Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Pendekar Rajawali Sakti - 150. Orang-Orang Atas Angin Pendekar Rajawali Sakti - 152. Istana Goa Darah Wiro Sableng 6 - Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Wiro Sableng 21 - Neraka Puncak Lawu Pendekar Rajawali Sakti - 153. Pemuas Nafsu Iblis
uar Negeri, DEWI ZENDA yang juga adalah WAKIL DUTA LUAR. Selain mereka, nampaknya ada beberapa tokoh hebat lain dari Bengkauw Persia, tetapi masih belum ketahuan identitas dan apa jabatan mereka dalam struktur Bengkauw Pusat di Persia. Adalah Jendral Aryzab, sang Hu Kauwcu yang masih belum muncul, padahal dalam kunjungan sebelumnya, justru tokoh ini yang memimpin rombongan. Apakah dia tidak munculkan diri sekali ini? Mungkin belum, karena pemimpin rombongan kelihatannya adalah Dewi Vasmine, Jendral Aryobazram dan Hydarnes. Mereka bertiga yang berdiri di depan memimpin rombongan, baru kemudian terlihat dua orang tokoh lainnya di belakang mereka, berpakaian seperti panglima perang. Mungkin mereka adalah pemimpin prajurit Bengkauw Persia yang juga datang dalam jumlah yang tidak kecil, mungkin ada sekitar 100an orang dan berjalan secara tertib dan sangat tegap melangkah di mata para tokoh persilatan Tionggoan yang memadati jalanan yang mereka lalui. Sedikitpun rombongan itu tidak menoleh dan tidak menyapa sekelilingnya meski mereka menemukan begitu banyak manusia yang bergerombol sepanjang jalan menuju Ang In San.
Sehari setelah rombongan Bengkauw Persia tiba dan kemudian berkemah di ujung selatan Ang In Kok, berdatangan tokoh-tokoh hebat. Terutama yang sangat terkenal dan dimalui orang yakni Kong Sian Hwesio, Siauw Lim Sie Ciangbundjin yang datang dengan didampingi Kong Hian Hwesio yang juga adalah Suheng dan sekaligus menjadi Wakil Ciangbundjin. Bersama rombongan ini, terlihat hadir juga beberapa murid Siauw Lim Sie dari angkatan di bawah Siauw Lim Sie Ciangbundjin tersebut. Total kehadiran mereka berjumlah 12 orang dengan dipimpin langsung oleh Ciangbundjin Siauw Lim Sie.
Kehadiran petinggi Siauw Lim Sie ini menambah rebut dan ramainya diskusi antara para pendekar yang beberapa diantara mereka menyapa dan disapa hangat oleh sang Ciangbundjin yang memang ramah dan terkenal welas asih itu. Sebagai pintu salah satu pintu perguruan utama di Siauw Lim Sie, maka kehadiran mereka tentu saja sangat diharapkan dan sangatlah penting.
Belum lagi habis percakapan dan diskusi antara para pendekar dan pendatang yang bergerombol sepanjang jalan menuju markas Bengkauw, beberapa jam kemudian tiba secara bersamaan dan dalam satu rombongan Pangcu Kaypang Ciu Sin Sinkay bersama Kaypang Cap It Hohan dan juga Thian Hoat Todjin, Ciangbundjin Party ternama lainnya yakni Bu Tong Pay. Rombongan mereka juga terdiri dari anak murid yang cukup banyak, jika dijumlahkan ada hampir 30an orang yang mewakili keduanya, rombongan Kaypang dan rombongan Bu Tong Pay. Dan kedatangan mereka, juga segera disambut dengan ulasan, diskusi, analisa mengenai kekuatan Bu Tong Pay dan juga kekuatan Kaypang. Keduanya memang sudah menjejeri kehebatan Siauw Lim Sie sejak puluhan atau mungkin ratusan tahun terakhir dan membuat nama besar kedua perguruan atau pang tersebut menjadi berkibar luar biasa dan sangatlah dihormati dan dimalui oleh sesama perguruan di Tionggoan.
