lain bisa melihat jelas, siapa sesosok tubuh tinggi dan berbadan besar memakai jubah merah. Demikian pula warna baju dan rambutnya.
  "Dialah si Iblis Rambut Merah!" desis Lesmana memberitahu.
  "Hm. Begini rupanya tampang bajingan itu!" sahut Nyai Galih Rukmi mendengus sinis.
  "Iblis Rambut Merah! Kau salah menduga. Di sini tidak hanya seorang yang bisa diandalkan untuk menghancurkan kezalimanmu. Tapi, kami semua mampu melakukannya!" seru Ki Sukma Agung.
  "Begitukah? Ingin kulihat, apakah ucapanmu itu benar. Sebab, kalau tidak akan mampus! Ha ha ha...!"
  Iblis Rambut Merah mendadak menghantam tangan kanannya ke depan. Dan tahu-tahu, di belakang Ki Arga Wampu dan kawan-kawannya ter cipta kobaran api besar yang mengurung dengan cepat. Mereka mulai panik. Namun, Ki Arga Wampu cepat berteriak.
  "Jangan terkecoh! Ini hanya tipuannya saja. Api ini tidak ada!"
  "Huh. Keparat!" dengus Akira Yamamoto geram.
  Pendekar Pedang Bayangan gesit menyerang lawan. Namun Iblis Rambut Merah telah siap menghadapinya dengan mele

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>