Beberapa saat kemudian, kembali muncul rombongan yang lain. Sekali ini datang dalam jumlah yang cukup banyak, rombongan yang cukup banyak, beberapa perguruan yang datang secara serentak: Thian San Pay dengan Tik Hong Peng yang menjadi Ciangbundjin, kemudian Lembah Saldju Bernyanyi dengan Tham Beng Kui dan Cui Giok Lie dimana Thian San Pay dan Lembah Saldju Bernyanyi datang dengan jumlah rombongan terbatas. Baik Tik Hong Peng maupun Tham Beng Kui hanya ditemani beberapa orang saja. Sementara rombongan lain yang bergabung adalah Cin Ling Pay, Kun Lun Pay, Tiam Jong Pay, utusan Lembah Siau Yau Kok dan beberapa perguruan kecil lainnya. Rombongan ini menjadi rombongan kedua terbesar setelah rombongan Bengkauw Persia dan menutup kehadiran dan kedatangan tamu yang akan menghadiri pibu pada 3 hari sebelum pibu berlangsung di Ang In Kok.
Dan di hari selanjutnya, tepatnya dua hari sebelum pibu, datang dan hadir tamu yang cukup istimewa.
Yakni datang secara bersamaan tamu dari Lam Hay Bun, yakni Lamkiong Tiong Hong dan Lamkiong Sian Li dengan didampingi oleh Liu Kong yang menjadi Hu Tocu Lam Hay Bun. Bersama mereka ada kurang lebih 5 orang anak murid Lam Hay Bun lainnya yang datang dan hadir di Markas Bengkauw sebagai tamu dan sekaligus meninjau suasana pibu dahsyat ini.
Kemudian, juga hadir tokoh hebat dari Pulau Awan Putih, Kwan Siok Bu yang hadir bersama Kwan Siok Bi adiknya dan juga Kwan Hong Li anak perempuan satu-satunya. Dan dari Pulau Awan Putih hanya mereka bertiga yang datang, tetapi meski demikian, mereka bertiga justru memiliki kepandaian yang sangat dahsyat karena merupakan tokoh-tokoh terlihay di kalangan Pulau Awan Putih di Laut Selatan.
Kedatangan dan kehadiran Lamkiong Sian Li dan Kwan Hong Li memberi warna yang lain dan menghadirkan kesegaran karena kecantikan mereka yang sangat khas. Apalagi Kwan Hong Li yang lebih polos dan ramah serta tidak gengsi dan menjaga jarak untuk menyapa para pendekar yang sudah beberapa hari bergerombol sepanjang jalan untuk mengenali tokoh-tokoh besar dunia persilatan yang hadir. Keluwesan serta kepolosan Kwan Hong Li memancing dan menular ke Lamkiong Sian Li yang mencoba untuk bersikap luwes seperti Hong Li. Jadilah mereka berdua bahan perbincangan para pendekar dan penggerombol yang memenuhi jalan menuju Ang In Kok dan Ang In San. Tentu saja dengan sangkaan yang jauh dari kenyataan, karena keduanya adalah tokoh hebat di Pulau masing-masing dan tentu saja memiliki kepandaian dahsyat dan bukan kepandaian biasa-biasa saja.
Setelah kedatangan Lam Hay Bun dan Pulau Awan Putih, beberapa jam kemudian tiba rombongan Lembah Pualam Hijau yang diwakili oleh Nenggala, Kiang Li Hwa, Kiang Liong, Kiang Hong dan Tan Bi Hiong, Kiang Sun Nio adik Kiang Ceng Liong si gadis remaja yang semakin cantik terlihat dan semakin nampak kesegaran sekaligus semakin matang.
Bersama mereka, juga datang Barisan 6 Pedang tetapi tidak terliha
Pendekar Rajawali Sakti - 150. Orang-Orang Atas Angin Pendekar Rajawali Sakti - 152. Istana Goa Darah Wiro Sableng 6 - Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga Wiro Sableng 21 - Neraka Puncak Lawu Pendekar Rajawali Sakti - 153. Pemuas Nafsu Iblis
uar Negeri, DEWI ZENDA yang juga adalah WAKIL DUTA LUAR. Selain mereka, nampaknya ada beberapa tokoh hebat lain dari Bengkauw Persia, tetapi masih belum ketahuan identitas dan apa jabatan mereka dalam struktur Bengkauw Pusat di Persia. Adalah Jendral Aryzab, sang Hu Kauwcu yang masih belum muncul, padahal dalam kunjungan sebelumnya, justru tokoh ini yang memimpin rombongan. Apakah dia tidak munculkan diri sekali ini? Mungkin belum, karena pemimpin rombongan kelihatannya adalah Dewi Vasmine, Jendral Aryobazram dan Hydarnes. Mereka bertiga yang berdiri di depan memimpin rombongan, baru kemudian terlihat dua orang tokoh lainnya di belakang mereka, berpakaian seperti panglima perang. Mungkin mereka adalah pemimpin prajurit Bengkauw Persia yang juga datang dalam jumlah yang tidak kecil, mungkin ada sekitar 100an orang dan berjalan secara tertib dan sangat tegap melangkah di mata para tokoh persilatan Tionggoan yang memadati jalanan yang mereka lalui. Sedikitpun rombongan itu tidak menoleh dan tidak menyapa sekelilingnya meski mereka menemukan begitu banyak manusia yang bergerombol sepanjang jalan menuju Ang In San.
Sehari setelah rombongan Bengkauw Persia tiba dan kemudian berkemah di ujung selatan Ang In Kok, berdatangan tokoh-tokoh hebat. Terutama yang sangat terkenal dan dimalui orang yakni Kong Sian Hwesio, Siauw Lim Sie Ciangbundjin yang datang dengan didampingi Kong Hian Hwesio yang juga adalah Suheng dan sekaligus menjadi Wakil Ciangbundjin. Bersama rombongan ini, terlihat hadir juga beberapa murid Siauw Lim Sie dari angkatan di bawah Siauw Lim Sie Ciangbundjin tersebut. Total kehadiran mereka berjumlah 12 orang dengan dipimpin langsung oleh Ciangbundjin Siauw Lim Sie.
Kehadiran petinggi Siauw Lim Sie ini menambah rebut dan ramainya diskusi antara para pendekar yang beberapa diantara mereka menyapa dan disapa hangat oleh sang Ciangbundjin yang memang ramah dan terkenal welas asih itu. Sebagai pintu salah satu pintu perguruan utama di Siauw Lim Sie, maka kehadiran mereka tentu saja sangat diharapkan dan sangatlah penting.
Belum lagi habis percakapan dan diskusi antara para pendekar dan pendatang yang bergerombol sepanjang jalan menuju markas Bengkauw, beberapa jam kemudian tiba secara bersamaan dan dalam satu rombongan Pangcu Kaypang Ciu Sin Sinkay bersama Kaypang Cap It Hohan dan juga Thian Hoat Todjin, Ciangbundjin Party ternama lainnya yakni Bu Tong Pay. Rombongan mereka juga terdiri dari anak murid yang cukup banyak, jika dijumlahkan ada hampir 30an orang yang mewakili keduanya, rombongan Kaypang dan rombongan Bu Tong Pay. Dan kedatangan mereka, juga segera disambut dengan ulasan, diskusi, analisa mengenai kekuatan Bu Tong Pay dan juga kekuatan Kaypang. Keduanya memang sudah menjejeri kehebatan Siauw Lim Sie sejak puluhan atau mungkin ratusan tahun terakhir dan membuat nama besar kedua perguruan atau pang tersebut menjadi berkibar luar biasa dan sangatlah dihormati dan dimalui oleh sesama perguruan di Tionggoan.
Beberapa saat kemudian, kembali muncul rombongan yang lain. Sekali ini datang dalam jumlah yang cukup banyak, rombongan yang cukup banyak, beberapa perguruan yang datang secara serentak: Thian San Pay dengan Tik Hong Peng yang menjadi Ciangbundjin, kemudian Lembah Saldju Bernyanyi dengan Tham Beng Kui dan Cui Giok Lie dimana Thian San Pay dan Lembah Saldju Bernyanyi datang dengan jumlah rombongan terbatas. Baik Tik Hong Peng maupun Tham Beng Kui hanya ditemani beberapa orang saja. Sementara rombongan lain yang bergabung adalah Cin Ling Pay, Kun Lun Pay, Tiam Jong Pay, utusan Lembah Siau Yau Kok dan beberapa perguruan kecil lainnya. Rombongan ini menjadi rombongan kedua terbesar setelah rombongan Bengkauw Persia dan menutup kehadiran dan kedatangan tamu yang akan menghadiri pibu pada 3 hari sebelum pibu berlangsung di Ang In Kok.
Dan di hari selanjutnya, tepatnya dua hari sebelum pibu, datang dan hadir tamu yang cukup istimewa.
Yakni datang secara bersamaan tamu dari Lam Hay Bun, yakni Lamkiong Tiong Hong dan Lamkiong Sian Li dengan didampingi oleh Liu Kong yang menjadi Hu Tocu Lam Hay Bun. Bersama mereka ada kurang lebih 5 orang anak murid Lam Hay Bun lainnya yang datang dan hadir di Markas Bengkauw sebagai tamu dan sekaligus meninjau suasana pibu dahsyat ini.
Kemudian, juga hadir tokoh hebat dari Pulau Awan Putih, Kwan Siok Bu yang hadir bersama Kwan Siok Bi adiknya dan juga Kwan Hong Li anak perempuan satu-satunya. Dan dari Pulau Awan Putih hanya mereka bertiga yang datang, tetapi meski demikian, mereka bertiga justru memiliki kepandaian yang sangat dahsyat karena merupakan tokoh-tokoh terlihay di kalangan Pulau Awan Putih di Laut Selatan.
Kedatangan dan kehadiran Lamkiong Sian Li dan Kwan Hong Li memberi warna yang lain dan menghadirkan kesegaran karena kecantikan mereka yang sangat khas. Apalagi Kwan Hong Li yang lebih polos dan ramah serta tidak gengsi dan menjaga jarak untuk menyapa para pendekar yang sudah beberapa hari bergerombol sepanjang jalan untuk mengenali tokoh-tokoh besar dunia persilatan yang hadir. Keluwesan serta kepolosan Kwan Hong Li memancing dan menular ke Lamkiong Sian Li yang mencoba untuk bersikap luwes seperti Hong Li. Jadilah mereka berdua bahan perbincangan para pendekar dan penggerombol yang memenuhi jalan menuju Ang In Kok dan Ang In San. Tentu saja dengan sangkaan yang jauh dari kenyataan, karena keduanya adalah tokoh hebat di Pulau masing-masing dan tentu saja memiliki kepandaian dahsyat dan bukan kepandaian biasa-biasa saja.
Setelah kedatangan Lam Hay Bun dan Pulau Awan Putih, beberapa jam kemudian tiba rombongan Lembah Pualam Hijau yang diwakili oleh Nenggala, Kiang Li Hwa, Kiang Liong, Kiang Hong dan Tan Bi Hiong, Kiang Sun Nio adik Kiang Ceng Liong si gadis remaja yang semakin cantik terlihat dan semakin nampak kesegaran sekaligus semakin matang.
Bersama mereka, juga datang Barisan 6 Pedang tetapi tidak terliha